NovelToon NovelToon
Tombak Kegelapan

Tombak Kegelapan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Mengubah Takdir / Epik Petualangan / Perperangan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mdlz

Lie seorang pria dari keluarga kelas menengah harus di usir dari sekte karena bakatnya yang buruk, tidak hanya itu, bahkan keluarganya pun dibantai oleh sebuah sekte besar, dia akhirnya hidup sebatang kara di sebuah desa terpencil. Tanpa sengaja Lie menemukan sebuah warisan dari leluhur keluarga, membuatnya tumbuh menjadi kuat dan mulai mencari siapa yang sudah membantai keluarganya,

akankah Lie berhasil membalaskan dendam keluarganya dan melindungi para orang-orang terdekatnya...

Cerita ini adalah fiksi semata, penuh dengan aksi dan peperangan, disertai tingkah konyol Mc

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mdlz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

draft

Mendengar umpatan marah gadis cantik di depannya, Lie tersenyum canggung sambil menampilkan deretan giginya, lalu menggaruk bagian kepalanya sendiri.

"Maaf Acha, aku hanya prihatin melihat keadaanmu, sehingga mencoba mencari tahu apa yang terjadi, apa sudah lama kamu terkena racun jarum es?" tanya Lie dengan nada sedikit menyesal.

Acha tertegun karena tak menyangkan bahwa Lie langsung tahu hanya dengan melihat kondisinya, padahal racun jarum es sangat langkah di benua ini, dan hanya di benua atas racun itu di temui.

"Aku telah mengidap racun jarum es semenjak aku dalam kandungan. Ibu yang terkena jarum es, sehingga mempengaruhi diriku juga, tapi bagaimana kamu tahu tentang jarum es?" tanya Acha dengan nada yang sudah melunak.

Sebelum Lie menjawab, mereka berdua sudah tiba di ruang makan. Kamar yang di pakai Lie memang masih satu bagian dari rumah, hanya saja pintunya menghadap berlawanan arah dengan ruang makan dan harus melewati lorong.

Saat mereka tiba, terlihat tetua Erwin memandang mereka dengan tatapan penuh tanya, dia jelas mendengar percakapan kedua orang itu dengan kemampuan dewanya.

"Duduklah, kita makan dulu." kata Tetua Erwin.

Keduanya mengangguk dan mengambil tempat duduk masing-masing, mereka makan tanpa banyak kata. daging monster dan sup itu sangat enak dan membuat energi Qi dalam tubuh Lie beredar dengan cepat, memberikan perasaan hangat dan nyaman di tubuhnya.

Selesai makan, Acha mulai merapikan makanan di atas meja, lalu Tetua Erwin bertanya pada Lie.

"Bagaimana kamu tahu tentang racun jarum es? Di benua ini tidak ada yang mengetahui tentang hal ini kecuali para keluarga yang memiliki hubungan dengan dunia atas?"

"Aku sudah memberitahu Tetua bukan tentang keberuntunganku, dan salah satunya adalah pengetahuan tentang apa yang ada di dunia atas, dan salah satunya racun jarum es." jawab Lie.

"Apa Tetua mengenal sosok Tetua Cakra Nugraha?" lanjut Lie bertanya.

"Cakra Nugraha? Maksudmu leluhur dari keluarga Nugraha kuno? Tetua Erwin menjawab sekaligus mengajukan tanya.

"Benar." angguk Lie, namun saat dia akan melanjutkan ucapannya, suara dari arah dapur membuatnya berhenti sejenak.

"Leluhur Cakra adalah tetua utama dari sekte pedang petir, dan beliau adalah leluhur kedua dari Keluarga Nugraha, dan aku pernah mendengar cerita itu sari kakek buyutku yang merupakan teman dari Leluhur Cakra." kata Acha menjelaskan.

Sambil tersenyum karena dugaannya benar, akhirnya Lie berkata. "Sebenarnya aku adalah keturunan terakhir dari Keluarga Nugraha, aku sengaja menutupi jati diriku sebelumnya untuk bertahan hidup, karena aku masih di kejar-kejar sekte Matahari dan Sekte Bulan Sabit. Namun Leluhur Cakra pernah berpesan jika aku mendapatkan kesulitan, maka datanglah ke keluarga Prakasa di ibukota." ucap Lie sambil sedikit membungkuk, merasa bersalah karena tidak jujur diawal.

"Tidak apa-apa, aku paham dan aku akan mengantarmu kesana, karena jika kamu pergi sendiri, kemungkinan baru sekitar enam bulan lagi sampai disana." jawab Tetua Erwin.

"Baik Tetua, mohon bantuannya." kata Lie sambil sedikit membungkukkan tubuhnya.

"Tidak usah sungkan, Leluhur Cakra adalah teman dari Leluhurku, sehingga kewajibanku juga untuk membantumu." kata Tetua Erwin sambil melambaikan tangan.

Tanpa ada keraguan lagi, Lie akhirnya menceritakan semua tentang warisan Keluarga Nugraha Kuno. Saat Lie mengakhiri ceritanya, Tetua Erwin menghela napas berat.

"Setelah lima puluh tahun akhirnya aku mendengar kabar tentang keluarga Nugraha kembali, terkahir aku mendengar jika keluarga itu dibantai setelah membunuh salah satu tetua Sekte Matahari, dan aku sempat mencari keluarga yang tersisa, tapi sekarang takdir mempertemukan kita." ucap Tetua Erwin dengan nada menyesal namun campur gembira saat melihat Lie masih hidup.

"Keluarga Prakasa pun sebenarnya sedang tercerai-berai karena ulah pangeran ke 3 beserta beberapa sekte aliran hitam dan netral yang menyerang keluarga kami, sebagian dari kami berpencar di dunia atas dan bersembunyi.

Sementara aku, anak, cucu dan menantuku beserta beberapa tetua dan anggota keluarga terlempar ke dunia ini, saat menggunakan artefak terbang untuk melarikan diri." ujar Tetua Erwin mulai menceritakan keluarga Prakasa.

Setelah jeda sejenak untuk menyesap teh, sang Tetua kembali berkata. "Kala itu Leluhur sekte serigala hitam memiliki tanah dewa suci, sehingga serangannya dapat membelah ruang dan menyedot kami kedalamnya, yang akhirnya berakhir disini, bila saja saat itu leluhur ke tiga tidak menghalangi serangan itu, mungkin kami tidak akan hidup."

Sementara Acha hanya terdiam mendengarkan pembicaraan mereka, dia waktu itu masih dalam kandungan ibunya, jadi tidak tahu apa-apa.

"Maaf sebelumnya Tetua, kenapa Acha bisa mendapatkan racun jarum es, apa ibu dari Acha ikut bertempur dengan lembah es semesta?" tanya Lie.

Mendengar itu, Tetua Erwin sedikit terkejut, lalu dia menarik napas panjang dan berkata. "kamu memang tahu banyak hal."

"Ibu Acha terkena racun itu jauh sebelum Acha lahir, saat berada di dunia atas tiga puluh tahun yang lalu, ketika aliansi pengeram ke tiga menyerah salah satunya adalah lembah es semesta, dia terkena serangan salah satu tetua disana.

Dan karena selama ini belum disembuhkan hingga tuntas, saat Acha lahir racun itu juga ikut masuk ke tubuhnya. Selama ini Acha bisa bertahan karena Gingseng emas yang menjaga hawa hangat di tubuhnya." jelas Tetua Erwin panjang lebar.

Lie memang mengetahui semua itu dari Leluhur Keluarga Nugraha kuno, sebelum dia kembali ke permukaan dan menemui Mayang, Leluhur Cakra menceritakan segala hal yang terjadi di dunia atas.

"Sebenarnya jika kita bisa teratai es 1000 tahun, rumpun giok beku dan bunga matahari abadi, racun di dalam tubuh Acha malah akan menjadi berkah, karena aku bisa membantu membuatkan Pil untuk mengubah racun itu menjadi konstitusi tubuh Acha, dan jika cincin yang aku dapat dari leluhur masih ada, mungkin aku bisa membantunya." ujar Lie dengan sangat menyesal.

"Benarkah?...... Tapi untuk membuat pil itu setidaknya membutuhkan Alkemis LV 5, apa kau seorang Alkemis?" tanya Tetua Erwin sedikit tak percaya karena usia tulang Lie masih belia.

"Aku tidak tahu Alkemis Lv berapa, namun jika hanya membuat Pil pengubah konstitusi, aku rasa aku bisa." ucap Lie dengan santai tanpa maksud menyombongkan diri.

Tetua Erwin langsung memegang dadanya merasakan detak jantungnya yang berdetak lebih kencang, seolah hendak keluar mendengar apa yang dikatakan pemuda di depannya ini.

sedangkan Acha hanya terbengong dengan wajah cantiknya, perasaan takjub, senang, bingung, bercampur menjadi satu mirip dengan nano-nano.

"Monster...!" gumam Tetua Erwin sambil memandang kearah Lie. Lalu melanjutkan, "Besok pagi, kita kembali ketempat dimana aku menemukanmu, malam ini istirahat."

Saat bayangan Lie menghilang dari pandangan, Acha segera menghampiri kakeknya, meraih lengan kanan kakeknya, Acha bertanya. "Kakek, apa benar yang dikatakan, Kak Lie itu, apakah aku bisa sembuh?"

"Haiiassss. Mulai kapan anak itu menjadi kakakmu?" ejek Tetua Erwin sambil mencolek ujung hidung cucunya, "Semoga langit membantu kita dan cincin Lie bisa di temukan."

Lie yang saat ini sudah berada di kamarnya, kembali naik keranjang, dan memperhatikan lengannya.

"Setelah regenerasi kekuatan tanganku yang terputus kemarin, ternyata menjadi lebih kuat, tanpa Qi aku sepertinya bisa membunuh binatang atau monster level sembilan tanpa usaha." gumam Lie sambil memutar-mutar lengannya.

Tiba-tiba sudut matanya menangkap lingkaran hitam yang ada di bagian bawah lengan, seketika degup jantungnya mengeras oleh sebuah pengharapan.

"Ini sepertinya cincin penyimpananku, mengapa bisa berubah menjadi gambar di lenganku, sebaiknya aku pastikan." bati Lie sambil mengerahkan kekuatan spiritualnya.

Tiba-tiba gambar yang ada di tangan Lie berubah, membentuk cincin utuh dan tersambung dengan kesadarannya. "Ternyata benar, ini cincin pemberian leluhur."

Lie sangat gembira dan penuh kebahagiaan karena cincinnya sudah dia temukan, itu tandanya dia tidak perlu kembali ke tempat dimana dia terkena serangan petir.

1
Odette/Odile
Kangennya bukan main, update dong thor. Biar makin jatuh cinta! 😍
Protocetus: jika berkenan mampir ya ke novelku Mercenary of El Dorado
total 1 replies
Arisu75
Jangan nggak baca, sayang banget
Uraaaa: Makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!