"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Demam
"Geli atau enak?" bisik Sky jahil. Dia tersenyum puas setelah mengerjai Aletta habis-habisan, memberikan sentuhan di leher Aletta dengan kecupan bibirnya. Kemudian pria itu menyingkir dari atas tubuh Aletta.
Sedangkan nafas Aletta masih tersengal, dia kelihatan sangat lemas. Meskipun begitu Aletta masih bisa memberikan tatapan tajam pada Sky.
"Dengar ya Tuan, pokoknya saya minta kompensasi. Bisa-bisanya anda cium bibir saya lagi dan cium-cium leher." Sontak bibir Aletta mengerucut. Bukannya marah, justru Sky malah tertawa melihat ekspresi lucu Aletta.
"Kamu lupa ya, saya ini masih suami kamu. Di cium suami sendiri saja tapi merasa di lecehkan. Jangankan cium kamu, tidurin kamu juga nggak masalah, Aletta!" Ujarnya kemudian turun dari ranjang dan pergi ke sofa untuk membaringkan tubuhnya di sana.
Terlihat jelas kerutan halus di dahi Aletta.
'Kenapa Tuan Sky pindah ke sofa?'
🌷🌷🌷
1 minggu honeymoon di Swiss, di lewatkan begitu saja oleh Sky dan Aletta tanpa melakukan ritual suami istri. Dan seandainya tidak ada perjanjian kontrak di antara mereka, pasti tidak bisa di hitung berapa kali pasangan suami istri itu melakukannya. Namun sebuah fakta mengingatkan mereka, bahwa ada perjanjian di awal. Jadi hal seperti itu sangat di hindari oleh keduanya. Dan berakhir keduanya menghabiskan waktu untuk pergi jalan-jalan, menikmati setiap keindahan di Negara Swiss.
Pagi ini selesai sarapan, Aletta memutuskan untuk tetap stay di kamar hotel. Aletta tampak sudah lelah berkeliling. Sebab selama 1 minggu ini, keduanya menghabiskan waktu di luar. Pergi pukul 9 pagi, lalu kembali menjelang malam. Setelah mandi, keduanya keluar untuk dinner. Jadi energi Aletta mungkin sudah terkuras habis. Ibarat baterai ponsel yang semakin berkurang jika di pakai seharian.
Kini Aletta tengah berbaring di atas ranjang sambil memainkan ponselnya. Sesekali dia mencuri pandang ke arah Sky yang sedang melakukan virtual meeting. Pria itu mengenakan kemeja warna putih dan lengan yang di gulung sampai siku, membuat Sky kelihatan tetap gagah dan berkharisma.
'Percuma ganteng, tapi dingin.'
Semua wanita mungkin akan mengagumi kesempurnaan fisik Sky. Namun, tidak semua wanita menyukai sikap dinginnya, termasuk Aletta. Mungkin hal itu yang membuat Aletta tidak memiliki rasa pada Sky selama 24 jam non stop bersamanya.
Tak terasa sudah 1 jam lamanya Sky berhadapan dengan laptop, berbicara dengan penuh percaya diri pada peserta yang mengikuti virtual meeting. 1 botol air mineral ukuran sedang sampai di teguk habis oleh Sky selama meeting berlangsung.
Melihat air minum Sky sudah habis, Aletta berinisiatif membuatkan minuman hangat untuk Sky. Dia pergi ke dapur dan kembali dengan secangkir teh di tangannya.
"Semangat Tuan meeting nya," ucap Aletta tanpa suara. Hanya bibirnya saja yang bergerak, sebab takut suaranya di dengar oleh banyak orang di seberang sana.
Walaupun tanpa suara, tapi gerakan mulut Aletta bisa di artikan oleh Sky. Pria itu reflek mengangguk, "Makasih teh nya," ucap Sky lirih.
Aletta hanya tersenyum, lalu kembali ke ranjang.
Interaksi yang terjalin barusan, justru membuat Sky gagal fokus. Kini gantian Sky yang melirik ke arah Aletta, dimana wanita itu tengah sibuk dengan ponselnya. Jemari tangannya begitu lihai menari-nari di atas layar, membalas satu persatu chat di grub teman masa kuliahnya dulu. Tak di sangka obrolan lucu itu cukup mengocok perut, membuat wanita itu senyum-senyum sendiri dan sesekali tertawa kecil.
Tanpa Aletta sadari, tingkahnya menarik perhatian Sky yang menjadi gusar sendiri. Pikirannya bercabang dan tidak fokus lagi pada pembahasan meetingnya.
"Sampai disini dulu, besok kita lanjutkan. Dan untuk berkas yang sudah selesai, tolong segera kirim ke email saya," titah Sky.
"Meeting kali ini saya akhiri." Sky undur diri terlebih dulu setelah mendapat jawaban dari bawahan nya. Dengan cepat pria itu menutup laptop, tangannya terulur mengambil teh hangat untuk di teguk.
1 minggu lamanya berada di Swiss bersama Aletta. Rasanya tidak seperti saat pertama kali datang ke sini. Ada yang berbeda, entah itu apa. Sky pun merasa pusing di buatnya dan masih meraba-raba perbedaan yang dia rasakan saat ini.
Aletta terlonjak kaget kala merasakan pergerakan di atas ranjang. Aletta menoleh dan mendapati Sky yang sudah merebahkan tubuhnya di sebelahnya. Saat ini posisi keduanya begitu dekat, bahkan hampir tidak ada jarak diantara mereka.
"Sudah selesai meetingnya?" Aletta menggeser tubuhnya sedikit menjauh, agar tidak terlalu dekat dengan Sky.
Pria itu hanya mengangguk sambil mata terpejam.
"Apa rencana kamu ke depan?" Nada bicara Sky terdengar serius.
"Maksud Tuan bagaimana?" tanya Aletta dengan kerutan halus di dahinya.
Sky menghembuskan nafas beratnya, "Setelah pernikahan kontrak ini berakhir, apa rencana kamu selanjutnya?" Pria itu menjelaskan kembali ucapannya, membuat bibir Aletta membulat membentuk huruf O sambil mengangguk paham.
"Tentu saja saya akan melanjutkan hidup seperti sebelumnya. Memangnya hal apa yang bisa di rencanakan oleh orang biasa seperti saya." Aletta tersenyum miring kala mengingat kehidupan nya, penuh perjuangan dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
"Ck, maksud saya bukan itu. Kamu nggak ada rencana buat nikah sungguhan setelah ini?" Kedua netra Sky terbuka lebar, sorot matanya tertuju pada Aletta. Sejenak pandangan mereka bertemu dan saling beradu. Seolah mereka saling berbicara lewat tatapan itu.
Sedangkan Aletta menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan Sky. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah lain.
"Belum ada. Saya mau fokus sama Mama dan kuliah Vano. Tiada hal lain selain mereka karena hidup saya hanya untuk mereka. Serta kebahagiaan saya juga ada pada mereka." Aletta tersenyum perih. Sebenarnya dia tidak ingin membahas tentang dirinya dan keluarga. Wanita itu tidak ingin merasakan sakit lagi, tidak ingin menjadi lemah. Sebab selama 2 tahun ini dia harus pura-pura kuat.
Entah angin darimana membuat pria dingin itu berucap yang berhasil membuat Aletta terkekeh.
"Bagaimana kalau menikah dengan saya?" lirih Sky.
Aletta langsung menoleh dengan tersenyum geli mendengar perkataan Sky barusan.
"Tuan ini amnesia kah? Kita kan memang sudah menikah, memangnya Tuan mau nikah berapa kali?" sahutnya yang masih menahan tawa.
Pria itu hanya menghela nafas beratnya dan tidak berkomentar lagi.
🌷🌷🌷
Tepat 12 hari mereka berada di Swiss, Sky malah jatuh sakit. Semalaman Aletta menjaga Sky yang sedang demam, bahkan badannya menggigil. Mau tidak mau wanita itu terpaksa memeluk Sky sepanjang malam di dalam selimut yang sama. Setidaknya pelukan hangat Aletta berhasil mengurangi rasa dingin di tubuh Sky.
Aletta melangkah masuk ke dalam kamar dengan membawa sebuah nampan yang berisi semangkuk bubur, beserta air minum, dan obat penurun demam. Aletta sengaja bangun lebih awal untuk memasak bubur. Aletta menaruh nampan itu di atas nakas dan mendekati Sky.
"Tuan, ayo bangun. Sarapan dulu, Saya sudah buat bubur. Aletta meletakkan punggung tangannya di atas dahi Sky. Suhu badannya sudah turun, tidak sepanas saat Aletta meninggalkan pria itu ke dapur.
Mendengar suara merdu Aletta, sontak Sky menggeliat. Sejak tadi pria itu memang sudah bangun, tapi masih berbaring di atas ranjang sambil memejamkan mata.
"Badan anda masih panas. Lebih baik kita telpon Dokter saja setelah ini." Aletta yang hendak membantu Sky bangun, tapi pria itu menepis pelan tangan Aletta, dan berusaha bangun sendiri. Sky tampak gengsi karena malu, mungkin karena tidak ingin terlihat lemah di hadapan Aletta.
"Tidak perlu, nanti juga sembuh. Sekarang ini saya hanya butuh vitamin C."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
makanya jujur ma ortu jadi ada yg jagain PA 🤦🤦🤦🤦