Sebuah kejadian mengerikan justru mengubah takdir seorang bocah manusia biasa menjadi seseorang yang dapat menjalani praktik kultivasi.
Berguru pada para jagoan kultivator yang hebat dan berkeliling dunia, Yao Han menyerap banyak ilmu dan pengalaman dalam perjalanan menggapai tingkat praktik tertinggi.
"Keabadian-! Aku datang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maswaw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MTI 022 - Kejutan
Feng Xian kemudian mengetahui alasan mengapa Yutian dan Meirong tidak langsung keluar dari latihan tertutup. Keduanya mendapat pencerahan bahwa bisa kembali ke wujud manusia meski masih berada di Ranah Pondasi, tepatnya Pondasi Langit.
Dia juga menemukan praktik Yutian dan Meirong berada di Pondasi Langit tahap menengah yang hanya sebatas benang tipis memasuki tahap akhir.
Feng Xian tidak terlalu memikirkan keanehan ini. Dia beranggapan sambaran petir merah tempo hari memperkuat tubuh keduanya.
"Ada sebuah pepatah mengatakan kecantikan seorang wanita mampu meruntuhkan sebuah negeri. Pepatah ini sangat cocok untukmu, Xiao Rong."
Meirong menundukkan kepala, menutupi rona merah tipis di kedua pipinya, "Senior Feng terlalu memuji."
Yutian melihat reaksi Meirong sedikit mencibir, "Aku pernah memujimu, tetapi kau terlihat biasa saja."
"Diam ular bodoh. Pujian Senior Feng itu tulus, tidak sepertimu," ketus Meirong.
"Hmm... ini pertama kali aku melihat wajah aslimu. Perasaanku saja atau kau memang lebih cantik dari kabar yang sering kudengar?"
Meirong semakin menunduk dan Yutian tergelak, lalu tertawa pelan. Keduanya sama-sama tidak menyangka Feng Xian bisa menggoda wanita juga.
"Senior, aku baru mengetahui Anda punya sisi seperti ini."
"Sisi apa yang kau maksud? Aku tidak mengerti." Feng Xian mengendikkan bahu seolah tidak peduli dengan ucapan Yutian, lalu memandang ke satu arah, "Aku penasaran bagaimana reaksi Xiao Han melihat wujud aslimu."
Feng Xian mengetahui Yao Han pernah melihat wajah kedua gurunya melalui slip giok, tetapi dia punya firasat Yao Han akan bereaksi lebih heboh melihat wujud mereka saat ini.
Yutian dan Meirong pamit untuk menemui Yao Han. Murid mereka itu sedang duduk bermeditasi di pinggiran jembatan menghadap kolam luas depan rumah Feng Xian.
Beberapa langkah sebelum keduanya sampai didekat Yao Han, Feng Xian mengirimkan sebuah pesan telepati padanya. Ini juga menjadi bagian kelebihan dari Indera Surgawi.
Yao Han yang mendengar suara Feng Xian dalam pikirannya kemudian membuka mata dan segera mengetahui dua sosok mendekatinya.
Saat pandangan Yao Han dan Meirong bertemu, mulut dan matanya terbuka sangat lebar. Kecantikan Meirong membius Yao Han sampai terbengong cukup lama, kemudian pandangannya menggelap. Tubuhnya terjatuh ke dalam kolam, mengejutkan Yutian dan Meirong.
"Han'er-!"
'Ya ampun... reaksi Xiao Han lebih parah dari dugaanku...' batin Feng Xian tidak percaya menyaksikan muridnya pingsan hanya karena terpana dengan kecantikan Meirong, 'Aku tidak tahu apakah ini buruk atau baik...' Feng Xian menggelengkan kepala heran, lalu melanjutkan kegiatan melukisnya.
***
"Sepertinya kecantikanmu tidak bagus untuk penglihatan Han'er. Dia bahkan pingsan."
Meirong menghadiahkan sebuah pukulan keras di kepala Yutian yang mengucapkan kalimat omong kosong dan tidak masuk akal itu.
Dia kemudian mengalihkan perhatian pada Yao Han yang terbaring di rerumputan dibawah pohon rindang, di dekat Feng Xian sedang melukis. Jari telunjuknya bergerak untuk menusuk-nusuk pipi Yao Han.
"Kau ini... kenapa mengganggunya? Kurang kerjaan," protes Yutian.
"Jangan melarangku, aku hanya gemas melihat Yao Han. Dia selalu terlihat lucu saat tidur." Meirong tertawa kecil.
"Dia bukan tidur, tapi pingsan. Lagipula apanya yang lucu dari orang tidur?"
"Memangnya kau tahu apa?" Meirong mengacuhkan Yutian dan semakin menikmati kegiatan kecilnya. Tusukan dan towelan dia berikan di kedua pipi Yao Han.
Merasa terganggu, Yao Han membuka mata dan ingin melihat siapa pelakunya. Matanya langsung melihat wajah Meirong yang tersenyum manis ke arahnya.
Yao Han mengerjapkan mata beberapa kali, lalu segera bangkit. Dia juga menyadari ada Feng Xian didekatnya kemudian menghampiri guru pertamanya itu.
"Guru Feng-! Ada seorang Dewi turun kemari!" serunya di samping Feng Xian, mengamati Meirong dengan lekat.
"Hm, ya, seorang Dewi. Dia disebut Dewi Pedang Api..." sahut Feng Xian santai tanpa mengalihkan pandangan dari kanvas lukisnya.
"Ng?"
Ucapan Feng Xian membuat otak Yao Han berpikir cepat, 'Itu 'kan julukan Guru Hong. Tunggu dulu...'
Saking terkejutnya, dia tidak mengamati wajah wanita cantik yang dilihatnya lebih teliti, kemudian dia baru tersadar bahwa wanita cantik tersebut berwajah sama dengan Guru Hong-nya.
"Guru Hong...?"
Meirong tertawa geli melihat tingkah Yao Han, "Ya, ini aku gurumu, Han'er..."
"Woah-! Guru Hong-!"
Yao Han berlari mendekati guru cantiknya itu lalu memeluknya. Meirong dan juga Yutian terkejut dengan tindakan Yao Han tetapi mereka hanya tertawa. Meirong membalas pelukan Yao Han sambil tertawa renyah dan mengusap lembut rambut muridnya itu.
"Ehem..."
Meirong dan Yao Han mengalihkan perhatian saat mendengar suara disamping mereka.
"Kau melupakanku, Han'er?"
"Guru She?"
"Ya, ini aku."
"Hm, sepertinya Guru tidak membual dengan ketampanan Guru."
Meirong tertawa puas mendengar ucapan polos Yao Han, sedangkan Yutian tampak cemberut. Sebenarnya dia sedikit bingung, apakah muridnya ini memuji atau menghinanya?
Yao Han melepaskan pelukannya, lalu mengamati penampilan kedua gurunya.
Meirong memiliki rambut coklat gelap nyaris hitam panjang dan terdapat tusuk konde merah. Matanya berwarna hitam segelap malam, hidung kecil agak mancung, dan bibirnya yang ranum berwarna kemerahan.
Kulitnya berwarna cerah dan diantara dua alisnya terdapat ukiran kecil berupa bunga merah keemasan. Pakaiannya didominasi warna merah dan beberapa aksen hitam dan corak emas.
Sementara Yutian lebih cocok disebut pria serba hijau, mengingatkan Yao Han dengan Bai Tian yang penampilannya yang serba putih.
Mulai dari rambut, mata, dan pakaiannya yang campuran dari hijau tua dan muda. Disekitar matanya ada corak berwarna ungu. Kulitnya sedikit lebih gelap daripada kulit Meirong.
"Guru, selamat berhasil mencapai Ranah Pondasi dan membentuk Pondasi Langit..." Yao Han kagum dengan pancaran Qi dari tubuh kedua gurunya yang jauh lebih kuat, meski tidak sekuat Feng Xian.
"Terima kasih, kau juga tidak melupakan pesanku untuk rajin berlatih..."
Meirong kemudian memberitahukan bahwa dia dan Yutian tidak bisa berada dalam wujud manusia dalam waktu lama. Paling lama tiga jam dalam sehari mereka bisa bertahan dalam wujud manusia.
Seperti hewan roh yang lain, mereka harus mencapai Ranah Inti agar bisa berubah wujud semau mereka tanpa dibatasi waktu.
"Ini juga kedua kalinya kami membentuk Pondasi Langit."
"Kedua kali? Dulu Guru juga membentuk Pondasi Langit?"
Meirong mengangguk pelan. Ini terjadi lima ratus tahun lalu ketika usia mereka masih diawal usia dua puluhan tahun. Keduanya termasuk dari sedikit orang yang berhasil mencapai Pondasi Langit.
Generasi Meirong dan Yutian termasuk generasi emas dunia kultivator karena kemunculan beberapa kultivator yang berhasil membentuk Pondasi Langit. Fenomena seperti ini terjadi setiap lima ratus sampai seribu tahun sekali.
"Kudengar dari mendiang guruku... bahwa ada kabar yang mengatakan jagoan Empat Penjuru semuanya berhasil membentuk Pondasi Langit." Meirong melirik Feng Xian, yang diikuti oleh Yao Han dan Yutian.
---
yao han ada perasaan sama fu mian kali ya???????
yao han, buktikan ke mereka, kalau mereka salah. semangat..!!