NovelToon NovelToon
KAU DI HATI KU

KAU DI HATI KU

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berondong / CEO / Pengganti
Popularitas:1.5M
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

🏆 Novel Lomba Menulis Tahun 2022 🏆

Kisah seorang ratu yang bereinkarnasi ke masa depan menjadi gadis biasa yang lugu untuk menebus segala dosanya yang telah lalu akibat kegemarannya yang suka berperang dan membunuh ribuan orang dalam perang kerajaan yang di pimpinnya.

Bertemu seorang pria berondong yang bodoh yang tak sengaja ia temukan di depan toko roti tempatnya bekerja.

Ternyata pria tersebut seorang CEO Amnesia yang tidak diketahui identitas pribadinya sampai CEO Amnesia itu mendapatkan ingatannya kembali setelah jatuh dari toilet.

Tetapi CEO itu hanya mengingat wanita lain dan menganggap gadis itu sebagai pengganti wanita lain itu.

Bagaimana kisah kasih ideal mereka akankah keduanya bersama dan menikah ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 KECEMBURUAN

Magani Ogya menarik paksa tangan Batang Dewi dan memaksanya ikut dengan dirinya tetapi di tolak oleh Batang Dewi yang berusaha lepas dari CEO tampan itu.

"Lepaskan aku Magani Ogya ! Jangan paksa aku untuk ikut dengan mu !", ucap Batang Dewi kesal.

"Tidak, aku akan terus memaksa mu ikut bersamaku Batang Dewi", sahut Magani marah.

"Untuk apa aku ikut denganmu Magani ? Sebagai wanita pengganti mu ?", lanjut Batang Dewi sembari melotot kepada CEO tampan itu.

"Oh Tuhan... Aku mohon padamu Batang Dewi, jangan membuatku bersikap kasar !?", ucap Magani.

"Lepaskan aku Magani ! Aku bukan siapa-siapa mu ! Dan kamu tidak berhak atas diriku, Magani !", lanjut Batang Dewi setengah berteriak.

Terlihat sekali Batang Dewi berusaha melepaskan tangannya dari genggaman erat tangan Magani Ogya.

"Tolong lepaskan dia !", kata Baldovino Elio.

Magani Ogya menatap dingin ke arah Baldovino Elio yang berusaha menarik tangannya dari Batang Dewi.

"Siapa kamu !?", ucap Magani Ogya.

"Astaga ? Apakah dia lupa padaku Batang Dewi ?", tanya Baldovino Elio seraya tertawa pelan.

"Perlukah aku mengingat mu ?", sahut Magani Ogya.

"Aku tidak memerlukan kamu untuk mengingatku karena bagiku Batang Dewi sudah cukup", kata Baldovino Elio.

"Apa !?", ucap Magani Ogya meradang.

"Tolong lepaskan dia ! Aku mohon...", kata Baldovino Elio.

"Tidak ada hak bagi mu mencampuri urusan kami karena aku akan membawa Batang Dewi bersamaku", ucap Magani Elio sengit.

"Dia bukan siapa-siapa bagimu dan tidak ada hak untukmu atas Batang Dewi, lepaskan dia !", lanjut Baldovino Elio dengan nada tinggi.

"Hai ! Aku kasih tahu padamu bahwa perempuan ini adalah tunanganku dan aku berhak membawanya bersamaku, kamu paham", ucap Magani Ogya.

"Tunangan katamu !?", tanya Baldovino Elio terkejut.

"Iya, tanyakan saja sendiri pada Batang Dewi jika kamu tidak percaya padaku", sahut Magani Ogya.

"Benarkah itu Batang Dewi !?", kata Baldovino Elio sembari melirik ke arah Batang Dewi disampingnya.

"Mmm...", gumam Batang Dewi gelisah.

"Kenapa Batang Dewi ?", tanya pemilik toko roti Italia itu.

"A--aku...", sahut Batang Dewi ragu-ragu.

"Batang Dewi !?", ucap Baldovino Elio.

"Kenapa tidak kamu katakan saja pada laki-laki ini bahwa kita telah sepakat bertunangan dan menyetujui hubungan antara kita dengan menandatangani surat pra pernikahan, Batang Dewi", kata Magani Ogya.

"Benar yang dikatakan oleh pria ini, Batang Dewi !?", tanya Baldovino Elio.

Batang Dewi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanpa berani menatap ke arah kedua pria dihadapannya.

"Katakan saja Batang Dewi, kamu tidak perlu takut untuk mengatakannya", lanjut Baldovino Elio.

"Tidak ! Tidak ! Tidak !", teriak Batang Dewi putus asa.

"Batang Dewi, tenanglah !", ucap Baldovino Elio.

"Dia yang memaksaku untuk menandatangani surat perjanjian pra nikah kami dan membuat aturan yang tidak dapat aku pilih", kata Batang Dewi.

Batang Dewi terlihat lelah serta putus asa dengan keadaan yang tengah dia hadapi, seraya memegangi kedua pipinya yang memerah, Batang Dewi terus menggelengkan kepalanya.

"Ayo kita pergi Batang Dewi !", ajak Magani Ogya seraya menarik tangan perempuan lugu itu.

"Lepaskan dia ! Dan jangan paksa Batang Dewi !", cegah Baldovino Elio.

"Bukan urusanmu dan kami telah sepakat untuk bertunangan, kamu paham", ucap Magani Ogya.

"Tetapi dia tidak menyukainya, biarkan dia sendiri dan jangan ganggu Batang Dewi", lanjut Baldovino Elio.

"Kamu yang seharusnya jangan mengganggu hubungan kami berdua karena dia telah menyepakati pertunangan diantara kami berdua", sahut Magani Ogya.

"Dengan surat pra pernikahan ?", tanya Baldovino Elio tajam.

"Iyah dan itu legal", jawab Magani Ogya.

"Aku tidak mempermasalahkan legal atau tidaknya surat itu tetapi bagiku Batang Dewi lebih penting dari surat konyol itu", kata Baldovino Elio.

"Konyol ? Kamu bilang suratku itu konyol ?", sahut Magani Ogya mulai diambang batas kesabaran.

"Iya... Surat pra nikah yang kamu buat itu menurutku sangat konyol sekali... Kedengarannya !", kata Baldovino Elio.

Magani Ogya mengepalkan tangannya dan berusaha menahan emosinya yang mulai tak tertahankan.

Menatap tajam kepada Baldovino Elio serta mencoba tidak terpengaruh dengan omongan laki-laki pemilik toko roti itu.

"Bagaimanapun juga kesepakatan telah kami setujui dan tidak seorangpun dapat mengacaukannya termasuk kamu", sahut Magani Ogya.

"Tetapi Batang Dewi tidak menginginkannya karena itulah adalah hakku maka berhak membantu rekan kerjaku", ucap Baldovino Elio.

"Kami tidak memerlukan bantuanmu", sahut Magani Ogya.

"Saat melihat Batang Dewi yang terlihat tertekan, aku pikir itu perlu aku untuk membantunya", ucap Baldovino Elio.

"Lucu...", sahut Magani Ogya.

Magani Ogya lalu menarik paksa Batang Dewi dan berusaha membawa perempuan polos itu pergi dari area toko roti Italia, tempatnya bekerja.

Namun sekali lagi, Baldovino Elio menghadang jalan Magani Ogya untuk membawa Batang Dewi.

"Minggir !", ucap Magani Ogya.

Tampak sekali raut wajah dari Magani Ogya sangat kesal serta berkali-kali laki-laki itu menggertakkan gerahamnya.

"Lepaskan dia", kata Baldovino Elio.

"Minggir kataku !", sahut Magani Ogya.

"Tidak !", jawab Baldovino Elio bersikukuh.

"Jangan membuatku berlaku kasar padamu karena aku tidak ingin mengotori kedua tanganku ini", ucap Magani Ogya.

Magani Ogya berdiri dengan menggenggam erat tangan Batang Dewi sedangkan salah satu tangannya yang lain masuk ke dalam saku celananya.

"Aku katakan sekali lagi... Tolong lepaskan dia dan aku juga tidak ingin meladeni mu !", sahut Baldovino Elio.

"Haish !?", desah Magani Ogya kesal. "Kamu benar-benar membuatku kehilangan kesabaranku", sambungnya.

"Itu bukan salahku jika kamu harus kehilangan kesabaran mu karena aku hanya meminta padamu untuk melepaskan Batang Dewi", sahut Baldovino Elio.

"Aku tidak ingin bermain kasar denganmu", kata Magani Ogya.

"Akupun juga sama denganmu tidak ingin kasar apalagi harus membuat tanganku berdebu", ucap Baldovino Elio.

"Kamu !", sahut Magani Ogya marah.

Magani Ogya meraih kerah kemeja Baldovino Elio sambil menatap lekat-lekat ke arah laki-laki dihadapannya.

"Jangan lakukan itu, Magani !", teriak Batang Dewi.

Rupanya Batang Dewi mulai cemas dengan kedua laki-laki yang sedang berseteru itu dan dia mengambil langkah untuk mengikuti ajakan Magani Ogya.

"Ada apa Batang Dewi !? Kamu takut aku melukainya", ucap Magani Ogya dengan tatapan dinginnya.

"Iya... Dan aku akan mengikuti perintahmu Magani Ogya untuk pergi bersama denganmu", sahut Batang Dewi sambil menghela nafasnya.

"Hmmm... Itu adalah jawaban yang memang ingin aku dengar darimu, Batang Dewi", ucap Magani Ogya.

"Baiklah, kita pergi dari sini, Magani", kata Batang Dewi.

"Batang Dewi, kamu tidak perlu takut padanya bahkan kamu tidak usah merasa khawatir dia akan melukaiku karena dia tidak akan bisa menyentuhku", sahut Baldovino Elio.

"Tidak Baldovino Elio, aku akan pergi bersamanya karena memang yang dia katakan itu benar", kata Batang Dewi.

"Tetapi kamu tidak menyukainya dan aku rasa kamu tidak perlu merasa takut karena aku akan selalu bersama mu, Batang Dewi", ucap laki-laki pemilik toko.

Batang Dewi kembali menggelengkan kepalanya tanpa berani mengangkat wajahnya untuk menatap Baldovino Elio.

"Kamu dengar kalau dia ingin pergi bersama denganku... Dan, tolong, beri kami jalan untuk lewat", ucap Magani Ogya.

Baldovino Elio hanya terdiam seraya menyingkir dari hadapan Magani Ogya dan memberinya ruang untuk berjalan.

"Akhirnya kamu mau memahaminya", lanjut Magani Ogya sambil menepuk pundak Baldovino Elio.

"Maafkan aku, Baldovino Elio atas kejadian ini dan aku harap kamu dapat memaafkanku", ucap Batang Dewi sembari menatap ke arah Baldovino Elio sendu.

"Batang Dewi...", ucap laki-laki pemilik toko roti Italia itu.

"Ayo pergi Batang Dewi !", kata Magani Ogya dengan langkah cepat.

Terdengar suara deru mesin yang berasal dari mobil-mobil sekelas Bugatti yang terparkir di depan jalan toko roti Italia 1912.

Magani Ogya menggandeng tangan Batang Dewi menuju ke sebuah mobil hitam di depan mereka berdua.

Keduanya lalu masuk ke dalam mobil Bugatti warna hitam secara bersama-sama kemudian mobil itu bergerak pergi meninggalkan jalan yang ada di depan halaman toko roti Italia.

Disusul dengan mobil-mobil sekelas Bugatti lainnya yang turut pergi dari area jalan toko roti, melesat kencang dan menghilang cepat menuju persimpangan jalan.

1
kalea rizuky
kasian barang dewi keknya cm di jadiin cadangan doank pergi aja lah barang dewi
Reny Rizky Aryati, SE.: benar, cadangan serep ☺️👍
total 1 replies
LoL öz
❤️❤️❤️❤️❤️
stumble guy
🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯🍯
Manno Riky
🎂🎂🎂🎂🎂🎂
Reny Rizky Aryati, SE.
🎂🎂🎂🎂🎂💝
Reny Rizky Aryati, SE.
/Scowl/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!