Takdir Rumit Tamara Sang Wanita Malam

"Sudahlah ayo cepat...tuan Sam tak suka menunggu...."

kata Haris berjalan semakin cepat di depan Ara.

"heh....memangnya kemana istrinya...kenapa dia malam ini menyuruhku kemari..."

kata Ara tergopoh-gopoh mengikuti langkah Haris yang cepat.

"Kau ini bawel sekali ya...tanya saja sendiri sana sama tuan Sam...itu sama sekali bukan urusanku...."

kata Haris dengan nada kesal.

"Mengurusi 5 preman sekaligus lebih menyenangkan dari pada harus mengurusi wanita sepertinya..sungguh menyusahkan..."

imbuh Haris lirih yang masih bisa di dengar oleh Ara.

"Hey...aku masih bisa dengar ya...memang kau kira aku wanita apa seenaknya saja..."

jawab Ara sambil memukul punggung Haris dengan kencang.

Dan keduanya pun sampai di kamar yang di tempati Sam. Haris membukakan pintu untuk Ara lalu membungkuk dan keluar setelahnya, berjaga di sekitaran kamar Sam bersama beberapa bodyguard yang lainnya.

"Selamat malam tuan Sam..."

kata Ara dengan tersenyum manis pada Sam.

"Sudah kuduga...kaulah yang akan di kirim untukku malam ini...kau memang yang paling luar biasa....kemarilah...duduk disini..."

kata Sam tersenyum lalu menyesap sedikit anggur di gelasnya.

"Kau mau ini.."

imbuh Sam lagi, menyodorkan gelasnya pada Ara.

"Tentu...."

Dan Ara pun meminum anggur dari gelas yang sama.

"Tuan bolehkah aku bertanya sesuatu padamu..."

kata Ara sambil bersandar di bahu Sam.

"Tanyakan apapun yang ingin kau tanyakan..."

"Aku dengar kau sudah memiliki seorang istri yang cantik...jika malam ini aku bersamamu...apa dia tak akan marah nanti..."

kata Ara dengan suara lembutnya.

"Dia tak tau...dia sedang berlibur di suatu pulau bersama teman-teman nya....aku tak bisa semalam pun tidur tanpa seorang wanita di sampingku....untuk itu aku menyuruhmu untuk menemaniku..."

kata Sam sambil mencubit pelan hidung Ara.

"Jadi kau hanya memintaku kesini untuk menemanimu tidur tuan...oh sungguh sayang sekali..."

kata Ara manja pada Sam.

"Tentu saja tidak...aku membutuhkanmu lebih dari itu....",

" Benarkah...."

"Ya...dan aku akan memulainya sekarang..."

kata Sam menaruh gelasnya sembarangan di atas meja, lalu merengkuh tubuh Ara, menggendongnya dan menaruh perlahan tubuhnya di atas ranjang.

Perlahan Sam mulai menyusuri tubuh Ara mulai dari bawah, sentuhannya berhenti di lutut Ara dan Sam pun berkata.

"Kau memang selalu menggodaku dengan memakai dress kesukaanmu ini..."

kata Sam, sudah menyingkap dress pendek Ara dan melihat isi yang berusaha di tutupi oleh kain tipis itu.

Ara pun tak menjawab, dia hanya tertawa geli karna sentuhan Sam yang semakin terasa masuk ke dalam tubuh Ara.

Dan malam itu pun mereka bermain sampai beberapa babak, hingga tubuh Ara lemas karna melayani setiap gerakan Sam yang sangat cepat itu.

Telah lelah dengan segala aktivitas malam itu, dengan penuh keringat keduanya berbaring di atas ranjang yang sama.

"Luar biasa...kau bisa memuaskan ku malam ini....tak rugi aku memanggilmu malam ini..."

kata Sam penuh kepuasan, karna selama menikah Sam tak pernah mendapatkannya dari sang istri, yang di nilai Sam lebih memikirkan diri sendiri.

Ya istri Sam adalah seorang sosialita dia juga terlahir dari keluarga yang kaya, sifatnya yang suka seenaknya terkadang membuat Sam menjadi kesal.

Sebagai seorang sosialita, istrinya sering keluar rumah tanpa ijin Sam. Dia juga sering pulang larut ketika sudah membuat janji dengan teman-teman nya, untuk itu Sam jarang terpuaskan oleh istrinya sendiri.

Seperti sekarang, tanpa ijin dari Sam istrinya pergi ke suatu pulau bersenang-senang bersama teman sesama sosialita nya. Meninggalkan Sam begitu saja sendirian, Sam sendiri tak dapat berbuat apapun karna ayah mertuanya adalah orang yang cukup berpengaruh di dunia bisnis, dia menikahi istrinya juga karna sebuah perjodohan.

Sam takut jika dia melukai hati istrinya, itu akan berdampak pada usaha keluarganya yang sudah berada di puncak kejayaannya sekarang.

"Mungkin istriku akan pergi selama beberapa hari ke depan.... aku mau kau menemaniku untuk sebuah perjalanan bisnis ke luar kota esok hari...kau mau kan .."

Seketika mata Ara membulat.

"Keluar kota Tuan..."

"Iya...kau tak mau .."

tanya Sam dengan wajah kecewa.

"Tapi apa nanti istri tuan tak akan marah.. jika saja tau aku ikut bersama tuan...."

"Tak akan ...dia tak akan tau..tenang lah..."

"Lalu apa yang akan aku lakukan nanti tuan ..aku tak mengetahui apapun tentang dunia bisnis...apa yang akan aku lakukan disana jika aku ikut bersama tuan..."

kata Ara sekarang menatap serius pada Sam.

"Kau tak perlu melakukan apapun.... hanya temani aku setiap malam...itulah tugasmu selama disana....dan selama aku bekerja kau menetaplah di hotel, nikmati fasilitas yang ada sampai aku kembali pulang...mudah kan...bukan hanya menyewamu semalam...tapi selama beberapa hari....kau mengerti kan maksudku..."

kata Sam tersenyum penuh harap pada Ara.

"Hmm...aku mengerti .."

Ara pun mengangguk faham.

"Kau mau kan..."

tanya Sam sekali lagi.

tentu saja aku mau...itu adalah sebuah tugas yang mudah...dan aku akan mendapatkan bayaran yang lumayan banyak nantinya...itu dapat aku gunakan untuk melakukan perjalanan bersama Nura nanti...pergi ke desa untuk mencari kau....Ibu....

batin Ara sambil tersenyum manis, membayangkan wajah dan juga pelukan hangat seorang ibu yang sudah lama di rindukan nya.

"Tentu saja Tuan...mana bisa aku menolak ajakanmu..."

kata Ara menatap Sam dengan ceria.

Sam pun dengan bersemangat segera menyelimuti tubuh Ara, sementara Sam sendiri memakai piyama tidurnya.

Sam mengambil ponsel, melakukan panggilan pada seseorang lalu hanya mengucapkan satu kata

"Masuk...."

Dari situ Ara sudah bisa menebak, Sam memanggil salah satu anak buahnya.

Tak berselang lama, seorang pun masuk yang ternyata adalah Haris.

hmm...sudah ku duga pasti dia lagi...sehebat apa sih dia sampai-sampai tuan Sam sangat mempercayainya...

batin Ara menatap Haris yang sedang menunduk sopan pada Sam.

"Siapkan segala keperluan ku selama beberapa hari ke depan... kita akan melakukan perjalanan bisnis besok pagi...dan ya...siapkan juga segala keperluannya...dia akan ikut denganku..."

kata Sam menunjuk pada Ara di akhir kalimatnya.

Apaaa.... wanita menyebalkan itu ikut...bisa semakin panjang jadwal tugasku....merepotkan saja....

batin Haris sedikit melirik ke arah Ara, yang sudah memasang wajah tersenyum padanya.

.Aku akan sedikit memberimu pelajaran nanti... pria menyebalkan...

batin Ara.

"Baik tuan...saya akan segera siapkan..."

kata Haris dengan tegas dan lantang.

"Bagus..kau boleh pergi...."

kata Sam sama sekali tak memandang Haris, dia tengah fokus pada ponselnya.

Sam pun menatap Ara yang masih nyaman di bawah selimutnya.

"Aku sudah memberitahu bosmu...jika kau akan ikut denganku....dan baru akan pulang beberapa hari ke depan...."

kata Sam tersenyum pada Ara.

Sementara yang berada di rumah 77,

"Astaga Ara kau benar-benar wanita andalanku...tuan Sam sampai membawamu pergi...kau benar-benar wanita hebat...."

kata Bu bos menatap layar ponselnya, Bu bos juga sangat bahagia karna di waktu yang sama rekeningnya memberikan laporan bahwa dia baru saja menerima sejumlah uang dari Sam, bukan termasuk uang sewa Ara, tapi hanya sekedar bonus untuknya selaku Bos disana.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...