Kisah perjalanan pernikahan Kaluna dan Nathan yang harus kandas karena sebuah kesalahpahaman yang di sebabkan oleh adik Nathan yang tidak menyukai Kaluna menjadi bagian keluarga mereka.
Tiga tahun kemudian saat Kaluna mendapat pekerjaan saat itu ia harus berurusan kembali dengan keluarga mantan suaminya.
Bagaimana lanjutan kisah Kaluna dan Nathan apakah mereka akan rujuk kembali ataukah mereka menemukan tambatan hati yang lain. Jangan lupa ikuti kisahnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itz_zara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Enam Belas
Waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, yang seharusnya Nathan sudah pulang tapi hari ini Nathan belum pulang ke rumahnya. Kaluna khawatir Nathan yang belum juga pulang, ia berdoa supaya Nathan tidak kenapa-kenapa. Kaluna semakin khawatir karena Nathan belum juga pulang. Ia memutuskan untuk menghubungi Nathan melalui telepon, tapi ternyata panggilannya tidak dijawab. Kaluna semakin cemas dan memutuskan untuk menunggu Nathan di ruang tamu, sambil terus berdoa agar Nathan segera pulang dengan selamat.
Meskipun Nathan membencinya, tapi tetap saja Nathan adalah suaminya, ia juga tak mengelak jika ia masih mencintai Nathan.
Saat menunggu, Kaluna tidak bisa tenang dan terus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang terburuk. Ia berusaha untuk tidak terlalu khawatir, tapi tidak bisa menahan perasaan cemas yang semakin meningkat. Tiba-tiba, terdengar suara pintu yang terbuka, Kaluna langsung berdiri dan berjalan menuju pintu untuk menyambut Nathan yang baru saja pulang.
Kaluna membuka segera membuka kan pintu dan melihat Nathan berdiri di depan pintu dengan wajah yang terlihat sangat lelah. Kaluna merasa lega karena Nathan telah pulang ke rumah, tapi ia juga khawatir akan kondisi Nathan yang baru saja sembuh dari sakitnya.
"Selamat malam tuan," sambut Kaluna pada Nathan yang sudah berjalan memasuki rumahnya.
Nathan tidak menjawab, tapi hanya memandang Kaluna dengan datar. Nathan sedang merasa lelah setelah seharian menghadapi menghadapi kertas-kertas dan juga memandang leptop.
"Athan sudah tidur?" Tanya Nathan tiba-tiba.
"Sudah tuan, den Athan sudah tidur tadi," jawab Kaluna sopan.
Nathan langsung pergi menuju kamarnya begitu saja, meninggalkan Kaluna yang masih berdiri di dekat pintu utama.
Kaluna yang ditinggalkan begitu saja hanya mengedikan bahunya, ia memutuskan untuk pergi tidur mengistirahatkan dirinya setelah bekerja tadi.
Berbeda dengan Nathan yang langsung masuk ke kamar anaknya, ia akan melihat anaknya sebentar sebelum masuk ke dalam kamarnya. Ia bisa melihat anaknya tidur dengan damai.
"Selamat tidur nak, semoga mimpi indah, ayah sayang Athan," kata Nathan sambil mencium dahi sang anak.
Setelah itu ia pergi ke kamarnya untuk membersihkan diri. Nathan memasuki kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya, mencuci wajah dan tangan yang lelah setelah seharian bekerja. Ia merasa sedikit lega setelah melihat Athan tidur dengan damai, dan sekarang ia ingin melepaskan stres dan kelelahan yang menumpuk. Setelah selesai membersihkan diri, Nathan keluar dari kamar mandi dan menuju ke tempat tidurnya, merasa sedikit lebih santai dan siap untuk beristirahat.
Nathan membaringkan dirinya di tempat tidur dan menutup matanya, merasa lelah dan ingin segera tertidur. Ia berusaha untuk tidak memikirkan tentang masalah yang sedang dihadapinya, dan hanya ingin beristirahat dan mengisi energi untuk menghadapi hari esok. Setelah beberapa menit, Nathan mulai merasa tertidur, dan ia meninggalkan semua kelelahan dan stres di baliknya. Di kamar bawah, Kaluna juga sudah tertidur, setelah seharian capek bekerja dengan double job.
Kedua suami istri itu akhirnya bisa beristirahat dengan tenang, setelah seharian menghadapi kesibukan dan tantangan masing-masing. Walaupun tidur mereka di kamar sendiri-sendiri.
Rumah mereka kini sunyi dan damai, hanya terdengar suara napas mereka yang teratur, menandakan bahwa mereka sedang tertidur dengan nyenyak. Athan, anak mereka, juga masih tertidur dengan damai di kamarnya, tidak menyadari bahwa orang tuanya sedang beristirahat setelah seharian bekerja keras.
*****
Pagi hari nya Kaluna bangun lebih awal ia akan menyiapkan sarapan terlebih dahulu baru akan membantu menyiapkan tuannya.
"Pagi sekali mbak," kata bu Tati yang baru juga bangun dari tidurnya.
"Iya bu, tadi malam gak bisa yidur jadinya sekarang bangun kepagian, daripada gak ngapa-ngapain mendingan bikin buat sarapan dulu," balas Kaluna.
Bu Tati hanya tersenyum mendengar jawaban Kaluna. Ia sudah terbiasa melihat Kaluna bangun pagi hari sebelum adzan subuh berkumandang.
Dengan di bantu oleh bu Tati kini Kaluna menyiapkan sarapan untuk keluarga tuannya. Sementara itu Nathan dan juga Athan masih tertidur dengan nyenyak di ranjang mereka masing-masing.
Setelah selesai membuat sarapan Kaluna akan membersihkan diri terlebih dahulu baru akan membangunkan tuannya. Setelah selesai membersihkan diri, Kaluna berjalan menuju kamar Nathan untuk membangunkannya. Ia berhenti di depan pintu kamar dan mengetuknya pelan-pelan sebelum memasuki kamar.
"Selamat pagi, tuan," kata Kaluna dengan suara yang lembut.
"Sarapan sudah siap, tuan." Nathan membuka matanya dan memandang Kaluna dengan sedikit kaget, tapi kemudian ia mengangguk dan berusaha untuk bangun dari tidurnya.
Selesai menyiapkan kebutuhan Nathan ia langsung pergi menuju kamar anaknya Athan. Kaluna membuka pintu kamar Athan dan melihat anak kecil itu masih tertidur dengan nyenyak. Ia tersenyum dan berjalan mendekati tempat tidur Athan.
"Selamat pagi, ganteng," kata Kaluna dengan suara yang lembut.
"Sudah waktunya bangun, sarapan sudah siap." Kaluna kemudian membangunkan Athan dengan lembut, dan anak kecil itu mulai membuka matanya dan memandang Kaluna dengan senyum.
Athan kemudian duduk di tempat tidurnya dan menggosok matanya, masih terlihat sedikit mengantuk.
"Pagi," katanya dengan suara yang masih terdengar ngantuk.
Kaluna tersenyum dan membantu Athan untuk turun dari tempat tidurnya.
"Ayo ganteng kita mandi dulu, setelah itu kita sarapan, ayah sudah menunggu dibawah," kata Kaluna sambil membawa Athan menuju kamar mandi.
Athan mengangguk dan berjalan bersama Kaluna menuju kamar mandi. Setelah selesai mandi, Kaluna membantu Athan untuk berpakaian dan kemudian membawanya ke ruang makan. Di ruang makan, Nathan sudah duduk dan menunggu mereka, dengan wajah yang masih terlihat sedikit lelah.
"Selamat pagi, nak," kata Nathan sambil tersenyum kepada Athan.
"Selamat pagi ayah," kata Athan membalas sapaan ayahnya dengan ciri khas anak kecil.
"Gimana tidurnya tadi nyenyak nak?" Tanya Nathan pada Athan.
"Nyenyak ayah," balas Athan dengan suara khasnya yang masih seperti anak-anak pada umumnya.
Sekarang, ayo kita makan sarapan dulu, ya?" Athan mengangguk dan mulai makan sarapannya dengan lahap, begitu juga Nathan yang mulai sarapannya juga.
Kaluna membantu makan Athan yang masih terlihat berantakan, agar tidak terkena baju sekolahnya Kaluna berinisiatif menyuapi Athan saja.
Nathan memandang pasangan anak dan ibu itu dengan pandangan yang susah untuk dijelaskan, tapi hatinya menghangat bisa melihat Athan bersama ibunya kembali. Disisi lain juga Nathan takut kalau Athan tau Kaluna adalah ibunya, Athan akan pergi meninggalkannya.
Nathan merasa sedikit cemas dan khawatir tentang masa depannya dengan Athan. Ia takut kalau Athan mengetahui kebenaran tentang Kaluna, maka Athan akan meninggalkannya. Nathan tidak ingin kehilangan anaknya, tapi ia juga tidak ingin menyembunyikan kebenaran dari Athan selamanya. Ia berharap bisa menemukan cara untuk mengungkapkan kebenaran kepada Athan tanpa membuatnya terluka atau meninggalkannya. Sementara itu, Kaluna terus menyuapi Athan dengan penuh kasih sayang, tanpa menyadari perasaan cemas Nathan di dalam hatinya.