Bagaimana jadinya jika Mafia cantik yang terkenal akan kekejamannya jatuh cinta pada seorang Gus, putra kyai lulusan Al Azhar Kairo?
"MATI atau jadi SUAMIKU?"
(Alysa Queena Angela)
"Jika NYAWAKU mampu membuatmu puas maka LAKUKANLAH!"
(Muhammad Alzam Al Fath)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ido fawaiz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Faham
******
Diruang CEO AZ company Gus Alzam sibuk berkutat dengan beberapa berkas yang hampir seminggu dia tinggalkan. Saking fokusnya dia sampai tidak menyadari seseorang memasuki ruangannya.
Gus Alzam terlihat begitu mempesona dengan hanya dibalut kemeja putih yang mencetak beberapa otot-ototnya, jas yang disampirkan di kursi kerjanya, rambut sedikit acak acakan, dasi yang longgar, lengan kemeja digulung ke siku, menambah kesan sexy.
Ning Fatimah menggigit bibirnya, pemandangan didepannya begitu menggoda iman, sangat jauh berbeda dengan suaminya dirumah, bagaimana mungkin dia bisa melupakan pria didepannya ini sementara hati dan pikirannya tetap tertuju pada pria ini.
Dia mengingat bagaimana usaha dia membujuk Abi dan Uminya agar menjodohkan dengan dirinya dengan Gus Alzam. Namun, gara gara bocah tidak bermoral itu semuanya jadi gagal, semuanya hancur.
Ia bertekad akan mendapatkan cinta Gus Alzam, walau bagaimanapun caranya, cinta telah membuatnya buta, cinta yang dia miliki begitu besar, hingga dia sulit membedakan antara cinta atau hanya sekedar obsesi.
Berawal dari sekitar tujuh tahun silam, saat Gus Alzam menggantikan Abinya menyampaikan ceramah, pembawaan yang tenang, wajah yang tampan Walau begitu jarang dihiasi senyum berbeda dengan Gus Azka yang selalu tersenyum pada siapapun, namun justru itu menjadi daya tarik tersendiri pada Gus Alzam.
Mulai saat itu dia selalu membujuk kedua orang tuanya agar mau menjodohkan dengan Gus Alzam, beberapa kali ditolak dengan alasan belum siap sampai kemarin diterima Gus Alzam,tapi ada lagi yang menggagalkan.
Ning Fatimah tersenyum membayangkan bagaimana rasanya bila ia duduk dipangkuan Gus Alzam, pikirannya melambung tinggi jauh kemana mana.
Gus Alzam mendengar pintu terbuka memilih mengabaikan saja , karena pasti yang datang Arvin. Namun, hingga beberapa saat Arvin juga tidak mengeluarkan suara membuat dia sedikit penasaran apa yang Arvin lakukan.
Betapa terkejutnya Gus Alzam saat mendongak bukan Arvin yang ada dihadapannya melainkan Ning Fatimah yang berstatus sebagai iparnya,dari mana dia tahu tempat kerjanya, kemana Arvin mengapa mengapa membiarkan orang asing memasuki ruangannya.
"Ada urusan apa kau datang kemari??" suara Gus Alzam begitu dingin dan datar.
Senyum dibibir Ning Fatimah belum juga pudar, walau sudah ditatap tatap tajam oleh Gus Alzam.
"Aku kesini hanya mengantar makan siang buat Mas saja kok."
"Saya tidak perlu makanan darimu, Sekarang silahkan meninggalkan ruangan saya." Usir Gus Alzam.
Bukannya pergi tapi justru makin mendekat kearah Gus Alzam,matanya sudah memerah menandakan sebentar lagi air matanya akan tumpah.
"Apakah tidak ada rasa sedikitpun Mas buat aku??" tanya Ning Fatimah dengan air mata yang sudah mulai mengalir di pipinya.
Gus Alzam diam dia terlalu malas menjawab pertanyaan Adik iparnya ini.
"Jawab Mas !"
"Apa yang harus jawab, dari dulu hingga sekarang saya tidak sedikitpun memiliki perasaan apapun pada dirimu, saya menerima pernikahan itu murni hanya karena rasa bakti ku pada Abi dan Umi."
Jawaban Gus Alzam benar benar menusuk jantung nya, cinta suci dia selama ini tidak pernah terbalaskan.
"Dan apakah kamu melupakan status kita sekarang tidak seharusnya kamu datang kesini, KAMU ITU ADIK IPAR SAYA ." tekan Gus Alzam.
"Aku tidak peduli Mas dengan status , seharusnya itu kamu yang jadi suamiku bukan adikmu, tapi gara gara bocah tidak bermoral itu semuanya jadi kacau." Ning Fatimah benar benar sudah di butakan cinta nya.
"Gila kamu!! lebih baik kamu Keluar saya tidak mau jadi Fitnah."
Tanpa diduga Ning Fatimah malah memeluk Gus Alzam begitu erat, membuat Gus Alzam begitu murka, belum sempat dia melepaskan diri dari pelukan Ning Fatimah pintu ruangan nya terbuka.
'Bugh,,,
Queena melemparkan tasnya pada mereka tepat mengenai punggung Ning Fatimah, Gus Alzam berusaha mendorong Ning Fatimah tapi bukannya lepas Ning Fatimah justru memeluk nya semakin Erat.
Queena begitu terkejut melihat pemandangan didepannya ini, saat dirinya memegang tangan Gus Alzam bilangannya bukan mahram lah ini bukan hanya pegangan tangan tapi pelukan, dilemparkan tasnya pada mereka, tapi dengan tidak tahu malunya mereka justru semakin erat berpelukan.
Queena benar benar murka, wajahnya sudah memerah dia melangkah mendekat tangannya sudah gatal.
Gus Alzam yang melihat kemarahan Queena sedikit ngeri, dia merasa terciduk sedang ketahuan selingkuh.
'Brakk,,,
Queena menarik Ning Fatimah dari pelukan Gus Alzam lalu menghempaskan nya membuat Ning Fatimah terduduk di lantai dengan tidak etis.
Queena menendang kaki Ning Fatimah, memandang rendah , mencengkram dagu Ning Fatimah kasar.
"Lo,,! perempuan hina, menggoda ipar sendiri, dimana harga dirimu sebagai wanita, ternyata pakaian syar'i mu hanya untuk menutupi sikap jalangmu " ucap Queena .
"Lepas,,!" Ning Fatimah berusaha melepaskan dirinya dari Cengkeraman Queena.
Queena melepaskan cengkraman nya dengan kasar sehingga meninggalkan bekas merah didagu dan pipi Ning Fatimah.
"Kamu tidak ada hak menghina saya, seharusnya kamu bercermin sebelum mengatai saya ******, pakaian kurang bahan , rambut di warnai , habis nge *****,,! apa jangan jangan kamu hanya mau memanfaatkan kekayaan mas Alzam , karena kamu tahu dia pengusaha sukses makanya kamu mendekati mas Alzam iya kan ." tuduh Ning Fatimah.
Queena memandang jijik Ning Fatimah,senyum sinis terbit dibibir mungilnya, rupanya dia belum tahu siapa Queena.
"Heh,,, sepertinya mulut lo itu butuh di sekolahin deh, gelar Ning tapi sikapnya tidak mencerminkan semua itu." dengan gaya anggun Queena duduk di kursi kebesaran Gus Alzam.
Gus Alzam dibuat pusing dengan tingkah keduanya, " kalian berdua keluar!!" Gus sudah jengah.
" Tapi Mas kan belum makan " Jawab Ning Fatimah.
"Saya akan pulang kalau mas Alzam sudah makan." lanjut Ning Fatimah.
Queena berjalan kearah meja dekat sofa mengambil makanan yang dibawa Ning Fatimah, lalu membuang makanan itu ke tempat sampah.
Gus Alzam dan Ning Fatimah terkejut dengan tindakan Queena.
"Kamu apaan sih" teriak Ning Fatimah.
"Queena!!" tekan Gus Alzam, dia benar benar tidak suka melihat tindakan Queena, membuang makanan, diluaran sana masih banyak diluaran sana orang yang kelaparan, kalau tidak suka bisa dia kasih pada orang lain bukan.
"Apa,,? lo mau makan makan dia bawa ia,,," Queena merasa Gus Alzam membela Ning Fatimah.
"Bukan begitu Queena.." ucap Gus Alzam melemah , Queena sudah salah paham padanya.
"Dasar bocah tidak bermoral, seenaknya membuang makanan,,kamu itu hanya bocah,,"
Ucapan Ning Fatimah terpotong oleh bentakan nyaring Gus Alzam.
"Dan Kamu PULANG!!"
Melihat Gus Alzam sepertinya benar benar murka Ning Fatimah segera meninggalkan ruangan Gus Alzam.
Queena mengambil tasnya hendak pergi namun suara Gus Alzam menghentikannya.
"Kamu sudah salah paham Queen,aku tidak bermaksud membela Fatimah hanya saja tindakan mu itu salah." ujar Gus Alzam mencoba berbicara pelan.
"Lalu yang benar itu tindakan si ****** itu,,!"
"Queena,,!" bentak Gus Alzam.
"Lo bentak gue demi si ****** itu, kejar saja tuh si ******, mulai saat ini gue akan berhenti ngejar lo, "
"Gue gak sudi dengan bekas ******,"
ucapan Queena memancing amarah Gus Alzam.
"Queena,,!!" Sekali lagi Gus Alzam membentak Queena.
"Apa hah,, kemaren hanya karena berduaan di dalam mobil bilang bukan mahram, tapi sekarang lo pelukan dengan ****** itu, atau mungkin lebih dari itu." Queena meneliti penampilan Gus Alzam yang berantakan. apa tadi mereka lebih dari sekedar pelukan pikir Queena.
Gus Alzam merasa terhina dengan tuduhan Queena,menatap nanar Queena.
Air mata yang sedari tadi Queena tahan kini ahirnya jatuh juga, dari kecil Abang dan Daddynya tidak pernah membentak nya tapi sekarang justru orang yang baru dikenalnya malah membentak nya.
Gus Alzam merasa bersalah melihat air mata Queena, ini pertama kalinya melihat gadis ini menangis dan itu karena dirinya.
"Queena,,, Maaf aku tidak bermaksud,,"
Ucapan Gus Alzam langsung dipotong Queena.
"Sudahlah mungkin,, selama ini gue terlalu murahan , mengejar orang yang sudah jelas menolak kehadiran gue, mulai sat ini dan seterusnya gue gak akan mengejar lo lagi , gue menyerah,," Queena mengusap air matanya.
"Queen,,," panggil Gus Alzam lemah.
Queena keluar dari ruangan Gus Alzam dengan emosi. kenapa dirinya harus menangis, apakah dirinya benar benar menyukai Gus Alzam.
Melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi Queena seperti kesetanan menuju ke markasnya.
_
_
_
TBC
.... GTU AJA GAK PAHAM.... SEHEBAT2 NY SESEORG PASTI AKAN ADA KELEMAHAN NY.... IBARAT PEPATAH... SEPANDAI PANDAINYA TUPAI MELOMPAT PASTI AKAN TURUN KE TANAH JUGA.... NGAKAK NGAKAK.... 😄😄😄😄😄😄🤪🤪🤪🤪🤪🤪🤪
.!!??