NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Tamat / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:26.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Serangan Balik

***

Wajah Sherin tampak memucat seketika. Saat ini

dia melihat, dalam tampilan layar ada bayangan

samar dari sesosok pria bertubuh tinggi yang

masuk menyelinap ke dalam kamarnya di malam

hari. Bayangan itu bergerak sangat cepat, hingga

tidak mampu di deteksi secara detail dan akurat bagaimana rupanya karena mukanya tertutupi.

"Miss Sherin..!! kenapa anda diam saja.?

Apa anda tidak punya penjelasan untuk ini.?"

Mrs Aliyah kembali mengeluarkan suaranya.

Kali ini lebih keras dan tegas. Sherin menarik

napas dalam-dalam, dia mencoba untuk tetap

tenang dan berpikir cepat. Dia tahu pasti siapa

pria yang ada dalam rekaman CCTV tersebut.

Dasar Devaann.. membuat susah saja.!

"Maaf Mrs Aliyah..ini..ini sebenarnya urusan

pribadi saya.!"

Ucap Sherin pelan dan ragu-ragu. Semua orang

tampak menatap tajam dan fokus pada Sherin.

Vincent ikut melirik karena penasaran. Siapa

pria itu, kenapa dia melewatkan hal ini.?

"Urusan pribadi.. apa maksud anda.?"

Kali ini Steve yang berbicara, wajahnya tampak

sangat dingin dan ada pendaran emosi serta

kekecewaan yang tersirat dari raut wajahnya.

"Be-benar Mr Steve..saya sebenarnya selalu

di ikuti oleh orang itu kemanapun saya pergi.

Tapi..orang itu bukanlah orang yang ada

dalam pikiran kalian saat ini.."

Sherin menjeda ucapannya, dia harus mencari

alasan yang cukup masuk akal. Semua orang

kini saling pandang, bingung, dan bertambah penasaran. Apa sebenarnya maksud model ini?

"Selalu di ikuti.? apa maksud anda sebenarnya?

Apakah orang itu bermaksud melukaimu.?"

Suara Steve semakin terdengar keras dengan

raut wajah terlihat berubah khawatir. Sherin

mengangkat wajahnya sambil menggeleng

kuat ke arah Steve.

"Tidak Mr Steve.. bukan itu maksud saya.

Orang itu bukan orang jahat. Dia justru orang

yang sangat dekat dengan saya."

"Jangan berbelit-belit, bisa anda jelaskan saja,

siapa sebenarnya pria yang masuk ke kamarmu

tadi malam itu Miss Sherin.?"

Gertak Mrs Aliyah tidak sabar lagi. Dia sampai

harus menekan meja hingga menimbulkan

bunyi gebrakan yang membuat semua orang

cukup terperanjat karenanya, termasuk Steve.

Vincent memegang dadanya, iihh..orang-orang

dari universal ini ternyata seram-seram ya..

"Dia.. dia.. adalah guru yoga saya Mrs..!"

"Apa.?? guru yoga..??"

Semua orang berseru bersamaan sambil berdiri

dan menatap lurus ke arah Sherin yang langsung

terdiam sambil menutup telinganya.

"Anda tahu kan Miss Sherin.. tidak boleh ada

tamu yang datang mengunjungi para peserta,

terlebih lagi orang asing, bukan keluarga. !"

Mrs Aliyah berucap tegas dengan wajah yang

sangat keras dan penuh emosi. Sherin maju

ke tengah ruangan, kemudian menundukkan

kepala sambil merapatkan kedua tangannya

di ikuti oleh Vincent di belakang nya.

Devaann..gara-gara ulahnya, dia sampai harus melakukan semua ini. Tuhan.. maaf.. karena

dia harus membohongi semua orang. Sherin

meracau dalam hatinya sambil menggigit

bibirnya.

"Maaf..kalau saya melanggar peraturan. Tapi..

itu semua saya lakukan karena saya memilki

riwayat insomnia. Jadi saya punya jadwal

therapy khusus dengan nya."

Ujar Sherin sambil memejamkan matanya, dia

benar-benar terpaksa mengarang kebohongan

ini, karena hanya ini yang terlintas di kepalanya.

Vincent menautkan alisnya, insomnia.? sejak

kapan, Sheriiinn.. kalau cari alasan tuh yang

bagusan dikit kek.! Vincent mendelik gerah ke

arah Sherin yang terlihat masih menundukkan

kepalanya.

Semua orang membuka mulut tak percaya.Tidak

lama mereka saling melempar tatapan. Kali ini

wajah Steve terlihat lebih tenang. Akhirnya para

juri kembali duduk dan berdiskusi.

"Kami.. masih harus menyelidiki hal ini Miss

Sherin. Karena ini masih harus di buktikan.!"

Steve kembali berbicara dengan tatapan tajam

tidak lepas dari sosok Sherin.

"Terimakasih Mr Steve.. untuk ke depannya

saya tidak akan pernah lagi melanggar semua

peraturan.!"

"Tunggu dulu.. Jangan anda pikir bisa lolos

begitu saja dari masalah ini. Kami masih akan

terus melakukan investigasi lanjutan. Dan

anda harus siap mendatangkan saksi pada

saat di butuhkan.!"

Tegas Mrs Aliyah dengan seringai kecilnya.

Sherin saling melirik dengan Vincent yang

nampak sudah kehilangan sel-sel darah

merahnya.

"Tentu Mrs..saya siap menghadirkan nya."

Sherin akhirnya menyahut meyakinkan. Para

juri tampak saling pandang dan mengangguk.

Sementara Vincent lagi-lagi di buat bingung.

"Untuk kali ini kami tidak akan memberikan

hukuman, tapi point anda di kurangi.!!"

Hahh ? Sherin mengangkat wajahnya dengan

tampang wajah terkejut sekaligus kecewa...

"Itu sudah ketentuan dan konsekuensi yang

harus di tanggung oleh para peserta yang

telah melanggar peraturan.!"

Tegas juri kepala dengan wajah yang tegas

dan lurus tanpa bisa di ganggu gugat. Sherin

hanya bisa menarik nafas penuh kepasrahan.

Beberapa saat kemudian..

Semua model menatap penuh tanda tanya ke

arah Sherin yang terlihat datar dan santai saja.

Dia mengambil makanannya seperti biasa di

ikuti oleh Vincent, kemudian melangkah tenang

menuju meja yang masih kosong. Dan Sherin

sengaja melewati meja yang di huni oleh dua

Srikandi Rese, Pamela dan Stella.

"Selamat Miss Hillary.. kali ini jurus licikmu

berhasil mengurangi poin ku. Tapi aku yakin

kemampuan ku tidak akan bisa di manipulasi.!"

Ucap Sherin dengan suara yang sangat tegas

dan sedikit di tekan. Pamela tersenyum remeh.

Dia melirik sinis ke arah Sherin dengan ekspresi

puas sekaligus merendahkan.

"Bukankah itu sesuatu hal yang memang layak

untuk di laporkan.? Aku hanya memanfaatkan

momentum yang pas saja Miss 2 milyar.!"

"Bersaing lah secara sehat. Gunakan otak dan

kemampuan kalian secara maksimal. Jadilah

pemenang yang terhormat..!"

Desis Sherin sambil kemudian melangkah

tenang meninggalkan duo rese itu yang kini

saling melihat dengan wajah berubah geram.

"Kita lihat saja.. apa kau benar-benar mampu

melampaui ku Miss 2 milyar.. secara.. aku ini

wanita spesial nya pemilik agensi ini.!"

Decak Pamela dengan keyakinan dan percaya

diri di sertai aura keangkuhan atas segala yang

menurutnya sudah ada dalam genggamannya.

Stella menatap tajam wajah Pamela mendengar

ucapan nya barusan.

"Apa kau yakin sudah mampu menaklukkan

hati Mr Perfect.? Apa yang kau lakukan untuk

bisa menjerat perhatian nya ?"

Stella bertanya dengan raut wajah serius dan

terlihat sekali kalau dia sangat tidak suka.

"Kenapa ? Bukankah minggu ini kau sudah

akan bertunangan dengan pria idaman mu

itu Miss Muller.?"

Pamela melirik sinis, bibirnya kini tersenyum

manis saat mengingat tadi siang, Devan benar-

benar melihat proses pemotretan dirinya. Dan

setelah sesi dirinya selesai, pria itu langsung

memilih cabut dari lokasi pemotretan. Hal itu membuatnya semakin yakin, kalau kedatangan

Mr Perfect ke lokasi pemotretan hanya untuk

melihat dirinya.

"Ya.. tentu saja. Brian adalah apa yang aku kejar selama ini. Tapi.. kau tahu kan siapa sih wanita

yang tidak ingin mendapatkan perhatian dari

Mr Perfect..dia adalah obsesi ku.."

Desis Stella sambil mengedipkan matanya

dengan wajah merah dan berbinar cerah.

"Hahaha.. sayang nya, kau bukanlah tipe yang

di sukai Mr Perfect. Kau harus memiliki banyak

pusat keistimewaan, seperti ku ini."

Ledek Pamela sambil tertawa ringan hingga

membuat Stella cemberut dan semakin kesal.

Gadis itu berdiri, kemudian menatap tajam

wajah Pamela yang masih tertawa hingga

mengundang perhatian para model lainnnya

untuk mengalihkan pandangan pada keduanya.

"Jangan sombong kamu ya.. Aku yakin, kalau

dia sekali saja menikmati milik ku, selamanya

dia tidak akan pernah melepaskan ku. !!"

"Hahaha.. seperti calon tunangan mu itu ya..

Kamu tahu kenapa dia bisa begitu.? Karena

dia belum pernah menikmati permainan

kincir angin ku yang ganasss.."

"Pamela. !! Cukup..!!"

Wajah Stella merah padam, dia melotot marah

ke arah Pamela yang terlihat acuh saja. Tidak

tahan lagi, akhirnya Stella memilih pergi dari

hadapan Pamela yang masih bertahan dengan

tawa bahagia nya, dia benar-benar puas sudah

meng skak mat si Stella yang terlalu narsis itu.

***

.

.

Pagi ini Sherin bangun seperti biasanya saat

adzan subuh berkumandang. Dia termenung

sejenak, melihat ke sebelah tempat tidurnya

yang terlihat kosong dan hampa.

Ternyata..suaminya benar-benar tidak datang

mengunjunginya malam ini. Ada perasaan aneh

yang menggelayuti hatinya, perasaan kecewa.

Tunggu dulu.! kenapa juga dirinya harus kecewa,

bukankah dia memang tidak boleh di kunjungi

siapapun.! Kalau itu terjadi, dia bisa terkena

masalah lagi nantinya. Tapi.. kalau harus jujur,

dia memang sedikit kecewa sih.!

Setelah sarapan dan berolahraga ringan di

dalam kamar, Sherin segera membersihkan

dirinya. Tidak lama Vincent datang ke kamar

membawakan kostum yang harus di pakai

oleh Sherin hari ini, yakni kostum berkuda.

Jadwal hari ini sangat padat. Di mulai dengan

olahraga berkuda di sekitar area pacuan kuda

lalu mengelilingi pesawahan dan perbukitan.

Di lanjut dengan kegiatan sosial, membantu

penduduk sekitar hotel, bergotong-royong

membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.

Siangnya, akan ada pemotretan high shoot di

sekitar perkebunan karet dan perkebunan teh.

Semua peserta kini sudah ada di sebuah area

pacuan kuda yang cukup terkenal di daerah itu.

Beberapa joki tampak memberikan pengarahan

terlebih dahulu kepada para model yang akan

di bagi dalam dua team.

"Semua ready ya..kita akan mulai sekarang

dengan memberangkatkan team pertama."

Kepala joki memberi instruksi pada semua

peserta yang terlihat sangat antusias itu.

Dan akhirnya rombongan pertama di lepas.

Sherin tampak sedang bersiap dengan semua

peralatan tempurnya di bantu oleh Vincent di

dalam bangunan khusus yang ada di area start.

"Kamu harus hati-hati Sher, aku tidak sengaja

melihat duo rese itu tadi ada di kandang kuda.

Aku rasa mereka merencanakan sesuatu.!"

Vincent berbisik-bisik sambil mengencangkan

sabuk yang melingkari pinggang kecil Sherin.

Keduanya saling menatap kuat, Sherin tampak

terdiam, tapi raut wajahnya berubah dingin.

"Baiklah..kita lihat saja, apa yang sudah mereka

susun kali ini. Jangan pernah lupa kamera yang

aku kasih ke kamu.!"

"Siaapp..alat itu sampai sejauh ini sudah sangat

membantuku dalam mengumpulkan data."

Sahut Vincent sambil mengacungkan jempol

dan kembali menatap wajah Sherin yang kini

berdiri tegak. Hatinya sedikit cemas kali ini.

"Berhati-hatilah.. Kabari aku kalau ada apa-apa."

Vincent memakaikan topik cantik pada Sherin

yang langsung tersenyum dan menepuk bahu

asistennya itu kemudian melangkah tenang ke

area start dimana ada 10 kuda yang kini sudah

siap membawa team kedua berjalan-jalan.

Sherin yang kebetulan satu team dengan duo

rese terlihat mulai menaiki kuda masing-masing.

Dengan gerakan lincah dan gesit dia kini sudah

duduk di atas punggung kuda hitam jantan yang langsung bereaksi dengan melakukan gerakan

sedikit kasar dan hal itu membuat hati Sherin langsung di selimuti ketidaknyamanan.

Stella dan Pamela yang baru bisa duduk di atas

kuda mereka, tampak melirik sinis ke arah Sherin

dengan seringai senyum penuh arti. Kuda hitam

Sherin kembali berulah, dia mengangkat kedua

kaki depannya tinggi sambil meringkik panjang.

Sherin berusaha mengendalikan kuda itu dengan menarik tali kekang nya kemudian menekannya kuat-kuat hingga akhirnya kuda itu mulai tenang.

Joki kepala yang tadi sempat bergerak ingin

menangani kuda itu tampak kembali pada

posisi nya untuk memberi aba-aba dan arahan.

Dan akhirnya rombongan kedua kini mulai

memacu kudanya keluar dari area di saksikan

oleh para staf direksi. Sementara para juri dan

beberapa team produksi sudah pergi duluan.

Setelah cukup jauh menempuh perjalanan..

Kuda yang di tunggangi Sherin kini kembali

berulah dengan mengamuk dan melakukan

gerakan brutal yang memaksa Sherin untuk

mengeluarkan segala kemampuan nya agar

dapat mengendalikan kuda yang kelihatannya

sedang mabuk itu. Beberapa model lain dan

para staf produksi tampak berdatangan ke

arah keberadaan Sherin yang saat ini sedang

berjuang bertahan agar tidak terlempar dari

atas kuda yang sedang mengamuk tersebut.

"Miss Sherin.. tenanglah.. akan ada team joki

sebentar lagi. Berpegangan lah yang kuat.!"

Teriak seorang juri yang baru saja datang ke

tempat itu. Dia terlihat sangat khawatir.

"Kuda ini mabuk Mr.. kenapa saya harus di

kasih kuda tidak sehat seperti ini.?!"

Teriak Sherin sambil terus menarik ulur tali

kekang agar si kuda hitam tidak semakin

murka dan menggila.

"Bagaimana bisa, semua kuda sudah kami

cek kesehatannya terlebih dahulu. Ini pasti

ada kesalahan teknis..!"

Kembali teriak juri pria itu. Wajah Sherin kini

berubah keras dan dingin.

Pamelaa.. Stellaa..owhh.. jadi ini yang kalian

inginkan.. baiklah..kita akan lihat.. siapa kali

ini yang akan jatuh dari sesi ini.!!

Geram bathin Sherin sambil kemudian mulai

memusatkan tenaganya. Tiba-tiba mata semua

orang membelalak, saat melihat Sherin melompat

ke atas punggung si kuda, kemudian berdiri tegak

melakukan gerakan cepat dan lincah, mengunci

pergerakan liar si hitam hingga hewan itu kini

mulai tenang, tertekuk tak berdaya. Kepalanya

tampak menunduk. Tidak lama dari mulutnya

keluar cairan kuning meleleh menyusuri lehernya.

"Kasian sekali.. hewan tak berdosa seperti mu

jadi korban ambisi duo rese itu. Okay black..ayo bangun, kita akan balas perbuatan mereka

secara tunai sekarang juga.! come on, get up..!!"

Desis Sherin sambil menepuk-nepuk kepala si

hitam yang kini mulai bersiap kembali sambil

menggerakkan kepalanya merespon ucapan

Sherin yang sudah duduk di posisi semula.

"Okay good.. come on.. run..run..!"

Sherin berteriak sambil menghentakkan kaki

seraya menarik tali kekang nya dengan kuat

dan sekejap kemudian si hitam sudah melesat

pergi meninggalkan orang-orang yang masih

bengong di tempat mereka. Bersamaan dengan kedatangan rombongan para joki. Mereka juga

hanya bisa ikutan bengong. Huhh..sepertinya..

peserta yang satu ini adalah seorang joki handal..!

Sherin berhasil menyusul keberadaan Pamela

dan Stella setelah keluar dari bukit dan kini

mulai menyusuri jalanan yang ada di sekitar

kebun dan pesawahan.

"Hahaha...tidak terbayang ya bagaimana nasib

wanita itu sekarang.. haduhh.. sial sekali nasib

nya, dapat kuda gagah tapi mabuk berat.!!"

"Hahaha.. tentunya dia sudah nyungsep saat

ini, dan pastinya.. ba-bak be-lurrr hahaha..!!"

Terdengar suara Pamela di susul oleh suara

Stella. Keduanya tertawa bahagia sampai

terdengar menggema ke sekitar pesawahan.

"Owhh jadi itu yang kalian pikirkan..Ya teruslah

berpikir seperti itu sampai kalian sendiri yang

akan dapat merasakannya.!"

Geram Sherin sambil menggelengkan kepala,

tak habis pikir dengan jalan pikiran dua wanita

yang katanya berpendidikan tinggi itu, namun

nyatanya otaknya di taruh di dengkul. Dia yang

berada cukup jauh dari posisi keberadaan duo

rese itu kini memacu kembali kuda hitamnya

yang terlihat lebih kuat dan bersemangat.

Setelah jarak mereka sekitar 10 meter, Sherin

meraih sesuatu dari dalam tas pinggang nya

kemudian membidikkan ke arah kaki belakang

kedua kuda yang di tunggangi duo rese.

"Maafkan aku ya kuda baik.. kalian berdua

tidak pantas di tunggangi oleh duo rese itu,

jadi lemparkan saja mereka..!!"

Desis Sherin sambil kemudian menjentikkan jari sembari melesakkan 4 benda kecil itu ke arah

kaki belakang dua kuda putih itu yang seketika

menghentikan larinya dan meringkik panjang.

"Ada apa ini.. kenapa kuda-kuda kita jadi begini.. me-mereka mengamuk..aaa.. toloong..!!"

Pamela berteriak-teriak histeris sambil berusaha

mengendalikan kudanya. Stella tidak kalah panik. Kuda-kuda mereka terus saja bergerak frontal

dan mengangkat kaki depannya tinggi-tinggi

sambil mepet ke pinggir area pesawahan.

"Gawat.! Mereka tidak bisa di kendalikan..

Bagaimana ini.. tolong... toloong..aaaa...!!"

Suara Stella mengudara seiring tubuhnya dan

juga tubuh Pamela terlempar sadis kemudian

terbang ke udara dan..

Bluk.! Bluk.!

Jatuh nyungsep ke dalam petakan sawah yang

berisi lumpur basah penuh air. Dan sialnya lagi,

jatuh nya tertelungkup, melesak masuk ke dalam

lumpur. Tidak lama, puluhan katak sawah terlihat

berloncatan dan berseliweran di antara tubuh

mereka sambil mengeluarkan suara nyaring.

"Aaaaa...nooo....Mommy...no..!!"

Pamela menjerit sekuat mungkin saat dia

mengangkat tubuhnya dari kedalaman lumpur

yang menenggelamkan seluruh tubuhnya itu.

Kedua wanita itu kini menangis meraung minta

pertolongan dalam keadaan mengenaskan,

babak belur mandi lumpur.!

"Bagaimana rasanya Nona-Nona..?? Nikmat

sekali bukan.? Untung saja kalian jatuh di atas

lumpur, coba kalau di tempat lain.?"

Ada suara yang membuat kedua wanita itu

memicingkan kedua matanya yang di penuhi

oleh lumpur pekat itu, dan mereka terkejut.

"Sherin..!!!"

Kedua wanita itu berseru bersamaan dengan

ekspresi wajah tidak terbaca, karena memang

tertutup lumpur. Sherin terkekeh geli melihat

keadaan dua wanita itu yang mengenaskan.

Saat ini, dia merasa sedang memerankan tokoh bawang merah yang jahat. Tidak apa, sekali-

sekali merasa senang melihat orang lain

menderita, itu akibat ulah mereka sendiri.!

"Maaf sekali..kalian berdua harus gagal kali ini.

Okay deh.. selamat menikmati spa lumpur nya..

gratis tuh, daahh..!!"

Teriak Sherin sambil kemudian memacu kuda

hitamnya kembali meninggalkan kedua wanita

itu yang kini saling pandang dalam hantaman

kemarahan yang datang menggelora..

"Sherindaa...awass kamu yaa...!!"

Teriak mereka bersamaan sambil kemudian

kembali menangis meminta tolong...

***

Bersambung...

1
zena
nama ku itu thor😅
Dewi Shandra
😆😆😆😆
✨rielz✨
baca lagi..🤩
Nunnamin_shaqi
Bisa dibayangkan 😭🥰🥰
anninayah karim karim
devan kerjaan nya ikutin Sherin 😂😂
Amang Firmansyah
love u 2 othor kesayangankuuu...ditunggu karya2 berikutnya
Dewi Shandra
baca lagi setelah khatam berpuluh-puluh kali 😂
Amang Firmansyah
Lumayan
Tri Arrum
Luar biasa
Rohayani Faisal
udh baca ke 3x nya...ngga bosen bosen

d tunggu karya selanjutnya author kesayanganku😍😍😍
Irma herfiana
kak kapan up lagi hampir 4thn ini nunggu
Rohayani Faisal
kaka ...ditunggu karyamu selanjutnya
Hetty Marawemay
Pamela jahat bangat
Annsyi
Kak, hadirlah dengan karya barumuuu..... Kutunggu ceritamu selanjutnya.....

ceritamu luat biasa semuaaaaa 🥹🥹🥹👏🏻👏🏻👏🏻👏🏻
Muh Asrul
Author aku tunggu karya barumu.
Muh Asrul
entah sudah berapa kali membaca novel ini, author kemana engkau berada aku menunggu karya barumu suda 4 tahun tidak ad kabar
PJ92
Kecantikan sherin kyanya melebihi maharaya sma mayra deh
PJ92
Cusss thor bikin novel kisah little queen
Nurhawathy
/Good/
Fisca vis vis
baguuusss bngeettt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!