NovelToon NovelToon
Only 200 Days Mr.Mafia

Only 200 Days Mr.Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama / Keluarga / Romansa / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Four

Bagiamana jika kehidupan seorang mafia yang terkenal akan ganas, angkuh atau Monster ternyata memiliki kisah yang sungguh menyedihkan?

Bagaimana seorang wanita yang hanyalah penulis buku anak-anak bisa merubah total kehidupan gelap dari seorang mafia yang mendapat julukan Monster? Bagai kegelapan bertemu dengan cahaya terang, begitulah kisah Maxi Ed Tommaso dan Nadine Chysara yang di pertemukan tanpa kesengajaan.

~~~~~~~~~~~
✨MOHON DUKUNGANNYA ✧⁠◝⁠(⁠⁰⁠▿⁠⁰⁠)⁠◜⁠✧

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

O200DMM – BAB 23

PRIA YANG SULIT DI TEBAK

Langkah Nadine baru saja memasuki sebuah rumah yang sama sekali tidak dia perhatikan sejak awal. Rumah yang begitu indah namun cukup hening, hanya ada para pelayan dan penjaga di sana.

Dia tidak tahu harus melakukan apa? Di rumah itu, Nadine benar-benar orang asing, bahkan Maxi pergi begitu saja.

“Sarapan sudah siap nyonya. Silahkan ikuti saya!” ucap suara lembut dari salah satu pelayan di sana. Nadine kebingungan, dia menolak ajakan pelayan tadi hingga senyuman dari wanita cantik berpakaian hitam putih tadi seketika murung dan gelisah.

“Saya mohon, tuan Maxi akan memarahi kami jika anda tidak sarapan.” Gadis bernama Nadine, masih menatap malas dan kasihan. Kenapa mereka tidak mencari pekerjaan lain yang lebih jauh dari kata kematian.

“Baik, ayo!” karena kasihan dan tidak ingin melihat orang lain mati karena dia. Nadine mau tak mau mengikuti langkah tersebut.

Meja begitu penuh dengan hidangan mewah, padahal hanya orang satu yang makan tapi hidangan seperti porsi raksasa. Nadine terseringai dalam hati, betapa borosnya manusia-manusia kaya.

Ketika Nadine sudah duduk, bukannya langsung melahap makanan yang sudah ada. Gadis itu memperhatikan ke setiap para pelayan yang berdiri sejajar sambil menunduk dan meletakkan kedua tangannya di depan paha. Ada wajah kelelahan juga kewalahan di sana, bahkan Nadine juga bisa melihat luka bakar di pergelangan tangan mereka.

“Berapa lama kalian membuat ini?” tanya Nadine sekedar iseng. Kedua tangannya juga mulai memegang garpu serta sendok.

“30 menit. Dan semuanya harus sudah ada di atas meja.” Sungguh miris. Agar menghormati mereka yang sudah susah payah memasak, Nadine melahapnya habis sehingga piring miliknya sangat bersih kembali.

“Jika lelah kalian istirahat saja. Setiap orang memang perlu uang, kerja dengan seseorang menjadi bosnya. Tapi kalian juga manusia, bukan robot yang terus bergerak bekerja dalam waktu singkat.” Jelas Nadine. Para pelayan di sana yang awalnya menatap Nadine, seketika menunduk cepat dengan wajah ketakutan.

Nadine mengerti alasan para pelayan tadi tiba-tiba menunduk.

“Menghasut para pelayan, sungguh perbuatan yang licik, Penulis.” Nadine masih diam, dia mulai berbalik ketika ia siap membalas perkataan Maxi.

“Setidaknya aku memberikan saran agar tidak bertahan hidup terlalu lama di sini.” Ketus Nadine percaya diri. Maxi melirik ke arah meja makan, masih ada banyak makanan di sana.

“Kalian bisa habiskan makanan di atas meja, jangan sampai membuangnya.” Pinta Maxi kepada para pelayan tadi sehingga cukup kaget bagi Nadine saat dia mendengarnya secara langsung.

Apakah dia sudah berburuk sangka pada pria itu?

“Aku sangat benci melihat makanan di buang.” Ucapnya berjalan pergi dengan santai, meletakkan kedua tangannya terlipat dipunggung.

Memang benar, Maxi memberikan para pekerjanya gaji di atas UMR! Siapa orang yang tidak mau bekerja dengan gaji cukup banyak? Meski begitu, mereka juga harus siap mati jika kesalahan sedikitpun terjadi.

Maxi juga memberikan fasilitas kamar kepada para pelayan serta para penjaga, alhasil tidak ada libur bagi mereka.

“Maxi!” panggil Nadine berlari kecil menghampiri pria yang hendak melangkah keluar rumah bersama Zero, sang pekerja sejati.

Kali ini tidak ada kemarahan. Bak memiliki kepribadian dua, Maxi kembali seperti semula, santai, angkuh dan dingin, sedikit menyebalkan pikir Nadine. Pria itu seakan tahu jika istrinya akan meminta sesuatu, jadi tanpa bicara ia hanya diam menunggu sang pemilik suara yang baru memanggil namanya.

“Kamu mau pergi?” rasanya Nadine ingin bersembunyi karena sudah mengatakan hal itu apalagi dengan suara pelan tidak seperti biasanya. Dia hanya takut kalau Maxi salah paham.

“Bagaimana Zero, apa kita pergi?” seperti sebuah ejekan, Nadine sangat tahu itu. Zero mengatupkan bibirnya sambil mengangguk satu kali.

“Aku mau ikut.” Kedua pria tadi bersamaan menoleh ke Nadine.

“No.”

“Aku ingin keluar. Aku bosan di rumah.”

“Kenapa? Supaya kamu bisa kabur lagi huh? Kamu tidak akan pergi kemanapun.” Sudah keputusan bulat. Maxi melangkah pergi berpura-pura tuli ketika istrinya terus berteriak mencaci dirinya dengan amukan.

“Oh my God!” desah kesal Nadine. Tak tahu lagi harus berbuat apa di rumah? Ponsel dia tidak punya, menulis buku itu tidak mungkin, apalagi mengobrol dengan keluarga Maxi? Jangan ngaco!

.

.

.

Setelah melakukan sarapan bersama. Mereka yang ada di rumah Ericsson, seketika bubar dan melakukan kegiatan masing-masing di setiap harinya.

Saat ini Ericsson pergi bersama Maxi ke pelabuhan, sebelum pria tua itu pergi ke perusahaan. Ada seorang klien konglomerat dari China yang akan sampai bersama barang ilegal mereka. Sedangkan Julia sibuk di kamarnya, melakukan perawatan rutin sebelum pergi shopping, Alex sudah pergi ke perusahaan Ericsson, bekerja sebagai karyawan biasa dan Miia sendiri duduk di sofa ruang tamu sambil membaca majalah.

Ina berjalan cepat ke arah pintu keluar, namun hal itu di lihat oleh ibunya yang kebetulan berada di ruang tamu.

“Mau kemana?” wajahnya langsung panik, seperti seorang pencuri yang terpergok.

Miia menutup sejenak majalahnya, berjalan menghampiri putrinya yang sudah mengenakan pakaian rapi sambil membawa kantong belanja warna putih, cukup mencurigakan.

Ina sendiri juga terlihat gelisah ketika sang ibu menghampirinya dengan tatapan menuntut.

“Ak-aku m-mau pergi sebentar!” ucapnya sedikit gugup. Miia berkerut dahi, melirik ke arah kantong yang Ina bawa.

“Apa yang kamu bawa?”

“Bu-bukan apa-apa.” Elak Ina menyembunyikan kegugupannya meski itu gagal.

Tanpa ba-bi-bu, Miia meraih paksa kantong putih itu dan membukanya. Dia melihat kepanikan putrinya ketika ibunya sendiri sedang melihat isi yang ada di dalam kantong tersebut.

“Untuk apa buku anak-anak? Kamu sudah dewasa kan.” Ina meraih kembali kantong tersebut.

“Ya... Aku mau memberikan buku ini kepada temanku! Kebetulan, semalam keponakannya datang dan dia masih... Anak-anak.” Jelas Ina tidak terlihat mencurigakan namun keringatnya keluar dari dahi serta pelipis.

Miia masih memandangi putrinya. “Pergilah. Ibu pikir semua orang juga ikut berubah semenjak kedatangan wanita itu.” Gumam Miia berjalan kembali ke sofa.

Ina menghela nafas sejenak, lalu pamit pergi. Sementara wanita yang di maksud Miia tadi adalah Nadine

...***...

Sementara di pelabuhan. Maxi beserta Ericsson masih berdiri sejajar sambil memandang ke arah laut, sebuah kapal layar yang modern bergerak cepat ke arah mereka.

Saat kapal tersebut mulai berhenti di tepi. Seorang pria gendut berkulit putih berkepala botak dan mata sipit khas orang China, baru saja turun bersama seorang wanita berkulit eksotis, rambut pirang lurus serta lekuk tubuh yang bohai tapi tidak alami.

“Selamat datang tuan Huang Zhong, akhirnya anda datang juga!” sambut Ericsson berjabat tangan dengan pria sombong itu.

Jas hitam, Kakung rantai emas dan tatto di punggung tangannya.

“Senang bisa bertemu anda. Apalagi tuan Maxi juga ikut menyambut ku!” Maxi masih datar tanpa senyuman. Bahkan wanita bayaran yang berada di rangkulan tuan Huang Zhong tadi terus saja melirik Maxi dengan tatapan menggoda, namun Maxi hiraukan dan tidak peduli dengan wanita seperti dia.

Toh Maxi berpikir, wanita di rumahnya saat ini jauh lebih membuatnya penasaran dari pada seorang j****g seperti milik tuan Huang Zhong. Maxi hanya terseringai miring ketika sibuk berpikir akan perbandingan istrinya dengan para wanita yang pernah dia gagahi.

...°°°...

Hai guyysss! Saya kembali. Saya benar-benar minta maaf karena noveltoon saya mungkin ada sedikit kendala sehingga saya tidak bisa update sesuai rencana.

Saya sudah update, tapi tidak tahu kenapa, sistem kerja noveltoon saat mempublikasikan cerita saya begitu lambat. Tidak seperti biasanya 😔 saya harap kalian mengerti 😌🙏 dan untuk menanggung kesalahan saya, jadi hari ini saya akan update 3 bab okay!

jangan lupa tinggalkan jejak kalian

Thanks and See ya ^•^

1
Sya'wanah
trus....
kl menyukai ,kenapa nggak d ulangi n lanjut next yg lebih hot.
( berimajinasi itu indah.. wk wk wkk )
Four.: hahaha GK boleh nakal ya otaknya /Facepalm//Chuckle/
total 1 replies
Sya'wanah
ganti Calum nggak nggunain Oskar lagi nich.kan katanya ganti saja nama asst nya
Four.: tau ah, lupa aku 😅🙏
total 1 replies
Sya'wanah
punya kembaran kah maxi...
kl sekarang mau kabur,apa nggak puyeng liat jalur melarikan dirinya.jauuuub dr kota.awak d ganggu pemuda2 rese LG lho.
Four.: tetap santai 😌😁
total 1 replies
Asri
aku lanjut kesana 😄
Four.: yaaa silahkan /Joyful/
total 1 replies
Asri
agak lama aku baca novel ini dan agak terlambat juga nemunya 😄
tadinya baca cerita luna almo dulu sih..untuk maxi nadine ini ditengah udah mau menyerah krn alurnya lambat ya..tapi penasaran jadi ttp aku baca..dan kesimpulannya bagus banget walaupun banyak bab yang menguras emosi..terimakasih kak author..
Four.: iya kahhh!!! terima kasih atas perjuangannya membaca cerita ini 😅😅 walaupun sedikit mengesalkan 😅😌/Facepalm/
total 1 replies
Nur Andi Baharuddin
Novel terbaik dari semua cerita mafia.
Four.: iya kahhh!!! terima kasih 🤗
total 1 replies
Mahanie Mutalib
Luar biasa
Four.: tancuuuu 😘
total 1 replies
Dewi Arsandi
Biasa
Dewi Arsandi
Kecewa
M
T.E.S tristan ericson scott
Four.: salah donggg 🤭
total 1 replies
Mawar
ceritanya bagus ...
Four.: terima kasih 🤗
total 1 replies
SLina
y jahat eric kenapa maxi y jd korban?
Four.: ya.... begitulah kehidupan 😌
total 1 replies
SLina
doray adalah penggnggu dlm segala kondisi
Four.: mungkin saja hal genting lohh /Chuckle/
total 1 replies
SLina
"sebuah dua luka tembak" hmmm
Yani Basith
karakter nya kuat .. ga berubah dr awal sampe ahir .. ut baca bab selanjutnya kadang gw makan dulu ut ngisi tenaga soalnya emosi gw di aduk2 .. jd lemes kl abis baca .. keren banget othor ini ..
Four.: terima kasih 🤗 baca juga butuh tenaga kok 😁
total 1 replies
Dandelion senja
tidak sesuai dgn karakter yg di tuliskan. wanita penuh dgn lemah lembut, yg ada malah kelihatan arogan tp goblok ahahaha
Four.: maaf jika itu tidak sesuai dengan yang kamu pikirkan 😌
total 1 replies
Dandelion senja
apa sih nadine. tidak mencerminkan kata" nya dia gadis yg lembut dan baik hati. jatuhnya seperti arogan
Four.: mungkin saja dia arogan karena paksaan kan sejak awal kan 😌 mohon bersabar 😁
total 1 replies
HNF G
alex jgn lgsg dibunuh. siksa dulu sampe minta dibunuh 😡😡😡😡😡😡
Four.: nanti jadi kasihan tauuuu 😁
total 1 replies
HNF G
apartemen sm hotel jgn dijual lah, itu kan usaha legal.
Four.: tapi uangnya kan dariiiiii ilegal 😁
total 1 replies
HNF G
nadin tempat curahan semua rahasia😅🤦‍♀️
Four.: gimana lagi, cuman dia yang jadi pendengar yang baik 😌
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!