NovelToon NovelToon
Pewaris Tak Terlihat

Pewaris Tak Terlihat

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Anak Lelaki/Pria Miskin
Popularitas:4.1M
Nilai: 4.5
Nama Author: Turyana affandi

Tak di pandang di tempat iya berada sebelumnya. Namun keberadaannya saat ini mampu membuat orang lain mengejar-ngejarnya. Berawal dari kesalahan orang tua yang membuatnya harus hidup di antara garis kemiskinan. Di hina oleh orang lain dan di rendahkan oleh kekasihnya sendiri.

Tiba-tiba sang kakek datang ketika cucu nya benar-benar dalam himpitan rasa malu dan kesal.

Cerita ini hanyalah fiktif belaka. Apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat dan alur cerita itu bukanlah hal yang sebenarnya.

Salam Halu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Turyana affandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karena Kamu

"Baik tuan muda. Aku tidak akan mengganggu Naira lagi." Vincent mengangguk menyanggupi apa yang dikatakan oleh Arsa. Arsa pun meninggalkan Vincent yang masih berlutut di tempatnya. Dia beralih untuk menemui rekan bisnisnya di meja yang lain.

'Bruaakk' saat baru berjalan beberapa langkah, Arsa mendengar sebuah gebrakan. Arsa pun menoleh ke arah sumber suara.

"Dasar bajingan. Kamu telah berani menyinggung tuan Arsa." Beni ayah dari Vincent menampar wajah anaknya meluapkan seluruh emosi yang sejak tadi ia pendam.

"Dengarkan Aku baik-baik. Kamu dilarang untuk keluar rumah. Kamu tidak boleh meninggalkan rumah selama 1 tahun. Dan selama kamu di rumah, pikirkan dengan baik-baik semua kesalahan yang telah kamu buat." Tuan Beni menunjukkan jarinya ke arah Vincent. Kata-kata hukuman telah Ia jatuhkan kepada Sang putra.

Vincent benar-benar merasa terpukul Atas kejadian hari ini. Ayahnya telah menghukum dirinya selama 1 tahun untuk tidak keluar rumah sama sekali. Vincent pun tidak berani membantah apa yang telah dikatakan oleh Papanya.

"Siapa yang berani menyuruhmu untuk menyinggung CEO baru Kendi Group? " ucap papa Vincent sembari meninggalkan putranya di sana. Beni adalah seorang lelaki kuat yang dapat dengan mudah mengatur kehidupan putranya sendiri. Hingga putranya berlutut dan memohon belas kasihan.

Semua hal buruk bagi Vincent ini terjadi tepat di depan Naira dan papanya. Naira dan Papanya benar-benar merasakan jantungnya terus berdetak tidak karuan sejak tadi. Sebelum pesta tadi mulai, mereka berdua mengkhawatirkan keselamatan Arsa dan menasehatinya supaya Arsa segera meninggalkan pesta. Namun sekarang hatinya lebih dari lega disaat tahu bahwa Arsa adalah pimpinan baru Kendi Group. Setelah kemarahan Arsa tadi, orang-orang yang berada di sana memandangnya dengan cara yang berbeda. Semua orang memandangnya dengan penuh rasa hormat kepada Arsa. Banyak pria berpangkat tinggi yang saat ini ingin memperkenalkan putri mereka kepada Arsa. tujuannya sudah pasti, adalah untuk menaikkan status sosial yang tinggi untuk menggapai Arsa.

Di salah satu meja, Papa Nina berkata kepada putrinya.

"Nina, Tuan Arsa akan datang ke meja kita. Kamu harus bersikap baik dan berusaha merebut hatinya. Alangkah baiknya kalau kamu bisa berhubungan langsung dengan dia." ucap ayah Nina kepada putrinya.

"Papa... Aku..." Nina berkata dengan terbata-bata. Nina ingat bahwa dirinya pernah bertemu dengan Arsa dan membuat kesan buruk di pertemuan pertamanya. Dan kata terakhir yang diucapkan oleh Arsa seingat Nina adalah bahwa dirinya tidak layak untuk Arsa. Tapi Nina takut untuk memberitahukan hal ini kepada Papanya. Dan di saat yang bersamaan, Arsa telah sampai di meja yang ditempati oleh Nina dan Papanya.

"Aku ingin bersulang untuk kalian semua." Arsa yang sedang memegang gelas, mengangkat tangannya. Semua orang yang berada di sana berdiri dengan hormat. Arsa hanya sedikit menyesap jus yang berada di gelas yang dipegangnya itu. Dan semua orang yang di sana mendongak ke arah gelas yang dinaikkan Arsa tadi, setelahnya mereka meminum minuman itu. Tidak ada satu tetes pun yang tersisa di gelas orang-orang yang diajak Arsa untuk bersulang. Mereka menganggap, semua itu adalah salah satu cara untuk mengungkapkan rasa hormatnya.

" Tuan Arsa, ini adalah putriku. Namanya Nina. Putriku ini seumuran dengan anda. Nina sangat menyukaimu dan ingin berteman denganmu." ucap Papa Nina sambil tersenyum. Kemudian dia mengedipkan mata pada Nina dan memberi isyarat bahwa sudah tiba gilirannya untuk beraksi. Saat Nina ingin berkata, Arsa melirik hanya wanita tersebut. Setelah itu ia meninggalkannya tanpa memberi kesempatan untuk mengucapkan sepatah kata pun. Melihat sosok Arsa yang pergi, Nina kaget setengah mati. Dia berasumsi bahwa Arsa tidak memandangnya seolah-olah dia adalah angin yang tak terlihat. Apakah aku seburuk itu?” Nina berpikir, Arsa mungkin akan menyapanya atau menggodanya dengan beberapa kata yang sopan. Namun yang yang terjadi sungguh mengerikan. Arsa sama sekali tidak menganggapnya ada. Sesaat kemudian Nina teringat apa yang pernah iya katakan kepada Arsa di cafe beberapa waktu yang lalu.

"Bagaimana mungkin aku bisa sebodoh itu. Aku melewatkan kesempatan yang sangat bagus." Nina sangat kesal karena dia tahu ada kesempatan yang tepat untuk berkenalan dengan Arsa di Cafe malam itu. Kalau misalnya saja dia bersikap baik saat itu, Iya akan bisa menjadi Nyonya muda dari pimpinan baru kendi grup. Sangat disayangkan sekali, di saat Tuhan memberinya kesempatan yang sangat langka, Iya Malah menyia-nyiakannya.

Saat itu, Arsa berjalan ke meja tempat Naira duduk. Orang-orang di meja yang di tuju Arsa memegang gelas dengan kedua tangannya. Mereka seakan mencari perhatian. Namun Arsa tak terlalu memperhatikan yang lain. Justru, iya malah terus memperhatikan Tuan Ardi.

"Om Ardi." Arsa pun bahkan memanggilnya Om. Dan panggilan yang disebutkan Arsa kepada tuan Ardi tadi membuat banyak orang orang yang di sekitarnya merasa iri. Ardi yang mendengarkan panggilan itu benar-benar merasa tersanjung. Statusnya sangat berbeda dengan Arsa. Arsa adalah seorang pimpinan baru Kendi grup sedangkan dirinya adalah bos sebuah perusahaan kecil.

"Tuan Arsa, saya hanyalah orang kecil. Anda bisa memanggil saya Ardi saja." Tuan Ardi pun buru-buru berkata karena rasa tidak enaknya kepada Arsa. Arsa pun langsung menatap ke arah Naira.

"Om Ardi, Naira sudah membantuku kemarin. Dan aku menganggapnya sebagai teman. Ayah dari temanku adalah seseorang yang lebih tua dariku, jadi anda pantas mendapatkan sebutan ini." kata Arsa sambil tersenyum.

"Naira kita bertemu lagi." Arsa masih terus tersenyum.

"Arsa.. Eh.. Maksud saya Tuan Kenand, saya benar-benar tidak menyangka Anda adalah pimpinan baru Kendi Grub." Naira masih syok dengan apa yang terjadi. Ketika Naira membantu Arsa di restoran kemarin, dia tidak pernah membayangkan pria ini adalah Pimpinan dari Kendi Grub.

"Kamu sebaiknya memanggilku Arsa saja. Terlalu berlebihan kalau kamu memanggilku Tuan Kenand." kata Arsa sambil tersenyum.

"Ars... Arsa. " Naira sangat ragu - ragu untuk mengatakannya, tapi dia tetap memanggil Arsa dengan apa yang di inginkan oleh lelaki itu.

"Terima kasih Arsa, Terima kasih telah meminta Vincent untuk tidak menggangguku." Kata Naira sambil menggigit bibir merahnya.

Nayra selalu dilecehkan dan di rendahkan oleh Vincent. Dan Vincent terlalu kuat dan berkuasa untuk Naira. Dia tidak tahu harus berbuat apa lagi dengan keadaan itu. Tapi ketika Arsa sudah bertindak menyuruh Vincent untuk berhenti melecehkannya, sekarang hati Naira akhirnya merasa damai.

"Seorang wanita sepertimu tidak seharusnya dilecehkan oleh orang seperti dia. Jangan khawatir, jika ada orang lain yang berani melecehkanmu kembali, beri tahu aku, dan aku akan membantumu menyelesaikannya." Arsa berkata tersenyum. Sedangkan Naira hanya bisa menggigit bibirnya yang merah dan mengangguk. Meskipun Naira belum lama mengenal Arsa, Naira tahu bahwa Arsa sangat berbeda dengan kebanyakan waris kaya yang lain. alih-alih menjadi seseorang yang sombong, Arogan dan otoriter. Arsa malah bisa membela yang lemah.

"Ngomong-ngomong, aku dengar kamu dan Om Ardi, benar-benar ingin berbicara denganku tentang kerja sama perusahaan kan?" tanya Arsa. Naira pun buru-buru menatap Arsa dan mengangguk dengan cepat disaat yang bersamaan. Tuan Ardi juga memandang Arsa Kenandra dengan ekspresi penuh harap di wajahnya. Pada awalnya, Tuan Ardi berpikir bahwa tidak ada kesempatan untuk bekerja sama dengan Kendi Grub. Tapi saat ini juga, Arsa tiba-tiba menyalakan kembali harapannya yang telah redup.

"Berhubungan dengan kerja sama perusahaan, seperti yang aku katakan sebelumnya, aku bisa membantu kamu. sekarang menurutmu, apakah aku memiliki kemampuan untuk hal ini? " Arsa bertanya kepad Naira sambil tersenyum.

"Tentu saja.. Tentu saja tuan. Anda adalah ketua Kendi Grub." Tuan Ardi lagi lagi mengangguk.

"Kalau begitu, saat pesta sudah selesai nanti, datanglah ke ruang VIP dan mari kita bicarakan pengajuan kerjasama ini secara mendetail." kata Arsa dengan pelan.

"Baik... Baik tuan muda. Saya akan kesana. Ardi pun mengangguk penuh semangat. Arsa pun tersenyum.

Di tempat dan waktu yang bersamaan, ketika semua orang yang hadir melihat kejadian ini, mereka semua merasa iri. Mereka sangat ingin menjalin hubungan dengan Arsa, tapi mereka semua gagal. Yang ada, Arsa malah memilih untuk berbicara dengan keluarga Naira dan mengundang mereka untuk berbicara Lebih detail lagi setelah acara pesta ini selesai. Mereka benar-benar ingin berada di posisi Tuan Ardi saat ini.

Setelah Pesta Selesai.

Di ruang VIP hotel lantai 2. Arsa duduk tepat di depan, sementara Fendi berdiri di sebelah Martin, Naira dan Ardi duduk di sampingnya juga

"Om Ardi, perusahaan kami baru saja mengakhiri kerjasama dengan perusahaan tiga pilar hari ini, jadi kami kekurangan pemasok dalam bahan baku. Rencana saya, bahan baku utama akan dipasok oleh perusahaan Anda nantinya, Apakah anda bersedia untuk menjadi rekan bisnis kami?" kata Arsa.

"Benarkah tuan? " Tanya Tuan Ardi merasa kaget dan senang. Naira juga terkejut akhirnya mereka bisa bekerja sama dengan Kendi grup. Perusahaan yang telah mereka bangun selama ini akhirnya tidak jadi bangkrut. Namun perusahaan itu justru akan berkembang dengan pesat karena kerjasama ini.

"Apakah aku terlihat seperti sedang bercanda? " tanya Arsa sambil tersenyum.

"Karena apa anda mau melakukan semua ini? " Tanya Naira.

"Dan juga perusahaan kami hanya sebuah perusahaan kecil. Saya takut jika kami akan kewalahan nantinya tuan. Ada banyak perusahaan yang lebih baik dari perusahaan kami yang bisa Anda pilih. Mengapa Anda memilih kami? Padahal ini bisa saja akan merugikan anda? " Naira berkata lalu menundukkan kepalanya.

" Tentu saja, itu semua karena kamu." Arsa menatap Naira dengan senyuman di wajahnya.

1
Kholis Majid
mana kelanjutannya nih..
Sofyan Muchtar
ya dipisahkan menjadi novel baru, terpisah dari yg lama, lebih bagus
intan nazirah
cerita yang menarik....lanjut karyanya
intan nazirah
lanjut aja kesah arkano...tapi mau lebih seru...lebih misteri..
Sofyan Muchtar
kok si Adit gak cerita tentang arsa kepada temannya
Olo-Olo Gumbang
apa aja tor. yg penting update
Putera Saaban
setuju
Sofyan Muchtar
menyamarkan diri tapi masih sombong, padahal pernah miskin
Sofyan Muchtar
kenapa tidak telpon polisi, bodoh
Sofyan Muchtar
terlalu sok, mengeluarkan uang tak berguna
Sofyan Muchtar
lucunya, selalu mengandalkan nama kakek, gak punya kekuatan sendiri
Sofyan Muchtar
kacau neh, semuanya karena uang, ada variasi dong
Alamsyah Ujang
nah author ini mihak Rafa ternyata
Alamsyah Ujang
belum jelas masalahnya,kok tiba2x kayak ini ceritanya
Alamsyah Ujang
lanjak kelah....
Sofyan Muchtar
lah mobil Lamborghini si arsa di parkir dimana???? kok tetangga nya pada Heran melihat Ferrari
Sofyan Muchtar
sudah jadi bos, bajunya gak ganti yg bermerek, lucu juga neh ceritanya
Sofyan Muchtar
terlalu royal n mudah mengeluarkan uang, gak logis, mantan orang miskin kaget
Alamsyah Ujang
setiap kesuatu tempat pasti ketemu cewek cantik dan kawan sekolah
Jodi Wardani
dijadikan 2 tor, yg setuju like
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!