Jesica Marry adalah nama yang selalu identik dengan ketangkasan, kecerdasan tajam, dan bahaya. Sebagai agen rahasia elit yang tak tertandingi, kehidupannya adalah rangkaian misi berisiko tinggi yang selalu berhasil ia tuntaskan. Namun, dalam sebuah misi yang sarat pengkhianatan, Jesica harus menghadapi nasib tragis, kematian yang kejam.
Saat ia yakin semuanya telah berakhir, jiwanya terhempas melintasi dimensi dan waktu, tersedot ke dalam raga yang rapuh namun bermahkota, tubuh Ratu Amora dari Kerajaan Dandelion.
Ratu Amora dikenal seantero negeri sebagai sosok yang menyedihkan, seorang ratu yang bodoh, mudah dimanipulasi, dan terabaikan oleh suaminya sendiri, Raja Arthur, serta seluruh istana. Ia hanyalah boneka yang tak punya kekuatan, hidup dalam bayang-bayang hinaan dan kekejaman diam-diam.
Namun kini, di mata Ratu Amora yang dulu kosong, bersinar kilatan tajam milik Jesica Marry.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERUBAH TOTAL
Ketegangan mencapai puncaknya. Arthur, yang dikenal cerdas dan penuh perhitungan, kini dihadapkan pada dilema strategis terbesarnya.
Mempertahankan harga diri atau mengakui superioritas strategi istrinya demi kepentingan Kerajaan.
Raja Arthur menatap Ratu Amora, ekspresi Ratu nya itu tidak menunjukkan permohonan, apalagi ketakutan, justru yang ada hanya ketegasan dan kepastian bahwa ia telah melakukan hal yang benar.
Saat ini di matanya, Raja Arthur melihat bukan lagi Ratu yang lemah, melainkan seorang ahli strategi yang telah mempertimbangkan setiap variabel.
Raja Arthur membiarkan keheningan menggantung di ruangan itu selama beberapa saat, suara napasnya yang berat menjadi satu-satunya yang terdengar di The Grand Hall, pria pengusaha kerajaan Lemos itu tengah menimbang semua fakta.
Korupsi diatasi, perbatasan diamankan, loyalitas rakyat dialihkan. Semuanya dilakukan dengan efisiensi yang ia sendiri gagal capai.
Lalu apa alasan dirinya untuk menolak ajakan Ratu Amora?
"Kau benar, Aku mengabaikan ini, Aku mengabaikan banyak hal, Amora," ucap Raja Arthur, memecahkan keheningan.
Raja Arthur menunjuk ke kotak prototipe senjata di meja, sorot mata nya tampak tajam, dan juga gundah.
"Pengabaian memiliki konsekuensi," jawab Ratu Amora, singkat dan padat.
"Jika aku mengumumkan bahwa kita bekerja sama," ucap Raja Arthur, berjalan perlahan di sekitar Ratu Amora.
Mata tajam nya mengamati seolah sedang mengukur musuh yang tangguh,
"Dewan akan terpecah, Victor dan Edgar akan menggunakan ini untuk memecah belah loyalitas dan menuduh mu sebagai dalang sebenarnya. Mereka tidak akan pernah menerima bahwa Ratu Amora yang lama telah berubah." lanjut Raja Arthur, tepat di depan Ratu Amora.
"Tentu saja, dan di sinilah strategi harus berlanjut. Mereka akan menyerang dengan tuduhan perebutan kekuasaan dan penganiayaan terhadap bangsawan. Tapi mereka tidak akan menyerang fakta! Mereka tidak bisa membantah bahwa dana Istana kini penuh, atau bahwa bandit Utara telah dibersihkan." jawab Ratu Amora, penuh perhitungan.
Ratu Amora melangkah mendekat, pandangannya bertemu dengan pandangan Arthur, menciptakan percikan intensitas yang dingin.
"Kau harus membiarkan mereka menyerang, Arthur, dan kau harus membiarkan Saya yang mematahkan serangan itu! Gunakan Saya sebagai perisai dan pedang mu! Saya sendiri telah membangun panggungnya! Sekarang tunjukkan pada mereka bahwa Raja Lemos mendukung strategisnya!" ucap Ratu Amora, lebih tepat nya sebuah perintah mutlak dari sang ahli strategis.
Raja Arthur menyentuh bahu Ratu Amora, bukan dalam keintiman, melainkan sebagai pengakuan terhadap kekuatannya, sekeras apapun dirinya menolak, nyatanya Ratu yang sedang berdiri di depan nya ini, bukan lagi Ratu yang suka merengek seperti Satu Minggu yang lalu saat dirinya akan pergi bertugas.
"Jika aku membiarkanmu menjadi pedangku, semua mata akan tertuju padamu, dan mereka akan bersekongkol melawan mu, tidak melawanku," jawab Raja Arthur, dengan tatapan yang intens.
"Justru itu tujuannya, Yang Mulia," senyum Ratu Amora kembali menyungging.
Senyum penuh tipu daya seorang Jesica Marry yang telah lama tertidur.
"Saya lebih suka musuh bersekongkol melawan Saya, di tempat yang Saya siapkan untuk mereka, dari pada membiarkan mereka menyerang Anda ataupun Pangeran Kevin secara langsung. Mereka akan berpikir aku adalah tiran yang harus digulingkan, tetapi pada akhirnya, mereka hanya akan menjadi bidak yang ku seret ke dalam perangkap," ucap Ratu Amora tersenyum miring.
Menjadi agen rahasia, dulu, membuat Ratu Amora, yakni jiwa Jesica Marry, tidak memiliki rasa takut pada siapapun.
Raja Arthur menarik tangannya kembali dari pundak Ratu Amora, dirinya tidak melihat tatapan yang biasa Ratu Amora berikan kepada nya dulu, tetapi dirinya merasakan kekuatan yang luar biasa
Raja Arthur melihat gambaran yang lebih besar yang dipaparkan Amora, memanfaat kan kebencian musuh untuk membersihkan Istana sepenuhnya.
"Aku akan memanggil Dewan darurat, pagi ini," ucap Raja Arthur, memberikan keputusan.
Raja Arthur mengambil Kotak Kayu Berkarat itu dan membawanya di tangan kirinya.
"Aku akan memimpin pertemuan itu, dan aku akan mengumumkan bahwa aku mendukung semua tindakan yang telah kau ambil, tapi bersiaplah Amora, karena setelah itu, tidak akan ada jalan untuk kembali!" ucap Raja Arthur, menatap Ratu Amora.
"Saya tidak pernah ingin kembali, Arthur," jawab Ratu Amora dengan nada dingin yang pasti.
"Saya telah menanti momen ini sejak saya memutuskan untuk berdiri di hadapan para tikus itu! Saya sudah memanggil Tuan Victor dan Tuan Edgar untuk hadir di pertemuan Dewan. Mereka akan berpikir ini adalah kesempatan mereka untuk menyerang, dan kita akan menggunakan kehadiran mereka untuk mengakhiri drama ini!" lanjut Ratu Amora, tegas.
Raja Arthur mengangguk kan kepala nya, tatapannya menghargai kecerdasan Ratu Amora.
"Bawa Pangeran Kevin ke The Royal Seat," perintah Raja Arthur.
"Dia harus menyaksikan ini, jika ini adalah Istana yang akan dia warisi, dia harus belajar bagaimana tahta itu dijaga!" lanjut Raja Arthur, penuh penekanan.
"Saya sudah mengatur tempat duduknya," jawab Ratu Amora, menunjukkan bahwa dia sudah mengantisipasi langkah ini.
"Sekarang Yang Mulia Raja, pergilah bersihkan diri Anda! Tunjukkan pada seluruh Anggota Dewan bahwa Anda adalah Raja yang kembali dengan penuh kekuatan, bukan Raja yang kembali dengan kebingungan! Lima belas menit. Itu waktu yang kita miliki!" ucap Ratu Amora, tegas.
Untuk kesekian kalinya, Raja Arthur Lemos memandangi istrinya, padahal sebelumnya Raja Arthur tidak pernah mau memandang Ratu Amora, hanya karena wanita itu selalu merengek dan menangisi sesuatu yang tidak penting.
Sekarang Raja Arthur benar-benar merasakan perbedaan yang begitu besar dan nyata, rasa dingin yang mendalam merasukinya.
Raja Arthur baru saja menyadari bahwa dia tidak hanya kehilangan kendali atas Istana, dia juga telah mendapatkan sekutu yang paling cerdas dan paling berbahaya di Istana Kerajaan Lemos.
Tanpa berkata-kata lagi, Raja Arthur berbalik dan melangkah menuju sayap pribadi Raja, meninggalkan Ratu Amora berdiri sendirian di The Grand Hall, menunggu bidak-bidaknya berkumpul untuk permainan terakhir.
"Sedikit lagi, sedikit lagi istana ini akan bebas dari para tikus-tikus menjijikan itu," gumam Ratu Amora, berlalu pergi dari sana.
Lima belas menit kemudian, Ruang Dewan Kerajaan Lemos penuh dengan ketegangan yang pekat, diterangi oleh cahaya fajar yang menyelinap.
Meja bundar besar yang biasanya menjadi pusat harmoni kini terasa seperti arena gladiator.
Raja Arthur Lemos masuk dengan langkah yang berwibawa, mengenakan jubah kerajaan birunya, memancarkan otoritas yang tegas dan dingin, di belakangnya, di sisi kanan, adalah Ratu Amora, yang kini mengenakan gaun sutra ungu tua yang elegan, menampilkan postur yang lurus dan mata yang tenang.
"Salam Yang Mulia Raja Arthur Lemos!"
"Salam Yang Mulia Ratu Amora Lemos!"
"Salam Yang Mulia Pangeran Lemos!"
Ucap semua orang yang ada di ruangan itu, membungkuk hormat.
Raja Arthur, Ratu Amora dan Pangeran Kevin mengangguk kan kepala nya, berjalan kearah Singgah Sana mereka.
entah kenapa kali ini suka banget sama novel mengenai kerajaan kerajaan,,, biasanya langsung skip,,,, laaahhh novel ini sampai ditungguin dikepoin kapan updtae😍😍😍