NovelToon NovelToon
BEBEK GENDUT

BEBEK GENDUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:12.9k
Nilai: 5
Nama Author: Hyull

Setiap kali Yuto melihat bebek, ia akan teringat pada Fara, bocah gendut yang dulunya pernah memakai pakaian renang bergambar bebek, memperlihatkan perut buncitnya yang menggemaskan.
Setelah hampir 5 tahun merantau di Kyoto, Yuto kembali ke kampung halaman dan takdir mempertemukannya lagi dengan Bebek Gendut itu. Tanpa ragu, Yuto melamar Fara, kurang dari sebulan setelah mereka bertemu kembali.
Ia pikir Fara akan menolak, tapi Fara justru menerimanya.
Sejak saat itu hidup Fara berubah. Meski anak bungsu, Fara selalu memeluk lukanya sendiri. Tapi Yuto? Ia datang dan memeluk Fara, tanpa perlu diminta.
••• Follow IG aku, @hi_hyull

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hyull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24 | Abang Suka Sama Fara

Nikmat betul ayam panggang dan ikannya. Sambal kecapnya juga pedas, sesuai selera Fara. Mulanya ia malu-malu, tapi memang dasar kuat makan, kebetulan makanannya enak-enak semua, seketika hilang malunya dan tanpa ia sadari, sudah ada Yuto yang duduk di depannya, mengamati betapa bersemangat dirinya menyantap semua santapan yang Yuto berikan padanya.

Yuto sengaja tetap diam, hanya mengamati, tak ingin mengganggu Fara menikmati semua makanan itu.

Senyuman tak pernah lupus dari wajah Yuto. Ia terlalu menyukai tontonan itu, dan semakin yakin, perasaan ini bukan sekadar rasa gemas pada sosok Fara yang ia ingat menggemaskan di masa lalu, tetapi apa yang ia rasakan lebih dari itu, jauh lebih dalam dari yang ia perkirakan.

Hatinya menghangat setiap kali melihat wajah Fara. Mengetahui akan bekerja satu ruangan bersama Fara saja dia jadi begitu bersemangat. Dan ketika benar-benar sudah melihat sosok Bebek Gendut—yang selama hampir lima tahun lamanya mengantuinya di Kyoto—rasanya seperti benar-benar kembali ke rumah, kembali ke masa yang sangat ingin ia rasakan setiap waktu—melihat wajah menggemaskan itu, yang kini mulai bertumbuh menjadi wanita dewasa, tapi ternyata masih tampak menggemaskan di dalam pandangan Yuto.

Tadinya Yuto sempat berpikir. Bagaimana bisa, hanya dalam tiga hari saja, perasaannya jadi sangat intens seperti ini. Tetapi kini, saat ia duduk di depan Fara, mengamati bagaimana bibir imut itu bergerak tanpa henti, dari menggigit ikan, nasi, lanjut ayam, lalu bakwan, hingga lalapan, rasanya gembira kali. Yuto tidak ingin tontonan itu berakhir. Dan jika ingin hal itu terus berlanjut, maka ia harus segera memilikinya.

Ya, ia harus segera memilikinya.

Fara mendadak tersedak hingga terbatuk tepat ketika ia menyadari Yuto sudah duduk di depannya dan sedang memandanginya dengan senyuman.

Malu kali!

Ia sangat malu, tetapi mulutnya terus mengunyah—sambil terbatuk-batuk, yang kemudian terburu-buru menerima gelas dari Yuto dan langsung meminumnya. Barulah lega napasnya.

Hani, neneknya Yuto tertawa lepas—gemas kali melihat Fara, lalu disusul tawa dari yang lainnya, dan Sora menyumbangkan tawa yang paling menggelegar sebelum muncungnya ditabok neneknya.

“Ribut kali,” ujar Hani.

Langsung cemberut si Sora.

Karena sudah menyadari Yuto sedang memerhatikannya, Fara pun menjadi canggung, tapi tetap lanjut makan karena masih belum kenyang. Dan Yuto, karena tidak ingin Fara merasa tidak merasa nyaman, ia memilih mengobrol bersama Kai, papanya Kira yang masih bekerja sebagai detektif, menangkap pelaku pembunuhan.

“Kak, mau es krim?” tanya Esha, hendak bangkit dari duduknya hendak mengambil es krim.

Fara mengangguk tanpa ragu, tak bisa menjawab karena mulutnya masih penuh. Setelah itu, ia lanjut menyantap santapannya, hingga tanpa ia sadari sudah tak ada yang tersisa di piringnya. Barulah saat itu ia merasa perutnya keras kali. Dadanya pun sesak saking kenyangnya. Rasanya ingin melepas kancing celananya sakit ketatnya. Tapi meski begitu, dengan wajah lesu karena kekenyangan, Fara tetap menghabiskan es krim pemberian Esha.

“Udah kenyang, Fara?” tanya David, papanya Yuto—yang saat itu sedang mengambil sepiring semangka dan jeruk, lalu ia letakkan di meja di depan Fara. “Kalau belum, bisa dimakan buahnya,” setelah itu David ikut duduk bersama Kai dan Yuto.

Sebenarnya Fara sudah kenyang kali. Tapi, ia segan tidak memakan buah itu karena papa dari bosnya yang berikan langsung padanya. Dengan sisa kemampuannya mengunyah, Fara mengambil sepotong semangka dan mengunyahnya.

Yuto yang masih asyik mengobrol dengan Kai sempat membawa pandangannya saat mendengar suara Fara menghela napas kecil. Ia menoleh dan langsung tersenyum gemas.

Fara duduk lesu, tangan mungilnya mengelus perut yang jelas sedikit membuncit setelah melahap semua makanan di piringnya. Pipinya yang tembem sudah merona merah, dan matanya tampak mengantuk seperti anak kucing yang habis menyusu. Lucunya, mulutnya masih mengunyah semangka dengan lamban, seolah setiap gigitan butuh perjuangan.

Yuto melirik ke arah jam tangannya, mendapati waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Menyadari itu sudah waktunya mengantar Fara pulang, Yuto lekas bangkit.

“Yuto antar Fara pulang dulu, ya… udah jam 9,” katanya.

Hani menyela cepat, “Sebentar, sebentar. Sora, sana ambil rantang. Kasih Fara ayam sama ikannya lagi, sekalian sambal kecapnya. Masih banyak itu soalnya. Besok bisa dia panaskan lagi.”

Sora yang sedang asik menikmati es krim dengan timun—memang agak aneh selera dia—langsung mengerucut muncungnya. “Ih, kok Sora, Nek? Lagi enak makan, loh! Esha aja sana!”

“Esha duduk aja!” sembur Hani. “Cepat Sora! Kalau enggak, besok nggak nenek kasih uang jajan. Mau balik ke Medan kan besok?”

Mendengar uang jajan, langsung bergerak si Sora.

Hingga akhirnya, satu set rantang stainless steel sudah berada di tangan Fara dan Fara mulai bersalaman untuk pamit dengan semua yang ada di sana.

“Nanti kapan-kapan datang lagi, ya…” kata Hani, sangat lembut, tidak seperti sedang bicara dengan Sora.

“Iya, Nek… pulang dulu, Nek… Pulang dulu, Kek… Om... Bu... Tante...”

“Sini, abang yang bawa.” Yuto sudah meraih rantang itu dari tangan Fara. “Pergi dulu, ya…” pamit Yuto kepada keluarganya yang usai itu mulai melangkah bersama Fara meninggalkan halaman belakang rumah itu.

“Mau jalan kaki atau abang antar naik kereta?” tanya Yuto lembut sambil terus melangkah.

“Jalan aja, Bang,” jawabnya, kemudian menguap dan senyum Yuto langsung mengembang saat melihat itu.

“Sanggup jalan? Kayaknya udah kekenyangan kali.” Yuto berusaha menahan tawa karena baginya itu lucu kali.

“Sanggup, kok.”

Fara berjalan di sisi kiri, sementara Yuto di kanan, dekat dengan badan jalan yang sepi, membawa rantang stainless. Jarak mereka dekat kali, dan bayangan mereka tampak menyatu di bawah sinar lampu jalan.

Yuto sempat menoleh ke Fara, melihat Fara masih saja mengelus perutnya.

"Kekenyangan kali?" tanya Yuto.

Fara mengangguk pelan. "Iya. Rasanya kayak mau dikeluarkan aja lagi semuanya."

Yuto tertawa pelan. "Jangan. Sayang makanannya."

"Iya, sih."

"Tapi tadi Fara lucu kali. Abang suka lihat Fara makan. Jadi lapar juga. Enak kali ya ayam sama ikannya?"

Fara tersipu malu, tapi mengangguk. "Sambal kecapnya juga enak kali, Bang."

Sesaat, Yuto menarik napas perlahan. Di dalam dadanya, ada berbagai kalimat yang terus bermunculan. Dia ingin menyampaikan semuanya, tentang bagaimana Fara sudah menghantuinya selama bertahun-tahun, tapi iya tahu ini pasti terlalu cepat bagi Fara.

Namun baginya, ini justru penantian yang terlalu panjang.

"Abang senang Fara mau datang ke rumah abang," ujar Yuto akhirnya. "Semua keluarga abang sepertinya suka kali sama Fara dan itu buat abang lega."

"Tapi Fara malu kali, karena tapi nggak sadar udah makan banyak kali."

"Kenapa harus malu. Makanan dibuat memang untuk dimakan."

Langkah mereka semakin mendekati simpang empat kecil Blok C, di mana kedai terletak di sudut simpang. Jalanan tetap sepi seperti tadi, bahkan kucing pun tak ada yang terlihat. Yang terdengar hanya suara jangkrik.

Tiba-tiba Yuto memperlambat langkahnya, juga menghentikan langkah Fara dengan meraih pergelangan tangannya dengan lembut.

"Fara," panggilnya pelan.

Fara kaget dengan sentuhan itu dan lekas menoleh.

Yuto kini berdiri tepat di depannya, masih memegang pergelangan tangannya. Pandangan Yuto serius, tapi masih santai seperti tadi.

"Abang tahu ini terlalu cepat untuk Fara..."

Yuto diam sejenak, lalu melanjutkan dengan pelan, seolah sedang membaca isi hatinya sendiri.

"Tadinya abang pikir cuma kangen. Tapi ternyata bukan. Abang nggak cuma kangen, abang cuma nggak bisa berhenti mikirin Fara. Setelah akhirnya kita ketemu lagi, bisa ngobrol dan satu ruangan pula, lihat Fara makan, lihat Fara serius kerja, rasanya bahagia kali."

Fara menatapnya lekat, bibir sedikit terbuka karena syok, tetapi tidak ada kata yang keluar.

"Abang tahu Fara butuh waktu, abang nggak akan maksa. Tapi abang serius."

Mereka saling tatap sesaat. Fara masih tidak mengerti arah pembicaraan Yuto meski hatinya merasa mulai menangkap maksudnya, hanya saja ia tidak ingin terlalu percaya diri menyimpulkan. Kalau salah kan malu kali.

"Bang... sebenarnya abang ngomong apa?" tanyanya akhirnya, dari pada bingung.

Tangan Yuto bergerak lembut, dari pergelangan tangan perlahan turun ke sela-sela jemari Fara, lalu menggenggamnya erat.

"Abang suka sama Fara."

.

.

.

.

.

Continued...

1
Umi Jasmine
bukan sedang tpi lgi endut, spti saya byk yg mengira hamil
Hyull: /Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
titissusilo
kode alam....istri alias otw istri ye kn fara
Tita Rosmiati
gitu amat yh orang tua nya Fara bikin emosi ,,,,duh modus terus nih Abang yuto 🤭🤭
Kirey Ruby
Yaah..10 org model kek Yuto,para pedagang bisa naik haji bbrp kali ini sih,faktor kasihan ama penjual,pembeli kek Fara lah yg rugi kali,secara uangnya pas2an /Grin//Grin/
EsTehPanas SENJA
hangat pasti dadamu 😌 bahagia pasti ya kaaaan ! 😁
EsTehPanas SENJA
kan orangnya yang ngomong sendiri far ....😅😭 dia bilang sendiri kan! ahh gemes aku sama si gendut ini 😭
magdalenad dewi simarmata
kenapa la Mak sama bapak Fara ngk perhatikan si Fara, aneh kalii
titissusilo
boleh gak Thor scene ortu nya Fara dkit aja,jd esmoni trs soal nya,prnh di posisi itu soal nya,perlakuan gak adil tuh membekas,gtu pun sampai Fara nikah msih di rongrong....klu Yuto gak tegas bsa jd keset....kmrn nenek Hani kurang garang ancaman nya
titissusilo: cman ntu yg msih minjem2 itu loh Thor yg bkin gedeg gmn pun anak klu sdh kluarga sndri udah gak jaman rongrong bgtu memang hrs di tegesin lagi
Hyull: Kalau udah nikah, Yuto bakal bawa Fara keluar dari rumah itu kok...
total 2 replies
Umi Jasmine
klu ke pasar sama bang yuto brtul fara bisa rugi, semua karena kasihan bang....
~ Dyan Ramanda ~
modusnya abang yuto boleh juga.. 🤭🤭🤭
Kirey Ruby: pasti Sora nih gurunya kak /Facepalm/
Hyull: Pasti ada yang ajarkan /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Ikha Mangil
Yuto semangat buat luluhkan hati Fara🤗😌🥰
Ayu retonisa
🥰
Umi Jasmine
fara kelihatan org nya tenang damai dan penyabar
Hyull: Sama kayak Yuto /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Ikha Mangil
katakan cinta ala si Yuto,,😁
EsTehPanas SENJA
wakakaak salah tingkah dia 🤣🤣🤣
Tita Rosmiati
Fara masih ragu takut di bully dia
Kirey Ruby
Pasti akan ada pertanyaan dlm diri Fara,knp Fara..? krn semua org memandang sebelah mata ke Fara,Fara yg dikatain gendut dll tp itu semua adl ciptaan Allah,siapa yg mau minta dilahirkan dg tubuh gendut,pipi tembam,pasti kalo boleh minta dikasihnya tubuh yg sempurna,jarang banget ada cowo spt Yuto,makasih Yuto krn sdh mau menikahi Fara agar terbebas dr keluarganya yg toxic 🤗🤗😘😘
mak² rempong
so sweet🥰🥰🥰🥰🥰
mak² rempong
AQ juga suka sama Abang Yuto😘😘😘
mak² rempong
best lah pokok nya/Drool//Drool//Drool//Drool/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!