brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Pada akhirnya, Zidane benar-benar mengantarkan Asmirandah tanpa mampir-mampir terlebih dahulu seperti rencana awalnya. karena pada awalnya, Zidane memutuskan untuk mengajak wanita itu makan malam. Namun ternyata, niat baiknya itu ditolak oleh Asmirandah secara mentah-mentah. laki-laki itu tidak mengetahui apa maksud dari penolakan itu.
Karena Zidane merasa, ada yang janggal dengan perubahan sikap dari Asmirandah karena memang hal itu dilakukan secara tiba-tiba. Mana mungkin seorang yang awalnya bersikap hangat, tiba-tiba saja bersikap dingin dalam waktu beberapa saat saja.
Tak membutuhkan waktu lama, mereka telah sampai di depan gerbang rumah mewah milik keluarga Orlando.
"tidak pulsa antarkan aku sampai dalam. aku bisa masuk sendiri."ucap Asmirandah mencegah. saat dirinya melihat, Zidane ingin turun dari dalam mobilnya. membuat laki-laki itu, seketika menghentikan aktivitasnya. kemudian menatap ke arah Asmirandah, dengan tatapan yang sangat dalam.
"apa kamu yakin?"hanya laki-laki itu sekali lagi. dan hanya dijawab anggukan kepala oleh Asmirandah.
Pada akhirnya, Zidane hanya dapat menuruti permintaan dari wanita itu. Karena bagaimanapun juga, dirinya adalah orang lain di dalam keluarga Orlando. rasanya sangat tidak sopan jika dirinya masuk tanpa izin dari pemilik rumah.
"baiklah kalau begitu. semoga kau baik-baik saja."ucap Zidane Seraya tersenyum simpul. sementara Asmirandah, sama sekali tidak memperdulikan ucapan dari laki-laki itu.
Wanita cantik itu segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam bangunan mewah dan juga megah itu. tanpa menoleh ke arah belakang sana. di mana saat ini, Zidane masih berada di tempatnya.
klek
Saat pintu dibuka, terlihat dua orang manusia yang menatapnya dengan tatapan yang sangat mengerikan. siapa lagi orangnya jika bukan Naomi dan juga Yudha.
"dari mana kau?"tanya Naomi menatap ke arah adiknya itu dengan tatapan yang sangat garang.
Namun hal itu sama sekali tidak diperdulikan oleh Asmirandah. Karena Wanita itu, langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke kamar pribadinya. namun tiba-tiba saja,...
plak
Satu tamparan keras seketika melayang dan mendarat di pipi mulus Asmirandah. membuat wanita itu seketika tersungkur ke lantai. dan Hal itu membuat Yudha yang ada di sana, merasa sangat terkejut.
"apa yang kau lakukan?"tanya Yuda Seraya menatap wanita yang telah resmi menjadi istrinya itu dengan tatapan yang sangat tajam.
"oh kamu ingin membela wanita murahan ini?!"tanya Naomi dengan suara yang sangat meninggi.
Sungguh Naomi merasa sangat muak dengan keadaan akhir-akhir ini. karena kesalahan yang telah ia perbuat, dirinya tidak lagi mendapatkan perhatian dari orang-orang yang ia sayangi. kedua orang tuanya, Zidane, dan sekarang Yudha. mereka semua perlahan-lahan menjauh. dan Naomi merasa, semua itu terjadi akibat dari kehadiran adiknya yang merebut semua perhatian itu.
Sementara antara Asmirandah, wanita itu hanya diam di tempatnya. dengan sesekali, mengusap sudut bibirnya yang berdarah akibat tamparan keras itu.
"bangun kau wanita m*rahan!"teriak Naomi dengan sangat lantang. tangannya dengan perlahan menarik rambut milik adik kandungnya itu. hingga membuat si pemilik, seketika mengerang kesakitan.
"apa yang kau lakukan lepaskan dia!"
bugh
Naomi seketika tersungkur ke rantai saat mendapatkan dorongan yang sangat kuat dari Yudha. dengan segera, laki-laki itu membantu Asmirandah untuk berdiri. namun hal itu langsung ditolak oleh wanita itu dengan cara didorong dengan sangat kuat.
"tidak usah sok baik! jangan pernah membuat suasana yang sudah keruh semakin berantakan seperti ini!"setelah mengatakan hal itu, Asmirandah segera melangkahkan kakinya untuk kembali menuju ke kamarnya.
Sementara Yudha, laki-laki itu menatap ke arah punggung Asmirandah yang semakin lama semakin menjauh, dengan tatapan yang sulit diartikan.
"bagaimanapun caranya, aku harus bisa mendapatkan dia kembali."ucap Yudha penuh dengan tekad.
Namun sesaat kemudian, laki-laki itu termenung di tempatnya saat ini. karena memang, Yudha merasa sangat kebingungan harus melakukan apa.
Karena memang pernikahan ini, tidak bisa berakhir begitu saja tanpa sebab yang jelas. apalagi mereka baru saja melangsungkan pernikahan beberapa hari yang lalu. tentu saja hal itu akan membuat nama dari keluarganya semakin tercoreng jika dirinya melakukan hal itu.
Yudha terus saja memikirkan akal hal itu. hingga tanpa sadar, Naomi berada tepat di sebelahnya."jika kau berpikir ingin kembali kepada wanita itu, jangan harap itu bisa terwujud!"bisik Naomi tepat di telinga laki-laki itu.
Tentu saja hal itu membuat Yudha yang mendengarnya, merasa sangat terkejut. laki-laki itu menatap ke arah wanita yang telah menjadi istrinya itu, dengan tatapan yang sangat tajam. kemudian tanpa mengatakan sepatah kata pun, Yudha segera pergi meninggalkan Naomi sendirian di ruang itu.
"aku bersumpah atas nama Tuhan dan atas sakit hatiku, akan membuat siapapun yang menghalangi rencanaku, akan hancur!"ucap wanita itu penuh dengan kilatan amarah. kemudian pergi menyusul sang suami ke kamarnya.
***
Sementara itu di dalam kamar, terlihat Asmirandah masih meringkuk di atas tempat tidur dengan tubuh yang bergetar hebat karena menahan isak tangis dan juga rasa sesak di dalam dadanya akibat perlakuan dari kakak kandungnya sendiri itu.
"kenapa semuanya menjadi seperti ini?"tanya wanita itu masih dalam posisi meringkuk di atas tempat tidur.
driiingg
Terdengar deringan ponsel yang sangat panjang menandakan ada panggilan masuk kepada ponselnya. membuat wanita itu dengan segera meraih benda pipih yang ada di sebelahnya.
"hal..."baru saja wanita itu akan mengatakan sesuatu, suara seseorang di seberang sana sudah membuat dirinya urung berkata.
"halo Asmirandah, apakah kau baik-baik saja? kau tidak....."
Tut
Asmirandah dengan segera mematikan panggilan telepon itu. setelah mengetahui, siapa yang menelponnya saat ini.
"kenapa tidak tahu nomorku? ini pasti Bunda yang memberikannya. Ya Tuhan kenapa semuanya menjadi rumit seperti ini?!"tanya wanita itu pada dirinya sendiri dengan raut wajah frustasi.
Kemudian tangannya kembali terulur hendak menelpon sahabatnya. Namun kegiatannya itu terhenti, saat melihat ponselnya itu berdering kembali.
Asmirandah seketika mend*sah pelan saat lagi-lagi nomor itu menghubunginya. dengan segera, wanita itu mengangkatnya.
"tolong jangan ganggu aku lagi aku butuh ketenangan!"setelah mengatakan hal itu, Asmirandah segera mematikan panggilannya dan memblokir nomor dari Zidane.
Wanita cantik itu, kembali menangis tersedu-sedu. dengan menutup wajahnya dengan bantal.
tring
"Mira, apakah kamu baik-baik saja?"
Terdengar suara pesan masuk ke dalam ponsel milik Asmirandah. membuat wanita cantik itu dengan segera membuka ponselnya. dan ternyata, terdapat sebuah pesan dari sang sahabat.
Tanpa pikir panjang lagi, wanita cantik itu segera menghubungi seseorang di seberang sana.
"halo As..."ucapan Tiara seketika terhenti saat mendengar suara isakan tangis dari Asmirandah.