Bisu Tawanan Hartawan

Di pagi hari itu Angelina menyiapkan sarapan untuk mereka. sedang ia sendiri belum makan sesuatu sejak dia pulang semalam.

"Angelina, katakan! apakah Aaron Andres Davidson ada menyentuhmu?" tanya Alex yang duduk di kursi meja makan bersama keluarganya.

Angelina yang mendengar pertanyaan pria itu ia menjadi ketakutan lagi karena ia sangat paham apa yang diinginkan pria yang telah membesarkan dia.

"Kenapa kamu tidak menjawab? apakah jangan-jangan kamu sudah diperko*sa di malam itu juga?" tanya Angela yang berharap kejadian itu menimpa adiknya.

"Alex, kalau memang sudah terjadi, mau atau tidak kita harus mengusirnya. karena kalau tidak, ini akan mencemarkan nama baik kita," ujar Monaliza.

"Sudahlah! tidak usah dibahas lagi, yang penting Aaron Andres Davidson sudah melepaskan dia, itu berarti pria itu tidak ingat padaku. ataupun dia memang sama sekali tidak tahu aku terlibat," kata Alex.

"Iya, benar katamu!" jawab Monaliza.

"Bukankah kalian berdua akan pergi belanja? carikan beberapa kemeja dan jas untukku!" pinta Alex dengan sengaja.

"Ajak Angelina pergi bersama kita, biar dia yang membawakan barang kita!" kata Monaliza.

"Tidak usah! sudah beberapa hari ini dia tidak melakukan pekerjaan rumah, biarkan dia membersihkan rumah kita," ujar Alex dengan sengaja.

"Tapi, Pa. kami akan merasa berat kalau membawa barang itu," ucap Angela.

"Sudahlah! turuti kata papa saja! papa ingin dia membersihkan lantai dasar hingga lantas atas," ucap Alex.

"Iya, Pa," jawab Angela.

Setelah satu jam kemudian salah satu pembantu rumah tangga Hamilton keluar dari rumah dan ingin menuju ke pasar. pembantu yang berusia sekitar lima puluhan telah bekerja selama sepuluh tahun di keluarga Hamilton. tentu saja ia telah melihat apa saja yang telah terjadi dalam keluarga itu.

Saat ia sedang berjalan, Louis tiba-tiba menghadang dari depan.

"Tuan, siapa Anda?" tanya pembantu itu yang merasa kaget dengan kemunculan Louis yang asing baginya.

"Bibi, apakah Anda sudah lama bekerja di keluarga Hamilton?" tanya Louis.

"Iya."

"Siapa namamu?"

"Namaku adalah Sandra."

"Ada yang ingin kutanyakan, silakan ikut denganku sebentar!" ucap Louis.

Dua anggota Louis menarik lengan Sandra dan memasukkan dia ke dalam mobil. tujuan Louis memang ingin mengetahui kehidupan Angelina. sikap gadis itu yang takut saat melihat keluarganya sendiri telah membuat Louis merasa penasaran.

Di sisi lain Angelina yang sendirian mengerjakan pekerjaan rumah, ia sangat ketakutan kalau saja ayahnya itu mendekatinya lagi.

Alex yang sedang memasak sesuatu ia mencampur serbuk putih ke dalam makanan itu.

"Angelina, aku yang membesarkanmu, tentu hanya aku saja yang bisa mendapatkan kesucianmu. tidak tahu apakah Aaron menyentuhmu atau tidak. aku tetap ingin mencobanya. kalau saja sampai kau telah kehilangan kesucianmu, maka aku harus mengusirmu dari sini," batin Alex.

"Erly...," teriak Alex pada pelayan rumah tangganya.

"Iya, Tuan," jawab Erly yang menghampiri majikannya itu.

"Antar makanan ini kepada Angelina, dan jangan biarkan dia tahu kalau aku yang memasaknya!" perintah Alex yang memberikan sepiring nasi dan lauk kepada pelayannya.

"Baik, Tuan," jawab Erly dengan patuh.

Erly kemudian menemui Angelina yang sedang membersihkan halaman belakang.

"Nona kedua, sarapan dulu! baru lanjutkan lagi!" seru Erly yang menghampiri Angelina.

Angelina terdiam saat melihat sarapan itu, tidak biasanya pembantu rumah tangga menyediakan makanan untuknya.

"Nona kedua, tuan tidak tahu kalau aku menyediakan untukmu. nyonya dan nona pertama sudah keluar dan tuan ada di kamar. kamu belum makan dari semalam pasti sudah lapar. makan dulu sebelum tuan keluar dari kamarnya!" kata Erly yang berusaha menyakinkan Angelina.

Karena sudah lapar Angelina pun melahap sarapan itu tanpa curiga. tidak ada yang peduli apakah dirinya ada makan atau tidak. walau membesar di keluarga kaya. akan tetapi hidupnya tidak ada bedanya dengan seorang pembantu.

Setelah beberapa menit kemudian Angelina telah menyelesaikan pekerjaannya yang di halaman. gadis itu lalu melanjutkan kerjanya di dalam rumah dengan mengepel lantai.

Tidak lama kemudian dirinya terasa panas di seluruh tubuhya dan mulai tidak nyaman

"Ada apa denganku? kenapa tubuhku panas sekali? atau jangan-jangan makanan itu...," batin Angelina.

Karena efek obat yang mulai bekerja Angelina merasa tersiksa dan panas bagaikan dibakar api. ia langsung menuju ke kamarnya dengan niat ingin menyiram air ke tubuhnya.

Klek.

Setiba ke kamar mandi, ia menghidupkan air shower untuk menghilangkan rasa panas yang membara di tubuhnya.

"Jangan...jangan sampai terjadi," batin Angelina.

Saat ia sedang berada di kamar, Alex memasuki kamarnya dan mengunci pintu kamar tersebut.

Pria itu yang sudah tidak sabar ia membuka kancing kemejanya. kemudian ia melangkah masuk ke kamar mandi dan melihat anak angkatnya itu sedang berdiri di bawah air shower.

"Bagaimana rasanya obat itu?" tanya Alex dengan senyum jahat.

Angelina terkejut melihat pria itu yang sudah berdiri di belakangnya.

"Kamu akan merasakan betapa nikmatnya hubungan ini dan kamu akan ketagihan," ujar Alex dengan senyum jahat.

Angelina langsung mendorong pria itu dan beranjak keluar dari kamar mandinya dalam kondisi basah di seluruh tubuhnya.

Alex langsung mengejar gadis itu dan menarik rambutnya, kemudian ia mendorong Angelina ke atas kasur dengan kasar.

Brugh..

Pria itu yang hasratnya sudah mengebu-ngebu ingin menindih Angelina yang terbaring di tempat tidur.

Angelina yang ketakutan langsung menendang bagian bawah ayahnya itu sehingga membuat pria itu kesakitan.

Brugh...

"Aaughkk...," jeritan Alex yang kesakitan.

Angelina langsung bangkit dan membuka kunci pintu kamar dan beranjak keluar dari sana.

Ia berlari menuju ke lantai bawah, Alex langsung mengejar gadis itu menuruni anak tangga sambil menahan sakit bagian bawahnya.

"Jangan lari!" teriak Alex yang menarik rambut putrinya itu.

Angelina berusaha melawan dan kemudian ia ditampar oleh pria itu yang seperti kesetanan.

Plak...

Akibat tamparan keras yang dia terima, Angelina langsung terkapar.

"Alex...," suara panggilan Monaliza.

"Pa, ada apa?" tanya Angela yang tiba-tiba pulang.

"Sialan, kenapa mereka pulang begitu cepat," batin Alex.

"Kalian sudah pulang, anak ini tidak tahu diri. dia sengaja menelan obat perangsang untuk mengodaku," kata Alex yang menuduh gadis itu untuk menutupi niat buruknya.

"Apa, mengodamu?" tanya Monaliza dengan nada tinggi.

"Kurang ajar," bentak Monaliza yang memandang ke arah putri bungsunya.

Di sisi lain Louis sedang terburu-buru menemui atasannya yang berada di kediaman.

"Bos," panggil Louis dengan nada cemas.

"Bagaimana, apakah klinik itu sudah buka?" tanya Aaron yang fokus pada laptopnya.

"Aku telah mengirim anggota kita ke klinik itu, dan hari ini dia baru buka. dokter itu sudah pulang. sebentar lagi kita akan mendapat kabarnya," jawab Louis.

"Lalu, apa yang membuatmu cemas?" tanya Aaron yang melihat ke arah asistennya.

"Bos, maafkan aku, karena aku lancang, aku menemui pembantu rumah tangga Hamilton," ucap Louis.

"Kenapa kamu menemuinya?" tanya Aaron.

"Bos, aku merasa simpati dengan Angelina, dan aku yakin keluarganya itu pasti hanya sedang akting di saat itu. dan akhirnya aku mendapatkan info yang sebenarnya. Angelina Hamilton bukanlah putri kandung Alex dan Monaliza, melainkan hanya adopsi. mereka menemukan Angelina yang masih bayi di pinggir jalan. tidak ada yang tahu asal usulnya," jawab Louis.

"Maksudmu, Angelina mendapatkan perlakuan buruk dari mereka?" tanya Aaron.