Belum kering luka hatinya setelah kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu berdekatan, Baby Aurora, seorang gadis remaja berusia 19tahun harus dihadapkan pada perjodohan dengan pria yang sama sekali tidak disukainya.
Galak, kasar dan pemarah, itulah sosok Damar Bimasakti di mata Baby.
Sedangkan dalam pandangan Damar, Baby hanyalah barang mentah di mana ia akan keracunan jika memakannya.
Akankah dua karakter yang bagai air dan minyak ini menyatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JPB 23
Tibalah di hari pernikahan ...
Jika biasanya hari pernikahan adalah hari membahagiakan dalam dunia nyata, namun tidak dalam dunia novel. Di mana pernikahan terpaksa itu selalu menjadi trend.
Damar sudah tampil sempurna dengan setelan jas hitam. Ia menatap pantulan dirinya di balik cermin kemudian menghembuskan napas panjang. Jika saja Tria tidak berkhianat, mungkin hari ini Damar akan mengucapkan ijab qabul dengan menyebut nama Triana Maulvi, bukan Baby Aurora.
“Mar!” Panggilan Bunda Yasmin membuyarkan lamunan Damar. “sudah siap?”
“Sudah, Bunda,” jawabnya pasrah.
“Kamu yang semangat, nak. Jangan lemas begitu. Bismillah ... semoga kamu dan Baby bisa menjadi keluarga sakinah, mawaddah, warahmah.”
“Amin.”
Bunda Yasmin mengusap bahu putra semata wayangnya itu. “Damar, setelah mengucapkan ijab qabul nanti, Baby akan sepenuhnya menjadi tanggung jawabmu. Tugasmu adalah menafkahi lahir dan batin, serta membimbingnya. Kamu sebagai suami harus bisa memenuhi semua itu.”
“Iya, Bunda.”
“Ya sudah, kita berangkat ya ... Orang dari rumah Baby barusan hubungi bunda, katanya mereka sudah siap.
Tanpa mengulur waktu lagi, Damar dan Bundanya segera menuju rumah Baby dengan didampingi beberaa keluarga. Atas permintaan Bu Rinda sebelum menghembuskan napas terakhir, pernikahan Damar dan Baby akan dirahasiakan. Sehingga hanya beberapa anggota keluarga dan tetangga yang terlibat. Damar bahkan tidak mengundang teman, kecuali sahabatnya, embun.
Begitu tiba di rumah Baby, mereka disambut oleh beberapa kerabat. Damar duduk dengan mantap di hadapan seorang wali nikah. Beberapa saat lagi, ia akan memperistri seorang gadis yang tidak pernah ada dalam rencana hidupnya.
Sepasang manik hitamnya reflek mengarah pada sosok gadis berkebaya putih yang tengah berjalan ke arahnya dengan menundukkan kepala. Di sisinya ada dua wanita dewasa yang mengiringi. Pertama kali melihat Baby berhias membuat Damar lupa berkedip. Ia bahkan hampir tidak percaya jika gadis itu adalah si dekil Bambang. Cantik dan anggun, meskipun tidak ada aura kebahagiaan dari wajahnya.
Acara sakral itu pun dimulai.
“Ananda Damar Bimasakti, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Ananda Baby Aurora binti Irawan Rahardi dengan mahar seperangkat alat shalat dan cincin emas dibayar tunai karena karena Allah.”
Damar tidak segera menyahut. Menyadari hal itu, Bunda Yasmin yang duduk di belakang Damar melayangkan cubitan ke pinggang. Tersadar, Damar melirik Baby sekilas, kemudian menarik napas dalam-dalam dan menghembusnya perlahan.
“Saya terima nikah dan kawinnya Bambang Aurora binti ...”
“Baby, Damar!” sambar Bunda Yasmin secepat cahaya kilat. Matanya melotot menggambarkan kekesalan. “Yang benar ijab qabulnya, semalam kan sudah latihan kamu.”
“Maaf, Bunda,” jawab Damar. Sementara Baby diam dan tak bereaksi sedikitpun. Ada air mata yang tertahan di sana.
Ruangan yang tadinya riuh karena kesalahan Damar menyebut nama calon istrinya kembali tenang setelah wali nikah meminta para tamu untuk tenang. “Nak Damar sudah siap?”
“Sudah, Pak.”
“Kita ulang sekali lagi ya.” Ia menjabat tangan Damar kuat-kuat. “Ananda Damar Bimasakti, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Ananda Baby Aurora binti Irawan Rahardi dengan mahar seperangkat alat shalat dan cincin emas dibayar tunai karena karena Allah.”
“Saya terima nikah dan kawinnya Baby Aurora binti Irawan Rahardi dengan seperangkat alat shalat dan cincin emas dibayar tunai karena Allah,” ucap Damar dengan sekali tarikan napas.
Beberapa saksi yang hadir menyerukan kata sah dan mulai detik itu, Damar dan Baby sudah terikat dalam tali pernikahan.
Melalui arahan Bunda Yasmin, Damar menyematkan cincin yang ia persembahkan sebagai mahar di jari manis gadis yang telah resmi menjadi istrinya. Baby mencium punggung tangan Damar dan dibalas dengan kecupan di kening. Kali ini tanpa paksaan ataupun arahan dari bundanya.
Semua orang terlihat bahagia, kecuali tiga wajah yang tampak murung. Damar, Baby dan ...
Ryu ...
🌼🌼🌼
biarpun bab nya pendek tp cerita nya g bikin nanggung..cerita tetap berkaitan dgn apik, biasa nya klo bab pendek cerita suka kluar jalur dn suka loncat2 g jelas..d sini g ada loncat cerita tanpa bisa d mengerti aq, smua nya terkonsep..
skalipun d sini ada tokoh dr cerita lain tp aq bisa menikmati nya tanpa hrs membaca cerita sebelum nya..benar2 cantik nih cerita, qta g d bikin emosi tingkat dewa, g ada pelakor2an..pokok nya mantaaaap 👍👍👍👍..dn d sini tdk menceritakan seorang CEO kaya raya yg punya kuasa at seorang dokter kaya raya, tp d sini menceritakan seorang jurnalis yg memperjuangkan keadilan..benar2 lain dr pada yg lain!!!
TOP deh bwt ka CHICHA..makasih ka cerita nya, aq benar2 menikmati nya...🙏❤️🤌⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️
emg Damar suka asal niiih,,kaya nya ngegeser tuh otak nya gara2 liat Baby kesakitan mo ngelahirin..😅
jangan jangaaaaaan,,ooh tidaaak!!!!! 🙈🙈
ternyata Tria yg kamu agung2kan ternyata g lebih dr wanita murahan dn licik!!!
kamu salah mencari lawan Tria, Baby ini kan biasa demo jd g bakalan takut melawan kamu..😅
dn kamu Ryu,,kamu orang yg benar2 amanah memegang janji..👍😍
ternyata kamu lakukan hal2 yg bikin Damar emosi tingkat dewa tuh agar Damar menjauhi Tria???
knapa g terus terang aj Ry,,kasian liat nya kamu d hajar habis2an ma Damar dn d jauhi Damar....🥺