NovelToon NovelToon
Ternoda Di Malam Pengantin

Ternoda Di Malam Pengantin

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Cintamanis
Popularitas:2.5M
Nilai: 5
Nama Author: meliani

Dara terkejut ketika mendapati dirinya bangun dalam keadaan tidak perawan. Seseorang telah menculiknya di malam pengantin dan membuat rumah tangganya yang masih berusia seumur jagung itu berada di ambang kehancuran.

Namun kebenaran pasti terungkap dan tidak ada yang lebih indah daripada itu. Sungguhpun Dara amat terkejut ketika mengetahui siapa pelakunya. Celakanya, di saat cinta perlahan sudah mulai hadir. Dan dia merasa terjebak dalam situasi ini.

“Apa maksudmu seperti ini?” sembur Dara pada sosok menawan di hadapannya.

“Tidak ada cara lebih baik yang bisa kulakukan untuk mendapatkanmu.”

“Kau benar-benar SAMPAH!?”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon meliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Seperti Sepasang Kekasih

Saat tiba di rumah, Dara seketika terkejut karena tanpa dia ketahui, Chandra telah tiba lebih dulu daripada dirinya. Namun dia sudah lebih dulu mengantisipasi hal tersebut dengan pulang membawa sayur-mayur mentah dan makanan matang, seolah dia memang sengaja keluar untuk berbelanja.

“Berapa lama kamu pergi?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Ya, tergantung. Tapi kalau sudah selesai pasti aku langsung pulang. Untuk apa juga aku berlama-lama,” jawab Dara tegas tanpa rasa takut. Dia melewati saja pria itu kemudian memasukkan sayur mentahnya ke dalam kulkas.

“Besok-besok kalau kamu pergi biar aku yang mengantar,” kata Chandra mengikutinya.

“Itu konyol. Aku juga seperti orang-orang pada umumnya. Aku butuh keluar rumah, aku butuh makan, aku butuh cari hiburan. Jangan berlebihan ya, Mas. Aku tidak suka terlalu dikekang begitu.”

“Kamu itu seorang istri, jangan seperti perempuan lajang!” seru Chandra dengan penuh penekanan. “Sebaik-baiknya seorang istri itu di rumah, menunggu suaminya pulang.”

“Lebih tepatnya istri yang tidak di anggap.”

Chandra membungkam pada saat Dara mengatakan demikian.

Berpindah ke tempat lain, Dara mengambil mangkuk beling besar dan menuangkan makanan matang yang dibelinya tadi.

“Aku mau cari kerja, Mas. Aku ingin lebih bebas membeli kebutuhanku sendiri. Belum lagi aku harus menabung untuk anak kita. Tapi kalau kamu mau punya anak dariku—kalau tidak mau ya, tidak masalah.”

“Berapa lagi yang kamu butuhkan supaya kamu tidak bekerja?” Chandra mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan satu kartu. “Di mana harga diriku kalau aku membiarkanmu bekerja?”

Chandra tidak mau ditegur oleh ayah mertuanya kalau putri kesayangannya yang dijanjikan untuk dibahagiakan itu malah justru mengalami kesusahan, bekerja di bawah kekuasaan orang lain. Karena akibatnya bisa fatal.

“Ini, pakai sesuai kebutuhan,” ujarnya menyodorkan kartu yang baru dia keluarkan dari dompetnya. “PIN-nya tanggal lahirku.”

“Terima kasih,” ucap Dara membuang pandangan ke arah lain. Karena melihat Chandra rasanya amat sakit sekali.

‘Aku ini sebenarnya apa, siapa? Kenapa dia menghukumku sedemikian mengerikan? Kenapa dia belum puas juga menyiksaku? Ini sudah lebih dari waktu kesepakatan. Tapi dia masih juga memperlakukanku seperti orang asing.’

Pada saat pertengahan malam, Dara turun karena tidak bisa memejamkan matanya. Di saat yang bersamaan, dia tak sengaja melihat suaminya sedang membuat minum untuk dirinya sendiri. Mungkin dia juga merasakan hal yang sama sepertinya. Terus terang Dara ingin Chandra sekadar menatapnya, namun saat berpapasan, dia tidak membelokkan kepalanya sedikit pun.

Usai Dara tiba di dapur, Dara langsung mengumpat berbagai macam nama makanan. Entah kenapa lidahnya sungkan sekali menyebut nama-nama hewan, padahal niatnya tidak demikian. Sesekali dia ingin menyebut Chandra adalah seorang buaya atau sebagainya. Tapi Dara sadar, ucapan itu rasanya tak pantas bila sampai diperdengarkan oleh seseorang—terlebih, buaya itu sendiri.

***

Keesokan harinya, seperti mempunyai semangat baru—tentunya setelah Chandra berangkat bekerja, Dara langsung bersiap-siap. Dia memutuskan untuk berpakaian lebih wow dibandingkan sebelumnya. Entah kenapa, dan apa yang menyebabkannya demikian. Namun sepertinya sah-sah saja dia berpenampilan seperti itu. Bukankah cantik itu perlu? Bukankah cantik itu enak dipandang?

Terlepas dia berjalan bersama siapa nantinya, Dara tidak peduli. Yang penting saat ini, penampilannya masih terlihat sopan dan tidak berlebihan.

Tring!

Bunyi pesan masuk dari Alif.

Alif : Aku sudah ada di luar.

Karena malas mengetik pesan, Dara melakukan voice not, “Tunggu sebentar, Lif. Lagi mencari sepatu.”

Tidak terdengar lagi balasan. Dara hanya melihat pesannya bercentang biru. Itu tandanya Alif sudah membaca pesannya.

Menyambar tas, Dara langsung berlari turun ke bawah dan menghampiri mobil hitam pajero yang menunggunya sedari tadi.

“Lama, ya?” tanya Dara begitu pintu itu tertutup.

“Tidak terlalu,” jawab Alif menoleh sekilas. Pria itu langsung menginjak pedalnya dan memutar mobilnya ke balik arah.

Tapi sebelum benar-benar keluar kompleks, tiba-tiba Alif menghentikan mobilnya. Terang saja Dara menatap waspada lantaran pria itu kini mendekatkan tubuhnya dan sedikit membungkuk.

“Ngapain kamu dekat-dekat aku, Lif?” Dara tak bisa menahan diri untuk bertanya.

“Mau mencintaimu,” Alif menjawab.

“Jangan ngawur.” Jantung Dara terasa berdegup lebih cepat manakala Alif semakin mendekat. Dia menutup matanya menunggu apa yang terjadi. Tetapi ternyata dugaannya salah. Ya, dia terlampau percaya diri karena di saat yang bersamaan, terdengar suara seatbelt terpasang.

“Lain kali pakai sabuk pengamannya,” kata Alif kemudian kembali menjalankan mobil.

“Apa kamu memang berharap aku menciummu?” ujarnya kemudian membuat Dara segera menyangkal.

“Idih, siapa juga yang berharap di cium sama kamu, Lif. Kamu terlalu pede.”

Alif hanya tersenyum. Keduanya mengobrol secara random. Namun lagi-lagi, Dara yang lebih banyak bicara karena seperti biasa, Alif hanya sekadar menanggapi dengan berdeham. Bukan karena tidak peduli, tetapi karena dia tidak bisa menanggapinya dengan cara lain.

Kurang lebih tiga puluh menit kemudian mereka sudah sampai ke lokasi. Sempat menunggu selama beberapa saat sebelum akhirnya tiba waktunya masuk ke dalam bioskop.

Entah kenapa Dara merasa sangat dimanjakan dan dilindungi seperti sedang berjalan dengan seorang kekasih—begitulah kiranya. Karena dari awal, Dara hanya dipersilakan duduk manis di tempat. Sementara Alif sendiri berkeliaran memesan tiket, memesan makanan dan juga minuman.

“Pegang,” ucap Alif menyodorkan popcorn yang baru saja dibelinya.

“Terima kasih, Lif.”

Alif hanya mengangguk.

Dara tidak tahu film bagus apa yang Alif maksud. Dara pikir, genre favorit mereka sama, yakni film drama, aktion, komedi, atau pun romantis. Tapi tanpa di duga, ternyata Alif mengajaknya menoton film horor yang begitu menyeramkan. Oleh karenanya Dara berulang kali memekik dan menutup matanya dengan kedua tangan.

Berbeda dengan Dara, Alif justru senyum-senyum biasa tanpa terusik sedikit pun tayangan mengerikan di depannya. Dia justru puas melihat Dara ketakutan, karena hal ini dapat membuat Dara berkali-kali menyentuh tangannya. Tangan dingin dan lembut yang membuat tubuhnya bergetar.

Alif tidak ingin menggerakkan tangannya. Tetapi dia juga tidak sedang berusaha membalas pegangannya karena khawatir, hal tersebut bisa menyebabkan Dara menarik tangannya kembali dan tidak pernah mau menyentuhnya lagi.

Namun di lain kesempatan, pada saat tayangan tidak terlalu mencekam dan Dara sedang menikmati tayangan film, Alif menyibakkan rambut Dara yang panjang terurai. Kemudian dengan penuh perasaan, dia mengecup sebelah pipinya lembut.

Sangat kentara bahwa Dara terkejut atas perlakukannya. Namun wanita itu hanya tersenyum, tanpa berani menoleh pria yang kini masih berada di posisi itu. Seolah apa yang dilakukan Alif barusan kepadanya adalah sikap yang wajar.

Entah setan apa yang merasuki mereka berdua. Tapi aku kira karena setan di tayangan layar lebar tersebut keluar dan mempengaruhi keduanya!

***

To be continued.

Visual mereka berdua aku tayangin di instastory aku loh. Jangan lupa follow dan intip mereka ya, @ana_miauw.

Thank you buat kopi, vote dll ya all. Kalian terbaik. Love you!

1
Hariyani Puji
sangat rapi alur ceritanya
Hariyani Puji
jalan ceritanya sangat rapi
Hariyani Puji
jalan ceritanya sangat rapi
Hariyani Puji
bagus
Hariyani Puji
ceritanya bagus
Aurora
kasihan nggak sesuai dengan ekspektasi alif
Aurora
kembali mesra
Aurora
nanti luluh juga si dara
Aurora
akhirnya sebentar lagi keinginan Alif terkabul
Aurora
ceraikan Candra nikah sama Alif saja
Aurora
keren tempatnya
Aurora
coba dulu nikahnya sama Alif aja
Aurora
rumah tangga di ujung tanduk
Aurora
menghubungi alif
Aurora
Luar biasa
Aurora
paling alif
Aurora
kasihan dara jadi korban
Aurora
Alif pelakunya mungkin
Aurora
kasian dara
dewitoon
langsung ngakak pas bilang mau babymoon ke monas /Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!