Kupikir aku akan bahagia menikah dengan seorang Arjuna Raka Sastrowardoyo. Wajahnya yang sangat tampan dengan tubuh atletis tenyata tak bisa memberikan kenikmatan di ranjang.
Pria itu impoten dan mempunyai keanehan lain saat berada di ranjang.
Aku merasa kecantikan dan kemolekan tubuhku tak berguna. Hanya saja ia sangat baik dan loyal padaku. Semua hartanya yang banyak itu bebas aku gunakan yang penting ia puas menyiksaku.
Aku tidak tahu apakah aku akan bertahan atau memilih mencari kebahagiaan lain.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Belum Masuk Eh, Sudah Keluar
Dyah Pitaloka yang sejak tadi sudah terbangun karena suara azan subuh dari kejauhan langsung membangunkan suaminya.
"Mas, bangun, udah subuh nih," panggilnya seraya menggoyang-goyangkan tangan pasangan hidupnya itu.
"Iya ma," ucap sang suami kemudian meregangkan ototnya dan berhasil membuat inti dirinya juga terbangun. Entah kenapa pria itu jadi teringat putranya, yaitu Arjuna.
Ia berharap bahwa anaknya itu tidak lah mengalami disfungsi ereksi yang cukup parah dan sulit untuk disembuhkan.
"Mas, kamu lagi mikirin apa sih? Kok belum bangun juga?"
"Ah gak. Aku cuma mikirin Arjuna sayang. Semoga saja apa yang kita usahakan ada hasilnya."
"Iya mas. Kalau jamunya diminum yang rutin insyaallah akan ada hasilnya."
Ah ya semoga saja bisa seperti itu karena aku sudah merasakan khasiatnya. Aku selalu bugar dan mempunyai stamina yang bagus gara-gara selalu meminum ramuan herbal buatan kamu sayang."
"Aamiin. Ayo kita sholat mas." Dyah segera menarik tangan suaminya agar segera bangun dan melakukan kewajiban mereka. Setelah selesai mereka berdua berniat keluar dari rumah itu untuk melakukan olahraga pagi.
Di depan kamar Arjuna mereka berdua tiba-tiba menghentikan langkah mereka. Dyah Pitaloka ingin sekali mengajak dua orang suami istri itu untuk bangun dan juga melaksanakan kewajiban mereka berdua sebagai muslim.
"Gak usah diganggu sayang. Biarkan mereka. Toh ini masih sangat pagi," ucap sang suami seraya menarik tangan istrinya agar menjauhi kamar putra mereka.
"Tapi mas,"
"Gak apa-apa. Mereka pasti bangun kok. Arjuna itu biasa bangun subuh jadi pasti akan terbangun sendiri."
"Iya deh mas." Dyah mengalah. Ia pun melanjutkan langkahnya untuk keluar rumah dan menikmati udara pagi yang terasa sangat segar ini.
Dan betul kata Sastrowardoyo, Arjuna dan Mayangsari memang sudah sejak tadi bangun tapi masih berada di atas ranjang untuk saling memberikan kenikmatan di pagi hari itu.
Arjuna melenguh pelan saat istrinya itu malah mengulum lagi ujung tongkatnya dengan sangat lembut kemudian mengulangi lagi perkataannya.
"Mas, aku mau banget nih."
"Oh kamu mau itu ya? Lakukan sesukamu sayang. Semua ini milikmu May," ucap Arjuna dengan perasaan yang sangat bahagia. Mayang tertunduk dengan pipi menghangat.
Wanita itu merasa jadi sangat binal sekarang, dan ya, ia semakin tak tahu malu karena selalu meminta urusan itu padahal ia sudah dibuat orgasme berkali-kali semalam.
"Aku mau yang lain mas," ucap Mayang merajuk manja. Wanita itu pun menjauhkan wajahnya dari ujung si tongkat takut ia akan mendapatkan skin care gratis lagi.
"Katakan sayang, kamu mau apa?" tanya pria itu lagi seraya menatap wajah istrinya yang semakin cantik saja padahal baru bangun tidur dan juga belum mencuci wajahnya.
Mayang tak lagi menjawab karena ia yakin suaminya itu sudah mengerti apa yang ia maksudkan.
"May, Apa kamu ingin aku menunjukkan kesaktian tongkatku itu sayang?"
"Iya mas, aku sangat menginginkan tongkatmu ini. Udah besar dan kuat banget lho," jawab wanita itu seraya mengelus lembut batang tongkat sang suami dari bawah ke atas berulang-ulang dan berhasil membuatnya semakin menunjukkan eksistensinya.
Arjuna tersenyum kemudian menarik tubuh sang istri dan merubah posisi wanita itu agar bisa berada di bawah kungkungannya. Ia juga sejak tadi sudah terbakar hasrat dan tak sabar ingin menguji kekuatan si tongkat di dalam gua dalam dan sempit milik istrinya itu.
Dengan terburu-buru ia pun membuka paha istrinya dan mengetuk pintu gua itu dengan sangat pelan dan berirama. Mayangsari merasakan dadanya berdebar. Ia tak menyangka kalau harta karun suaminya yang selama ini disembunyikan akhirnya akan berkunjung ke istananya.
Mayang pun menutup matanya menikmati sensasi ujung tongkat yang sedang mengetuk dan berkenalan dengan gerbang istananya.
Wanita itu pasrah jika tongkat yang sangat besar dan kuat itu memporak-porandakan istananya. Ia tak akan menjerit maupun menolak meskipun pasti akan terasa sangat sakit karena ia masih perawan.
Arjuna sendiri pun sudah tak sabar. Ia pun mengucapkan salam ketika ujung tongkatnya mulai menyentuh lembah yang terasa lembab dan basah itu.
Dan...
Mayang tiba-tiba merasakan dirinya sangat basah dan juga lengket.
"Mass, kok gak masuk?" tanya Mayang yang sejak tadi menunggu dengan dada berdebar. Arjuna tidak menjawab tetapi langsung mengulum bibir istrinya yang masih tampak ingin bertanya.
"Mass, ayo keburu subuh lewat," ucap wanita itu lagi saat suaminya melepaskan tautan bibir mereka berdua.
"Aku udah keluar May," jawab Arjuna dengan perasaan tak nyaman.
"Lho, kamu 'kan belum masuk mas. Kok udah keluar?!" tanya wanita itu dengan wajah yang mulai berubah warna. Ada perasaan curiga yang ia rasakan.
"Iya sayang, lihat saja," ucap Arjuna seraya menarik tubuh istrinya itu agar bangun dan melihat apa yang terjadi di bawah sana.
"Aaaaa, massss!" Mayang berteriak histeris saat melihat pangkal pahanya sudah penuh dengan mayonaise suaminya sedangkan si tongkat sakti yang ia harapkan menusuknya kini sudah loyo tak bertenaga.
"Ih kesel!" ucap wanita itu lagi kemudian segera berlari ke kamar mandi. Arjuna tak bisa berkata-kata lagi saat melihat tongkatnya kalah sebelum berperang. Ia mabuk duluan padahal belum juga dicekik.
"Maafkan aku May," ucap pria itu dengan perasaan yang sangat sedih. Berkali-kali sudah ia mengecewakan wanita yang sangat dicintainya itu.
Ia pun bangun dan mengetuk pintu kamar mandi agar ia bisa masuk dan membersihkan dirinya. Akan tetapi sang istri tidak membukakannya pintu.
Pria itu keluar dari kamarnya dan akan menggunakan ruang kerjanya untuk mandi.
Sementara itu Mayangsari yang masih berada di kamar mandi masih saja merasa sangat kesal. Suaminya batal lagi membuat dirinya tak perawan padahal mereka sudah lebih tiga bulan menikah.
"Aaa belum masuk malah ke keluar duluan, kesel banget!" ucapnya pada dirinya sendiri.
"Ah kesal sama kamu mas!" geramnya seraya mengguyur tubuhnya dengan air dingin untuk memberikan kesegaran pada tubuhnya yang sangat ingin merasakan tongkat tak sakti itu.
"Aha!"
Sebuah lampu neon tiba-tiba menyala di atas kepalanya. Ia teringat pada minyak urut buatan ibunya.
Aku belum mencoba khasiat minyak Mak Erot nenek aku, ucapnya membatin.
Mayangsari berusaha untuk membujuk dirinya bahwa apa yang suaminya alami pasti akan sembuh. Usaha mereka berdua pasti akan menunjukkan hasil yang maksimal.
Mereka masih harus terus berusaha sampai titik darah penghabisan eh🤭. Bukankah mereka sebenarnya belum maksimal dalam berusaha.
Ramuan herbal atau jamu akar ginseng merah itu baru ia minum satu kali dan itu masih sangat kurang. Arjuna harus sabar untuk mendapatkan hasil yang sangat diharapkan.
Intinya adalah tak ada hal yang instan yang akan bisa bertahan lama dan juga menghasilkan hal yang sangat luar biasa.
Dan itu berarti adalah ia dan suaminya tak boleh berputus asa. Mereka akan terus berusaha mendapatkan kesembuhan dan membuat si tongkat menancap dengan sangat kuat di dalam istananya.
"Setelah ini, khasiat minyak Mak Erot harus kita buktikan mas!" ucap Mayang dengan tangan terkepal kuat.
🌺
*Bersambung.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊