Tentang seorang Mahasiswi yang gak pintar, pendiam dan sering di bully di kampus.
Sherina adalah anak orang kaya konglomerat,
tetapi Ayahnya sudah meninggal dan Ibunya menikah lagi dengan suami kedua dan mempunyai anak satu orang.
Sherina sering mendapatkan perlakuan kasar dari Mamanya, karena sering pembangkang dan Ayah tirinya adalah konglomerat terkaya.
Karena sering mendapat ledekan dan penghinaan. Seorang Dosen yang merupakan Dosen tampan dan banyak pengemar tersebut, mencari tahu mengapa Sherina sering terlambat, tidak mengerjakan tugas, lemot dan lain-lain.
Saat Rangga dosen muda berumur 26 tahun tersebut mencari tahu, ternyata Sherina hampir menjadi korban Ayah tirinya yang memaksa harus tidur dengannya, mendapat pukulan dari sang Mama, serta mempunyai banyak pekerjaaan rumah yang harus diselesaikan.
Dosen muda tersebut akhirnya terjebak cinta dengan Sherina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doris ariesta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburunya Rangga
Ketika melihat Septian dan Sherina berada di taman tersebut. Rangga menjadi terbakar asmara. Kecewa saja sama Sherina sudah Rangga yang mengantar pergi ke restoran saat sudah sore tidak mengabari Rangga b-ahwa Sherina jalan bersama cowok di taman.
Rangga pula dengan penuh kekecewaan entah apa yang ada di dalam hatinya. Bisa cemburu kepada Sherina, pada hal jika di rumah Rangga biasa saja tanpa ada getaran cinta.
Namun ketika ada seseorang cowok mendekat Sherina, sejak saat itulah patah hati seorang Rangga. Pada hal Rangga adalah seorang Dosen dan pemilik universitas tersebut.
"Aku mengantarmu, kamu yang tak peduli denganku," kata Rangga berbicara sendiri memukul kaca mobilnya.
Rangga menonaktifkan hp nya, supaya Sherina tidak bisa menghubunginya. Malam itu Rangga membaca buku sambil di selimuti rasa kecewa.
Sherina pulang dan membuka pintu, setiap Sherina pulang lama. Rangga tidak pernah mengunci pintu rumah tersebut.
"Malam, Pak." Sapa Sherina.
Rangga fokus membaca buku dan tak menjawab sapaan Sherina. Sebab sudah terlanjur sakit hati bahwa Rangga tidak di anggap apa-apa dalam hidup Sherina.
"Pak, mengapa tidak menjawab pertanyaaan saya?" tanya Sherina merasa heran saja, sifat Rangga berbeda pada malam ini dan terlihat cuek seakan tidak peduli.
"Kamu sudah pulang?" ujar Rangga tidak melihat kearah Sherina.
"Sudah, Pak. Maaf Bapak mengapa tidak menanyai aku? Mengapa nomor Bapak tidak aktif?" tanya Sherina.
Rangga tidak pernah seperti ini, Rangga selalu welcome kepada Sherina. Bahkan selalu menyapa Sherina jika pulang larut malam bersama sahabat-sahabatnya.
"Lagi malas main hp sama angkat telpon soalnya!" jawab singkat Rangga.
"Biasanya Bapak tidak pernah seperti ini sama saya?" tanya Sherina balik, sebab Sherina curiga ada hal yang membuat Rangga menjadi cuek terhadapnya.
"Terus kamu mau di pedulikan! Hey kamu itu bukan anak kecil lagi, saya capek mengurus kamu," kata Rangga karena sudah cemburu keluar lah kata-kata seperti itu.
"Jadi, Bapak tidak ikhlas menolong dan merawat aku! Kasih tahu, Pak. Jika Bapak tidak ikhlas, aku akan keluar dari rumah ini biarkan aku menjadi gelandangan," Sherina sakit hati mendengar omongan Dosennya tersebut.
"Kalau kamu memilih keluar, silahkan! Pergi sana!" bentak Rangga.
Rangga tak segan-segan langsung membentak Sherina. Pada hal Rangga tidak mengetahui hal sebenarnya terjadi, ini hanya sebuah kesalahpahaman di antara mereka yang sudah bersitegang.
"Bapak sama saja dengan Mama, tidak punya hati."
"Kamu juga sama saja! Aku yang mengantar kamu pergi ke restoran. Nyatanya kamu jalan dengan cowok lain, setelah selesai bertemu Mama kamu. Pada hal aku sudah menunggu kamu, untuk menjemput!" kata Rangga betapa kejamnya Sherina.
"Sama siapa Pak?" tanya Sherina.
"Gak usah pura-pura lugu! Kamu dan dia di taman ..." Rangga semakin terlihat cemburu pada cowok itu.
"Pak, cowok yang di taman? Bapak mengapa bisa mengetahui saya sama cowok di taman malam ini?"
"Saya nampak kamu, ketika saya sedang mencari kamu. Wih begitu kalau lagi bahagia orang di rumah pun di lupakan." Rangga menepuk tangan sambil tersenyum sebab salut saja dengan Sherina.
"Pak, saya bertemu dengan pria itu tidak di sengaja,"
"Kalian sudah bertemu berarti kalian sudah saling janji dong."
"Bapak bukan begitu, tadi saya di taman pergi sendirian untuk mencari angin ..." Sherina menggelengkan kepala.
Sherina tidak janjian dengan Septian, namun mereka bertemu tak sengaja di taman tersebut. Sebab waktu itu Sherina mau bunuh diri dan Septian berhenti, untuk memberhentikan aksi bunuh diri Sherina pada saat di jembatan.
"Jika ada cowok, kalian berdua pasti ketemuan! Sama saya bilang kamu tak ada pacar, ternyata jalan sama pria lain." Rangga pun tak tahu, mengapa mulutnya ngomong cetus begini.
Rangga tidak bisa menghentikan hatinya bahwa ternyata benar cemburu. Pada hal Rangga hanya karena kasihan dan tulus ingin merawat Sherina. Mengapa Rangga bisa terbakar api asmara.
Sepertinya Rangga tumbuh bunga-bunga cinta. Seiring berjalannya waktu selalu bersama dan satu atap dalam rumah yang sama.
Cinta dari setipis tisu menjadi mekar bunga yang indah. Begitulah hati Rangga dari tak mempunyai perasaan menjadi punya perasaan, benar kata orang cinta akan tumbuh dengan sendirinya dan kita tidak bisa menebak dengan siapa kita jatuh cinta.
Iya begitu lah cinta bisa datang tanpa alasan yang jelas. Rangga tak mengerti mengapa ada sedikit hati, ternyata cinta itu sudah tumbuh dalam diri Rangga, namun Rangga mengabaikan getaran cinta tersebut sebab tak mungkin mencintai mahasiswinya merupakan anak dari keluarga yang berantakan.
"Bapak, mengapa terlihat cemburu?" tanya Sherina, soalnya Sherina protes terserah mau dekat dengan siapa saja. Mereka di rumah hanya sebatas mahasiswi dan Dosen yang tidak mempunyai hubungan.
"Saya tidak suka melihat kamu berteman dengan cowok," protes Rangga.
"Suka-suka saya dong, Pak. Saya juga sudah besar, sudah bisa memilih dan mendekat kepada cowok. Sambil memilah pria mana yang cocok saya jadikan suami, ketika saya sudah lulus wisuda."
"Terserahlah! Mau kamu mencari pasangan hidup boleh! Tetapi saya melarang kamu untuk pacaran sebelum lulus," jawab Rangga melarang Sherina.
"Apa hak Bapak? Mengatur hidup saya?" tanya Sherina, kurang paham dengan Rangga yang sensitif hari ini.
"Kamu masih berada dalam pengawasan saya! Jika kamu sudah tidak berada dalam pengawasan saya, baru kamu bebas," gerutu Rangga kepada Sherina.
Maksud Rangga adalah baik, ingin menjaga Sherina. Supaya Sherina juga bisa menunjukan bahwa bisa lulus dengan nilai memuaskan. Menunjukan kepada orangtuanya bahwa anak yang terasingkan tersebut bisa lulus.
"Jangan karena saya tinggal di sini, hal itu yang membuat Bapak, mengekang saya sejauh ini." Sherina tidak suka tidak diberikan kebebasan.
"Kamu bisa saja bebas, tetapi jangan tinggal di rumah saya. Kamu silahkan balik kerumah orangtua kami," Rangga akan angkat tangan jika Sherina pacaran saat masih kuliah karena Sherina juga masih dalam tahap pemulihan penyakit gerd.
"Terserah Bapak lah ...! Capek ngomong sama Bapak!" Sherina masuk kedalam kamar setelah berselisih.
Rangga jadi menyesal, mengapa harus melontarkan kata-kata yang tidak pantas untuk Sherina. Terbakar api cemburu hingga membuat Rangga kebablasan dalam berbicara.
"Aduh, mengapa harus ngomong begitu sama Sherina!" gumam Rangga dalam hati sambil menggenggam tangannya.
Rangga sebenarnya mau gimana lagi, salah tingkah juga dan harus meredam amarah sebab Sherina terlalu banyak membela Septian dari pada mendengarkan omongan sang Dosen.
Sherina membela Septian karena mereka tidak memiliki hubungan apa-apa, hanya cuma sebatas teman saja. Hubungan Sherina dan Septian dari dulu mereka sudah berteman kecil namun terpisah setelah dewasa dan bertemu dengan tak sengaja.
lanjuut thor...