Reyhan Giovano, seorang mafia tampan, pria yang berusia 29 tahun itu memiliki dendam yang sangat besar kepada seseorang yang sudah memfitnahnya menjadi tersangka pembunuhan.
Di hari yang bahagia untuknya, saat dia akan melamar kekasihnya, dia malah mendapati calon mertuanya mati mengenaskan, membuat hidupnya malah berakhir tragis harus mendekam di balik jeruji besi selama 7 tahun, sehingga kekasihnya begitu sangat membenci Reyhan. Dan dia juga harus kehilangan adik yang sangat dia sayangi.
Karena itu Reyhan tidak akan tinggal diam, setelah dia keluar dari penjara dia akan membuat perhitungan kepada orang-orang yang terlibat pembunuhan terhadap calon mertuanya, dengan memanfaatkan seorang putri dari salah satu musuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Muak
"Aku hari ini sangat kesal. Cepat puaskan aku!" kata Leon kepada seorang wanita yang sudah telanjang bulat di dalam kamarnya.
"Dengan senang hati Tuan." Wanita itu segera me lu mat miliknya seperti sedang mengu lum lolipop.
"Argghht... " Leon mencengkram kuat rambut wanita itu yang sedang memenamkan kepalanya di antara kedua pahanya "Cepat masukan baby."
Wanita itu pun mencium bibir Leon dan segera duduk dengan membenamkan milik Leon memasuki dirinya.
"Argghht... " Keduanya mengerang penuh kenikmatan, Leon semakin mengerang saat wanita terus bergerak di atasnya, dia jadi membayangkan bagaimana pertemuannya dengan Jenny dan Reyhan malam ini, membuatnya sangat kesal. Membuat naf su nya kini telah hilang memikirkan itu.
"Ah sial, cepat lepaskan!" Dia mendorong wanita itu yang sedang mengerang di atasnya.
"Kenapa Tuan?" tanya wanita itu, tidak mengerti.
Leon menelpon Petter agar segera masuk ke kamarnya, "Cepat masuk ke kamarku!"
Dalam hitungan menit Petter sudah berada di kamar yang megah itu karena kebetulan Petter sedang berada di mansion Leonardo.
"Aku ingin kau mencari keberadaan si keparat Reyhan itu, kau harus bawa Jenny, jangan sampai Andreas tau." Leon mengatakan itu sambil menikmati segelas Vodka .
"Iya, Tuan." ucap Petter dengan mukanya yang datar tanpa berekspresi.
"Hmm ya bagus, Saya tidak bisa diperlakukan seperti itu. Saya paling benci dengan penghianat apalagi mempermainkan saya."
Tubuh Leon hanya di tutupi selimut saja karna dia sedang telanjang. Sementara wanita yang sedang disampingnya dia sedang memeluk punggung Leon menutupi dadanya.
Leon sibuk mengobrol dengan Petter, sementara wanita yang sedang di sampingnya, dia begitu gatal sedang memainkan ular di balik selimut itu.
"Akhhh... kau nakal sekali baby." Leon mendesah saat tangan mulus itu seedang asik memainkan miliknya.
Sementara Petter hanya mematung disana karena belum disuruh pergi oleh Leon. Padahal dia sudah muak dengan apa yang dilihatnya itu.
"Kenapa tidak cari wanita lain saja, tuan?" tanya Wanita itu.
"Wanita lain?"
"Iya aku siap menjadi ibu dari anakmu." Goda wanita itu dengan nakal, dia mulai mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir Leon tapi Leon menahannya dan mencekik leher gadis itu.
"Kamu bilang apa tadi heuh? Ingin jadi ibu dari anakku? Jangan bermimpi kamu!"
"Hkkk...hkkkk.." Wanita itu gelagapan karena Leon mencekik lehernya begitu kuat.
"Jangan hanya karena kamu pernah bermain di ranjang denganku beberapa kali membuatmu jadi tidak tau diri dan melunjak!" Leo melepaskan wanita itu.
"Ohokkkk... ohokkk... " Wanita itu terbatuk-batuk, dia memegang lehernya yang sakit. "Tapi aku mencintaimu Tuan."
Leon terkekeh mendengarnya, "Cinta? Aku tidak pernah sudi dicintai olehmu."
Leon menghela nafas karena malam ini hatinya benar-benar kacau, dia jadi sangat sensitif sekali butuh sebuah pelampiasan.
"Aku akan melakukan apapun untukmu, Tuan. Aku sangat mencintaimu Tuan Leon. " Wanita itu tetap saja ingin menyampaikan hati dan perasaannya pada Leon.
Leon segera berdiri dan memakai celananya, "Kau bilang akan melakukan apa saja untukku? " Leon menatap tajam padanya seraya memakai kemeja yang tergeletak di lantai.
"Tentu saja Tuan. Aku akan melakukan apapun demi Tuan asalkan aku bisa tetap bersamamu. " Wanita itu mengatakannya dengan bersungguh-sungguh.
"Oke, matilah demi aku!" Leon mengatakan itu dengan santai.
Wanita itu tercengang mendengarnya, dia jadi ketakutan dengan ucapan dari Leon. "Ja-jangan bunuh aku Tuan... "
"Kau pikir aku tidak atau apa niatmu? Kau hanya ingin hartaku bukan cinta. Sama seperti wanita lainnya, Karena itu Jenny berbeda, dia susah untukku taklukan!"
Setelah berpakaian lengkap, Leon menatap Petter yang masih setia berdiri di tengah pertengkaran mereka. "Bunuh saja ja la ng itu, aku muak melihatnya. Dia sudah merusak moodku."
Petter hanya mengangguk sambil mengeluarkan pisau tajam yang dia simpan di saku jacket hitamnya.
Wanita itu menjadi semakin ketakutan, dia shock mendengar ucapan Leon, "Ja-jangan bunuh aku Tuan. Aku janji aku tidak akan melunjak lagi."
Tapi Leon tidak ingin mendengarkannya, dia segera keluar dari kamar itu. Dan... terdengar suara jeritan di kamar itu.
...****************...
...Jangan lupa like, komen, vote dan beri hadiah yah kawan 🙏 😁...
...Dan terimakasih banyak buat yang sudah memberi itu semua, semakin membuat saya semangat!...
...Mohon maaf belum bisa balas komen satu persatu, tapi saya selalu baca komen dari kalinya....
...Jangan lupa simak terus ke bab-bab berikutnya!...
