NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella-nya

Bukan Cinderella-nya

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Nitzz

Nathaniel Alvaro, pewaris muda salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, hidup dalam bayang-bayang ekspektasi sang ibu yang keras: menikah sebelum usia 30, atau kehilangan posisinya. Saat tekanan datang dari segala arah, ia justru menemukan ketenangan di tempat yang tak terduga, seorang gadis pendiam yang bekerja di rumahnya, Clarissa.
Clarissa tampak sederhana, pemalu, dan penuh syukur. Diam-diam, Nathan membiayai kuliahnya, dan perlahan tumbuh perasaan yang tak bisa ia pungkiri. Tapi hidup Nathan tak pernah semudah itu. Ibunya memiliki rencana sendiri: menjodohkannya dengan Celestine Aurellia, anak dari sahabat lamanya sekaligus putri orang terkaya di Asia.
Celeste, seorang wanita muda yang berisik dan suka ikut campur tinggal bersama mereka. Kepribadiannya yang suka ikut campur membuat Nathan merasa muak... hingga Celeste justru menjadi alasan Clarissa dan Nathan bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. Salah Paham Ibu Madeline

Madeline Alvaro berdiri di balik tirai jendela, mengintip ke arah taman belakang rumah. Tatapannya menyipit ketika melihat dua sosok yang sedang duduk bersama di bangku taman.

Nathan dan... Celeste?

Anaknya tampak tertawa kecil, sementara Celeste mencondongkan tubuh, entah menceritakan apa yang membuat ekspresi Nathan melunak. Satu-satunya waktu Madeline melihat anaknya tersenyum begini.. biasanya kalau dia nonton video anjing lucu di internet.

“Hmm,” gumam Madeline, melipat tangan di dada. “Bisa jadi. Lebih baik ku tanya celeste langsung ah..”

Sementara itu, di taman, Nathan baru saja mendengar Celeste bercerita tentang teknik menyiram tanaman tanpa membunuh mereka dengan cinta berlebihan, alias kebanyakan air.

“Jadi Kamu nyiram tanaman pakai timer air itu beneran karena... Kamu lupa hidupin keran?” tanya Nathan.

Celeste mengangkat alis. “Hei. Lebih baik pakai teknologi daripada bikin kaktus mati tenggelam.”

Nathan tertawa pelan, "Haha iya juga sih kamu tipe yang melakukan sesuatu meskipun kecil".

lalu Menghela. “Aku... nggak nyangka Kamu bakal deket sama Clarissa.” Tanya Nathan Tiba - tiba.

Celeste mengedip. “Kenapa? Karena Kamu pikir cewek cantik cuma bisa bersaing, bukan berteman?”

Nathan terdiam, lalu menatap Celeste dengan ekspresi jujur. “Awalnya Aku kira Kamu bakal nyebelin terus terang aja. Tapi ternyata Kamu...”

“Wow. Terharu banget Aku,” potong Celeste sambil menepuk dada dramatis. “Akhirnya Nathan Alvaro ngakuin kalau Aku nggak segalak singa jadian.”

Mereka tertawa lagi. Dan di kejauhan, Madeline masih memandangi mereka dari balik tirai.

Sore harinya, Madeline memanggil Celeste ke ruang kerja.

“Celeste, duduklah,” katanya sambil menyajikan teh.

Celeste menaikkan satu alis. Ini pertama kalinya Madeline bersikap seperti tante-tante yang ingin menjodohkan anaknya.

“Jadi... kamu dan Nathan makin akrab, ya?” tanya Madeline dengan senyum penuh arti.

Celeste mengangkat bahu santai. “Yah... bisa dibilang. Kami sering ngobrol, sih.”

Madeline mengangguk-angguk puas. “Bagus. Ibu senang sekali. Kamu memang cocok untuk Nathan.”

Celeste langsung batuk karena tersedak tehnya. “Eh?!”

“Jangan kaget begitu, Sayang. Ibu selalu ingin Nathan punya pasangan seperti kamu—cerdas, punya pendirian, berkelas.” Madeline menyentuh tangan Celeste. “Julianne pasti bangga kalau melihat kamu sekarang.”

Celeste menelan ludah. Ini... jebakan batman.

“Ma-maaf, Bu, tapi—”

Madeline mengangkat tangan. “Tenang. Ibu tidak akan memaksa. Tapi kalau memang kamu dan Nathan saling cocok... ibu tak akan menghalangi.”

Celeste tersenyum tipis. “Terima kasih, Bu. Tapi saya rasa... saya lebih cocok jadi temannya.”

Madeline hanya tersenyum lembut, tapi di matanya sudah ada seribu rencana disusun.

Di kamar Nathan malam itu, ia berbaring sambil menatap langit-langit. Pikirannya bercampur aduk—tentang Clarissa yang mulai terbuka, tentang Celeste yang ternyata menyenangkan, dan... tentang tatapan ibunya saat makan malam tadi.

Tatapan yang sama ketika ia dulu dikenalkan ke “anak teman mama” yang ternyata adalah calon gebetan.

Nathan mendesah. “Jangan-jangan Ibu mikir Aku suka Celeste…”

Ia menggeleng. Kacau. Ini semua makin rumit.

Sementara itu, Celeste menutup pintu kamarnya dan mengembuskan napas panjang. Ia membuka HP-nya, melihat satu pesan masuk dari ayahnya:

Darius Aurellia:

Waktu tinggal lima bulan. Jangan lupa siapa kamu.

Rayu Nathan Alvaro.

Celeste memandang layar kosong.

Kemudian, ia menghapus pesan itu tanpa membalas, menatap pantulan wajahnya di cermin.

“Aku tahu siapa Aku,” bisiknya pelan. “Tapi... Aku juga tahu, Aku bukan penjahat.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!