Sebuah rasa yang sudah ada sejak lama. Yang menjadikan rasa itu kini ada di dalam satu ikatan. Ikatan sah pernikahan. Namun sayang, entah apa masalahnya, kini, orang yang dulu begitu memperhatikan dirinya malah menjadi jauh dari pandangan nya. Jauh dari hatinya.
Alika Giska Anugrah, wanita cantik berusia 25 tahun, wanita yang mandiri yang sudah memiliki usaha sendiri itu harus mau di jodohkan dengan Malik, anak dari sahabat orangtuanya. Lagipun, Giska pun sudah memiliki rasa yang bisa di sebut cinta. Dari itulah, Giska sangat setuju dan mau untuk menikah dengan Malik.
Tapi, siapa sangka, Malik yang dulu selalu mengalah padanya. Kini, malah berbanding terbalik. Setelah menjadi suami dari Giska, Malik malah jadi orang yang pendiam dan bahkan tak mau menyentuh Giska.
Kira-kira, apakah alasan Malik? Sampai menjadi pria yang dingin dan tak tersentuh?! Yuk baca! 😁
Kisah anak dari Anugrah dan Keanu--> (Ketika Dua Anu Jatuh Cinta)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuli Fitria, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Malik balik menatap netra indah sang istri. Yang kini sudah mengeluarkan butiran bening kristal yang sangat deras, sederas air yang keluar dari sumbernya. Membasahi cadarnya.
"Jika aku mengatakan nya dari awal, apa kamu mau tetap menikah denganku?" tanyanya dengan netra yang tak berkedip sama sekali.
"Jika, aku menceritakan dari awal, kalau aku terjebak dengan seseorang wanita, lalu wanita itu hamil, apa kamu tetap mau melanjutkan perjodohan kita Gis?" tanya Malik lagi. Yang kini, di jawab gelengan kepala oleh Giska.
"Nah, itu. Aku tidak mau kehilangan kamu. Dan aku tidak bisa bicara saat aku belum mengetahui segalanya. Semua belum pasti Gis, anak yang Sarah kandung belum tentu anakku, karena aku tak merasa kalau aku sudah melakukan hal buruk dengannya." Malik masih menatap sang istri.
"Satu yang harus kamu tahu, Gis. Jika aku memperlakukan mu dengan baik, lantas kenyataan pahit di tengah-tengah cinta indah kita, apa kamu tidak akan merasakan sakit lebih dari ini? Gis ... aku sangat mencintaimu, kamu harus tahu, kalau aku tidak bisa tanpa kamu. Kamu tahu, aku menunggu momen ini, momen bersama denganmu dalam satu ikatan halal, bersama walau aku hanya bisa memandang saja. Tapi, itu sudah cukup. Walau kadang aku juga sakit, saat dekat denganmu tapi jauh juga darimu. Ini adalah kebahagiaan ku, bisa di jodohkan denganmu wanita ku," ucap Malik panjang lebar, berharap istrinya itu tahu segala tentang perasaan nya.
"Apa, kamu mau membuktikannya?" tanya Giska.
Malik mengangguk. "Tolong, beri kesempatan buat aku buktikan kalau itu bukan anak aku. Dan jika terbukti itu anak aku, maka aku akan kabulkan permintaan kamu." jelas Malik.
Giska mengangguk, tak di sangka olehnya cinta yang ia punya untuk sang suami memang masih besar. Terbukti dari dirinya yang sangat berharap kalau itu bukan lah anak dari Malik. Ia masih sangat berharap hubungannya dengan Malik akan membaik setelah ini.
Giska menghapus air matanya, menarik napas dalam-dalam dan kembali bersuara. "Seperti apa memang kejadiannya, sampai kamu bisa se bo doh itu?" tanyanya.
Malik menunduk lantas menerawang, terbayang akan kejadian waktu itu.
Flashback on
Acara reuni satu angkatan membawa Malik dan teman-teman lain menikmati acara yang seru. Acara musik yang sedang menjadi favorit mereka di mainkan oleh band lokal yang tak kalah keren dari penyanyi aslinya. Semua larut menikmati, sampai hampir dini hari namun belum usai.
Malik yang bukan bagian dari panitia hanya duduk-duduk di bangku paling belakang bersama teman-temannya. Acara yang di gelar di sebuah aula yang biasa di sewa untuk acara-acara itu, memang terbilang meriah. Bahkan ada beberapa guru yang turut hadir untuk memeriahkan acara. Temu kangen dengan murid mereka yang sudah sukses. Ada yang sukses dengan bisnisnya, ada yang sukses dengan produksi anaknya.
Di bangku paling akhir itu, Malik duduk dengan Dimas, Yoga, Sarah, Laras dan beberapa teman lainnya. Mereka dulu memang selalu bersama. Karena mereka sudah bersama dari masa-masa sekolah menengah pertama.
Namun saat dini hari tiba, saat acara sudah mulai di penghujung ada dua teman mereka yang membagi-bagikan minum. Sampai membuat mereka yang ada di sana tak sadarkan diri. Terlebih Malik yang tidak pernah minum-minuman beralkohol.
Hingga akhirnya, Malik mendapati dirinya di waktu pagi dengan ta n pa pa ka ian juga wanita yang sama-sama seperti dia di sebelahnya. Ada di dalam satu selimut yang sama. Sarah lah perempuan itu.
Sebelum Sarah bangun, ia terlebih dulu bangun dan memunguti bajunya yang berserakan di mana-mana. Setelahnya ia menunggu di sana sampai Sarah terbangun. Dalam duduknya ia menggerutu kesal, bagaimana bisa dia kehilangan akal sampai kelewatan seperti ini. Malik lantas mencoba menghubungi Dimas dan Yoga, namun tak kunjung mendapat jawaban.
Samapi saat Sarah bangun, ia langsung histeris, bahkan menangis. Perempuan manis berkulit kuning langsat itu sedih bukan main. "Kamu, ngapain aku, Lik?" tanyanya penuh keterkejutan. Bagaimana mungkin, Malik orang yang begitu terkenal alim, sekarang ada di dalam sebuah kamar dengan dirinya yang ta n pa pa kai an.
"Sar, dengar dulu. Aku nggak tahu, bagaimana bisa tiba-tiba aku ada di sini." ujarnya mencari pembelaan. Karena nyatanya ia tidak mengerti dengan semua ini.
"Maksudnya apa, Lik?" tanya Sarah lagi, ia duduk dengan mendekap erat selimut di dadanya. Badannya penuh dengan tanda, rambutnya berantakan, di bagian bawah ia merasakan sakit yang tidak bisa ia jelaskan lewat kata-kata.
Malik bahkan masih memunggungi Sarah, ia tak berani melihat pada perempuan yang tengah menangis di belakangnya itu. Ia tak bisa menenangkan, karena nyatanya ia merasa tak perlu.
Hingga keduanya diam, dan Malik mengantar pulang Sarah setelah tenang dan berpakaian. Walaupun itu membutuhkan waktu yang lama, karena Sarah terus saja menangis. Meratapi nasibnya yang sangat sial.
Setalah mengantar Sarah ke rumahnya, Malik kembali ke kostan itu, ia bertanya pada pemilik kost. Namun jawaban dari pemilik kost membuatnya tak menemukan apa-apa.
"Ini sudah di bayar dua minggu lalu, Mas. Yang bayar orangnya memakai pakaian serba hitam dan memakai masker, saya tidak bisa melihat dengan jelas wajahnya." begitu tutur penjaga kost saat Malik bertanya tentang siapa penyewa dam yang membawa mereka ke sana.
"Di sini bebas, Mas. Jadi saya tidak pernah ikut campur seperti apa mereka kalau malam. Saya cuma terima beres saja." Si al! Satu kata yang ada di dalam hati Malik. Ia menjambak kasar rambutnya, setelah dari sana ia mencoba pergi ke rumah Dimas dan Yoga. Dan di setiap rumah temannya itu orang tua masing-masing mengatakan bahwa mereka belum pulang dari semalam.
Sampai akhirnya waktu berlalu, Malik berada di ambang kebingungan lantaran masih belum mengerti siapa pelaku yang sudah menjebak dirinya dengan Sarah. Apalagi, setelah dua hari acara reuni itu, Malik sudah kembali ke Jakarta. Dan saat ia dan Sarah sudah mengikhlaskan segalanya, kabar mengenai Sarah yang di usir lantaran ketahuan hamil pun sampai di telinga Malik.
Tepat di saat orangtuanya mengatakan kalau bunda dan ayah akan menjodohkan putri mereka dengan salah satu dari anak mama-papanya. Tentu saja ia tak ingin melewatkan kesempatan emas ini. Ia sudah lama mencintai perempuan cantik yang sedari kecil sudah di latih berpakaian panjang itu. Bahkan ia selalu bahagia menceritakan tentang Giska pada dua temannya, Sarah dan Laras. Sampai mana saat itu Laras marah dan pergi dari hadapannya yang selalu saja bercerita tentang gadis cantik bernama Giska
Hingga saat itu dengan alasan menemui teman lama, Malik pergi ke tempat Sarah dan mengajaknya pergi ke Jakarta dan membelikannya rumah kecil. Namun karena di sana harus jelas tidak boleh sembarang orang yang tinggal, Malik menikahi Sarah secara siri, dengan Ustadz yang menikahkan mereka.
Demi mempermudah urusan mereka, apalagi kondisi Sarah yang hamil. Jelas tidak akan di terima jika tinggal tanpa status yang jelas.
Flashback Off.
Giska mendengarkan dengan seksama bagaimana penuturan dari sang suami. Ia masih mencerna dan mengingat setiap nama yang di sebut oleh Malik. Sampai ia melebarkan kelopak matanya dan bertanya, "tadi siapa? Yang suka kesal dengan kamu, kalau kamu lagi ngomongin aku?"
"Laras," jawab Malik
"Mungkin dia orangnya," ucap Giska sok tahu.
"Tidak boleh su'udzon. Dia paling baik loh," kata Malik jujur. Karena memang di antara berlima, Laras lah yang paling baik. Jadi tidak mungkin 'kan?
Giska mengedikan bahunya. "Kita tidak bisa tahu hati orang loh! Bisa saja, luarnya baik, dalamnya busuk." ujarnya. Malik menganggukkan kepalanya. Membenarkan apa yang di katakan Giska.
"Nanti coba, kamu tanya lagi, teman-teman kamu itu." perintah Giska yang masih kesal. Menurutnya permasalahan seperti itu sudah beres dari dulu. Tidak sampai berlarut-larut bahkan sampai membuatnya terkena imbas dari masalah itu.
"Jadi, kamu mau 'kan pulang denganku? Kita kembali ke rumah kita." tanya Malik.
Giska menatap lelaki yang tengah menatapnya dengan memelas. Ia lantas memajukan bibir bawahnya di balik cadar.
Jawabannya adalah ....
giska boleh nampak effort kamu tu untuk selesaikan masalah
nolong orang justru menyusahkan diri sendiri dan menyakiti keluarga.... hedeeee