19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Masa lalu
Afrizal bangkit dari tempat duduknya, ingin kembali ke rumah lebih awal. Dia memperkirakan waktu nya tepat bersamaan dengan sang istri pulang ke rumah mereka. Benar saja ia baru memarkirkan mobilnya di depan kantor instansi pemerintah tempat Andita bekerja.
Ia melihat sang istri keluar dari sana bersama rekannya sesama divisi sedang mengobrol sambil berjalan keluar dari pintu utama. Afrizal menyalakan mobilnya menjalankan perlahan ke lobi kantor.
"Hai sayang.. " Afrizal turun dari mobilnya dengan menyapa melangkah ke pintu samping. "Aku duluan, sampai besuk.' Pamit Andita. Andita langsung duduk dengan di bimbing Afrizal memastikan sang istri tidak kepentok atap mobil nya.
Afrizal hanya melempar senyuman kepada rekannya Andita lalu bergegas menuju tempat duduknya, yakni dibalik kemudi. Menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.
"Kita makan di luar ya, sekian healing bentar ":Ujar Afrizal sambil tangan satunya menyender di belakang kursi Andita. "Mau resto apa lesehan? Atau cepat saji?" Tawar Afrizal.
Tanya Afrizal yang melihat Andita hanya diam bermain ponselnya. "Apa aja yang penting baik buat baby.." Jawab nya acuh.
"Baiklah mau resto modern atau yang model kaya saung gitu?" Tawar Afrizal. Andita menoleh kala tangan Afrizal mengelus rambut cepak nya.
"Terserah kamu, aku enggak ngerti tentang tempat makan bagus. Lagi pula aku juga bukan pemilih makanan. Dan jelas kau tahu itu!" Jawab Andita ketus.
"Mhm. Iya ngerti sayang. Penting jaga kesehatan jaga hati dan pikiran, sehat ya, istri dan anakku." Sahut Afrizal santai dengan mengemudi mobil berjalan di jalanan memasuki restoran Sunda.
Afrizal merangkul pundak Andita berjalan di koridor menuju ke saung, yang mana sejauh mata memandang hamparan taman bunga-bunga cantik juga kolam ikan yang dibuat untuk menyimpan ikan segar bukan di freezer.
Mereka duduk bersama, memesan makanan para pelayan melayani dengan baik, ramah juga cekatan. Andita langsung melahap semua makanan itu seolah tak pernah diberi makan.
Afrizal terkekeh geli," Pelan-pelan makannya nanti tersedak. Jika kurang nanti tambah." Kata Afrizal sambil mengusap buliran nasi yang menempel di ujung bibirnya Andita.
"Andita? Well, dunia benar-benar sempit. Bagaimana bisa kau ada di sini? Kau, kerja apa ? " Sapaan berikut pertanyaan bernada sinis dari Clara.
"Paling juga SPG mall. Lihatlah baju kaya gitu kan biasa dipakai SPG." Sahut Violet sambil memindai penampilan Andita. Yang mengenakan celana panjang, sneaker shoes juga t shirt yang menunjukkan kesatuan nya.
Tentu ada bedanya sedikit dengan yang di jual di pasaran. Andita seorang introvert dan tak banyak yang diketahui keluarga nya hanya pamannya yang mengetahui jika ia masuk Akmil.
"Maaf, aku tak kenal kamu. Bukankah kau yang bilang jangan saling menyapa jika kita ketemu di jalan?" Sahut Andita cuek. Masih melanjutkan makannya.
Pandangan mata Clara mengarah ke jam tangan mewah yang melingkar di tangan Afrizal, juga ada dua ponsel mewah di meja makan itu. Mereka saling melirik, saling memberikan kode.
"Apa kau kau juga merangkap jadi baby sugar?'" Celetuk Violet tanpa basa-basi lagi. "Andita hanya menahan amarahnya, melirik Afrizal yang akan menjawabnya, wanitanya menahan dengan menyuapinya potongan bebek goreng.
"Jika iya kenapa jika bukan apa perduli kamu? Toh perampok macam kalian yang dipentingkan adalah penampilan. Tak perduli dengan cara mendapatkan uang. Aku belajar banyak dari kalian. Ibu dan anak." Jawab Andita datar.
"Kamu!" Byur.. Andita langsung meraih baskom berisi air kobokan bekas cuci tangan ke arah keduanya.
Violet dan Clara melengking tinggi, histeris. "Dasar pxxxk murahan! Apa salahku, aku bicara apa adanya'kan. Dasar urakan!" Maki keduanya bergantian.
"Kalian yang seperti hantu datang-datang langsung menyampah hei, asal kau ingat saja. Kalian lah perampok, ingat peninggalan Almarhum orang tuaku?
"Seisi rumah juga perusahaan milik ayahku kalian ambil, kalian lupa ? Ayahmu hanya sopir Papaku? Dan ibu mu cuma pembantu?"
"Ingatlah, aku sudah melakukan otopsi pada kendaraan bekas kecelakaan maut itu. Lihat saja aku akan menyeret mereka yang sengaja membunuh orang tuaku. Ingatlah itu!"
Andita yang bangun lalu mensejajarkan diri dengan Clara juga Violet berkata ," Aku tak akan memastikan bahwa mereka menderita di penjara!". Ia pun meninggalkan tempat tersebut diikuti Afrizal setelah mampir ke kasir membayar tagihannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Afrizal menatapnya sepintas setelah menyalakan mobilnya menjalankan perlahan meninggalkan tempat itu.
"Mereka sepupu ku, putri paman. Paman seorang penjudi kala masih muda, menjual seluruh kekayaan kakek, dan Papa hanya berbekal ijasah saja.enjadi karyawan setelah melamar pekerjaan sana sini."
" Suatu ketika ia menolong seseorang wanita di jambret bersama ibunya. Papa menolong nya. Dan akhirnya mereka berkenalan dan silahturahim."
"Dan ternyata kakek mengenal suami ibu itu adalah salah satu kenalan Kakek. Saat beliau kala masih memiliki perusahaan. Beliaulah yang membeli perusahaan Kakek."
"Untuk menutupi seluruh hutang piutang Om. Dan menjual seluruh rumah juga isinya, lelaki itu tak pernah pulang dan ia mengirimkan hutangnya ke rumah kakek. "
"Dan karena sudah tak memiliki apapun maka Kakek, nenek juga papa pindah ke rumah kontrakan murah dipinggir kota. Selama lima tahun terakhir tinggal di sana, lalu dapat membeli rumah kecil untuk semuanya."
"Kakek dari Papa meninggal dunia saat papa pindah kerja di perusahaan tersebut. Perusahaan Kakek yang di jual Itu. Dan belum genap 100 hari nenek menyusul meninggal dunia."
"Papa pindah setelah berhasil membeli rumah kecil, tanpa bayangan hutang-hutang itu, dan menikahi wanita yang ditolong nya itu. Satu tahun setelah pernikahan nya Kakek meninggal karena penyakit dalam, dan ketika aku berumur lima tahun nenek juga meninggal dunia. "
"Tinggal kita bertiga dan entahlah suatu hari Papa membawa nya pulang beserta anak juga istri nya yang culas. Aku mendengar suara itu kala mama dan papa pergi."
"Jika aku ada di dekat mereka, berlagak manis dan halus dalam berkata. Aku jadi bingung namun aku tak begitu menghiraukan nya. Dan setelah orang tua ku kecelakaan, mereka langsung menendang ku. Mengusir ku tak berperasaan."
"Tapi om memberikan uang di sela pakaian yang di hamburkan Tante kala itu. Walaupun ia berkata kasar waktu itu. Dia menempati janjinya untuk menyekolahkan aku."
"Kata Om, ia menyesali perbuatannya kala membuat bangkrut keluarga, papa orang baik dan tidak tega pada om karena mereka bersaudara."
"Om juga bilang aku harus sukses dan bahagia, dia tak bisa menolong ku atau mengantarkan aku menikah nantinya. Bukan tak mau namun menjaga keamanan ku."
"Aku tak tahu maksudnya, ia yang menyuruh ku ke akademi, katanya demi kebaikan ku. Saat aku mencari tahu tentang kecelakaan itu tidak dapat hasil, ada pihak tertentu yang menutupi."
Andita menjelaskan tentang kronologis kejadian keluarga nya sehingga dia menjadi yatim piatu..
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin