NovelToon NovelToon
DIHIANATI CALON SUAMI, DAPAT PRESDIR

DIHIANATI CALON SUAMI, DAPAT PRESDIR

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / One Night Stand / Selingkuh / Percintaan Konglomerat / Mafia / Romansa
Popularitas:388.2k
Nilai: 5
Nama Author: uutami

Amalia tak pernah menyangka, penghianatan dari calon suami dan sahabatnya sendiri, justru membawanya pada takdir yang tak terduga.

"Kau sudah tidur denganku, kau tidak akan bisa lepas dariku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon uutami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 34

Malam itu terasa begitu panjang, namun di kamar vila yang sunyi, waktu seolah berhenti. Bara menatap Lia yang tertidur pulas di pelukannya, rambut hitamnya terurai menutupi sebagian wajah. Nafas Lia teratur, damai. Seakan semua luka yang sempat menyelimuti dirinya lenyap bersama belaian lembut Bara beberapa jam lalu.

Bara mengusap pelan pipi Lia, jemarinya menyusuri garis wajah itu seakan takut wanita itu hilang jika ia berkedip. Namun kedamaian itu terganggu ketika ponsel di meja bergetar. Bara meraihnya tanpa suara, lalu menempelkan ke telinga.

“Bebby,” suaranya rendah.

“Laporan sudah jelas, Tuan Bara,” jawab suara di seberang. “Yang menyentuh Nyonya Lia… Basuki. Papa tirinya. Dia juga yang menyuruh Rika menyeret Nyonya keluar rumah dengan kasar.”

Bara menegang. Rahangnya mengeras, sorot matanya berubah tajam. Ia menoleh pada Lia yang terlelap, lalu menutup mata sejenak menahan amarah.

“Aku ingin mereka berdua merasakan sakit yang sama,” katanya datar. “Tidak… lebih dari itu. Aku ingin mereka kehilangan segalanya.”

“Perintah siap dilaksanakan?”

“Belum sekarang,” desis Bara. “Aku punya rencana. Aku ingin mereka jatuh… perlahan. Biarkan mereka menikmati ketakutan.”

“Baik, Tuan.”

Bara menutup telepon, lalu kembali memandang Lia. Senyum tipis muncul di bibirnya. Aku akan melindungimu, sayang. Tidak akan ada yang menyakitimu lagi.

Pagi datang dengan cahaya lembut menembus tirai tipis. Lia menggeliat pelan, matanya terbuka perlahan. Wajah pertama yang ia lihat adalah Bara yang duduk di tepi ranjang, menatapnya dengan senyum yang jarang sekali dimiliki pria itu.

“Selamat pagi, istriku,” ucap Bara sambil menunduk, mencium kening Lia.

Lia tersipu, matanya masih berat. “Kau… sudah bangun dari kapan?”

“Dari lama. Aku hanya ingin melihatmu tidur.”

“Creepy sekali, Tuan Bara,” Lia terkekeh kecil.

“Kalau begitu aku akan terus menjadi creepy,” jawab Bara enteng, lalu mendekat untuk mengecup bibir Lia. Lia meraih kerah bajunya, menahan sebentar, lalu membalas ciuman itu dengan lembut.

“Hmm… kalau begini aku bisa malas bangun,” bisik Lia manja.

“Tidak apa. Aku bisa menyiapkan sarapan di ranjang,” jawab Bara, suaranya rendah penuh godaan.

Lia tertawa dan mendorongnya pelan. “Kau ini, masa calon ayah tetap nakal begini?”

Bara hanya mengangkat bahu. “Aku lapar. Lagi.”

“Bara!” Lia menepuk dada pria itu, lalu turun dari ranjang. “Ayo, kita sarapan di meja. Aku ingin duduk manis, kau yang melayani.”

“Seperti seorang ratu?”

“Ya. Dan jangan protes.”

Meja makan kembali dipenuhi hidangan hangat. Bara menata sendiri: roti, selai, omelet, susu hangat, hingga buah segar. Lia duduk manis sambil mengusap perutnya yang masih rata.

“Rasanya seperti mimpi,” ucapnya pelan.

“Apa?”

“Diperhatikan begini. Dimanja begini. Aku bahkan lupa rasanya punya rumah yang hangat.”

Bara menatapnya dalam. “Sekarang, rumahmu ada di sini. Di mana pun aku berada, kau dan anak kita akan selalu aman.”

Lia tersenyum, matanya sedikit berkaca. “Kau ini, membuatku jatuh cinta lagi.”

“Lagi?” Bara mengernyit.

“Ya, lagi. Karena aku jatuh cinta setiap kali kau bicara manis begini.”

Bara menghela napas, pura-pura tersinggung. “Aku seharusnya marah, karena berarti kau sempat ragu padaku.”

Lia terkekeh, lalu menyodorkan sepotong buah ke mulut Bara. “Diam dan makan, Tuan Bara.”

Bara menunduk, menelan buah itu sambil tersenyum samar.

Setelah sarapan, Bara menggandeng Lia keluar. Mereka berjalan di taman kecil vila, lalu masuk ke mobil. “Kita pergi sebentar. Aku ingin kau merasa bebas,” ucap Bara.

“Mau ke mana?”

“Belanja.”

“Belanja?” Lia menatapnya heran. “Kau, Bara yang dingin, mau menemaniku belanja?”

“Aku ingin memastikan apa pun yang kau inginkan, kau dapatkan.”

Lia tertawa bahagia. “Baiklah. Tapi hati-hati, aku bisa belanja banyak.”

“Belanjalah semua yang kau mau. Aku yang bayar.”

Lia menggeleng, tak berhenti tersenyum sepanjang perjalanan.

Sementara itu, di pusat kota, Basuki berjalan masuk ke sebuah kantor megah dengan jas rapi dan senyum sombong. Ia menepuk pundak satpam, melangkah penuh percaya diri.

“Aku ingin bertemu dengan Bara,” katanya pada resepsionis.

“Maaf, Tuan. Tuan Bara tidak ada jadwal menerima tamu hari ini.”

Basuki mendengus. “Kau tahu siapa aku? Aku ayah mertua Bara! Suruh dia keluar menemuiku!”

Resepsionis menatapnya datar. “Kami tidak menerima tamu tanpa janji. Silakan meninggalkan pesan.”

Orang-orang di sekitar mulai memperhatikan. Bisik-bisik terdengar.

“Katanya ayah mertua Bara?”

“Tidak mirip sekali.”

“Ah, mungkin hanya cari muka.”

Wajah Basuki memerah. Ia mengetuk meja dengan kasar. “Aku bilang aku ayah mertua Bara! Kalian semua harus hormat padaku!”

Seorang staf lain maju, suaranya sopan tapi tegas. “Mohon maaf, Tuan. Nama Anda tidak terdaftar sebagai keluarga Tuan Bara.”

Gelak tawa kecil terdengar dari sudut ruangan. Basuki menoleh, melihat beberapa karyawan menutupi mulut sambil tertawa.

“Beraninya kalian!” teriak Basuki, wajahnya panas menahan malu.

Namun tak ada yang peduli. Resepsionis kembali menunduk ke layar komputernya, mengabaikannya.

Dengan amarah yang mendidih, Basuki berbalik dan keluar dari kantor. Langkahnya cepat, napasnya memburu. Bara, kau kira bisa merendahkanku? Aku akan buat kau menyesal.

Di sisi lain, Bara menatap Lia yang tertawa sambil memilih pakaian bayi di sebuah butik mewah. Wanita itu memeluk baju mungil warna putih, matanya berbinar.

“Lucu sekali! Padahal masih lama, tapi aku ingin membelinya,” ucap Lia.

“Belilah,” jawab Bara tanpa pikir panjang.

“Kau tidak protes?”

“Aku akan protes kalau kau tidak membeli.”

Lia menatapnya lama, senyum lembut terbit. “Bara… aku bahagia.”

Bara menggenggam tangannya, lalu menunduk mengecup jemari itu. “Dan aku berjanji, kau akan selalu bahagia bersamaku.”

Namun dalam hatinya, tekad Bara semakin membara. Basuki. Rika. Aku tidak akan membiarkan kalian menghancurkan senyum ini lagi.

1
Sintia Dewi
"bagar bisa bicara lg nantik"..bicara apa? mintak uang?..gk tau malu sekali silva ini..dulu aja lu mau jual anaklu demi suami lu itu kini saat lu terpuruk dgn entengnya mintak bantuan
Nurika Hikmawati: Halo sahabat pembaca,

Aku baru saja menulis novel terbaru. SIAPA AKU DISISIMU

Bercerita tentang seorang wanita yang baru terbangun dari koma, dan tiba-tiba sudah memiliki suami.

Mampir yuk, semoga sesuai dengan genre kamu.

Terima kasih 🙏🏻
total 1 replies
Sintia Dewi
sadar woi lia...lu tu punya musuh..tu keluarg ibumu itu lohh 2 racun ayah anak itulah musuhmu..ett dah
Sintia Dewi
basuki catet...lu hanya papa tiri yg gk dianggap...jangan besar kepala lu
Sintia Dewi
dihh pede banget si basuki ngaku2 keluarga bara..lu gk dianggep sm bara..jangankan elu emaknya lia aja bara gk gubris...malu bet gw baca
Sintia Dewi
wkwkwkw...kasianya kau bebby...blom apa anak bara udh ngrecokin lu gmana nantik kalok lahir & gede🤣
Sintia Dewi
udh cocok katanya, kyk km pernah dgn yg lain aja bara🤭 gk gitu konsepnya klok km mau sm lia bara2
Sazia Almira Santoso
kasiang sekslii
Sazia Almira Santoso
nyimak
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul seseorang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seorang Sadewa yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Memyr 67
𝗄𝖾𝖻𝗎𝗌𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗇𝖺𝖽𝗂𝗋𝖺? 𝖺𝗉𝖺 𝗇𝖺𝖽𝗂𝗋𝖺 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗀𝗎𝗇𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗍𝗎𝖻𝗎𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗎𝗇𝗍𝗎𝗄 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗃𝖺𝗍 𝗇𝖺𝗂𝗄? 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝗉𝗈𝗌𝗂𝗌𝗂𝗇𝗒𝖺?
Memyr 67
𝗌𝗂𝗅𝗏𝖺 𝗂𝖻𝗎 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗎 𝖽𝗂𝗋𝗂. 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂 𝗉𝗂𝗇𝗍𝖺𝗋 𝖽𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗒𝖺 𝗋𝖺𝗒𝖺, 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗁 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖺𝖽𝖺𝗋 𝖽𝗂𝗋𝗂. 𝗆𝖾𝗇𝗒𝗂𝖺 𝗇𝗒𝗂𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗉𝗂𝗇𝗍𝖺𝗋, 𝖽𝖾𝗆𝗂 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇. 𝗒𝗀 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝖽𝗂𝖺.
Memyr 67
𝗌𝖾𝗋𝗎. 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗅𝗂𝖺𝗍 𝖿𝗂𝗅𝗆 𝖾𝗄𝗌𝗒𝖾𝗇
Memyr 67
𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺 𝗅𝗂𝖺 𝗌𝗎𝖽𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗇𝗀𝗀𝖺𝗅. 𝗅𝗂𝖺 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗌𝗎𝗇𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗂𝗄𝖺𝗁 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝗌𝖺𝗃𝖺.
Memyr 67
𝗅𝗂𝖺 𝗒𝗀 𝗌𝖾𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌 𝗂𝗍𝗎, 𝗉𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗂𝖻𝗎 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀? 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂 𝗄𝖾𝗋𝖻𝖺𝗎 𝖽𝗂𝖼𝗈𝖼𝗈𝗄 𝗁𝗂𝖽𝗎𝗇𝗀 𝖽𝗂 𝖽𝖾𝗉𝖺𝗇 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺. 𝗌𝖾𝗉𝖾𝗋𝗍𝗂𝗇𝗒𝖺 𝗂𝖻𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗅𝗂𝖺 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗀𝗈𝖻𝗅𝗈𝗀. 𝗄𝖾𝖼𝖾𝗋𝖽𝖺𝗌𝖺𝗇 𝗅𝗂𝖺 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗋𝗎𝗇𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗒𝖺𝗁𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝖺𝖺𝖺 𝖼𝗈𝖼𝗈𝗄 𝗂𝗇𝗂. 𝗇𝖺𝗆𝖺 𝗅𝗂𝖺 𝖽𝗂𝗌𝖺𝗇𝖽𝗂𝗇𝗀𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗇𝖺𝗆𝖺 𝖻𝖺𝗋𝖺. 𝗃𝗈𝗇𝗈 𝖻𝗂𝖺𝗋 𝖺𝗃𝖺 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗍𝗎 𝗉𝖾𝗅𝖺𝖼𝗎𝗋. 𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗆𝖺 𝗃𝗈𝗇𝗈 𝖼𝗈𝖼𝗈𝗄𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗅𝗂𝖺, 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗌𝖺𝗆𝖺 𝗉𝖾𝗅𝖺𝖼𝗎𝗋.
Memyr 67
𝗆𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗇𝖺𝗆𝖺 𝗅𝗂𝖺 𝖽𝖺𝗇 𝗃𝗈𝗇𝗈 𝗇𝗀𝗀𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗇𝗍𝖾𝗌. 𝖽𝗂 𝗄𝖺𝗋𝗍𝗎 𝗎𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖽𝗂𝗍𝗎𝗅𝗂𝗌 𝗅𝗂𝖺 𝗃𝗈𝗇𝗈, 𝗂𝗂𝗂 𝗐𝖺𝗀𝗎 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗍𝖺 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗃𝖺𝗐𝖺.
Su Wanto
fiilnya dapat banget dlam😍😍😍
Yeti Soecipto
duh.....🤭🤭🤭
Bunda Keisha
Yessss.... 😍
Lee Mbaa Young
oalah ternyata pancen Nia sendiri yg bikin ruwet hidupnya. tak kira di bikin ruwet kluarganya ternyata dia sendiri yg buat ruwet. women ya bgitu. gk jelas arah hidup kemana pdhl dah berumur.
💗 AR Althafunisa 💗
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!