Menjadi anak broken home bukanlah cita2 seorang gadis bernama Arlita Mahesa membuatnya menjadi pribadi yang tertutup tidak mempercayai yang namanya cinta,baginya cinta hanyalah kata-kata klise
Hingga seseorang telah membuatnya berubah dia adalah seseorang yang bernama Pramudya Gilang Perdana"Aku akan buktikan bahwa cinta itu indah" ucapnya
"Tunjukan aku hanya ingin bukti bukan ucapan" ucapku
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Airina Nu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23.lamaran mendadak
Malam sudah sangat larut tapi Pramudya dan Arlita masih belum bisa tertidur,mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.Sampai kini pikiran mereka masih berkelana entah kemana hingga mereka pun tidak merasakan mengantuk.
Sebenarnya Pramudya tidak sengaja untuk mengatakan bahwa Dia ingin menikahi Arlita,rencananya setelah mereka lulus barulah Dia akan menikahi Arlita karena mereka hanya bersekolah kurang lebih 3 bulan lagi.
Tapi setelah mengetahui fakta bahwa Arlita yang diam-diam mengalami sakit Depresi tanpa seorang pun tahu membuat rencananya menjadi berubah.
Dia harus segera menikahinya agar Arlita bisa sembuh dari sakitnya tanpa harus mengkonsumsi obat penenang.
Arlita yang masih terkejut dengan ajakan menikah,masih diam.Dia berpikir apakah ini mimpi atau kenyataan,jujur Dia masih shock dengan apa yang laki-laki itu katakan barusan.
"Dia masih tidak percaya kalau Pramudya baru saja melamarnya." pikirnya dalam hati.
Sebenarnya dalam hati yang terdalam jujur saja hatinya sangat senang tapi di satu sisi rasa trauma takut di tinggalkan masih saja terngiang-ngiang di kepalanya.Apalagi saat melihat Ibunya yang ditinggalkan oleh Ayahnya.
"Pram!panggilnya
Laki-laki itu melihatnya." Ada apa kamu butuh sesuatu?
"Ah..tidak,Aku hanya ingin tahu alasan kamu mau menikah sama Aku".
Pramudya menggenggam tangan gadis yang ada di hadapannya.
"Apakah itu perlu?untuk mengatakan alasan dasar Aku ingin menikah denganmu?
Arlita mengangguk.
"Cinta dan keinginan untuk tidak jauh dari kamu itu alasan Aku yang pertama.
Yang kedua aku ingin selalu bersama dengan kamu dalam suka dan duka,berbagi kesedihan juga kebahagiaan bersama".
"Cinta dan rasa takut kehilangan?Aku tidak percaya itu,Aku yakin bukan itu yang menjadi alasan kamu mau nikah sama Aku".
"Kamu tidak percaya sama Aku?ucap Pram pura-pura kecewa.
Arlita yang melihatnya menjadi tidak enak.
"Bukannya Aku tidak percaya,tapi Aku merasa ada sesuatu yang lain yang kamu sembunyikan dari Aku".
"Memangnya wajahku tampak seperti seorang pembohong?
Arlita jadi merasa serba salah karena Pramudya menatapnya dengan wajah sedikit merajuk.
" Ar!Aku benar-benar sangat mencintaimu dari dulu sampai sekarang perasaan Aku tidak pernah berubah sedikitpun,
malah sekarang rasa cinta di hati Aku malah menjadi lebih besar dari sebelumnya."ucapnya menjelaskan.
"Benarkah?
" Iya itu memang benar,maka dari itu Aku ingin membuktikannya dengan cara kita menikah dan hidup bersama".
"Aku ingin merasakan nikmatnya pacaran setelah menikah dan kita akan menjadi pasangan yang halal".kata Pramudya meyakinkan Arlita.
Arlita melihatnya."Aku takut Pram".
"Takut,kamu takut kenapa?
"Aku takut nasibku akan sama seperti nasib Ibuku".
Pramudya mengeratkan pegangan tangannya.
" Percayalah Aku tidak seperti Ayahmu itu,Aku akan buktikan bahwa Aku akan menjadi sosok laki-laki yang bisa membuat kamu bahagia dengan banyaknya cinta yang Aku punya untuk kamu."
"Kamu yakin?
"Tentunya Aku sangat yakin dengan segenap jiwa dan ragaku .Aku tidak akan berjanji tapi Aku akan buktikan kepadamu secara langsung.
Gadis itu menangis mendengarnya juga terharu dengan apa yang barusan laki-laki itu katakan.
Pramudya menghapus air mata Arlita."Jangan menangis lagi,hatiku sedih melihatnya ".
Arlita tersenyum.
"Jangan lama-lama mengambil keputusannya,karena Aku ingin cepat-cepat menghalalkan hubungan kita.".
"Iya,besok Aku akan kasih tahu jawabannya."
"Oke Aku tunggu!sekarang kamu istirahat,Aku juga mau istirahat dulu.Aku mau coba tidur di sofa jika kamu butuh Aku kamu bisa bangunkan Aku." ucap Pramudya sambil merapihkan selimut Arlita.
Arlita tersenyum."Baiklah,terima kasih."
Pramudya mengangguk lalu melangkah menuju sofa lalu di jatuhkan tubuhnya di sana.
Sebelumnya Dia melihat Arlita sudah tertidur,barulah dirinya memejamkan kedua matanya.
Mereka pun langsung tidur menuju alam mimpi.
bersambung