pada suatu waktu terjadi suatu tragedi berdarah yang didasari dari perebutan harta dan kekuasaan, dengan adanya tragedi tersebut seorang ayah menyuruh isterinya untuk membawa pergi anak pertama mereka, akibat ketakutan sang isteri pun membawa anak tersebut ke sebuah kampung dan menyimpan anak tersebut di sebuah pematang sawah karena khawatir akan terjadi sesuatu kepada dirinya.. sang ibu pun berencana kalau nanti sudah selesai krisis yang terjadi dia akan pergi kesana... sang ibu pun menyimpan anak tersebut disebuah box bayi dan sebuah kalung pemberian ayahnya, sang ibu pun menulis surat disana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon E'Ngador Together, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Liburan
Tak lama bu marni datang, setelah menyapa anak anaknya dia pergi ke kamar untuk bersih bersih. Selesai mandi dia keluar kamar menemui anak anaknya.
" pak braja dan bu surti tidak pulang malam ini, katanya sedang membereskan ruko, kalau pulang khawatir terlalu malam dan akan cape kalau bolak balik." kata bu marni
" iya bu, tadi juga telepon aku, ya kalau itu membuat bapak dan ibu bahagia aku sih enggak masalah." kata evan
" oh iya nak kapan pembagian raport kenaikan kelas kamu." kata bu marni
" lusa bu, memangnya kenapa." kata ella
" enggak apa apa, kitakan ada rencana liburan, jadi ibu harus menyesuaikan dengan kondisi di kantor biar tenang liburannya." kata bu marni
" iya sudah bu besoknya saja setelah pembagian raport ella." kata evan
" bagus juga sih rencananya kalau hari itu, ibu enggak ada jadwal penting di kantor. Kalau begitu kita pastikan saja ya, supaya ibu bisa memesan tempat menginapnya." kata bu marni
" iya ibu atur saja, kita ikut apa kata ibu." kata evan
" pak braja dan bu surti juga akan ikut, bi siti juga karena udah lama juga kita enggak pernah pergi liburan keluarga." kata bu marni. Mereka pun pergi makan malam bersama, selesai makan bu marni pamitan karena merasa cape mau istirahat. Evan, ella dan yasmin pergi nonton televisi bersama.
" dek kamu tidur sama kakak aja ya, kasian ibu takut keganggu." kata ella
" iya kak, aku tidur sama kakak aja." kata yasmin. Setelah menonton mereka pun masuk ke kamarnya masing masing. di dalam kamar evan melakukan meditasi mengolah tenaga dalamnya, evan merasakan aliran darah ditubuhnya bergejolak, evan berusaha mengatur nafasnya dan menggerakan tangannya sesuai bimbingan yang ada difikirannya, keringat bercucuran membasahi tubuhnya, selesai melakukan latihan pernafasan evan mengganti pakaiannya lalu tidur.
Di pagi hari evan pergi lari ke lapangan biasa, setelah melakukan 7 putaran dia pergi ke warung biasa untuk membeli minum.
" kamu nak, adik adiknya enggak ikut." kata penjaga warung
" enggak bu, katanya cape jadi enggak ikut." kata evan
sedang santai evan melihat ada keributan di sebrang jalan. Terlihat ada bapak bapak pemulung bersama anaknya sedang dikerumuni warga yang melintas. Anak itu menangis melihat bapaknya jatuh pingsan.
" ibu sebentar saya melihat kesana dulu." kata evan sambil berlari ke sebrang jalan. evan bergegas menghampiri bapak bapak yang sedang pingsan itu, dia memeriksa denyut nadi bapak bapak tersebut, warga yang melihat pun ada yang mencemooh mengira evan hanya main main saja, memeriksa kondisi bapak bapak tersebut. Evan merasakan bahwa bapak bapak tersebut pingsan karena kecapean dan belum makan sehingga pingsan. Evan mentranafer energi ke tubuh bapak itu supaya pulih. " uhuuuuk...uhuuuuk." bapak itu terbatuk dan bangun.
" nak kenapa bapak." kata bapak tersebut ke anaknya dan melihat disana banyak warga
" bapak barusan pingsan pak, kakak ini yang menolong." kata anak tersebut sambil menunjuk ke arah evan
" terimakasih nak sudah menolong bapak, maaf membuat kamu kotor." kata bapak tersebut.
" enggak apa apa pak. Enggak masalah kotor masih bisa dicuci kok, yang penting bapak sehat. Oh iya pak kita istirahat dulu aja disana." kata evan mengajak bapak dan anak itu untuk istirahat di warung tadi evan minum, kebetulan disana ada warung nasi. warga yang menonton pun bubar setelah melihat kondisi bapak itu sudah tidak pingsan lagi.
" enggak usah nak, bapak istirahat disini aja." kata bapak bapak itu
" disana aja pak sambil kita makan... Bapak pasti lapar kan." kata evan
" tapi nak... Bapak belum mempunyai uang untuk membeli makan, ini aja barang rongsokan belum cukup untuk beli makan." kata bapak bapak itu
" enggak apa apa pak, saya yang akan membayarnya, yang penting bapak bisa makan dulu supaya ada tenaga untuk mencari rongsokan lagi." kata evan, dia pun mengajak bapak dan anak itu ke warung di sebrang. bapak itu memindahkan grobak rongsokannya ke tempat yang tidak menghalangi jalan. Lalu pergi ke warung yang di tunjuk evan.
" bu buatkan 2 porsi makan ya lauknya ayam sama sayur." kata evan ke penjual nasi." kata evan
" iya nak, makan disini." kata ibu penjual nasi
" iya bu." jawab evan, evan juga meminta air mineral dan teh manis hangat untuk bapak dan anaknya. Evan menerima piring nasi sesuai dengan pesanannya tadi, lalu menyerahkannya ke bapak dan anaknya, sebelumnya evan menyuruh bapak dan anaknya cuci tangan terlebih dahulu, anak itu sudah ingin cepat cepat makan karena dari kemarin siang dia belum makan nasi. Mereka makan dengan lahapnya, Bapak itu pun sambil makan meneteskan air matanya. Karena di piring mereka sudah habis dan keluhat mereka masih lapar evan meminta untuk menambah lagi nasi dan lauknya. Setelah makanan di tambah bapak dan anak itu pun diam.
" kenapa pak, silahkan dimakan, enggak usah khawatir saya yang akan bayar." kata evan
" kalau boleh nak bapak minta di bungkus saja, kasian isteri bapak juga belum makan dari kemarin." kata bapak tersebut
" ooh di tempat tinggal bapak ada siapa saja, nanti biar saya minta dibungkus untuk isteri bapak, jadi ini bapak dan adik makan saja ya." kata evan
" enggak usah nak, ini saja yang dibungkus, enggak apa apa saya sudah kenyang kok, di rumah hanya isteri saya aja nak." kata bapak itu
" bapak makan saja, buat ibu nanti saya bungkuskan juga." kata evan, bapak itu pun makan lagi sama anaknya. Evan pun meminta untuk di bungkuskan 3 porsi nasi dan lauknya, lalu membayar semuanya, supaya bapak itu tenang.
" ini pak sudah dibungkus buat ibu, jadi bapak bisa tenang makan disini." kata evan
" terimakasih banyak nak, kamu anak yang sangat baik, pasti orangtua kamu bangga, nama kamu siapa nak kalau bapak boleh tau." kata bapak itu
" sama sama pak, nama saya evan pak, kalau bapak dan adik siapa." kata evan
" nama saya pak jayadi, anak saya ini namanya dimas." kata bapak itu
" tempat tinggal bapak jauh dari sini." kata evan
" enggak nak, bapak tinggal di belakang gedung itu." kata pak jayadi. Mereka pun selesai makannya, evan juga berencana akan mengunjungi mereka suatu saat nanti
" sekali lagi terimakasih banyak nak atas pertolongan kamu, terus bapak dan anak saya ini dikasih makan dan dibungkusin pula untuk isteri saya. Bapak pamit nak mau pulang dulu kasih makanan ini ke isteri." kata pak jayadi
" baik pak, ini ada sedikit uang buat beli makan nanti, maaf saya enggak bisa ngasih banyak." kata evan memberikan 3 lembar seratus ribuan, evan juga bingung kenapa dia membawa uang banyak hati itu padahal biasanya paling banyak bawa 200 ribu aja.
" jangan nak, makanan ini sudah cukup." kata pak jayadi
" tolong diterima pak, bapak masih perlu istirahat jadi ini buat pengganti hari ini bapak istirahat." kata vian memaksa supaya bapak itu menerima.