Diakhir hidupku, akira sangat menyesal karena tak pernah menikmati hidup dan jika tuhan memberi ia kehidupan kedua maka ia akan hidup bersenang senang.
Tapi nyatanya hidup tetaplah sebuah perjuangan bukan hanya tempat untuk bersenang senang.
"Adelia yang kamu selamatkan itu sudah mati, Jendral Agra. Dia sudah mati. Dan aku bukanlah Adelia Putri Kerajaan Akris, aku bukan adik dari sahabat mu, aku bukan tuan putri yang hidup lemah lembut dan pemalu. Aku adalah jiwa yang berasal dari masa depan."
Penasaran gimana Akira yang pindah ke tubuh Adelia menjalani hidup di dunia kuno yang penuh dengan trik,
cus baca 👉👉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitria ardila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Setetes air mata jatuh dari mata Adelia saat mengingat mimpi menyakitkan malam tadi. Adelia tidak tau kenapa tiba tiba ia bisa memimpikan peristiwa besar itu, peristiwa perperangan yang merenggut seluruh nyawa anggota keluarganya.
Walaupun di kehidupan pertama tangannya berlumuran darah tapi ketika melihat perang berdarah hatinya tidak bisa untuk tidak sedih mengingatnya.
Rasa yang Adelia asli rasakan juga ia rasakan saat ini, Gadis yang harus kuat padahal baru saja dihancurkan, ia yang harus terlihat bersemangat padahal sedang tidak baik baik saja.
Adelia menangis di dalam kolam pemandian itu sangat lama hingga matanya pun bengkak karna saking lamanya ia menangis.
.
.
.
"Sebenarnya apa yang terjadi nyonya? Apakah Jendral mengatakan sesuatu yang buruk atau jendral melukaimu tadi?" tanya Asa sambil mengompres mata Adelia yang bengkak.
Tadi saat Asa ingin membantu Adelia menyisir rambut ia terkejut melihat mata bengkak Nyonyanya dan ia juga mengerutkan kening melihat ekspresi datar Adelia.
Adelia tak menjawab, ia memegang tangan Asa dan menurunkan tangan Asa dari matanya. Adelia menatap Asa dalam dan lama.
"Apakah kamu mengingat apa yang terjadi di gerbang istana sebelum kita di culik?" tanya Adelia dengan ekspresi serius.
Wajah Asa yang tadinya tampak penasaran pun berubah menjadi kaku mendengar pertanyaan itu. Asa menunduk menatap lantai.
"Ak.. aku i.. ngat Nyonya." ucap Asa dengan terbata bata.
"Kamu bekerja sama dengan mereka untuk menghilangkan ingatan ku?" Wajah itu tampak begitu datar tapi nada bicara Adelia mulai naik.
"Maafkan aku Nyonya, Jendral mengatakan mereka akan membunuhmu jika kamu masih mengingat hal itu dan aku... Aku tak mau kamu juga pergi, nyonya. Hanya kamu yang di miliki oleh kerajaan Akris." ucap Asa dengan air mata yang mulai berjatuhan.
"Lalu kau pikir dengan aku hilang ingatan maka aku dapat membela kerajaan Akris, kau pikir dengan aku yang tidak ingat apapun tujuanku aku bisa membalaskan dendam yang dimiliki oleh ratusan orang itu hah?!!" Bentak Adelia.
Asa langsung berlutut memohon ampun pada Adelia.
"Maafkan aku Nyonya, aku cuman takut mereka benar benar akan membunuhmu malam itu." ucap Asa sambil menangis.
"Kau terlalu bodoh, Asa." ucap Adelia dengan jari telunjuk menekan dahi Asa.
Asa tak menjawab lagi dia hanya menunduk sambil menangis menyesali karena telah menyembunyikan semua ini dari Nyonyanya.
"Huhh, percuma saja menyesal, sekarang waktunya untuk mulai berfikir bagaimana caranya agar kita bisa datang ke hutan itu. Jangan menangis lagi atau ku tendang kau keluar." kata Adelia dengan wajah yang masih datar.
Asa menghapus air matanya dan mencoba untuk tidak menangis lagi walaupun ada isakan yang tidak bisa dihentikan.
"Bawakan aku peta benua ini besok. Aku masih tidak terlalu ingat dengan letaknya." ucap Adelia padahal sebenarnya memang dia tidak tau letak hutan itu.
"Baik Nyonya."
"Oh iya, sudah berapa bulan sejak hari itu?"
"Kurang lebih enam bulan, nyonya. Saat itu kita pernah di penjara selama tiga bulan di istana kekaisaran lalu kita di pindahkan entah kemana selama dua bulan, disana sangatlah menakutkan karena banyak penjahat hebat tapi untung saja mereka tidak melukai kita. Lalu pada bulan kelima Jendral mengambil anda menjadi istrinya. Saat sebelum pergi ke istana Jendral kita berhenti di sebuah kuil dan disanalah anda diberikan sebuah obat penghilang ingatan setelah anda meminum obat itu anda menjadi demam dan itu berlangsung cukup lama hingga puncaknya tiga hari yang lalu." jelas Ada panjang lebar.
"Saat di beri obat itu, tangan kanan Jendral mengancam saya agar tidak memberi tahu tentang hal itu pada Nyonya."
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author