Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi hari di Cappadocia
Mentari pagi menyinari ruang kamar kami. Keindahan alam cappadocia makin terlihat. Aku dan mas Iz yang sedari tadi sudah terjaga dengan melanjutkan murojaah bersama menyudahi kegiatan kami.
" Kita jalan- jalan sekarang?" tanya izdi.
" Sebentar lagi mas, mas bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanyaku pada mas iz.
" tanyakan saja ..." jawab izdi.
" Mas ... Yang tadi malam tentang kakak?" tanyaku dengan hati-hati.
" Dia menelponku saat kamu di dalam kamar mandi, dia memarahiku karena menikah denganmu. Kenapa harus kamu yang aku nikahi, apakah aku sudah manaruh hati padamu saat kita bertemu waktu itu dan masih banyak lagi. Namun dia memaksa untuk berbicara denganmu maka kubilang tunggu beberapa menit lagi," jawabnya dengan sedikit hambar.
" Maafkan kakakku ya mas sudah mempermainkanmu dan menyalahkanmu atas keadaannya saat ini," jawabku dengan sedih.
" Tidak apa-apa sayang mungkin ini masa transisi sulit baginya. Aku tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini, yang aku mengerti istriku tidak suka berbagi kisah sedihnya padaku dia lebih suka berdiam diri seorang tak ingin melibatkan siapapun di dalamnya. Kenapa ada perempuan seperti itu?" jawabnya yang membuatku melongo.
" Karena aku tidak percaya pada siapapun mas," jawabku sesuai dengan risalah hati ini.
" Termasuk pada Mas?" tanyanya meyakinkan.
" Percaya ... Sekarang. Tapi wardah cenderung tertutup mohon suaminya harap bersabar hehehe," ucapku membuatnya tertawa gemes.
" Kita berangkat sekarang ya?" tanyanya sekali lagi.
Aku hanya mengangguk mengikuti mas iz di belakangnya. Pagi ini cappadocia cerah sekali. Kali ini mas iz nampak begitu segar dan ceria. Dia memberikan semua yang dia bisa lakukan untukku. Tetapi bagaimana dengan orang tuaku sendiri, belum sempat aku bersama mereka namun mere mengirimku kembali pada orang lain. begitu tdk berharganya kah diriku di hadapan mereka. Apakah aku hanya akan dijadikan pelampiasan kakak. Tidakkah mereka menyayangiku.
" Hai ... Kok cemberut aja kenapa?" tanyanya memastikan keadaanku.
" gapapa mas ... " jawabku santai.
" kalau gak senyum kita pulang deh, ngapain aku bahagia sendiri kamunya diam terus," ucapnya sedikit malas.
"Mas iz ... Gak usah towel2 gitu tangannya," jawabku protes dengan tangannya yang tak mau diam.
" Hahahaha ... Habisnya kenapa sih sayangku ini apa yang dipikirkan. Coba bagi dengan mas sini," ucapnya untuk menghilangkan sesuatu yang tidak mengenakkan.
" Healing dulu deh mas ceritanya nanti gimana?" tanyaku meyakinkan.
"Okehhh ... Siap. Ayooo ikut mas ke sana!" tunjuk mas Iz. Aku tersenyum bahagia saat melihatnya. sarapan pagi yang romantis.
" Selamat datang sayang ... Semoga suka jangan sedih-sedih lagi semoga bahagia selalu," ucapnya yang bikin hati adem.
" Makasih mas iz ..." jawabku dengan tersenyum.
" Sama-sama sayang," ucapnya sambil membelai puncak kepalaku.
Dalam kesedihan mas iz selalu berusaha membuatku bahagia. Beliau berusaha membuatku tersenyum tanpa kurang satu apapun. Beliau lelaki yang bertanggung jawab.
" Mas ... Bolehkah aku melanjutkan studyku?"
" Ingin kembali bersekolah lagi?" pertanyaanku ditimpali pertanyaan juga oleh mas Iz. Akupun menjawab sesuai dengan yang ada di hati nurani ini.
" Jika mas Iz mengizinkan aku akan belajar kembali, jika tidak maka aku tetap di rumah."
" Apa kamu akan menunda kehamilan jika study kembali?"
" Aku tidak berniat menunda apapun mas, jika kita di kasih kepercayaan maka itu adalah rezeki."
" Mau ambil jurusan apa?"
" Mas .. Jangan gitu dong nada suaranya. Wardah kan cuma nanya kalau mas iz tidak setuju wardah gak akan lanjut. Beneran mas ini cuman sekedar nanya aja." ucapku sambil memegang tangannya
" Kita lanjutkan pembahasan ini setelah pulang ya? Kita nikmati dulu bulan madu kita."
" Oke mas."
Kami menikmati sarapan pagi layaknya pasangan kekasih yang baru saja jadian. Sangat romantis dan bahagia. Semoga tidak ada hal yang membuatnya sedih.
" Lanjut gak sayang?"
" Kemana mas ?"
" Naik balon udara."
" Serem aku mas, gimana dong?"
" Ada aku sayang. Ayukkk!"
Mas iz berlari sambil memegang tanganku, senyumnya kembali merekah. Dokter tampanku suamiku izdiku semoga jodoh dunia akhirat.
" I LOVE YOU WARDAH !!!!" teriaknya di depan orang banyak membuat mataku terbelalak seketika, apaan kenapa dengan mas iz. Dia tertawa bahagia tanpa sengaja membuatku ikut tersenyum.
Dan seketika senyumanku hilang saat kakakku mengirim pesan singkat.
" Ceraikan izdi, aku akan kembali."
Apakah yang akan terjadi?????
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou