Kejadian tidak di inginkan terjadi, membuat Gus Ikram terpaksa harus menikahi seorang gadis yang sama sekali tidak di kenal olehnya. "Kita menikah, jadi istri rahasia saya " Deg ... Ramiah sungguh terkejut mendengar perkataan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Julia And'Marian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 22
Ummi Sekar membuka kedua bola matanya secara perlahan, Gus Ikram langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan umminya karena baru saja sadar.
Setelah itu Gus Ikram kembali pada ummi Sekar.
"Ummi"
Ummi Sekar menggerakkan mulutnya seperti ingin berbicara, namun suaranya tertelan tidak bisa berbicara sama sekali.
"Ummi mau ngomong sesuatu?" Tanya Gus Ikram saat sang ummi terus-menerus menggerakkan mulutnya.
Ummi Sekar terus menggerakkan bibirnya dengan kesusahan, tapi suaranya tertelan di tenggorokan saja, tidak mengeluarkan suara sedikit pun.
Gus Ikram tampak semakin resah melihat hal ini, matanya langsung menoleh ke arah seorang dokter yang baru saja masuk ke dalam ruangan ICU ini
"Biar saya periksa dulu," Kata dokter itu.
Gus Ikram meringsut berdiri agak jauh dari dokter dan seorang perawat yang ikut memeriksa keadaan sang ummi.
Beberapa menit setelahnya saat dokter itu selesai memeriksa, "pasien dinyatakan stroke, itu yang menyebabkan pasien sulit berbicara, karena hampir seluruh anggota tubuhnya tidak dapat berfungsi."
Deg
Tubuh Gus Ikram hampir limbung mendengar penuturan dari dokter itu, rasanya ia kesulitan untuk bernafas. Kabar yang di sampaikan oleh dokter ini benar-benar kabar buruk yang ia dengar, sungguh hatinya terasa sangat sakit sekali melihat orang yang paling berharga di dalam hidup nya di diagnosis seperti itu.
"Apa tidak ada cara untuk menyembuhkannya dok? Saya akan melakukan apa pun demi kesembuhan ummi saya."
"Bapak, tenang saja, karena pasien masih bisa sembuh. Kamu akan segera melakukan pengecekan lagi pada pasien. Nanti kita akan segera melakukan pengobatan. Bapak bisa memenuhi persyaratannya. Nanti kami akan segera melakukan penanganan."
Gus Ikram sedikit bisa bernafas lega. "Baik dokter."
"Kalau begitu saya permisi. Nanti pasien akan segera di pindahkan ke ruangan inap"
Setelah dokter pergi, Gus Ikram langsung menghampiri ummi Sekar, tangan Gus Ikram terulur mengambil tangan sang ummi dan menggenggam erat tangan ummi Sekar.
"Ummi tenang saja, insyaallah ummi pasti bisa sembuh." Kata Gus Ikram lembut.
*
"Pak kyai saya tidak bersalah sama sekali. Itu semua fitnah pak kyai. Saya memang tadi bersama ummi di ndalem. Tapi itu cuman sebentar. Saya tadi di suruh pergi, dan terakhir kalinya sebelum kejadian tadi, ummi Sekar bersama dengan Via." Kata Bu Ramlah yang tidak mau di tuduh penyebab ummi Sekar sakit karenanya.
Tadi setelah mendengar perkataan dari Via, kyai Arham langsung bertolak belakang pulang ke pondok pesantren, itu juga karena Via yang terus mendesak kyai Arham untuk menegur Bu Ramlah. Bahkan Via mengatakan untuk menjebloskan saja Bu Ramlah ke dalam penjara. Gus Ikram tidak setuju, dan meminta sang Abi untuk tenang lebih dulu. Menunggu ummi Sekar sadarkan diri, namun karena terus di desak oleh Via, kyai Arham akhirnya pulang ke pondok pesantren dengan Zahra serta Via.
Kyai Arham menghela nafasnya kasar. "Kamu lihat ustadzah Tari, tadi dia sudah mengakui, bahwa dia juga yang melihat kamu membentak istri saya. Ustadzah Tari sebagai saksinya, jadi kamu mau mengelak lagi Ramlah?" Emosi sekali rasanya, tapi kyai Arham mencoba untuk menahannya.
"Itu bohong!! " Ucap Bu Ramlah, lalu matanya menoleh dan langsung menatap ustadzah Tari. "Ustadzah, saya tidak ada di sana. Saya juga seharian ini tidak ada bertemu dengan Ustadzah, jadi jangan sembarangan memfitnah saya. Ustadzah tau sendiri, bagaimana hukum memfitnah itu!" Kata Bu Ramlah.
Ustadzah Tari tampak gugup, matanya bahkan bergulir ke sana kemari menahan rasa gugup yang menderanya. Lalu kembali menolehkan kepalanya ke arah Via yang menatapnya tajam.
"Sa--saya berani bersumpah, kalau tadi sebelum ummi Sekar jatuh tak sadarkan diri, saya melihat ummi Sekar ribut dengan Bu Ramlah." Kata Ustadzah Tari sambil memejamkan kedua bola matanya sesaat, sungguh ini adalah kebohongan pertama yang di lakukan olehnya . Dan Ustadzah Tari memohon ampunan kepada Allah karena sudah berbohong seperti ini.
Mata Ramlah terbelalak mendengar perkataan dari Ustadzah Tari itu. "Bohong!! Ustadzah Tari berbohong!! Ustadzah, kenapa ustadzah tega memfitnah saya seperti ini?! Apa salah saya dengan Ustadzah!!" Teriak Ramlah.
Via langsung berseru. "He Bu Ramlah, jangan mengelak lagi. Di sini sudah ada saksi jadi Bu Ramlah tidak bisa berkelit lagi." Lalu Via menoleh ke arah kyai Arham. "Abi, kayaknya masukin Bu Ramlah ke penjara lebih bagus , karena Bu Ramlah itu udah kelewatan banget. Sudah berulangkali Bu Ramlah ribut dengan ummi." Kata Via mengompori kyai Arham.
Bu Ramlah menggelengkan kepalanya. "Saya tidak pernah ribut dengan ummi Sekar. Yang di katakan oleh ning Via itu bohong kyai. Sumpah demi Allah saya tidak pernah ribut. Saya lihat sendiri ummi Sekar tadi mengobrol dengan Ning Via sebelum ummi Sekar pingsan."
"Jangan membawa nama Allah atas semua ini Ramlah. Karena jika kamu bersumpah, kamu akan tau resikonya. Saya tidak akan membawa kasus ini ke jalur hukum, kalau kamu mau mengakuinya." Kata kyai Arham dingin.
Bu Ramlah tidak takut sama sekali, karena dirinya memang tidak lah salah. "Saya tidak takut. Saya berani bersumpah. Jadi--"
Plak
"Dasar tidak tau diri. Sudah membuat ummi Sekar seperti ini, kamu dengan berani memfitnah saya serta berbicara omong kosong. Cih, pergi dari sini." Via menampar pipi Bu Ramlah membuat semua orang terkejut melihat itu.
"Lihat lah kyai, kyai selama ini memelihara ular berbisa yang suatu saat akan mematuk keluarga kyai."
Plak
Kembali, Via menampar pipi Bu Ramlah. "Pergi!! Beruntung sekali Abi tidak memenjarakanmu atas kasus ini." Teriak Via.
Bu Ramlah mendengus, lalu berlalu pergi dari sana. Sedangkan kyai Arham masih terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Via barusan...
Sedangkan Zahra diam-diam tersenyum penuh arti menatap drama barusan yang terjadi.
*
"Ya ampun, kebakaran." Sang laki-laki yang di tugaskan untuk mengantarkan makanan itu terkejut saat melihat gedung bertingkat di depannya sudah terbakar, bahkan beberapa orang sudah mengungsi menyelamatkan diri mereka masing-masing.
"Enggak nyangka ya, gedung sebagus dan semewah ini bisa terbakar juga.CK,CK," lalu kepalanya teringat dengan pelanggannya yang menyuruhnya mengantarkan makanan yang ada di kresek yang di pegangnya itu untuk sang istri pelanggannya.
"Ya ampun, hampir lupa." Buru-buru meraih ponsel miliknya dan menghubungi pelanggannya itu.
"Halo pak, maaf sebelumnya, saya tidak bisa menemukan keberadaan istri bapak, karena di sini sedang terjadi kebakaran hebat. Ya, pak, apartemen mewah ini terbakar, bahkan banyak orang penghuni nya sudah keluar."
Di seberang sana, Gus Ikram langsung terkesiap, wajahnya langsung berubah menjadi tegang, ia langsung kalang kabut mendengar berita yang baru saja di sampaikan oleh seseorang itu.
"Saya segera ke sana" panggilan itu terputus, dan pada saat itu adik serta Abinya datang, dan hal itu membuat Gus Ikram langsung pergi dari rumah sakit dan menuju ke apartemen tempat Ramiah.
bagus karya mu...
mulutnya benar²,
tidak malu dengan gelar ning nya