NovelToon NovelToon
Dear, Anak Presdir

Dear, Anak Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / One Night Stand / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Diam-Diam Cinta
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: DityaR

Ada cowok yang pikirannya masih di zaman batu, yang menganggap seks cuma sekedar kompetisi. Semakin banyak cewek yang ditiduri, maka semakin jantan dia.

Terus ada juga yang menganggap ini cuma sebagai salah satu ajang seleksi. Kalau goyangannya enak, maka mereka bakal jadian.

Ada lagi yang melihat ini cuma buat kesenangan, tanpa perlu ada keterikatan. Ya, melakukannya cuma karena suka. Sudah, begitu saja.

Dan ada juga cowok yang menganggap seks itu sesuatu yang sakral. Sesuatu yang cuma bisa mereka lakukan sama orang yang benar-benar mereka sayangi.

Nah, kalau gue sendiri?

Jujur, gue juga nggak mengerti. Gue bahkan nggak tahu apa arti seks buat gue.

Terus, sekarang gue ada di sini sama Carolline?

Gue baru kenal dia, jadi gue nggak ada niatan buat tidur sama dia. Tapi kalau soal bikin dia puas?

Itu cerita lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DityaR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Direct Message

...Selma...

...────୨ৎ────જ⁀➴...

"Gue ngelakuin apa yang harus gue lakuin. Titik."

"Selma."

"Gue nggak bisa kabur selamanya."

"Selma."

"Gue nggak pernah jadi pengecut."

"Selma!"

Suara benda yang dibanting di meja bikin gue kaget dan balik ke dunia nyata.

Nyokap berdiri di samping meja, memperhatikan gue dengan alis yang naik. Rambut coklatnya dicepol asal-asalan, beberapa helai jatuh di wajahnya.

Cahaya senja memantul di kaca jendela di belakangnya, dan sesaat, gue hampir kebawa lamunan lagi.

"Udah kamu baca?"

Gue lihat ke naskah di depan gue.

Gue meringis.

Sesuatu, kan, rasanya kalau lo baca novel khusus dewasa?

Tapi beda cerita kalau yang nulis nyokap lo sendiri. Seperti biasa, otak gue malah taruh dia sebagai tokoh utama, dan itu... ya, ih nggak banget.

Jadi, biar bisa lanjut baca, gue mati-matian ngebayangin ini cuma buku yang gue beli di toko dan gak tahu siapa penulisnya.

"Baru setengah."

"Terus, gimana menurut kamu?"

Muka nyokap penuh harap. Dan ya, meskipun gue gimana gitu pas bacanya, jujur bukunya bagus.

"Selma suka, tapi mungkin bisa Mama tambahin ketegangan di antara mereka sebelum mereka benaran tidur bareng."

Nyokap langsung mencatat.

"Mungkin dua-tiga chapter lagi buat bangun tensinya."

Dia mengangguk.

Kita emang udah biasa ngobrolin soal beginian. Awalnya sih canggung, tapi lama-lama jadi kebiasaan.

Apalagi nyokap gue, Melisandi, udah lebih dari sepuluh tahun jadi penulis novel ranjang. Bukunya laris kayak pertalite. Awalnya dia mulai dari self-publishing, terus ada penerbit kecil yang nemuin dia dan langsung nge-boost kariernya. Sekarang dia udah punya lebih dari tiga puluh buku.

Gue rasa itu kenapa dia punya pemikiran yang terbuka banget soal ini. Seorang ahli erotis jelas nggak bakal jaim sama anak-anaknya pas ngomongin topik beginian.

Dia setuju sama saran gue buat bikin tensinya lebih panjang.

"Mama juga merasa gitu. Ada masukan lain?"

"Bagian pas mantannya si cowok dateng terus jadi antagonis jahat gitu, nggak terlalu klise?"

"Kamu pikir gitu?"

"Iya."

"Oke."

Gue kasih beberapa catatan soal skenario dan adegan yang kayaknya nggak perlu, terus dia catet semuanya. Nyokap selalu dengarin masukan gue dengan serius.

Gue rasa ini yang bikin kita makin dekat. Gue respek banget sama kerjaannya, dan gue nggak pernah bosen bilang kalau dia emang berbakat.

Siapa sih yang nggak bangga punya nyokap sekeren dia?

Tiba-tiba suara iseng masuk ke ruangan.

"Apaan lagi nih yang Mama tulis?"

Melvin, abang gue, masuk ke ruang tamu, langsung ambil naskah itu dengan satu tangan. Nyokap cuma bisa ngeluh pelan.

Bokap nggak terlalu peduli sama kerjaan nyokap, tapi setidaknya dia nggak pernah menghujat.

Beda cerita sama Melvin. Dia 23 tahun, tapi pemikirannya kayak orang yang hidup di abad lalu. Sepanjang waktu, dia cuma nyinyirin nyokap, bilang kalau kerjaannya bikin malu keluarga.

Serius deh, tuh orang hidup di zaman kapan sih?

Ya ampun, gue umur 20, tapi jelas jauh lebih dewasa dibanding dia.

Melvin tuh nggak pernah bisa jauh dari masalah. Walaupun dia udah nggak tinggal bareng kita dan udah hidup sendiri, tetap aja, berasa kayak gue masih harus beresin kekacauannya.

Gue berdiri, langsung mencabut naskah itu dari tangannya. Sekalian, pakai tangan satunya, gue kibaskan "debu ketololan" dari bajunya.

Dia langsung menggeser tangan gue.

"Apaan sih lo?"

"Tadi ada sisa-sisa rontoknya otak lo, di baju lo."

"Haha, lucu banget, Selma."

Tiba-tiba, Noelle muncul di belakangnya. Adik gue yang satu ini lagi bawa buku catatan sekolah dan masih pakai earphone. Rambut pirangnya jatuh menutupin sebagian kupingnya.

Untungnya, Noelle ini nggak ketularan cara berpikir Melvin yang norak.

Dia copot earphone, jalan masuk, terus langsung cium kepala nyokap.

"Hari ini gimana?" tanya nyokap sambil senyum.

"Bagus. Noelle dapet nilai tertinggi lagi di Kimia." Noelle buka tasnya dan taruh di gantungan dekat ruang tamu. "Pak Yohan bilang Noelle bakal masuk daftar siswa terbaik."

"Gila!" Gue melewati Melvin sambil nyodorin jari tengah secara halus, terus nyamperin Noelle. "Nih anak pinter nurun dari siapa, sih?"

Noelle menyengir. "Nurun kakak."

Kita ketawa bareng.

Setelah makan malam, gue nganterin Melvin sampai pintu saat dia mau cabut.

"Bilang ke bokap, kalau gue mampir."

Dia berbalik, matanya yang segelap nyokap menunduk memperhatikan gue. Dia juga dapat tinggi badan dari nyokap.

"Kenapa? Lo baik-baik aja?"

Gue tatap dia balik, "Gue bakal lebih baik kalau lo berhenti bersikap nyebelin sama nyokap."

Melvin gesek lidahnya ke gigi depan, terus mendekat, lalu berbisik, "Dan gue bakal lebih baik kalau lo berhenti ikut campur urusan gue, Selma."

Terus, dia melewati gue.

Gue tahan tangannya sebelum dia sempat menyentuh wajah gue lebih jauh.

"Gue nggak ngerti maksud lo."

Melvin melirik, terus ngeluarin napas pendek sebelum melepas tangannya dari genggaman gue.

"Lo ngerti kok."

Gue telan ludah.

"Gue harap lo cukup pinter...."

Dia maju, nyium kening gue sebentar, terus meraba pipi gue pelan.

"Gue nggak bakal nyakitin lo..." bisiknya, suaranya lebih lembut dari yang seharusnya. "Tapi gue nggak bisa janjiin hal yang sama buat orang-orang di sekitar lo."

Habis itu, dia pergi. Gue baru sadar gue nahan napas sejak tadi.

Melvin lebih berbahaya dari yang mau gue akui. Sejak dia cabut dari rumah, dia makin nggak bisa dikontrol. Setidaknya, waktu dia masih di sini, bokap-nyokap masih bisa ngerem dia dikit.

Tapi sekarang?

Gue nggak ngerti gimana dia bisa mandiri secara finansial, tapi jawabannya ada di media sosial. Kakak gue yang satu itu sekarang influencer. Dengan muka cakep dan badan atletis, dia punya jutaan fans yang nggak tahu siapa dia sebenarnya di balik layar.

Gue naik ke kamar, rebahkan diri di kasur, dan akhirnya sadar apa yang udah gue lakuin tadi.

Gue buang napas panjang.

Gue nggak suka kabur dari masalah. Itu bukan gue. Tapi itu satu-satunya hal yang gue lakuin sejak hari itu, sejak gue menyelamatkan si cowok itu, Asta Batari.

Gue kira kalau gue diam saja, dia bakal lupa dan berhenti mencari gue.

Tapi post di Instagram-nya kemarin nunjukin yang sebaliknya. Dia bukan tipe orang yang gampang melepas sesuatu.

Gue nggak berniat jadi misterius atau gimana, gue punya alasan kenapa gue nggak pengen orang tahu siapa gue.

Tapi tetap aja, di sinilah gue sekarang. Gue pegang HP, bolak-balik lihatin post-nya lagi.

"Asta…" nama itu keluar pelan dari mulut gue.

Gue sendiri nggak ngerti kenapa gue merespon postnya. Kayak ada sesuatu yang nyuruh gue buat balas. Seolah gue bisa merasakan keputusasaan dia.

Dan walaupun gue udah ninggalin komentar di post-nya semalem, dia baru nge-DM gue pagi ini.

...📩...

...Halo, Selma....

...Gue tahu, kita nggak saling kenal, tapi kalau lo nggak keberatan, gue mau ngucapin makasih secara langsung buat bantuan lo malam itu....

...Ini nomor gue....

...Asta B....

Gue cuma baca doang. Gue respect karena dia menjaga jarak dan nggak nge-spam gue pakai pesan. Oke, dia cuma mau bilang makasih, dan gue paham. Kalau gue ada di posisinya, mungkin gue bakal ngelakuin hal yang sama.

1
Ummi Yatusholiha
udah deh phyton kamu harus berusaha tegas ke melvin dan tinggalin melvin. ibu kamu gak akan bangga dgn keadaan kamu sekarang,yg ada pasti beliau sangat kecewa sama kamu.
cobalah utk hidup normal phyton
Ummi Yatusholiha
tuh ketahuan kan sama si melvin.. deg degan deh
Ummi Yatusholiha
egois banget si malvin
Ummi Yatusholiha
vey juga kok gitu sih,deket sama vino dan ngaku kecewa karna vino blm bisa move on dari bessie, tapi malah godain asta juga.. gatel gak tuh
Ummi Yatusholiha
kirain asta gak bakal tergoda sama vey,secara asta kan udah kesemsem banget sama selma.
arif didu
oo baru ngeh, jd si uar piton ini gay?
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚊𝚕𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚖𝚊𝚗𝚝𝚊𝚗𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚒 𝚍𝚒𝚗𝚘.. 𝚒𝚔𝚞𝚝 𝚔𝚊𝚐𝚎𝚝 𝚋𝚊𝚛𝚎𝚗𝚐 𝚊𝚜𝚝𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚛𝚞𝚜 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚒 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚎 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔 𝚐𝚒𝚝𝚞 𝚔𝚎 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.
𝚜𝚊𝚕𝚞𝚝 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊,𝚠𝚊𝚕𝚊𝚞𝚙𝚞𝚗 𝚖𝚊𝚕𝚟𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚝𝚊𝚙𝚒 𝚍𝚒𝚊 𝚝𝚍𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊,𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚖𝚊𝚕𝚊𝚑 𝚗𝚐𝚎𝚍𝚞𝚔𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗
Ummi Yatusholiha
𝚘𝚖𝚎𝚐𝚘𝚝,𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊𝚗𝚐𝚔𝚊 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚝𝚘𝚡𝚒𝚍 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚜𝚒𝚊𝚗 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗, 𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚍𝚒 𝚋𝚊𝚠𝚊𝚑 𝚊𝚗𝚌𝚊𝚖𝚊𝚗 𝚝𝚞𝚑 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔 𝚍𝚎𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗 𝚜𝚞𝚔𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚔𝚊𝚑
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚎𝚝𝚊𝚑𝚞𝚊𝚗 𝚋𝚎𝚜𝚜𝚒𝚎 𝚔𝚊𝚗 🤭
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚎𝚛𝚒𝚖𝚊𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚗𝚒𝚛𝚒𝚊,𝚐𝚎𝚐𝚊𝚛𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚊𝚔𝚑𝚒𝚛𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚐𝚘 𝚝𝚘 𝚙𝚊𝚛𝚝𝚢.
𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
𝚝𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊,𝚍𝚊𝚙𝚊𝚝 𝚜𝚞𝚙𝚘𝚛𝚝 𝚍𝚊𝚛𝚒 𝚋𝚊𝚗𝚐 𝚙𝚑𝚢𝚝𝚘𝚗.. 𝚜𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚍𝚘𝚗𝚐 𝚋𝚛𝚘𝚘𝚘
Ummi Yatusholiha
𝚢𝚊 𝚊𝚖𝚙𝚢𝚞𝚗 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊𝚊,𝚖𝚎𝚕𝚘𝚠 𝚋𝚊𝚗𝚐𝚎𝚝 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚌𝚘𝚠𝚘𝚔.
𝚜𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚌𝚘𝚌𝚘𝚔 𝚢𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
anan zielle,kangen kalian deh 🥰🥰
Ummi Yatusholiha
selma terima gak tuh ajakan asta 😊
Rainn
Kak sorry ini cerita asta? Anan belum ya kak? Aku lupa smpet kaget kirain asta itu aman, lah kok sma carolin bukan sma ze 🥹 trnyata asta ya si bungsu 🤭
Rainn: Yg anan zee season 2 kapan updte kak?
Nah ini nih ciri khas nya teka teki yg amazing 🤤
DityaR: Anan udah tenang sama Zee, kak.
Asta bukan juga sama carroline, tapi sama .....
total 2 replies
Ummi Yatusholiha
𝚔𝚊𝚢𝚊𝚔𝚗𝚢𝚊 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚎𝚖𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚞𝚝𝚞𝚑 𝚙𝚜𝚒𝚔𝚘𝚕𝚘𝚐 𝚍𝚎𝚑..
𝚜𝚎𝚖𝚘𝚐𝚊 𝚍𝚐𝚗 𝚊𝚍𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚜𝚎𝚕𝚖𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚋𝚒𝚜𝚊 𝚗𝚎𝚖𝚞𝚒𝚗 𝚓𝚊𝚝𝚒 𝚍𝚒𝚛𝚒 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚍𝚊𝚗 𝚕𝚞𝚙𝚊𝚒𝚗 𝚟𝚎𝚢..𝚐𝚊𝚔 𝚜𝚎𝚝𝚞𝚓𝚞 𝚔𝚕𝚘 𝚊𝚜𝚝𝚊 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝚟𝚎𝚢
Ummi Yatusholiha
𝚑𝚊𝚍𝚎𝚞𝚑 𝚊𝚜𝚝𝚊𝚊𝚊,𝚝𝚊𝚖𝚋𝚊𝚑 𝚔𝚊𝚌𝚊𝚠 𝚍𝚎𝚑 𝚔𝚕𝚘 𝚐𝚒𝚝𝚞
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!