"Di balik tirai kesedihan dan kehilangan, seorang wanita muda bernama luna menemukan kekuatan untuk meninggalkan masa lalunya dan memulai perjalanan baru. Dengan hati yang terluka namun penuh harapan, Luna menapaki jalan yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Apakah dia akan menemukan kebahagiaan dan kedamaian di ujung perjalanan ini, ataukah dia akan terus di kejar oleh bayang-bayangan masa lalu? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda permata Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Ayo di minum tehnya.Maaf ya hanya teh saja" kata ayah Luna sambil tersenyum ke arah tamunya
"Tidak apa-apa" balas ayah Arjuna
"Maaf Pak buuu, ayo kita makan malam dulu soalnya sudah waktunya makan malam, luna sudah memasak tadi"
"Ohhh iya Ayo Ayo" sambung ayah luna kepada tamunya dengan ramah.
"Ayooo silahkan di makan maaf yahh sederhana" kata Luna.
"Emmm ini yang masak kamu Luna"sambil tersenyum ibu Sintia bertanya kepada luna,.
"iyaa buuu aku maaf, nggak enak yaaa" jawab luna dengan muka sedih
"Tidak sayang ini masakan terenak yang pernah ibu coba, coba di coba ded Arjuna pasti kalian Puas,
"Emmm iya enak masakan kamu Luna, kalo buka restoran ini maaa akan laris manis, hehehe" kekeh ayah Arjuna.
"Bapak bisa saja jawab Luna dengan wajah malu-malunya.
"Emmm enak juga niii babu masakannya, lebih enak dari pada masakannya koki di restoran. "kata Arjuna di dalam hati.
"bagaimana sayang masakannya Luna enak kan, " tanya ibu Sintia
"Biasa aja" jawab Arjuna
"Biasa aja tapi sampe tiga kali kamu nambah juna" hahahaha canda pak burhan.
"Ehhh buuu ngak usah biar Luna aja yg beresin nya, bapak sama ibu masuk saja istirahat" refleks Luna berdiri saat melihat ibu Sintia yang akan membersihkan bekas mereka makan.
"Nggak apa-apa sayang, ibu bantuin yaaa"
Tapi buuu"
"Udaaa nga usah tapi-tapi, yuuu kita beresin habis itu istirahat karena besok pagi kita akan langsung ke Jakarta"
"Ya udaaa buuu"
"Luna kamu belum tidur nak"
"Belum ya, ayah kenapa belum tidur ? " tanya Luna
"Ayah belum mengantuk nak? "jawab ayah Luna.
"Luna ayah mau tanya"
"Tanya soal apa ayah? "
"Apa kamu yakin nak, tentang keputusan yang mendadak ini, bukan ayah tidak percaya sama kamu ? tapi ayah masi ragu nakkk"
"Ayah tenang saja kok, luna bisa menjaga diri keluarga Arjuna sangat sayang sama Luna, memperlakukan Luna seperti anak sendiri" jawab Luna sambil meyakinkan ayahnya bahwa dia tidak perlu khawatir semua akan baik-baik saja.
Tampa mereka sadari percakapan mereka dari awal sampe akhir di dengar semua sama Arjuna,
"Gue bingung dengan hidup gue harus d bawa kemana nantinya, gue takut menyakiti hati Luna tapi gue juga nggak bisa menolak permintaan nyokap gueee, kalo untuk mencintai Luna secara pelan-pelan itu mustahil gue nggak akan mungkin ninggalin Indri yang sudah berapa tahun gue bareng dengan dia, astaga kepala gueee mau picah, Luna baik , cantik, pintar, tapi dia nggak cocok bareng gueee, astaga apa yang looo fikirkan arjunaaa sadar Indri lebih cantik dari babuuu, "kata Arjuna d dalam hati.
"mending gue istirahat dari pada fikirkan yang tidak- tidak"
"Ehhh Luna suda bangun,"
"Iya buuu habis sholat subuh tadi, Luna tidak tidur lagi langsung masak agar kita bisa sarapan"
"Maafkan ibu yaaa, ibu nggak bisa bantu"
"ngga apa-apa kok buuu Luna paham kok pasti ibu capek bangat dari perjalanan jauh"
"Ya sudah Luna ibu bangunin bapak dulu yaaa agar siap-siap"
"Iyaaa buuuu"
Sebelum membangunkan suaminya, ibu Sintia singgah di tempat tidur Arjuna,
"Arjuna sayang bangun, suda pagi kita akan berangkat pagi-pagi sayang"
"Hoammmm, iya buuu"
"ayah bangun sudah pagi,"