Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 22
KRZ Grups
Senin itu akhirnya datang aku segera turun dari ojol yang aku tumpangi begitu sampai di pintu masuk pos satpam.
Jantung ku berpacu lumayan cepat. Maklum Ini pengalaman pertamaku bekerja di perusahaan besar secara resmi bukan sekedar magang.
Ku tunjukkan dokumen penerimaan ku sebagai karyawan baru KRZ Grups. perusahaan yang merekrutku sebagai karyawan staf keuangan.
Satpam mempersilahkan aku masuk ke dalam lobi menuju ke bagian resepsionis.
"Mbak Aurel."
Aku menoleh, segera berjalan menuju meja resepsionis yang memanggil namaku barusan. "Saya, Mbak." sahutku.
"Mari ikut saya. Saya akan mengantar Mbak Aurel ke ruang HRD." Ujar sang resepsionis ber tag Dahlia itu dengan sopan.
Aku mengangguk penuh terima kasih. Ku ikuti langkahnya masuk ke dalam lift lalu menuju ke ruang HRD.
"Anda, Aurel Naura farzana??" Tanya kepala HRD itu setelah mempersilahkan aku untuk duduk di kursi di depannya.
Aku mengganggu sopan. "Benar, Pak." sahutku.
"Saya Seno Adiwijaya. saya kepala HRD di sini. saya mendapatkan rekomendasi dari profesor tempat anda berkuliah. atasan Kamil langsung meng ACC CV Anda." Papar Pak Seno sembari mengulurkan tangannya ke arahku.
"Selamat bergabung dengan KRZ Grups, Mbak Aurel. Kami menantikan kontribusi anda dalam memajukan KRZ Grups ke depannya."
Aku menyambut uluran tangan Pak Seno. "Terima kasih sekali atas kesempatan yang diberikan kepada saya."
Pak Seno lalu mengambil sebuah map berwarna merah dari tumpukan berkas di mejanya. Kemudian meletakkan tepat di depanku.
"Ini dokumen perjanjian kontrak kerja Anda silakan dipelajari terlebih dahulu, Jika Anda memang setuju dengan poin-poin yang tertera di sana, silakan ditandatangani."
Aku melongo. "Perjanjian kontrak kerja? setebal ini? ini kontrak kerja apa skripsi???
"Mohon maaf, Mbak Aurel.Saya tidak punya banyak waktu. Jika Mbak berminat bergabung dengan kami silakan ditandatangani. Jika tidak kami akan memberikan tawaran ini kepada pelamar yang lainnya." ujar Pak Seno.
"E, sebentar Pak saya mau membacanya terlebih dahulu." Sela ku.
Pak Seno mengangguk. "Silahkan. tapi mohon maaf saya tidak bisa menunggu lebih lama. Saya ada meeting 5 menit lagi." ujar Pak Seno seraya melirik jam tangan di tangan kirinya.
"Eh..." Aku menjadi panik, Bagaimana bisa membaca kontrak kerja setebal itu dalam waktu kurang dari 5 menit.
"Tapi... Tapi... Pak, ini terlalu tebal untuk saya pelajari terlebih dahulu dalam waktu sesingkat itu. Apa bapak berkenan menjabarkan kepada saya??"
Pak Seno mengangguk.
"Pada intinya, jika anda setuju bekerja di perusahaan ini, maka anda harus bersedia di tempatkan di bagian manapun seandainya perusahaan membutuhkan tenaga anda di bagian tersebut, Jangan khawatir, perusahaan tidak akan menempatkan anda di posisi yang lebih rendah dari posisi anda saat ini. staf keuangan. anda tidak diperkenankan melamar di tempat lain atau keluar dari perusahaan ini. sebagai hak Anda Kami akan membayar Anda 5 juta sebagai gaji pokok bulanan belum termasuk tunjangan bonus dan lainnya."
"Li-ma- juta??? Aku membelalakkan mataku tak percaya.
Jantung ku seakan mau lepas. 5 juta untuk fresh graduated seperti diriku Masya Allah.
"Apa anda setuju? Jika iya, silakan tanda tangan di kontra ini mbak."
"Dimana saya harus tanda tangan??" tanyaku akhirnya. sudahlah kontrak kerja pasti juga isinya itu-itu saja.
"Halaman terakhir Mbak."
Aku membuka halaman terakhir lalu membubuhkan tanda tanganku di atas lembaran itu. Lalu menyerahkan kembali dokumen itu kepada Pak Seno.
"Selamat bergabung dengan KRZ Grups mbak. Semoga Mbak Aurel betah bekerja di sini Baiklah Mari saya antarkan ke ruangan kerja Mbak Aurel."
Aku mengangguk penuh terima kasih.
Pak Seno memperkenalkan aku pada manajer keuangan. Bu Lika setelahnya beliau pamit untuk meeting.
Bu Lika menyambutku dengan ramah.Llalu memperkenalkan aku pada staf yang lain. Aku bersyukur hari pertama aku kerja terasa sangat menyenangkan.
\[ Aurel : Alhamdulillah Om aku diterima baik oleh staf lainnya.\]
Aku menatap sendu layar ponselku yang menunjukkan catku yang sudah centang biru itu. Astaga bahkan orang pertama kuingat untuk berbagi kebahagiaan itu adalah Om Arif. tanganku bergerak secara otomatis tanpa aku sadari.
Tring, pesan balasan masuk dari om Arif.
[ Jutek : Alhamdulillah semangat kerjanya Aurel.]
Ponsel ku langsung ku balik hingga terlihat bagian belakang ponselku. padahal aku sudah berniat menjaga hati agar tidak makin terperosok tapi ternyata hatiku sulit berkompromi dengan pikiranku.
Aku sudah cukup pandai beberapa hari ini mengirimkan pesan
Di kos
Sudah makan
Mau tidur.
Sesingkat itu , laporanku. Harusnya aku bisa bertahan sedingin itu sampai saat ini. Tapi nyatanya Om Arif menjadi orang yang pertama yang kuingat.
Ternyata aku sepayah ini benar-benar payah!
*
Di ruang kerja divisi keuangan yang cukup luas itu suara printer terus berdengung tak henti.
Aku aku pun sibuk dengan tumpukan laporan yang harus diselesaikan. Aku bernafas lega karena Akhirnya bisa menyelesaikan tugasku tepat waktu.
Namun ketenanganku segera terusik oleh suara Mbak Enji yang datang dari kubikel seberang.
"Rel laporan yang kemarin sudah selesai?" tanya Mbak Enji dengan nada yang cukup tinggi.
"Sudah Mbak." jawabku cepat sambil memberi isyarat ke arah tumpukan dokumen di layar komputerku.
"Kirim ke aku Rel, biar aku teliti dulu baru nanti kamu print, "
Aku yang masih baru dalam pekerjaan ini merasa sedikit bingung. " ke Mbak Enji,??? bukannya langsung harus dikasih ke Bu Lika ya??"
Mbak Enji menghentikan pekerjaannya menatapku dengan tatapan serius.
"Iya aku cek dulu, baru nanti kamu kasihkan ke Bu Lika.Prosedurnya memang gitu kok kamu kan anak baru, Jadi Aku maklum kalau kamu belum tahu sudahlah cepetan kirim." dengan nada meninggi. menandakan betapa sibuknya dia. .
Lalu aku mengangguk pelan mencoba memahami alur kerja yang baru. aku segera mengirimkan dokumen tersebut ke email Mbak Enji berharap tidak ada kesalahan
"Apa sudah mbak? Apa ada yang perlu direvisi?" tanyaku beberapa saat setelah nya.
"Ada banyak. tidak perlu perbaiki kok." ujar Mbak Enji sembari memasukkan lembaran kertas HVS ke dalam printer. aku membelalakkan mataku saat melihat file yang baru keluar dari printer itu adalah file milikku.
"Loh, Mbak Enji itu bukannya file milikku ya? katanya Mbak Enji cuma cek Aku Yang ngeprint."
"Halah, sama aja kita kan kerja satu tim." ucap Mbak Enji sembari memasukkan hasil print laporan keuanganku ke dalam map file biru.
"Mbak ini milikku." ucapku menahan langkah Mbak enji yang hendak keluar dari kubikelnya.
Mbak Enji mendorong ku hingga mundur beberapa langkah. "Jangan banyak tingkah kamu.. kamu anak baru di sini aku senior. kamu pikir laporanmu sudah benar? kalau tidak aku revisi itu bahkan tidak layak disebut laporan keuangan, hancur atau enggak??"
"Kalau begitu tunjukkan ke aku di bagian mana yang hancur? setidaknya aku tahu letak kesalahanku jadi ke depannya tidak akan terulang lagi."
Mbak Enji terlihat gelagapan aku yakin dia memang mengada ada.
Ku rebut Paksa file dari tangan Mbak Enji Mbak Enji Ndak merebutnya kembali tapi aku lebih cepat berkelit.
Mbak Enji makin melototkan matanya menyorot ku penuh kebencian, tapi aku tak perduli.
Ku buka map itu kuteliti rinciannya. bahkan tak ada satu angka pun yang berubah disana. apanya yang direvisi? apanya yang hancur??
Aku sudah tak memperdulikan Mbak Enji lagi. segera ku langkahkan kakiku menuju ke ruang bu Lika.
"Bagus, Aurel. Saya puas sekali dengan hasil kerja kamu ternyata lulusan terbaik universitas Galaxy memang patut diperhitungkan. Kampus kamu tidak salah merekomendasikan Kamu masuk ke sini." Puji Bu Lika sepenuh hati.
Aku tersenyum bahagia. "Terima kasih Bu.' sahutku seraya menjabat uluran tangan Bu Lika.
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.