Masa lalu kelam Ariel Anastasia sebagai Sugar Baby sudah ia tinggalkan sejak lama. Ariel menikah dengan Wawan, lelaki yang dianggapnya baik namun berubah menjadi suami kasar yang gemar mabuk-mabukan.
Di tengah kebutuhan ekonomi yang semakin menghimpit, Wawan tak membantu malah makin gemar mabuk-mabukkan. Ariel yang membutuhkan uang untuk biaya hidup dan berobat anaknya memutuskan kembali ke dunia kelam masa lalunya.
Ariel bertemu Om Bobby, lelaki impoten yang hanya bisa terpuaskan jika dengan Ariel seorang. Bagaimana jika Ariel merasa nyaman bersama Om Bobby? Apakah Ariel akan berhasil menyembuhkan Om Bobby?
***
Bantu support Author dengan baca sejak awal sampai habis ya, jangan nunggu tamat ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Om Bobby Yang Hangat
Galang terbangun dan langsung menangis sambil memanggil Om Bobby. "Om ... Om!" Rupanya anak kecil itu masih merasa ketakutan karena teringat perkataan dan sikap kasar Wawan.
"Cup ... cup, jangan nangis ya anak ganteng. Lihat dulu dong, ini siapa? Lupa ya sama Om?" Om Bobby membujuk Galang dengan lembut.
Galang terdiam dan langsung memeluk Om Bobby. "Om!"
Om Bobby tersenyum mendapat perlakuan istimewa dari anak kecil yang begitu mengidolakannya. "Sekarang sudah lihat Om rupanya? Ayo, kita makan chicken, mau?"
"Mau!"
Om Bobby mengambil tisu dan menghapus air mata Galang. "Oke. Mau berapa chickennya?" Om Bobby berjalan ke arah restoran cepat saji diikuti Ariel yang terus memandang keakraban dua orang yang ia cintai.
"Dua!"
"Oke, kita beli dua! Om dibagi tidak?"
"Bagi."
"Pintar. Cium dulu dong, Om-nya!" Om Bobby menunjuk pipinya.
Tanpa pikir panjang, Galang mencium pipi Om Bobby sambil tertawa kecil. Om Bobby mengajak Galang ke kasir dan menunjuk beberapa menu. "Galang mau yang mana? Mau dapat mainan tidak?"
"Mobil!" Galang menunjuk menu anak-anak yang berhadiah mobil-mobilan.
"Oke. Galang mau yang dapat mainan mobil ya? Om juga ah, mau sama kayak Galang." Om Bobby memesan dua menu paket anak-anak dan menyuruh Ariel memesan apa yang ia mau.
"Sama Mama dulu ya! Om mau bayar, oke?" Om Bobby memberikan telapak tangannya agar Galang mau tos dengannya.
"Oke!" Dengan mudahnya Galang menuruti setiap perkataan Om Bobby. Galang tak rewel dan menunggu Om Bobby datang membawakan pesanannya.
"Mobil ... mobil!" Galang begitu senang menyambut kedatangan Om Bobby.
"Kalau mau mobil harus makan yang banyak ya, Galang mau chicken?" tanya Om Bobby seraya memberikan mobil-mobilan pada Galang.
"Mau."
Ariel hendak menyuapi Galang namun Om Bobby malah mengambil alih tugas Ariel. "Aku saja yang suapi. Kamu makanlah duluan!"
"Tapi, Om-"
"Tak apa. Kalau denganku, Galang makannya cepat. Tenang saja!" Om Bobby tersenyum hangat, senyum yang begitu Ariel rindukan.
Kemarin saat Om Bobby marah, Ariel sangat sedih. Ia menyesal sudah membohongi Om Bobby. Tak ada senyum hangat yang biasa terukir di wajah lelaki tampan tersebut. Melihat senyum hangat itu telah kembali, Ariel pun mulai merasa bersemangat lagi.
"Baiklah, aku akan makan dahulu. Terima kasih banyak, Om!" Ariel menikmati makanan miliknya sambil melihat pemandangan indah di depan matanya. Bagaimana Om Bobby begitu sabar menyuapi Galang. Mereka tertawa dan bermain mobil-mobilan bagaikan ayah dan anak saja.
Ariel berdoa dalam hati, semoga Om Bobby mau menjadi ayah sambung Galang. Om Bobby pasti akan sangat menyayangi Galang seperti menyayangi anaknya sendiri.
"Aku sudah selesai makannya. Om mau makan sendiri atau ... aku suapi?" tanya Ariel sambil tersenyum malu. Baru kali ini Ariel merasa malu saat menggoda lelaki. Mungkin karena lelaki yang ia goda kali ini begitu menggoda.
Om Bobby menatap balik Ariel yang menuduk sambil tersipu malu. Sebenarnya Ariel tidak begitu mirip dengan Lisa. Wajah mereka berbeda, namun saat Ariel tersenyum, tertawa dan menangis, ekspresinya begitu mirip dengan Lisa. Ariel adalah Ariel dan Lisa adalah Lisa. Mereka dua orang dengan wajah yang berbeda namun terasa begitu mirip di mata Bobby.
"Boleh. Disuapi saja. Aku sibuk bermain dengan Galang," jawab Om Bobby yang juga jadi ikutan grogi.
"Iya, Om." Ariel menyuapi Om Bobby yang bermain mobil-mobilan dengan asyik bersama Galang. Ariel berharap, kebersamaan mereka akan tetap seperti ini untuk waktu yang lama.
****
"Bilang sama Mama, Ma ... Galang mau makan yang enak!" Om Bobby sedang menemani Galang yang duduk di kursi makannya menunggu Ariel selesai masak.
"Ma, mau macan ... enyak!" Galang mengikuti apa yang Om Bobby perintahkan.
"Kalian sudah lapar ya? Sabar ya ... sebentar lagi matang." Ariel memasak dengan hati riang. Suasana kekeluargaan ini yang Ariel inginkan. Ada anak dan suami yang menunggunya memasak sambil bermain bersama. Sayangnya, Om Bobby bukanlah suaminya dan mereka hanya menumpang di rumah nyaman ini.
Ariel menghidangkan menu sarapan pagi mereka. Menu kesukaan Om Bobby dan Galang, tempe goreng kriuk dan telur dadar. Ariel kesiangan karena tertidur pulas, alhasil hanya menu sederhana yang ia sajikan untuk sarapan pagi ini. Untunglah Om Bobby tak banyak protes.
"Om mau kopi atau hot chocolate? Akan aku buatkan kalau Om mau," tawar Ariel.
"Tak usah. Duduklah! Kita sarapan bersama!" kata Om Bobby.
Ariel menyendokkan nasi beserta lauk pauk untuk Om Bobby, kali ini Ariel yang menyuapi Galang. Ariel tak mau Om Bobby repot karena tingkah manja Galang yang minta disuapi terus.
Sedang asyik sarapan, terdengar suara bell berbunyi. Ariel baru saja hendak membuka pintu ketika Om Bobby menyuruhnya duduk kembali. "Tak apa, aku saja!"
Om Bobby pergi ke depan rumah dan keningnya berkerut melihat siapa yang datang. "Sam? Ada apa pagi-pagi sudah datang?" Nada suara Om Bobby terdengar tak menyukai kedatangan tamunya tersebut.
"Hi, Bob. Ariel ada?" tanya Om Sam dengan santainya. Om Sam melihat ke dalam rumah dari balik punggung Om Bobby.
"Ada perlu apa?" tanya balik Om Bobby. Suaranya terdengar dingin. Om Bobby juga tak berusaha menyembunyikan ketidaksukaannya terhadap Om Sam yang datang untuk menemui wanita peliharaannya.
"Tumben kamu peduli? Biasanya kamu santai saja. Apa jangan-jangan ... Ariel sudah memberitahu kamu tentang hubungan kami di masa lalu?" tanya Om Sam.
Om Bobby makin tak menyukai apa yang Om Sam katakan. "Hubungan di masa lalu? Cih! Kalau sudah di masa lalu, kenapa kau harus mencari Ariel lagi?" rutuk Om Bobby dalam hati.
"Ariel sibuk. Tak usah mencarinya lagi!" Om Bobby berbalik badan. Ia sama sekali tak membukakan pintu untuk Om Sam, pintu gerbang pun tidak. Baginya, Om Sam adalah tamu yang tak diundang.
Om Sam tertawa kencang melihat sikap dingin Om Bobby. "Kenapa? Kamu takut kalah? Kamu takut Ariel akan memilihku dibanding kamu yang loyo?" ledek Om Sam.
Om Bobby mengepal tangannya dengan kencang sampai buku-buku jarinya memerah. Ucapan Om Sam sangat keterlaluan dan membuat Om Bobby marah. Om Sam yang dianggap bisa jaga rahasia tapi kini malah meledek kekurangannya yang impoten.
Om Bobby mengacuhkan Om Sam. Baru satu langkah ia berjalan, perkataan Om Sam membuat langkahnya terhenti. "Ariel Sayang ... Om Sam kamu datang nih! Kamu tidak kangen sama Om?"
Om Bobby berbalik badan dan menatap Om Sam dengan tatapan marah. "Tutup mulut kamu, Sam! Jangan ganggu Ariel lagi!"
****
terima kasih ya kak 🥰🥰🥰🥰