“Kalo kamu bersedia menikah dengan saya, maka jangan coba-coba untuk bermain-main, Kintan.”
“Nama saya Tania, Mas.”
“Kintan panggilan sayang saya buat kamu.”
Kintania merencanakan pernikahan dari 3 bulan lalu bersama sang kekasih, namun apesnya malah di selingkuhin sebulan sebelum pernikahannya.
Nangis? sudah pasti. Tapi galau? oh tidak, dia menerima usulan keluarganya untuk menikahi pria matang yang merupakan kakak dari sahabat baiknya.
“Tunggu! ini beneran gue mau digeledah nanti malam. Mama nggak mau!!!!!”
Pernikahan yang direncanakan hanya dalam 2 minggu, dan tanpa cinta apakah bisa berjalan dengan lancar? dan apakah cinta akan tumbuh atau sudah tumbuh diam-diam diantara mereka, tapi gengsi mau bilang?
Update setiap hari jam 10 malam
follow ig : Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cewek pemakan cilok
Siang itu matahari begitu terik, bahkan terasa seperti berada tepat diatas kepala. Meski wajahnya telah tertutup oleh helm, tetap saja rasa panas menembus sampai ke kulit kepala.
Sambil mengatur nafas, pria itu terus mendorong motornya yang tiba-tiba saja mati saat dirinya akan pulang setelah menimba ilmu di kampus.
Perasaan deket deh bengkel, ini kenapa nggak nyampe-nyampe ya.” Gumam Kahfi dengan nafas tersenggal.
Kahfi sudah mendorong motornya cukup jauh, dengan harapan bisa menemukan bengkel sehingga ia tidak perlu lagi mendorong di bawah teriknya matahari.
“Hah gila, panas banget ternyata ya. Tau gini mending dijemput, daripada naik ojek!” Celetuk seorang gadis dengan seragam abu-abunya.
Kahfi mendengar ocehan gadis di depannya, yang tampak menyibakkan rambut ke belakang sambil kipas-kipas dengan tangannya.
“Kalo gue jalan kaki bisa aja sih, eh tapi makin panas. Mentereng banget lagi mataharinya.” Lagi, gadis itu masih mengoceh.
Kahfi pun masih terus mendengar ocehannya, berjalan di belakangnya sambil sesekali memperhatikan gelagat gadis cantik itu.
Gadis itu tiba-tiba berhenti, membuat Kahfi mau tidak mau ikut berhenti.
“Panas banget ya Allah!!!” Ujarnya, sembari menguncir rambut panjang miliknya.
“Cantik juga ini bocah.” Batin Kahfi senyum-senyum.
Kahfi masih diam saat gadis itu melipir dan duduk di dekat tukang cilok, di bawah pohon yang cukup rindang.
“Abang, mau dong ciloknya lima ribu aja ya, yang pedes.” Katanya, kemudian mengeluarkan uang dari saku bajunya.
Pria yang motornya mogok itu hanya terus memperhatikan, sampai bagaimana mulut cerewet tadi kini mengunyah bulatan cilok dalam satu suap.
“Matahari bisa di setel dulu nggak sih, minimal sampe aku sampe rumah gitu.” Ujar gadis itu, bicara dengan penjual cilok.
“Bisa, Neng. Bayangin aja terus bayangin, nanti bisa.” Sahut si tukang cilok sembari duduk agak jauh dari gadis itu.
“Bisa di setel?”
“Bisa gila, Neng.”
Kahfi mendengar obrolan mereka dan spontan langsung tertawa. Namun tawanya tidak sampai di dengar dua manusia itu.
Gadis itu menekuk wajahnya. “Ih si abang, aku serius tau.” Balasnya ketus.
“Lagian yang bener-bener aja Neng nanyanya, masa iya matahari bisa di setel.”
“Tania, gue duluan!!” Dari belakang Kahfi, terdengar teriakan orang disusul oleh penampakan dua gadis yang berboncengan motor.
“Iya!!” Balas gadis itu, Tania.
Kahfi manggut-manggut. “Jadi namanya Tania, cantik kayak mukanya.” Gumam Kahfi.
Tak mau berlama-lama disana, Kahfi lanjut mendorong motornya sambil terus mengingat nama gadis cantik yang dalam sesaat membuatnya tertawa, teringat terus dan cukup menarik perhatiannya.
Tania senyum-senyum, mencolek dagu suaminya dengan jahil. Bahkan ekspresi wajahnya terkesan meledek, dengan bibir bawah ia gigit.
“Oh, jadi udah naksir aku selama itu?” Tanya Tania dengan wajah berseri-seri.
Kahfi mengangguk. “Iya, abis dari situ aku pasti selalu lewat sana dan seringkali liat kamu makan cilok, sambil mulutnya ngoceh.” Jawab pria itu.
“Abang cilok langganan aku itu, tapi sekarang udah nggak tau kemana abangnya.” Balas Tania.
"Tapi andai aja aku tau udah dari dulu ditaksir kamu, nggak perlu tuh aku nangis gara-gara kudanil." Kata Tania, membuat Kahfi terkekeh.
Kahfi menepuk sebelahnya, meminta sang istri duduk.
“Nggak dipangku?” Tanya Tania.
Kahfi mendengus pelan, kemudian menarik tangan istrinya cepat sampai duduk dipangkuannya, lagi.
“Dasar cewek bawel pemakan cilok.” Kata Kahfi tiba-tiba.
“Tapi cantik kan?” Tania balik bertanya.
Pria itu langsung mengangguk tanpa ragu, lagi pula siapa yang bisa bilang seorang Tania itu jelek. Istrinya sangat cantik.
“Kan aku udah kasih tau, jadi boleh kan minta lagi?” Tanya pria itu dengan senyum manis, dan tatapan mata berbinar.
Tania mengeratkan pelukan di leher suaminya. “Boleh dong!” Jawab Tania tak kalah berbinar dan sumringah.
Tanpa A apalagi Z, Kahfi langsung merebahkan tubuh istrinya di ranjang, disusul olehnya yang mengambil posisi di atas sang istri.
“Udah template banget ya, kalo pengantin baru kerjaannya begini mulu.” Celetuk Tania, mengundang tawa suaminya.
Kahfi memulai dengan menciumi leher istrinya, menghirup aroma seorang wanita yang baru ia perawani.
“Nggak tau, tapi kalo aku beda. Nanti walaupun udah jadi pengantin lama, tetep maunya beginian terus, kalo bisa seminggu sepuluh kali.” Kata Kahfi dengan suara beratnya.
“Seminggu aja cuma tujuh hari, Mas.” Timpal Tania, sembari mengatur jiwanya yang mau melayang.
“Berarti sehari ada yang dua kali.” Balas Kahfi, makin asik dengan kegiatannya.
Tania menggigit bibirnya, siap mengeluarkan suara merdunya namun harus terhenti begitu mendengar suara bel rumah mereka, disusul suara mama Laila.
“Kahfi … Tania …” Panggil mama Laila.
Tania dan Kahfi buru-buru bangun dan merapikan penampilan mereka.
“Aku aja yang buka, kamu ganti baju dulu ya.” Tutur Kahfi.
Tania mengangguk, kemudian lekas mengganti pakaian sementara suaminya duluan menemui mertuanya.
Sementara Kahfi buru-buru membuka pintu rumahnya. “Mama …” Pria itu langsung mencium punggung tangan orang tuanya.
“Tania mana, Fi?” Tanya mama Laila.
Tidak lama kemudian Tania turun dan langsung menghampiri mertuanya.
“Sayang, maaf ya mama ganggu. Kamu lagi istirahat ya?” Tanya mama Laila.
“Nggak kok, Ma. Tadi lagi nonton drama aja sama mas Kahfi.” Jawab Tania dengan senyum lebar.
“Mama sama papa mau minum apa?” tanya Tania.
“Nggak usah, Nak. Cuma bentar kok, lagian kayak rumah jauh aja. Lompat dikit langsung sampe rumah papa sama mama.” Jawab papa Yadi sambil tertawa.
Kahfi duduk, dan tidak lupa juga mengajak istrinya. Kali ini nggak dipangku, soalnya ada orang.
“Mama mau anter ini, tadi pas makan rasanya enak terus keinget kamu.” Ujar mama Laila, memberikan cheese cake dalam paperbag.
“Mama, ya ampun makasih …” Kata Tania tersenyum lebar, ia bahagia disayangi mertuanya.
“Kalian nggak ada rencana mau bulan madu?” tanya papa Yadi.
“Nggak sekarang, Pa. Lagian kami kan nggak lama dapet cutinya, nanti deh kalo luang.” Jawab Kahfi, kemudian menoleh ke arah istrinya.
“Iya kan, Sayang?” tanya Kahfi.
“Iya, Pa. Aku sama mas Kahfi sepakat nggak mau bulan madu dulu, masih banyak waktu kok.” Timpal Tania.
Tania, Kahfi dan orang tua mereka mengobrol cukup lama, sampai akhirnya mereka pamit untuk pulang.
“Ngantuk …” Ucap Tania dengan manja.
“Yuk, tidur.” Ajak Kahfi lembut.
“Nggak lanjutin yang tadi dong?” Tania bertanya pelan.
Kahfi tersenyum. “Nggak apa-apa, besok kan bisa 24 jam.” Jawab Kahfi, membuat mata Tania melotot.
“Udah jangan melotot gitu, aku bercanda, Sayang.” Tutur Kahfi.
Tania terkekeh, kemudian mendusel dalam pelukan suaminya. Jika sudah begini, mau tidak mau Kahfi langsung menggendong tubuh itu dan membawanya ke kamar mereka.
KANGEN KALIAN DEH AKU, MAAF YA GUYS AKU SIBUK BIKIN PROPOSAL BUAT SKRIPSI 🥹🥹
Bersambung ...............................................
mantan gak tau diri gak sadar diri, Kahfi dah punya istri masih mau nempel aja kayak ulat keket, eh ulat bulu yg bikin gatel
kasian tuh baby masih kecil bgt disiram mulu sama papa nya kalau sering gitu 🤣
ska kn hdiahnya????tp mngkn hri2 k dpan bkln pnuh wrna,scra bumil gt loh...
skur2 kl ngidamnya biasa aja,kl d luar nurul gmna.....stok sbr yg bnyk y.....😂😂😂
Tania hamil Kahfi junior 🥳