Bram, lelaki yang berperawakan tinggi besar, berwajah dingin, yang berprofesi sebagai penculik orang-orang yang akan memberi imbalan besar untuk tawanan orang yang diculiknya kali ini harus mengalah dengan perasaan cintanya.Ia jatuh cinta dan bergelora dengan tawanannya. Alih-alih menyakiti dan menjadikan tawanannya takut atas kesadisan. Dia malah jatuh cinta dan menodai tawanannya atas nama nafsunya. Ia mengulur waktu agar Belinda tetap jadi sandranya. walaupun harus mengembalikan uang imbalannya dan ancaman dari pembunuh bayaran ketiga, dia tidak peduli. malam itu dia menodai Belinda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CACASTAR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BELINDA HAMIL, AWAL YANG BARU
Di dalam mobil Belinda masih melihat ke belakang, dia menangis melihat Bram masih terkapar di sana. Dia menangis. Bram kekasihnya berdarah kena tembakan. Apakah Bram akan mati?
Bayangan Bram tak lagi terlihat, karena mobil yang ditumpangi sudah melaju kencang.
Bram meringis kesakitan, darah segar mengucur di seluruh anggota tubuhnya, dia terbatuk-batuk.
Dia mulai merasakan rasa dingin menjalar di tubuhnya.
Dua buah mobil berhenti di dekatnya, tetapi mobil yang lain, ini adalah mobil milik kaki tangan Raja yang membayarnya.
Dua orang keluar menghampirinya.
Dia meludahinya,
"Setan kauu!!!"
Dia pendapat tendangan lagi di mulutnya. Kini darah mengalir di mulutnya. Bibirnya robek.
Dua orang pengawal mengangkat badannya kedalam mobil dan mobil itu berlalu keduanya. menyisakan suasana sadis yang baru terjadi.
....
Belinda masih tidur di dalam kamarnya yang mewah. Aroma wewangian yang mahal semerbak menebar di seluruh ruangan. Belinda sudah dua hari ada di kamarnya. Sebuah infus menggantung yang terhubung dengan badannya. Sudah tiga infusan masuk di badannya, dia dehidrasi mengalami luka di beberapa kulitnya.
Seorang perawat masuk dan duduk di samping. Seorang pelayan perempuan duduk dengan penuh kehati-hatian memandangi Belinda, itulah pelayan beti yang telah menjadi pelayan sekaligus pengasuhnya selama ini.
Nona cantiknya sudah hampir sebulan lamanya hilang.
Di luar penjaga dua puluh orang berjaga-jaga di sana.
Belinda anak kesayangan, Belinda kecintaan mereka terluka. Menteri pertahanan dan istrinya ada di ruang kerja. Istrinya duduk di sofa dengan penuh gusar, sementara menteri keamanan duduk di belakang meja kerjanya dengan wajah dinginnya. dia tidak menyangka kejadian tragis akan menimpa putrinya yang cantik. Presiden ingin mengusut masalah ini dan mengirimkan bantuan untuk membalas raja yang sudah ingkar janji.
Pengawalnya mendapat informasi dari mata-mata dan melaporkan padanya, informasi bahwa Dalang penculikan pada putrinya adalah raja tersebut.
Jendral Gondesh membiarkan pemuda itu dan melepaskannya karena tidak mau putrinya kelak dicari pemuda itu lagi. Bila mereka membawa lelaki itu ke negara Belva, besar kemungkinan mereka bersama kembali. Makanya, dia memerintahkan pengawalnya melepaskan lelaki itu, yang tidak lain adalah Bram dan membiarkan raja negara yang sudah merencanakan penculikan mengurusnya.
Dia yakin ada sesuatu yang terjadi antara putrinya dengan Bram. melihat demikian histerisnya putrinya saat pengawalnya menghajar pemuda itu habis-habisan. Dia yakin putrinya diperlakukan tidak baik oleh pengawal itu yang membuatnya trauma dan histeris. Ini adalah hari kedua putrinya tidak sadarkan diri. Putrinya pingsan dan dokter akan datang memberitahu hasil laboratorium yaitu hasil cek darah putrinya.
Putrinya dehidrasi hebat dan lemah tak berdaya, dia tidak mau putrinya sakit berketerusan.
Di luar penjaga yang menjaga ruang kerjanya ada 20 orang. Seseorang mengetuk pintu. seorang pengawal masuk melaporkan bahwa tiga orang dokter telah datang.
"yaa, bawa dokter-dokter itu masuk."
"Siap, Jendral!"
ketiga dokter itu masuk, dokter
Dokter yang pertama (1) adalah dokter penyakit dalam. Jendral memintanya untuk memeriksa dan mengurus cek up dsn CT Scan keseluruhan kemungkinan sakit yang diderita putrinya.
Dokter yang kedua (2) adalah dokter kejiwaan yang menangani trauma putrinya nanti setelah siuman.
Dokter yang ketiga (3) adalah dokter tidak diketahuinya apa fungsinya.
"Permisi, Pak Mentri!"
"Ya, silahkan duduk!"
Kedua dokter tadi menerangkan semua hal mengenai hasil lab dan hasil analisis yang mereka lakukan. mereka menjelaskan sehingga Mentri meangguk-angguk paham.
istrinya, memandangi, dan menyimak keterangan dokter dengan seksama. Sesekali wajahnya cemas terlihat menoleh pada suaminya yang berwajah dingin menatap dokter-dokter tersebut.
"lalu Anda, siapa?"
"Maaf Pak Menteri, saya diminta oleh ibu Meteri untuk mengecek kandungan Nona Belinda"
"Apa kandungan?"
"Yaa papa,, Bety mengatakan kalau Belinda sebelum pingsan memegangi perutnya dan terkadang mual."
"Beti meminta aku untuk memanggil dokter kandungan agar memeriksa kandungan Belinda."
Jendral Godesh memandangi istrinya dengan pandangan tidak percaya.
Mohon maaf, bapak dan ibu Mentri dari hasil pemeriksaan saya, Nona Belinda sudah mengandung selama sebulan.
"Apaaa!!!..."
"Ohhh, Tuhan!!!...."
"Maaf Pak Mentri, ini adalah kelima hasil pemeriksaan dari tes kehamilan berbeda dan hasilnya tetap sama, Nona Belinda"
"Siapaa yang menghamili putriku!!!"
Maaf Pak Mentri kami permisi dulu! Permisi!" mereka segera pamit.
Mereka takut dengan amukan Pak Menteri nantinya.
Dia memandangi istrinya yang menangis.
"Siapa yang menghamili Belinda, mama?"
"Penculik itu?"
"Noooo"
.....