Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
📱 " Kenapa menarik nafas sepanjang itu??"
Eh,
Aku terkesiap ketika kembali mendengar suara Om Arif. Ku pikir dia sudah mematikan sambungan telepon kami. Tapi, ternyata....
📱 "Kamu ada masalah di tempat kerja kamu Aurel??"
Aku aku pernah bilang kalau Om Aris sangat peka dengan kondisiku? Dia dia selalu tahu....
📱 "Aurel, kamu baik-baik saja?" tanyanya bertambah khawatir.
📱 "I- iya, Om. Aku baik-baik saja. Ad - da sedikit masalah tadi, tapi sudah beres kok."
📱 " Apa?? Masalah apa, Aurel??"
Astaga, Om Om satu ini sungguh tak sabaran.
📱"Hanya masalah dengan seniorku, Om.."
📱 "Senior?? Jangan berputar-putar Aurel!! Katakan dengan jelas atau kamu ingin aku mencari tahu sendiri???"
Aku langsung melompat saking terkejutnya mendengar ancaman Om Arif. Bisa gawat!!!
📱 " Jangan, Om! Eh, maksud ku... Itu apa??? Begini, Om.... Itu masalah aku sudah selesai kok."
📱 "Aurel!!!"
📱 " Aku berselisih dengan seniorku. Hasil kerjaku mau diakuinya. Aku nggak terima, aku merebutnya kembali. Kami sempat adu mulut. Tapi, kemudian kepala HRD ku tahu, Dan dia....di-a seniorku itu.. dia dipecat, Om. Dia kehilangan pekerjaannya karena aku."
📱 "Dia kehilangan pekerjaan karena ketidak kompetenannya sendiri, Aurel. Andai dia ada di perusahaan ku, aku juga akan melakukan hal yang sama. Untuk apa memelihara kutu busuk, itu akan merugikan perusahaan ku sendiri." tugas Arif cepat.
📱 "Perusahaan, Om??" tanyaku ingin tahu. Om Arif memang tidak pernah menyinggung jabatannya sebagai CEO. Aku jelas terkejut saat mengetahui fakta itu siang tadi.
📱 " Om punya perusahaan?? Bekerja di perusahaan atau sebagai pemilik perusahaan.???"
📱 "KRZ Grups, ini perusahaan ku yang di Surabaya. Pusat nya ada di Swiss. Dulu di sini, tapi karena aku menetap di Swiss, aku mengalihkan ke sana. Sekarang Aku tinggal di sini lagi, jadi aku mengurusnya lagi. Kau mau masuk perusahaan ku saja?? Pindah ke sini?? Mama Papa pasti lebih tenang jika kamu kembali ke Surabaya, Aurel. Memang jauh dari rumah mama papa kamu, tapi aku bisa menguruskan tempat tinggal untuk kamu dan mereka akan lebih mudah mengunjungi kamu."
Tes
Air mataku meluruh sudah. Seharusnya, memang ku akhiri pembicaraan kami sejak awal. Ini tidak baik untuk hatiku.
📱 "Hai, Aurel. Kenapa diam saja?? Kamu tak suka dengan ideku?? Baiklah, tidak apa. Aku juga tak yakin kamu akan nyaman bekerja satu perusahaan denganku. Pasti akan sulit berteman nanti. Dimana pun kamu bekerja. Pastikan kamu baik-baik saja. Kabari aku tentang apapun. Sebisa mungkin aku akan membantu kamu. Jika ada seseorang seperti senior kamu, yang memperlakukan kamu tidak adil, jangan ragu memberitahu aku. Aku bisa diam-diam membuatnya terdepak dari perusahaan. Jangan takut aku ak.... Hai, hello, Aurel. Apa yang terjadi??? Kamu menangis??? Aurel...."
📱 "O-m. Om, kangen, hiks!" desis ku terisak. Aku sudah tidak bisa berpura-pura kuat sekarang.
📱 "Ka- ngen?? Kangen Papa Mama kamu??? Apa perlu ku jemput kamu besok biar bisa berkunjung ke rumah???"
Aku mengusap air mataku yang jatuh. Dia sungguh payah untuk satu hal ini.
📱 "Aku masih harus bekerja ,Om. Mungkin weekend saja." Ujar ku.
📱 "Apa tidak bisa izin?? Atau apa aku jemput mama papa kamu saja.?? Biar mereka yang mengunjungi kamu??" usul Om Arif.
Aku terkekeh pelan.
📱 "Tidak perlu, Om. Aku yang akan datang weekend nanti." tukas ku.
📱 "Tapi, kamu..."
📱 "Aku baik-baik saja, Om."
📱 "Baiklah, terserah kamu kalau begitu.."
📱 "Om.." Desis ku menahan Om Arif yang hendak mengakhiri sambungan telepon kami.
📱 "Kenapa??"
Aku terdiam sejenak,
📱 "Om jika suatu hari, Aku melakukan kesalahan.... apa Om bisa memaafkan aku???" desis ku.
📱 "Kesalahan???"
Aku tidak menyahut. Ku dengar helaan nafas panjang nya.
📱 " Jika itu hanya tentang aku, aku akan memaafkan kamu, Aurel. Tapi, pastikan kamu baik-baik saja." ujarnya terdengar tanpa keraguan sedikitpun.
Tes
Air mata ku kembali meluruh.
****
Suara derap kaki yang sangat cepat yang baru saja keluar dari pintu lift khusus membuat atensi ku dan teman-teman sedivisi ku yang tengah menunggu lift karyawan terbuka, juga karyawan lain yang kebetulan baru selesai istirahat makan siang tertarik ke arahnya.
Bisa kulihat Om Arif yang berlari sangat cepat tanpa menghiraukan Om Jo yang juga tengah berlari mengejarnya.
Raut kepanikan jelas tercecak di wajah Om Arif.
Om Jo sempat melirik ke arahku, tatapannya sangat tajam dan menusuk.
"Hai, Apa itu CEO baru KRZ Grups???" bisik Elsa.
" Seperti nya iya. Yang di belakangnya itu asisten CEO, Pak Jonathan. Aku beberapa kali melihatnya di ruangan kepala HRD." ujar Radit.
"Kenapa terlihat buru-buru? Seperti rumahnya kebakaran saja." celetuk Diana.
"Hust, ngawur kamu!!" sergah Elsa.
"E, itu, Pak Jonathan. Kok balik sendirian.???" tanya Radit.
Aku menoleh ke arah pintu lobby. Benar, Om Jo hanya sendirian sekarang. Wajah nya terlihat menegang. Spontan kakiku terayun, sedikit berlari menghampirinya. Melupakan bahwa mungkin saja tindakan aku akan membuat kehebohan yang lain. Rasa ingin tahu ku melebihi logika ku sekarang.
"Om... Eh, Pak. Ada apa??" tanyaku.
Om Jo melayangkan tatapan tajam dan sinis nya.
"Apa peduli kamu?? Minggir!!" sentak nya.
"Jangan menyebalkan, Om. saya berhak tahu."
"Berhak?? Apa nya yang berhak..."
Tring
Notifikasi ponsel di tanganku membuat atensi ku teralihkan dari Om Jo.
Itu Om Arif.
[ Jutek. : Aurel, di mana kamu?? Aldo sedang menuju ke Bandung. Sherlock tempat kamu. Aku akan segera datang."]
Mata ku terbelalak sempurna. Suara Om Arif bak suara petir yang menghujam jantungku. Spontan mataku beradu dengan mata Om Jo.
"Puas???"
Dug
Kaki spontan menendang tulang kering kaki Om Jo ketika Om Jo hendak berlalu begitu saja dari hadapanku. Mata Om Jo terbelalak sempurna saking kagetnya dengan ulahku. Jangan kan Om Jo, aku saja sampai kaget dengan ulahku sendiri.
Dua orang satpam yang berjaga di depan pintu lobby terburu-buru menyongsong ke arah kami. Membuat mataku yang semula menatap penuh permusuhan kepada Om Jo perlahan meredup. Nyali aku seketika menciut.
"Om." desisku memelas. Aku tau, aku dalam masalah besar sekarang.
Om Jo malah menyeringai, seakan tak peduli dengan nasibku.
"Maaf, Pak Jo..."
"Sterilkan lobby!!" tukas Om Jo mendahului kalimat salah satu satpam tersebut.
Kedua satpam itu langsung mengangguk mengerti dan melaksanakan perintah Om Jo. Membuat semua orang yang melihat kelakuanku barusan meninggalkan area lobby, termasuk sang resepsionis.
Aku hanya diam menunduk, tak berani menoleh ke arah lift. Aku tahu, ketiga teman satu divisi ku itu tadi juga masih ada di sana, melihat dengan jelas semua kelakuan gilaku.
"Puas kamu Aurel?? Lagi lagi hanya karena kamu, Arif melupakan meeting nya setelah makan siang ini." sinis Om Jo.
Hai, KAKAK READERS SIAPA YANG PENASARAN DENGAN APA YANG TERJADI PADA AUREL KARENA SUDAH BERANI MENENDANG KAKI OM JO??
TUNGGU CERITA DI BAB BERIKUTNYA.
TERIMA KASIH KAKAK KAKAK SEMUA.
SEHAT SELALU UNTUK KITA SEMUA.
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.