Memiliki Kakak tiri dengan segudang pesonanya membuat Neira berperang dengan perasaannya.!
Bagaimana bisa Neira harus menahan dirinya untuk tidak menyukai Kakak tirinya dengan semua perhatian yang dia dapatkan juga semua perlakuan manis darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dinginnya Gevan
Rose tersenyum saat melihat Gevan masuk ke dalam kamarnya, berarti Alfar sudah menyampaikan pesannya dan dia senang karena Gevan datang menemuinya.
"Gimana kaki Lo."
"Sakit Ge, pasti terkilir tadi."
Gevan mengangguk dan tidak lama dua anggota PMR datang.
"Kalian obati dulu." Ucap Gevan bergeser dan membiarkan mereka mengobati kaki Rose.
"Aduh, pelan-pelan sakit tau."
"Ini juga usah pelan Rose."
Rose berdecak kesal, dia sedang mencari perhatian Gevan tapi Gevan tampak cuek dan bahkan memainkan ponselnya.
"Lo gak usah banyak gerak, besok udah mendingan."
"Kita keluar dulu Ge."
Gevan mengangguk dan menyimpan Ponselnya.
"Ge, sakit banget ini. Gimana dong besok acara masih lanjut terus gimana gue."
"Lo bisa ijin."
"Tapi kan gak enak sama yang lain."
"Kaki Lo sakit."
Rose terdiam.
"Gue keluar, Api unggun mau di mulai."
"Lo temani gue di sini ya, gue takut sendirian."
"Gue panggil Mila."
Rose kesal Gevan tetap saja cuek, padahal dia sengaja ingin bersama Gevan.
"Rose gimana kaki Lo."
"Tuh."
"Astaga kenapa bisa sih."
"Tau lah, Lo ngapain ke sini."
"Gevan minta gue temani Lo."
Rose membaringkan tubuhnya, membayar Mila menautkan kedua alisnya.
"Wait jangan bilang Lo sengaja ngelakuin ini supaya Gevan perhatian sama Lo."
"Astaga Rose, Lo gak mikir yang ada Lo malah nyiksa diri Lo tau gak."
"Gue kira Gevan bakal peduli, secara dia Ketua BEM harusnya dia tuh tanggung jawab bukan malah cuek."
"Lah dia manusia kutub, Lo juga tau."
"Ih Lo bikin gue tambah kesel tau gak."
"Iya Iya sorry."
Rose terdiam.
Dia sengaja jatuh dan melukai kakinya untuk mendapatkan perhatian Gevan tapi nyatanya tetap saja Gevan cuek kepadanya.
Acara api unggun berjalan lancar, bahkan banyak acara lain. Beberapa dari mereka tampak saling bernyanyi ceria dengan alunan gitar yang mengiringi nyanyian mereka.
Gevan menatap jam yang sudah pukul 10 malam, dia teringat dengan Neira.
Sedang apa bocil itu, apa dia sudah tidur atau bahkan begadang.
Dia pun mengambil ponselnya dan mencari nomor Neira. Dia melakukan Vidia Call dan tidak lam terlihat wajah cantik Neira di layar ponselnya.
"Hai Kak"
Gevan tersenyum dan menatap ruangan yang asing, dia baru ingat jika Neira menginap di rumah Widi.
"Kenapa belum tidur."
"Nei belum ngantuk."
"Tapi ini sudah jam 10, Biasanya Lo udah tidur."
"Hem, bentar Lagi Nei tidur."
Gevan mengangguk tanpa melepaskan tatapannya,,
"Kok ramai Kak, Kakak dimana?"
"Di luar, tuh lagi pada asik nyanyi." Ucap Gevan mengganti manjadi kamera belakang untuk menyorot semua teman-teman nya.
"Kok kakak malah telon Nei, kenapa gak gabung?"
"Gue mau tau Lo udah tidur belum."
"Iya bentar Lagi Nei tidur."
"Ya udah tidur sekarang gue temani."
"Tapi Kak,-
"Tidur Neira."
"Iya"
"Gak usah di matiin Vc nya, Lo penjamin mata Lo."
Neira mengangguk dan meletakkan ponselnya namun tetap Gevan bisa melihat wajah cantiknya.
Perlahan Neira memejamkan matanya.
Gevan masih terus menatapnya hingga terlihat Neira yang sudah nyenyak membuatnya tersenyum.
"Good night bocil."
Gevan menutup telponnya dan berjalan menghampiri semua teman-temannya.
Namun tanpa di sadari, jika Rose melihat juga mendengar semuanya.
Rose mengepalkan tangannya, dia tidak akan membiarkan Gevan bersama wanita lain. Gevan hanya miliknya.
********
Berbeda tempat dimana Alex tampak puas dengan apa yang sudah terjadi bahkan terlihat Elisa yang tersenyum menatapnya.
"Tidurlah, aku pulang dulu." Ucap Alex akan beranjak namun Elisa menahan tangannya.
"Kamu tidur di sini saja, Papi Mami keluar kota jadi aku cuma sendiri di rumah."
Alex tersenyum dan mengangguk.
Dia kembali memeluk Elisa yang masih berada di dalam selimutnya.
Ini lah yang Alex suka dari Elisa karena bisa memuaskan dirinya. Namun tidak lebih dari itu semua. Cinta dan sayang Alex tetap terhadap Neira bagaimana mereka sudah lama bersama dan Neira cinta pertama Alex.
Jika dulu saat bersama Neira Alex begitu menjaganya, berbeda saat bersama Elisa dia bahkan tidak peduli dengannya.
Elisa terlelap dalam pelukan Alex.
Membuat Alex menatapnya dan tersenyum.
Lo hanya perempuan untuk menyenangkan gue saja El, tapi hati gue tetap untuk Neira.
sampai kapan pun Neira tetap yang ada dalam hati gue. Dan setelah gue puas dengan Lo gue bakal balik ke Neira.
________
KEESOKAN HARINYA_
Neira membuka matanya, dia melihat ponselnya yang ternyata sudah mati.
Berarti semalam Gevan benar-benar menemaninya. Neira menautkan alisnya saat Melihat pesan dari Gevan.
Kak Gevan.
-Gue mati in telpon nya karena Lo udah tidur-
Good Night bocil.
Neira tersenyum membacanya, dia merasa jika Gevan begitu baik dan perhatian kepadanya.
"Heh, Pagi-pagi senyum-senyum kesambet Lo."
"Is apa sih Lo."
"Jam berapa sekarang?" Ucap Wika tanpa membuka matanya.
"Jam 7." Ucap Neira
"Ah masih pagi."
Neira menggeleng melihat kedua sahabatnya yang malah kembali tidur.
Sementara dirinya beranjak bangun.
Neira berjalan menuju balkon kamarnya, dia merindukan Mamanya.
"Halo Sayang"
"Mama, Nei kangen. Mama kapan pulang."
Widia tampak tersenyum.
Ini pertama kalinya dia meninggal putrinya lama, biasanya hanya satu dua hari.
"Maaf ya sayang, tapi Mama belum bisa pulang. Papa ternyata ada kerjaan di sini."
"Ya udah tapi Mama juga Papa jaga kesehatan ya."
"Iya sayang, kamu juga jangan telat makan. Jangan merepotkan Kakak kamu. Jangan bandel di sana."
"Iya Ma."
"Kamu lagi dimana Sayang, kok bukan di kamar kamu."
"Oya Nei lupa, Nei nginap di rumah Widi Ma karena Kak Gevan ada acara kampus di bandung."
"Oh ya sudah gapapa sayang."
"Ya udah Nei mau mandi ya Ma, Nei sayang Mama."
"Mama juga sayang Neira."
Neira tersenyum dan menutup panggilannya tanpa beranjak dari balkon.
Dia menghirup udara pagi di sana benar-benar terasa segar.
Ting.
Ponselnya kembali bunyi, Neira membukanya dan matanya membulat saat melihat pesan dari Alex.
Kenapa Alex malah kembali menghubunginya apalagi setelah pertemuan mereka kemarin.
Neira menggeleng dan tidak berniat untuk menjawabnya.
Dia berjalan masuk kembali dan berniat untuk membersihkan tubuhnya.
Walaupun kedua sahabatnya masih tidur namun Neira tidak enak jika bangun siang karena dia tidak berada di rumahnya.
Dert..
Dert,,
Ponsel Neira terus bergetar, panggilan masuk dari Gevan yang sudah berapa kali menghubunginya namun tidak ada jawaban hingga ponselnya kembali bergetar.
Seger banget,, Gumam Neira saat sudah selesai membersihkan tubuhnya namun matanya menatap ponselnya yang menyala.
Kak Gevan
-Belum bangun Hm, jangan Lupa sarapan.-
Sore Gue jemput.
Neira lantas langsung berniat untuk membalasnya. Dia akan selalu merespon setiap Gevan mengirimkan pesan untuknya berbeda dengan pesan Alex yang dia biarkan.
semangat untuk karya novel lainya dan ehem jangan Lupa thor EXTRA PARTNYA YAA