Sebuah Perjalanan

glendunggggg...

blegedug...

Buwelll......

tong tong tong tong tong tong ....

"lari .... Lari ...!!!

Teriakan ratusan manusia di sebuah desa terpencil di kaki gunung pakubumi ..

..

Gunung yang semula menjadi tempat terindah yang selalu memanjakan mata siapapun yang memandangnya ..

Kini, sang gunung seakan sedang marah, meluapkan semua amarahnya, memuntahkan bermacam - macam material panas dan kepulan asap yang membumbung tinggi, mewarnai langit yang semula biru menjadi hitam pekat gelap gulita seperti malam ..

Binatang - binatang berlarian tak tau arah .. Burung - burung terbang menjauh seakan memberi isyarat kepada makhluk bernyawa di bawahnya untuk segera berlari sejauh mungkin ..

..

..

Setelah dua hari berlalu ..

Seekor monyet besar berbulu tipis dengan luka bakar di wajahnya melompat - lompat memasuki sebuah desa yang hampir sudah tak berpenghuni lagi ..

..

sejauh mata memandang, hanya terlihat hamparan debu putih yang masih terasa hangat ..

Ia melompat kesana kemari mencari apa saja yang mungkin ia dapatkan untuk mengisi perutnya yang sedang kelaparan ..

Kemudian perhatian monyet besar itu tertuju pada serpihan puing bekas rumah kayu yang masih menyisakan sedikit asap ..

kemungkinan rumah kayu itu adalah rumah yang berada di atas pohon, jadi saat semua rumah penduduk sudah tak terlihat lagi karena tertimbun debu dari letusan gunung pakubumi, hanya rumah pohon itulah yang masih terlihat sekarang ..

..

Kemudian monyet itu menyingkirkan puing - puing rumah kayu itu dan sesaat kemudian ..

"nyeeeeet... Nyeeett .. "

monyet besar itu tersentak mundur beberapa langkah kaget bukan main karena melihat sebuah makanan yang masih terbungkus kain sarung ..

mungkin didalam hatinya ia sangat bersyukur sekali, karena hampir tidak mungkin ia dapat menemukan makanan diantara tumpukan debu tebal sisa letusan gunung pakubumi itu ..

"nyeeeett .. Nyeeet .. "

Dengan penuh semangat monyet itu membuka sarung yang tergulung itu berdebar - debar hatinya berharap ia akan mendapatkan makanan untuk usahanya kali ini ..

"nyeeeettt ... Nyeeet .. "

Namun yang terjadi monyet itu kembali tersentak melompat kebelakang kaget bukan main kerena ternyata isi dari gulungan sarung itu bukanlah makanan, melainkan sesosok bayi kecil yang sedang tertidur lelap ..

monyet itu menggaruk - garuk kepalanya seakan tak percaya dengan apa yang ia temukan kali ini ..

Merasa sesosok bayi itu bukanlah sesuatu yang ia cari, monyet itu kembali mengedarkan pandangannya ke lain sisi untuk melanjutkan perjalanannya mencari makanan..

Namun sesaat sebelum monyet itu melompat,

"eaaa ... oaaaa .. eaaaa.." bayi itu menangis.

"nyeeeeet.. Nyeeeet.."

monyet itu mengurungkan niatnya untuk pergi,

kemudian ia mendekati bayi itu lalu menarik salah satu kakinya dan menyeret bayi itu beberapa langkah..

"hehehe ... "

bayi yang berusia sekitar 4 bulan itu kemudian tersenyum dan membuat monyet memiringkan kepalanya ke kiri ...

"nyeeeeet..."

"he he he .."

monyet itu pun kembali menggaruk kepalanya berulang kali seakan bertanya - tanya pada dirinya sendiri tentang apa yang harus ia lakukan ..

Dan setelah berapa lama mereka saling melemparkan senyum ..

monyet itu mengambil keputusan tak terduga, kali ini monyet itu menyeret si bayi dengan memegang kaki kirinya dan membawa bayi itu menaiki gunung pakubumi ..

"sreeeet .. Sreeeet.."

Dengan langkah gontai monyet itu terus saja menyeret si bayi untuk naik ke puncak gunung pakubumi ..

..

..

Setelah sekitar tiga jam berjalan, monyet itu telah sampai tepat di bawah puncak gunung ..

kemudian ia memasuki sebuah lubang kecil berbentuk lingkaran dengan diameter yang berukuran sekitar 1 meter ..