Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Rafi yang baru keluar dari kamar ganti tiba tiba mendengar suara ponsel yang berdering di mejanya. Rafi melihat ponsel Clara yang tertingal di kamarnya. Karna penasaran siapa yang mengirim pesan kepada Clara di pagi pagi seperti ini Rafi mencoba membuka pesan yang baru masuk ke ponsel Clara.
Degh...
Jantung Rafi langsung berhenti berdetak ketika melihat isi pesan yang baru masuk ke ponsel Clara. Dia menatap dengan lekat pesan itu dengan mata memerahnya.
"Aku tunggu kamu di hotel biasa. Ingat kau sudah menerima bayaran dariku! Kali ini kau harus melayaniku sebaik mungkin. Aku membayarmu tidak murah. Aku tunggu kedatanganmu."
"Apa maksudnya ini? tidak mungkin! Tidak mungkin Clara melakukan pekerjaan rendahan itu" gumam Rafi tidak percaya dengan pesan yang masuk ke ponsel Clara.
Rafi yang sedang berdebat dengan pikirannya sendiri melangkahkan kakinya ke kamar Clara. Dia tidak mau berpikiran buruk tentang Clara. Dia memilih untuk menanyakankannya secara langsung kepada Clara dan ingin mendengar penjelasan dari mulut Clara.
Setelah sampai di depan pintu kamar Clara Rafi terdiam dan menatap pintu yang masih tertutup rapat itu. Dia menatap lurus tidak tau harus berbuat apa. Dia mulai berdebat dengan pikirannya sendiri dan memikirkan hal hal yang buruk tentang Clara.
"Astaga, Tuan!" ucap Clara terkejut ketika melihat Rafi sudah berdiri di depan pintu.
Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Rafi. Dia langsung mendorong tubuh Clara masuk kedalam kamarnya lalu mengunci pintunya. Clara yang melihat aksi Rafi mengertkan keningnya binggung.
"Ada apa, Tuan? Apa aku melakukan kesalahan?" ucap Clara menatap wajah datar Rafi.
"Ini apa, Clara?" ucap Rafi memberikan ponsel Clara yang tertinggal di kamar Rafi.
"I..ini ponselku! mungkin teetinggal saat aku bersihin kamar tuan tadi"
"Aku tau itu ponselmu! Tapi, apa maksud dari pesan ini?" ucap Rafi memperlihatkan pesan masuk yang dia baca tadi.
Melihat raut wajah Rafi yang sangat menyeramkan Clara langsung membaca pesan yang di maksud Rafi. Clara membaca pesan itu dengan penuh kebingungan karna dia tidak pernah menerima bayaran apapun dari orang lain.
"A..aku tidak tau, Tuan. Aku tidak pernah menerima bayaran apapun. Mungkin orang ini salah kirim. Coba tuan hubungi lagi" ucap Clara penuh kebingungan.
"Aku sudah menghubunginya kembali. Tapi, dia tidak mengangkatnya" ucap Rafi mengacak acak rambutnya frustasi lalu duduk di sudut ranjang Clara.
"Berapa banyak uang yang kau butuhkan?" ucap Rafi sambil menatap tajam Clara.
"Maksud tuan apa? Aku tidak butuh uang karna gaji yang nyonya besar berikan sudah lebih dari cukup untukku"
"Jadi kenapa kau menerima bayaran dari orang lain untuk menikmati tubuhmu Clara" ucap Rafi mengeluarkan semua yang ada di dalam pikirannya.
Plakkk....
Satu tamparan berhasil mendarat mulus di wajah tampan Rafi. Clara yang tidak menyangka kata kata itu keluar dari mulut Rafi menatap Rafi dengan tatapan tidak percaya.
"Aku memang miskin, Tuan. Aku harus kerja banting tulang untuk meneruskan hidupku. Tapi, aku tidak serendah itu sampai sampai menjual tubuhku hanya demi uang" ucap Clara menatap Rafi dengan tatapan penuh amarah.
"Jika kau tidak melakukan itu mana mungkin pesan ini masuk ke ponselmu Clara. Aku tidak bodoh sehingga kau bisa mengelabuiku dengan kata katamu itu"
"Terserah tuan mau berpikir apa tentangku. Tapi, aku tidak pernah menjual kehormatanku hanya demi uang. Jika karna pesan itu tuan berpikiran buruk tentangku maka tuan memang bodoh. Tuan terlalu gampang percaya dengan apa yang tuan dengan lihat tanpa mau mencari taunya terlebih dulu. Jika tuan sudah mengambil kesimpulan tentangku maka aku tidak perlu menjelaskannya lagi. Karna memberi penjelasan kepada orang yang tidak mempercayai kita itu tidak ada gunanya" ucap Clara merampas kunci kamarnya dari tangan Rafi.
Clara keluar dari kamarnya dengan penuh emosi. Dia tidak menyangka jika Rafi menilai dirinya serendah itu. Rafi yang melihat kepergian Clara mengacak acak rambutnya frustasi. Dia menatap ponsel Clara dan membaca ulang pesan yang membuat dirinya menilai buruk Clara.
Cukup lama Rafi berdiam di kamar Clara hingga akhirnya dia memilih untuk keluar. Rafi melangkahkan kakinya tidak tau kemana arah tujuan yang harus dia tuju. Pikirannya saat ini sangat kacau dia tidak tau harus berbuat apa. Saat sedang kacau seperti itu tujuan Rafi hanya satu yaitu para sahabatnya.
Rafi melajukan mobilnya menuju kantor Rayyan dan ingin meminta pendapat kepada sahabatnya itu. Tidak menunggu lama akhirnya Rafi sampai di kantor Rayyan. Dia langsung turun dari mobilnya dan melangkahkan kakinya menuju ruangan Rayyan.
"Hai, Raf! Tumben kamu datang ke kantorku" ucap Rayyan tersenyum ketika melihat kedatangan sahabatnya itu.
"Kau kenapa? Sepertinya sedang banyak pikiran?" sambung Kinan yang sedang duduk di sofa ruangan Rayyan.
"Coba kau baca ini. Apa kau bisa mencari tau siapa yang mengirim pesan itu?" ucap Rafi memberikan ponsel Clara kepada Kinan.
"Ada apa, Raf?" ucap Rayyan kepon lalu duduk di samping Kinan.
Rayyan dan Kinan membaca berulang kali pesan yang masuk ke ponsel Clara. Mereka langsung menatap Rafi yang duduk di samping mereka dengan keadaan kacau.
"Apa ini ponsel pembantu cantikmu itu?" ucap Kinan yang memang sudah tau Rafi menyukai pembantunya sendiri dari si bocor Wildan.
"Ia, itu ponselnya" ucap Rafi menunduk.
"Apa kau sudah bertanya kepadanya?" ucap Rayyan.
"Sudah" ucap Rafi.
"Apa karna itu kau mempunyai tato lima jari di wajahmu itu?" tebak Rayyan melihat wajah Rafi yang memerah karna tamparan Clara.
"Ia!" ucap Rafi singkat.
"Aku akan mencari tau siapa yang mau merusak hubungan kalian. Kau tidak perlu berpikir buruk tentangnya karna dia tidak seperti yang kau pikirkan" ucap Kinan mengambil nomor yang mengirim pesan itu kepada Clara dan mulai menyelidiki siapa biang kerok dari semua masalah ini.
"Kau itu incaran setiap wanita, Raf. Jadi wajar saja ada yang tidak suka jika kau dekat dengan wanita lain. Tapi, aku tidak menyangka kau sebodoh itu" ucap Rayyan mengelengkan kepalanya kecil.
"Maksudmu apa?" ucap Rafi menatap Rayyan binggung.
"Kau bodoh karna terlalu mudah di kuasai amarahmu tanpa mau mengunakan otakmu. Kau langsung berpikiran buruk kepada wanita yang kau cintai tanpa mau mencari taunya terlebih dulu. Aku tau kau sangat pasesf dengannya tapi, kau tidak bisa langsung berpikiran buruk tentangnya seperti itu" ucap Rayyan.
"Jadi aku harus berbuat apa?" ucap Rafi.
"Minta maaf! Kau harus minta maaf kepadanya" ucap Kinan sambil mengotak atik leptopnya untuk mencari tau siapa yang menjadi dalang di balik frustasinya sahabatnya itu.
"Tidak! Aku tidak mau. Jika aku meminta maaf kepadanya bisa bisa dia besar kepala. Aku tidak mau jadi bulan bulanannya setiap hari" ucap Rafi mengingat Clara yang sering membuatnya pusing tujuh keliling.
"Turunkan egomu demi cintamu. Apa kau mau kehilangan dia karna egomu itu?" ucap Rayyan berdecak kesal.
"Tidak!" ucap Rafi berpikir.
Bersambung....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu