Only 200 Days Mr.Mafia

Only 200 Days Mr.Mafia

O200DMM – BAB 01

PERKENALAN, AWAL BERTEMU.

Bruggg! Sosok bertubuh mungil dengan balutan lingerie seksi warna merah maron berpadu kulit putih susu baru saja tidur terlentang di atas ranjang berukuran lumayan.

“Haaaa! Nyaman sekali!” desah Dita merasakan kain sutra seprei lembut yang membelai kulit putih susunya. Dita sosok wanita bertubuh mungil dengan balutan lingerie seksi tidak bisa menahan kegembiraannya. Dengan rasa yang nyaman dan nikmat, dia terbaring di atas ranjang kamar hotel mereka. Rasa bebas dan ketenangan nampaknya memenuhi dirinya.

Dita memang tampil provokatif, dengan make-up tebal yang menunjukkan kecantikannya.

April teman satu kamar Dita, tidak bisa menghentikan rasa kesalnya. “Hey Dita! Apa kau tidak bisa memakai pakaian sedikit sopan saat bersama-sama kami?” desaknya sambil mengernyitkan kening.

Berbeda dengan Dita. Wanita itu memiliki rambut keriting dan berkulit coklat dengan wajah yang manis. Meski dia tidak seprovokatif Dita, dia juga tidak bisa dikatakan sangat tertutup.

Dita mulai duduk menatap April dengan cemberut. “Kenapa? Sebentar lagi, kekasih tercintaku akan video call. Dan aku harus tampil sexy!” katanya dengan nada menggoda.

“Maklumi saja, April. Dita kan memang seperti ini.” Komentar wanita cantik lain yang baru saja keluar dari kamar mandi. Rambutnya tergelung rapi, dan dia memilih pakaian yang lebih tertutup. Wanita itu bernama Nadine, dia memiliki kecantikan alami dan kerendahan hati yang mengagumkan.

Saat April menegur Dita, Nadine tersenyum sambil mencoba meredakan ketegangan.

“That's right! Tapi setidaknya, aku dan April sudah pernah merasakan...” Plok! Plok! Plok! Dita menyatukan kedua tangannya hingga berbunyi seperti dua orang tengah berhubungan badan. April tertawa kecil, sementara Nadine menggeleng malas dengan senyuman kecil. Teman kecilnya itu masih sama saja, berotak mesum.

Ya! Kedua temannya itu sudah pernah merasakan cinta dan apa itu ***, tapi bagaimana dengan wanita bernama Nadine? Dia selalu fokus ke buku-buku yang ia tulis seharian tanpa memikirkan dirinya sendiri yang kini sudah berusia 28 Tahun. Usia yang sangat matang untuk tahu dan mengenal cinta serta ***.

“Hm.. Aku akan bercinta dengan pria seperti di novel. Jika itu ada!” Nadine sangat yakin pria seperti ucapannya, tidaklah ada. Jari lentiknya meraih sisir, memberikan senyuman lebar ke arah Dita yang mengerucutkan bibir seksinya. Dertt! Derrttt! Tiba-tiba dering ponsel mengehentikan tawa tiga wanita tadi.

“Lihat. Kekasih tercintamu sudah memanggilmu!” ujar Nadine masih tersenyum bersama April. Dita langsung tersenyum lebar sambil membenarkan lingerie yang saat ini dia pakai, memposisikan p*y*d**anya agar lebih seksi dan masih tertutupi.

“Bagaimana, aku sudah seksi hah?!” bertanya sambil mengangkat kedua alisnya berulang kali. Nadine mengacungkan ibu jarinya hingga Dita mulai melakukan Video call bersama kekasihnya yang berada di negara yang berbeda. “Hay Seksi!” sapa Dita untuk sang kekasih, ketika ia sudah memposisikan layar ponselnya tepat di wajah. April yang mendengarnya cukup terkejut dan sedikit merinding sehingga wanita berkulit coklat itu melemparkan satu bantal ke wajah Dita.

Melihat tingkah temannya, Nadine hanya bisa tersenyum.

Setelah lima tahun berpisah karena kesibukan masing-masing, ketiga sekawan itu memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama di kota Chicago, menciptakan kenangan indah untuk mereka simpan selamanya.

Tapi perbedaan dalam gaya berpakaian mereka tidak menghentikan persahabatan mereka. April dan Nadine adalah sahabat yang selalu mendukung Dita, terlepas dari tingkah perilakunya yang agak provokatif.

Nadine sendiri adalah seorang wanita pendiam, baik, tegas dan tidak takut apapun kecuali Tuhan. Dia cukup berani meski harus menghadapi sekelompok preman hingga berakhir babak belur, itu tak masalah selagi ia masih bisa bernafas. Dia seorang penulis, bukan penulis romantis, hanya penulis buku anak-anak yang sudah lebih dari 199 buku anak-anak yang ia tulis dan laris di pasaran atau kalangan anak-anak.

Kedua orang tuanya sudah meninggal. Nadine besar di panti asuhan, namun dia sangat di sayangi di sana. Alasan dia menulis buku anak-anak, karena dia suka anak-anak yang ada di panti asuhan seperti dirinya. Nadine ingin menghibur anak-anak di sana dengan cara membuat sebuah buku cerita yang penuh dongeng serta imajinasi, bukan kesedihan yang ada di dunia nyata.

Bisa di bilang, Nadine cukup beruntung meski dia besar dari keluarga asing yang sederhana tanpa memiliki kekayaan yang lebih. Dia juga tahu bahwa kematian kedua orang tuanya karena mereka dibunuh oleh sekelompok preman.

...***...

“DIMANA BOS KALIAN HAH? CIH, SUNGGUH PENGECUT MELIHAT JUMLAH KALIAN YANG LEBIH BANYAK TAPI SEBENARNYA MEMILIKI BOS YANG BERNYALI KECIL!” Seorang pria bertopi bundar dengan perlengkapan jas hitam dan sapu tangan hitam mulai tertawa terbahak-bahak, di ikuti oleh para anak buahnya yang masih mencoba menghina seorang pria tampan berkulit putih dengan setelan jas hitam yang sedari tadi hanya memperhatikan dengan senyuman kecil seolah tawa orang-orang tadi hanyalah sebuah hiburan sesaat.

Dari arah belakang, sebuah mobil sedan warna hitam mengkilat terparkir rapi meskipun kecepatannya lumayan tinggi. Suara tawa tiba-tiba berhenti saat sosok pria bertubuh tegap, tinggi 189 cm, berjaket hitam kulit dengan kaos hitam, celana hitam dan sepatu kulit hitam. pria itu memiliki aura yang sangat gelap dan mencengkam di sekitarnya.

Rambut hitamnya tersisir rapi, mata berwarna abu-abu serta kulit eksotis yang ia miliki membuat siapa saja pasti berpaling ke arahnya.

Bodohnya, pria bertopi tadi terlalu meremehkan musuhnya. Kini, keenam anak buahnya terbungkam ketika mereka melihat sosok misterius yang mereka tebak adalah seorang bos dari pria tampan berkulit putih yang sedari tadi hanya tersenyum santai.

“Dia Darvilado. Pria yang ingin menggusur kita dari wilayah pelabuhan.” Jelas pria berkulit putih tadi ke sosok misterius yang digadang-gadang adalah bosnya. Tanpa sedikit terguncang, tatapan mata abu-abu tadi langsung tajam dan menusuk hingga ke saraf pria bertopi.

“Kalian pikir aku takut. Kalian sudah cukup lama menguasai seluruh pelabuhan ini, dan kini aku akan mengambilnya paksa.” Pria bertopi tadi sepertinya tidak sabaran ingin menguasai area pelabuhan yang mereka pijak saat ini.

Pria misterius pemiliki tatapan tajam tadi mulai berjalan perlahan lebih dekat, namun pria bertopi malah melangkah mundur satu kali dengan tubuh gemetar namun masih memaksa terlihat tegar. Keduanya hanya berjarak seinci saja, sampai...

“Aku sudah membunuh seseorang yang menguasai lebih dulu pelabuhan ini sebelum kau.” Bisikan itu seperti sebuah sayatan pisau yang harus di waspadai. Tanpa berani menoleh, pria bertopi tadi malah mengompol di celana.

“Si-siapa kamu?” tanyanya gugup dan ketakutan.

Pria beraura gelap itu mulai melingkari leher musuhnya dengan gerakan santai. Seperti ada paku di kakinya hingga dia yang terkunci tak bisa melawan atau berbicara. Anak buah yang lainnya hanya menatap ngeri ketika mereka sudah tahu siapa orang yang saat ini mereka hadapi dengan bodoh serta sombongnya.

“Maxi Ed Tommaso. Ingat itu.” krekk! Satu gerakan berhasil mematahkan tulang leher hingga nadi musuhnya. Darah segar keluar dari mulut pria bertopi yang saat ini sudah tak bernyawa.

Seluruh anak buahnya di buat ketar-ketir serta ngeri melihat pemandangan seperti itu. Hanya dengan tangan kosong dan wajah tenang berhasil membunuh seseorang.

“Zero!” suaranya begitu serak dan berat.

Pria berjas yang lebih tepatnya adalah tangan kanan sosok pria bernama Maxi tadi, mulai berjalan ke arahnya memberikan korek api, sementara pria bernama Zero mulai memerintahkan satu anak buah Maxi lainnya untuk segera menyiramkan air gas ke jasad pria yang saat ini tergeletak di atas tanah, tepat di bawah kaki Maxi.

Maxi menyalahkan cerutu sebelum ia mulai membuang korek api tadi ke jasad yang saat ini terbakar di depan matanya. “Kau urus sisanya.” Ucapnya datar lalu pergi lebih dulu.

“Baik Tuan.” Dengan patuh Zero segera memberantas habis sisa anak buah tadi dan menghilangkan jejak pembunuhan yang baru saja dilakukan oleh bosnya.

...***...

Hotel Four season

Malam mulai menyelimuti kota Chicago, kota yang sering kali disebut dengan kota kriminal serta mafia. Rasanya seperti berada di dunia novel.

Setelah makan malam bersama. Ketiga wanita yang berada di kamara hotel tadi, mulai melakukan kesibukan masing-masing seperti, April yang sibuk membaca novel di ponselnya sambil duduk di sofa singel dan Dita sendiri masih betah melepas rindu bersama sang kekasih lewat gadget sambil berbaring manja di atas kasur. Berbeda dengan kedua temannya tadi, Nadine berdiri di balkon luar, sibuk menyisir rambut panjangnya yang memiliki warna hitam pekat serta kilauan yang indah.

“Hemm... Nananana!!” sambil bersenandung Nadine menyisir ke depan semua rambutnya hingga kini dia menunduk lebih rendah. Berada di balkon saat malam hari kesejukannya berasa menusuk di kulit Nadine, apalagi dia berada di lantai lima belas, suasana gelap dan damai.

Dari arah gedung apartemen bernama Maxedto. Seorang pria tampan dengan rahang tegas dan rambut basah serta bathrobe putih menutupi tubuh telanjangnya yang terlihat keras dan berotot. Tidak lupa juga tatto di dada kirinya nampak mengintip.

Maxi Ed Tommaso 29 Tahun, atau yang biasa di kenal sebagai Monster pembunuh. Bagi kalangan orang-orang yang bekerja kotor seperti Mafia, kriminal, penjual narkoba, barang-barang ilegal serta minyak ilegal semuanya, bahkan para pengusaha. Tidak satupun orang-orang dari profesi tersebut yang tidak kenal dengan pria bernama lengkap Maxi Ed Tomasso.

Seorang mafia kejam, dingin, dan haus darah. Sangat cocok jika dia dijuluki sebagai Monster Mafia. Bahkan jika keluarganya sendiri yang melakukan kesalahan atau berani membohongi dirinya, maka dia tak segan untuk menghukum mereka dengan setimpal.

Pria itu meneguk segelas wine, sambil menatap lurus dari balkon yang saat ini ia pijak. Mata abu-abu yang selalu tajam kini terlihat penuh kesedihan dan lelah, sampai manik tersebut mendapat target untuk dia tatap saat ini.

Seorang wanita yang sibuk menyisir rambut di malam hari.

Tanpa di sadari oleh Nadine sendiri. Ia masih sibuk bersenandung sambil menyisir, mengibaskan rambut hitam pekat nan indah miliknya sambil tersenyum puas. Nadine sangat menyukai rambutnya.

Tanpa sengaja, Nadine melihat seorang pria dari arah yang cukup jauh. Memang, mengingat apartemen Maxedto dan hotel Four season saling berdempetan bak sepasang kekasih. Nadine menatapnya sejenak lalu berpaling mengernyitkan dahi. “Apa dia melihatku?”.

Rasanya seperti di pantau ketika Nadine mencoba mengintip sedikit. Dia mulai terkejut saat pria tadi masih menatapnya lekat tanpa berpaling. Untung saja jarak mereka sedikit jauh, tapi Nadine masih bisa melihat gerakan pria asing tadi seolah meneguk segelas minuman.

Dengan perasaan sedikit takut, akhirnya Nadine memutuskan untuk masuk dengan tergesa-gesa.

“Ada apa Nadine?” tanya April khawatir saat melihat wajah panik temannya. Melihat kekhawatiran kedua temannya, Dita akhirnya turut serta menghampiri mereka.

“Entahlah! Seorang pria di gedung sebelah terus menatap ke arahku. Tapi aku tidak yakin.” Jelas Nadine sedikit bergidik merinding.

“Coba aku lihat.”

“Jangan!” Secepatnya Nadine menghentikan April sebelum sesuatu mungkin terjadi.

“Mungkin saja dia iseng. Sudahlah, ayo tidur!”

“Atau mungkin cinta pada pandangan pertama?!” goda Dita masih saja bergurau. April menggeleng lalu segera ikut tidur di satu ranjang yang sama bersama kedua temannya tadi.

Sementara di gedung lain. Maxi terseringai ketika wanita tadi masuk seperti ketakutan. Dia sangat suka melihat seseorang takut ketika menatapnya. “Menarik!” gumamnya saat ia sudah mengetahui wajah wanita misterius tadi yang cukup cantik dan menarik baginya.

Maxi tidak pernah tahu bahwa dia akan menghadapi wanita yang sulit nantinya.

Terpopuler

Comments

Nur Lizza

Nur Lizza

mampir Thor
kykny cerita ny seru aku suka berbauk Bauk mafia

2024-05-10

2

Bunda

Bunda

ikutan baca Thor 🙏🏻🙏🏻

2024-05-11

1

momy Alif ♥️

momy Alif ♥️

aku baru pertama baca... Ngakakk..nama ku dua-duanya ada di situ.. Dita April 😁😁

2024-03-26

2

lihat semua
Episodes
1 O200DMM – BAB 01
2 O200DMM – BAB 02
3 O200DMM – BAB 03
4 O200DMM – BAB 04
5 O200DMM – BAB 05
6 O200DMM – BAB 06
7 O200DMM – BAB 07
8 O200DMM – BAB 08
9 O200DMM – BAB 09
10 O200DMM – BAB 10
11 O200DMM – BAB 11
12 O200DMM – BAB 12
13 O200DMM – BAB 13
14 O200DMM – BAB 14
15 O200DMM – BAB 15
16 O200DMM – BAB 16
17 O200DMM – BAB 17
18 O200DMM – BAB 18
19 O200DMM – BAB 19
20 O200DMM – BAB 20
21 O200DMM – BAB 21
22 O200DMM – BAB 22
23 O200DMM – BAB 23
24 O200DMM – BAB 24
25 O200DMM – BAB 25
26 O200DMM – BAB 26
27 O200DMM – BAB 27
28 O200DMM – BAB 28
29 O200DMM – BAB 29
30 O200DMM – BAB 30
31 O200DMM – BAB 31
32 O200DMM – BAB 32
33 O200DMM – BAB 33
34 O200DMM – BAB 34
35 O200DMM – BAB 35
36 O200DMM – BAB 36
37 O200DMM – BAB 37
38 O200DMM – BAB 38
39 O200DMM – BAB 39
40 O200DMM – BAB 40
41 O200DMM – BAB 41
42 O200DMM – BAB 42
43 O200DMM – BAB 43
44 O200DMM – BAB 44
45 O200DMM – BAB 45
46 O200DMM – BAB 46
47 O200DMM – BAB 47
48 O200DMM – BAB 48
49 O200DMM – BAB 49
50 O200DMM – BAB 50
51 O200DMM – BAB 51
52 O200DMM – BAB 52
53 O200DMM – BAB 53
54 O200DMM – BAB 54
55 O200DMM – BAB 55
56 O200DMM – BAB 56
57 O200DMM – BAB 57
58 O200DMM – BAB 58
59 O200DMM – BAB 59
60 O200DMM – BAB 60
61 O200DMM – BAB 61
62 O200DMM –BAB 62
63 O200DMM – BAB 63
64 O200DMM – BAB 64
65 O200DMM – BAB 65
66 O200DMM – BAB 66
67 O200DMM – BAB 67
68 O200DMM –BAB 68
69 O200DMM – BAB 69
70 O200DMM – BAB 70
71 O200DMM – BAB 71
72 O200DMM – BAB 72
73 O200DMM – BAB 73
74 O200DMM — BAB 74
75 O200DMM – BAB 75
76 O200DMM – BAB 76
77 O200DMM – BAB 77
78 O200DMM — BAB 78
79 O200DMM — BAB 79
80 O200DMM — BAB 80
81 O200DMM — BAB 81
82 O200DMM — BAB 82
83 O200DMM – BAB 83
84 O200DMM – BAB 84
85 O200DMM – BAB 85
86 O200DMM — BAB 86
87 O200DMM – BAB 87
88 O200DMM — BAB 88
89 O200DMM — BAB 89
90 O200DMM — BAB 90
91 O200DMM — BAB 91
92 O200DMM — BAB 92
93 O200DMM — BAB 93
94 O200DMM — BAB 94
95 O200DMM — BAB 95
96 O200DMM — BAB 96
97 O200DMM — BAB 97
98 O200DMM — BAB 98
99 O200DMM — BAB 99
100 O200DMM— BAB 100
101 O200DMM — BAB 101
102 O200DMM — BAB 102
103 O200DMM — BAB 103
104 O200DMM — BAB 104
105 O200DMM — BAB 105
106 O200DMM — BAB 106
107 O200DMM — BAB 107
108 O200DMM — BAB 108
109 O200DMM — BAB 109
110 O200DMM — BAB 110
111 O200DMM — BAB 111
112 O200DMM — BAB 112
113 O200DMM — BAB 113
114 O200DMM — BAB 114
115 O200DMM — BAB 115
116 O200DMM — BAB 116
117 O200DMM — BAB 117
118 O200DMM — BAB 118
119 O200DMM — BAB 119
120 O200DMM — BAB 120
121 O200DMM — BAB121
122 O200DMM — BAB 122
123 O200DMM — BAB 123
124 O200DMM — BAB 124
125 O200DMM — BAB 125
126 O200DMM — BAB 126
127 O200DMM — BAB 127
128 O200DMM — BAB 128
129 O200DMM — BAB 129
130 O200DMM — BAB 130
131 O200DMM — BAB 131
132 O200DMM — BAB 132
133 O200DMM — BAB 133
134 O200DMM — BAB 134
135 O200DMM — BAB 135
136 O200DMM — BAB 136
137 O200DMM — BAB 137
138 O200DMM — BAB 138
139 O200DMM — BAB 139
140 O200DMM — BAB 140
141 O200DMM — BAB 141
142 O200DMM — BAB 142
143 O200DMM —BAB 143
144 O200DMM — BAB 144
145 O200DMM — BAB 145
146 O200DMM — BAB 146
147 O200DMM — BAB 147
148 O200DMM — BAB 148
149 O200DMM — BAB 149
150 O200DMM — BAB 150
151 O200DMM — BAB 151
152 O200DMM — BAB 152
153 O200DMM — BAB 153
154 O200DMM — BAB 154
155 O200DMM — BAB 155
156 O200DMM — BAB 156
157 O200DMM — BAB 157
158 O200DMM — BAB 158
159 O200DMM — BAB 159
160 O200DMM — BAB 160
161 O200DMM — BAB 161
162 O20DMM — BAB 162
163 O200DMM — BAB 163
164 O200DMM — BAB 164
165 O200DMM — BAB 165
166 O200DMM — BAB 166
167 O200DMM — BAB 167
168 O200DMM — BAB 168
169 O200DMM — BAB 169
170 O200DMM — BAB 170
171 O200DMM — BAB 171
172 O200DMM — BAB 172
173 O200DMM — BAB 173
174 O200DMM — BAB 174
175 O200DMM — BAB 175
176 O200DMM — BAB 176
177 O200DMM — BAB 177
178 O200DMM — BAB 178
179 O200DMM — BAB 179
180 O200DMM — BAB 180
181 O200DMM — BAB 181
182 O200DMM — BAB 182
183 O200DMM — BAB 183
184 O200DMM — BAB 184
185 O200DMM —BAB 185
186 O20DMM — BAB 186
187 O20DMM — BAB 187
188 O20DMM — BAB 188
189 O20DMM — BAB 189
190 O20DMM — BAB 190
191 O20DMM — BAB 191
192 O20DMM — BAB 192
193 O20DMM — BAB 193
194 O20DMM — BAB 194
195 O20DMM — BAB 195
196 O200DMM — BAB 196
197 O200DMM — BAB 197
198 O200DMM — BAB 198
199 O200DMM — BAB 199
200 O200DMM — BAB 200
201 Info SEASON-2 O200DMM
Episodes

Updated 201 Episodes

1
O200DMM – BAB 01
2
O200DMM – BAB 02
3
O200DMM – BAB 03
4
O200DMM – BAB 04
5
O200DMM – BAB 05
6
O200DMM – BAB 06
7
O200DMM – BAB 07
8
O200DMM – BAB 08
9
O200DMM – BAB 09
10
O200DMM – BAB 10
11
O200DMM – BAB 11
12
O200DMM – BAB 12
13
O200DMM – BAB 13
14
O200DMM – BAB 14
15
O200DMM – BAB 15
16
O200DMM – BAB 16
17
O200DMM – BAB 17
18
O200DMM – BAB 18
19
O200DMM – BAB 19
20
O200DMM – BAB 20
21
O200DMM – BAB 21
22
O200DMM – BAB 22
23
O200DMM – BAB 23
24
O200DMM – BAB 24
25
O200DMM – BAB 25
26
O200DMM – BAB 26
27
O200DMM – BAB 27
28
O200DMM – BAB 28
29
O200DMM – BAB 29
30
O200DMM – BAB 30
31
O200DMM – BAB 31
32
O200DMM – BAB 32
33
O200DMM – BAB 33
34
O200DMM – BAB 34
35
O200DMM – BAB 35
36
O200DMM – BAB 36
37
O200DMM – BAB 37
38
O200DMM – BAB 38
39
O200DMM – BAB 39
40
O200DMM – BAB 40
41
O200DMM – BAB 41
42
O200DMM – BAB 42
43
O200DMM – BAB 43
44
O200DMM – BAB 44
45
O200DMM – BAB 45
46
O200DMM – BAB 46
47
O200DMM – BAB 47
48
O200DMM – BAB 48
49
O200DMM – BAB 49
50
O200DMM – BAB 50
51
O200DMM – BAB 51
52
O200DMM – BAB 52
53
O200DMM – BAB 53
54
O200DMM – BAB 54
55
O200DMM – BAB 55
56
O200DMM – BAB 56
57
O200DMM – BAB 57
58
O200DMM – BAB 58
59
O200DMM – BAB 59
60
O200DMM – BAB 60
61
O200DMM – BAB 61
62
O200DMM –BAB 62
63
O200DMM – BAB 63
64
O200DMM – BAB 64
65
O200DMM – BAB 65
66
O200DMM – BAB 66
67
O200DMM – BAB 67
68
O200DMM –BAB 68
69
O200DMM – BAB 69
70
O200DMM – BAB 70
71
O200DMM – BAB 71
72
O200DMM – BAB 72
73
O200DMM – BAB 73
74
O200DMM — BAB 74
75
O200DMM – BAB 75
76
O200DMM – BAB 76
77
O200DMM – BAB 77
78
O200DMM — BAB 78
79
O200DMM — BAB 79
80
O200DMM — BAB 80
81
O200DMM — BAB 81
82
O200DMM — BAB 82
83
O200DMM – BAB 83
84
O200DMM – BAB 84
85
O200DMM – BAB 85
86
O200DMM — BAB 86
87
O200DMM – BAB 87
88
O200DMM — BAB 88
89
O200DMM — BAB 89
90
O200DMM — BAB 90
91
O200DMM — BAB 91
92
O200DMM — BAB 92
93
O200DMM — BAB 93
94
O200DMM — BAB 94
95
O200DMM — BAB 95
96
O200DMM — BAB 96
97
O200DMM — BAB 97
98
O200DMM — BAB 98
99
O200DMM — BAB 99
100
O200DMM— BAB 100
101
O200DMM — BAB 101
102
O200DMM — BAB 102
103
O200DMM — BAB 103
104
O200DMM — BAB 104
105
O200DMM — BAB 105
106
O200DMM — BAB 106
107
O200DMM — BAB 107
108
O200DMM — BAB 108
109
O200DMM — BAB 109
110
O200DMM — BAB 110
111
O200DMM — BAB 111
112
O200DMM — BAB 112
113
O200DMM — BAB 113
114
O200DMM — BAB 114
115
O200DMM — BAB 115
116
O200DMM — BAB 116
117
O200DMM — BAB 117
118
O200DMM — BAB 118
119
O200DMM — BAB 119
120
O200DMM — BAB 120
121
O200DMM — BAB121
122
O200DMM — BAB 122
123
O200DMM — BAB 123
124
O200DMM — BAB 124
125
O200DMM — BAB 125
126
O200DMM — BAB 126
127
O200DMM — BAB 127
128
O200DMM — BAB 128
129
O200DMM — BAB 129
130
O200DMM — BAB 130
131
O200DMM — BAB 131
132
O200DMM — BAB 132
133
O200DMM — BAB 133
134
O200DMM — BAB 134
135
O200DMM — BAB 135
136
O200DMM — BAB 136
137
O200DMM — BAB 137
138
O200DMM — BAB 138
139
O200DMM — BAB 139
140
O200DMM — BAB 140
141
O200DMM — BAB 141
142
O200DMM — BAB 142
143
O200DMM —BAB 143
144
O200DMM — BAB 144
145
O200DMM — BAB 145
146
O200DMM — BAB 146
147
O200DMM — BAB 147
148
O200DMM — BAB 148
149
O200DMM — BAB 149
150
O200DMM — BAB 150
151
O200DMM — BAB 151
152
O200DMM — BAB 152
153
O200DMM — BAB 153
154
O200DMM — BAB 154
155
O200DMM — BAB 155
156
O200DMM — BAB 156
157
O200DMM — BAB 157
158
O200DMM — BAB 158
159
O200DMM — BAB 159
160
O200DMM — BAB 160
161
O200DMM — BAB 161
162
O20DMM — BAB 162
163
O200DMM — BAB 163
164
O200DMM — BAB 164
165
O200DMM — BAB 165
166
O200DMM — BAB 166
167
O200DMM — BAB 167
168
O200DMM — BAB 168
169
O200DMM — BAB 169
170
O200DMM — BAB 170
171
O200DMM — BAB 171
172
O200DMM — BAB 172
173
O200DMM — BAB 173
174
O200DMM — BAB 174
175
O200DMM — BAB 175
176
O200DMM — BAB 176
177
O200DMM — BAB 177
178
O200DMM — BAB 178
179
O200DMM — BAB 179
180
O200DMM — BAB 180
181
O200DMM — BAB 181
182
O200DMM — BAB 182
183
O200DMM — BAB 183
184
O200DMM — BAB 184
185
O200DMM —BAB 185
186
O20DMM — BAB 186
187
O20DMM — BAB 187
188
O20DMM — BAB 188
189
O20DMM — BAB 189
190
O20DMM — BAB 190
191
O20DMM — BAB 191
192
O20DMM — BAB 192
193
O20DMM — BAB 193
194
O20DMM — BAB 194
195
O20DMM — BAB 195
196
O200DMM — BAB 196
197
O200DMM — BAB 197
198
O200DMM — BAB 198
199
O200DMM — BAB 199
200
O200DMM — BAB 200
201
Info SEASON-2 O200DMM

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!