NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi
Popularitas:101.1k
Nilai: 5
Nama Author: Boqin Changing

Lanjutan dari novel Reinkarnasi Pendekar Dewa

Boqin Changing, pendekar terkuat yang pernah menguasai zamannya, memilih kembali ke masa lalu untuk menebus kegagalan dan kehancuran yang ia saksikan di kehidupan pertamanya. Berbekal ingatan masa depan, ia berhasil mengubah takdir, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menghancurkan ancaman besar yang seharusnya merenggut segalanya.

Namun, perubahan itu tidak menghadirkan kedamaian mutlak. Dunia yang kini ia jalani bukan lagi dunia yang ia kenal. Setiap keputusan yang ia buat melahirkan jalur sejarah baru, membuat ingatan masa lalunya tak lagi sepenuhnya dapat dipercaya. Sekutu bisa berubah, rahasia tersembunyi bermunculan, dan ancaman baru yang lebih licik mulai bergerak di balik bayang-bayang.

Kini, di dunia yang telah ia ubah dengan tangannya sendiri, Boqin Changing harus melangkah maju tanpa kepastian. Bukan lagi untuk memperbaiki masa lalu, melainkan untuk menghadapi masa depan yang belum pernah ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan Membuat Masalah Dulu

Boqin Changing merasakan tatapan Shang Mu yang dalam menatapnya beberapa kali. Namun ia tetap tenang, seolah tidak peduli, matanya tetap fokus pada hidangan di depannya. Telinganya tetap waspada, meski tubuhnya santai, mencoba menangkap percakapan orang-orang di kedai.

Ia mendengar obrolan para pedagang, tawa dari kelompok pemuda, bisik-bisik pasangan yang baru datang namun tidak ada satupun yang menyebutkan soal kakak Shang Ni, Shang Yuan, di kota ini. Keheningan informasi itu membuatnya semakin waspada, tapi juga sedikit lega karena berarti mereka belum menarik perhatian siapa pun.

Saat santap malam selesai, Boqin Changing tanpa ragu membayar semua makanan yang mereka habiskan. Sha Nuo tampak terkejut sejenak, tapi tersenyum.

“Kau memang selalu tenang menghadapi semua hal,” gumamnya pelan. “Bagus...”

Setelah itu, mereka meninggalkan kedai, melanjutkan perjalanan di malam yang mulai dingin.

Perjalanan tidak terlalu jauh sebelum mereka melihat penginapan sederhana di sisi jalan. Bangunannya tampak bersih dan rapi, meski tak mewah. Lampu lentera kuning lembut menggantung di depan, memberikan kesan hangat. Shang Mu menepuk bahu Boqin Changing.

“Kita bisa menginap di sini, cukup aman dan nyaman. Tidak terlalu mencolok.”

Namun Boqin Changing menggeleng, menatap ke arah lain seolah menimbang sesuatu yang lebih penting.

“Aku ingin yang terbaik. Penginapan dengan kamar paling bagus. Kita butuh tempat yang nyaman dan aman. Ini bukan sekadar soal tidur, tapi juga untuk persiapan besok. Soal uang tidak jadi masalah.”

Sha Nuo mengangguk sepakat.

“Aku juga ingin yang terbaik. Tak ada salahnya sedikit bersikap royal, bukan?” katanya santai, matanya berbinar-binar memikirkan kamar yang luas dan nyaman.

Shang Mu menatap keduanya dengan pandangan sedikit khawatir.

“Tempat terbaik biasanya dipenuhi keturunan keluarga bangsawan. Masalahnya… kita tidak tahu siapa sekutu, siapa pengkhianat. Jika kita terlalu menonjol, bisa jadi mengundang masalah.”

Sha Nuo hanya tersenyum santai.

“Kalau mereka membuat masalah, tinggal kita hajar saja, kan? Tidak ada yang bisa menentang kita berdua.” Suaranya ringan, namun Boqin Changing menatapnya, tersenyum tipis tapi penuh makna, tidak ingin gegabah.

Zhiang Chi akhirnya ikut bicara.

“Aku rasa… kita tidak perlu menonjol dulu. Saat ini, Shang Yuan masih belum ditemukan. Kita harus berhati-hati. Jangan sampai menarik perhatian yang tidak perlu.”

Sha Nuo mendesah, kemudian diam, menyadari logika Zhiang Chi masuk akal. Boqin Changing juga menundukkan kepala, memberi isyarat setuju.

“Baiklah, kita menginap di sini saja,” ucapnya tenang.

Mereka melangkah masuk ke penginapan sederhana itu. Aroma kayu hangat dari perapian menyambut, ditambah suara-suara tamu lain yang sedang berbincang rendah. Boqin Changing memesan empat kamar di penginapan ini. Masing-masing kamar untuk dirinya, Sha Nuo dan Shang Mu. Sedangkan Shang Ni akan tidur bersama ibunya, Zhiang Chi.

Pemilik penginapan menyambut mereka dengan ramah, menuntun ke kamar yang tersedia. Kamar itu sederhana, namun cukup luas dan bersih, dengan ranjang yang empuk dan tirai tipis yang menghalangi pandangan dari luar.

Sha Nuo duduk di tepi ranjang, menyentuh permukaan kainnya. “Tidak buruk juga,” katanya sambil tersenyum. Di kamarnya, Boqin Changing menatap sekeliling, memastikan tidak ada celah keamanan yang mungkin dimanfaatkan orang lain.

Shang Mu duduk di kursi dekat jendela, menatap ke luar jalanan yang diterangi lentera, pikirannya sibuk menganalisis setiap gerak-gerik orang yang lewat. Zhiang Chi berdiri di pintu, waspada tapi tetap santai. Suasana penginapan sederhana itu seketika terasa aman, seolah menjadi benteng sementara dari hiruk-pikuk Kota Jiankang.

...*******...

Malam itu, setelah suasana penginapan benar-benar tenang dan suara langkah kaki tamu lain mulai menghilang, Boqin Changing membuka matanya. Ia telah menenangkan napasnya, namun pikirannya justru semakin aktif. Kota Jiankang terlalu besar untuk hanya menunggu petunjuk datang dengan sendirinya. Jika Shang Yuan pernah terlibat dalam sebuah kejadian besar beberapa tahun lalu, pasti ada jejak, sekecil apa pun.

Ia bangkit perlahan, merapikan pakaiannya, lalu memutuskan keluar kamar untuk mencari informasi secara diam-diam. Pintu kamarnya terbuka tanpa suara. Baru beberapa langkah ia berjalan di lorong kayu penginapan yang sunyi, ketika pintu kamar di sebelahnya tiba-tiba terbuka.

Sha Nuo muncul dengan mata setengah menyipit, rambutnya sedikit berantakan.

“Kau mau ke mana?” tanyanya sambil menyandarkan bahu di kusen pintu.

Boqin Changing berhenti sejenak, lalu menjawab datar.

“Aku hanya ingin mencari udara segar di luar.”

Sha Nuo mengerutkan kening, menatapnya dari ujung kepala hingga kaki, lalu tersenyum miring.

“Ah… aku tahu. Kau pasti hendak ke rumah bordir, kan?”

Boqin Changing menoleh tajam.

“Mulutmu busuk sekali.”

Sha Nuo tertawa pelan, sama sekali tidak tersinggung.

“Kalau begitu bagaimana kalau minum arak? Kalau iya, mari aku temani.”

Boqin Changing belum sempat menjawab pertanyaan itu ketika suara pintu lain terbuka. Kali ini lebih pelan, namun aura yang keluar terasa berbeda.

Shang Mu berdiri di ambang pintu kamarnya. Ia jelas mendengar percakapan di lorong. Matanya menyapu Boqin Changing dan Sha Nuo bergantian.

“Kalian hendak ke mana malam-malam begini?” tanyanya tenang.

Boqin Changing akhirnya menghela napas kecil. Tidak ada gunanya berkelit pada Shang Mu.

“Aku akan mencoba mulai mencari informasi tentang keberadaan Shang Yuan. Diam-diam. Malam ini.”

Sha Nuo langsung mengangkat tangan.

“Aku ikut.”

Shang Mu menatap Sha Nuo sekilas, lalu kembali ke Boqin Changing. Ia tampak ingin berkata sesuatu, namun bahunya sedikit turun.

“Aku ingin ikut… tapi tubuhku cukup lelah. Seharian terbang dengan kecepatan penuh bukan hal ringan.”

Ia melangkah mendekat dua langkah, suaranya merendah.

“Tadi di perjalanan, aku terbang dengan kecepatan tertinggiku karena tahu kalian berdua akan dengan mudah mengikutiku. Jika kalian ingin mencari informasi silahkan. Tapi di kota ini… jangan buat masalah dulu.”

Boqin Changing mengangguk mantap.

“Kami mengerti.”

Sha Nuo ikut mengangguk, kali ini lebih serius.

“Kami janji.”

Shang Mu menatap keduanya beberapa detik, seolah menimbang kejujuran di wajah mereka, lalu mengangguk pelan.

“Hati-hati.”

Tak lama kemudian, Boqin Changing dan Sha Nuo meninggalkan penginapan. Pintu kayu tertutup kembali, menyisakan lorong yang kembali sunyi.

Di luar, Kota Jiankang masih hidup. Lentera-lentera menggantung di sepanjang jalan, cahaya kuningnya memantul di batu jalanan. Pedagang malam masih berteriak menawarkan dagangan, musik kecapi terdengar samar dari kejauhan, dan orang-orang berlalu-lalang dengan wajah beragam.

Keduanya berjalan berdampingan, menyusuri keramaian malam kota Jiankang tanpa tergesa. Tiba-tiba Sha Nuo membuka suara, nada bicaranya setengah bercanda, setengah serius.

“Tuan muda, malam ini jangan buat masalah lagi. Karena aku ini tipe orang yang sering didatangi masalah tanpa diminta.”

Langkah Boqin Changing mendadak terhenti. Sha Nuo ikut berhenti dan menoleh.

Boqin Changing menghela napas, lalu berkata lirih.

“Sial… aku juga tipe orang yang berbagai masalahnya datang sendiri.”

Keduanya saling memandang. Untuk sesaat, mereka terdiam di tengah arus manusia yang terus bergerak di sekitar mereka.

Lalu, tanpa aba-aba, keduanya tertawa bersamaan.

Sha Nuo menggeleng-gelengkan kepala.

“Sepertinya janji kepada Tuan Mu itu… susah untuk ditepati.”

Boqin Changing tersenyum tipis, matanya menatap ke arah dalam kota yang lebih gelap dan lebih tua.

“Kita lihat saja. Semoga kota ini cukup tenang… meski biasanya tak pernah begitu.”

Dengan tawa yang masih tersisa dan kewaspadaan yang perlahan naik, mereka kembali melangkah, menyatu dengan denyut malam Kota Jiankang.

1
kirno
lanjut
angin kelana
mulai ada petunjuk nieh....gass up lg💪💪💪💪
Nazam Roni
mantab lanjutkan semangat thor dan doa buat author sllu sehat dan banyak rezeki
angin kelana
lanjut up...
angin kelana
belum ada info jg nie...
rafli basyari
Keren 👍👍👍👍
Alipjs Joko
good update thor 👍👍
alaw
thorrrr..kurang banyak
Boqin Changing: hari ini masih 1 lagi kok
total 1 replies
Vanz Gao
Super Master Nuo 😅😅😅
HINATA SHOYO
lanjuttt gasspolllllll crazy up thorr
budiman_tulungagung
satu mawar 🌹
Ipung Umam
lanjutkan terus menerus 👍🏻
Ipung Umam
mantap thor 👍🏻👍🏻
Nanik S
Dapatkah Shang Mu mendapat Jawaban tentang Anaknya
Nanik S
Dasar Sha Nuo... selalu saja bikin seru 👍👍
zkr junior
jadi kurang seru ini, nyari seseorang yg gk jelas,
Pims Sinung Mulia
makin akrab dengan Paman Nuo , jadi salah satu character favorite ini orang. Gmna ntar jika ketemu Gao Rui, apakah bkal diisengi ini si Gao Rui di pendekar naga bintang.
zkr junior
jadi kurang seru
Mamat Stone
teruskan Thor

💥💥💥💥
Mamat Stone
nanggung banget Thor
🔥🔥🔥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!