Anto adalah pemuda malas. yang bermimpi untuk menjadi seorang penakluk di dunia ini.
tetapi Anto hanyalah pemuda miskin yang sangat malas.
Anto juga bukan pemuda yang kaya.
pekerjaan nya hanyalah melamun dan berkhayal.
tetapi Anto adalah pemuda pemberani dan baik hati.
mampukah Anto mewujudkan mimpi Nya yng muluk muluk.
ikuti kisah perjalanan Anto yang pemalas dan cabul. dan ini adalah cerita untuk umur ***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suryo Widodo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab. 12. hama tikus
Anto di suruh menunggu di luar,
para warga takut bila nanti Anto emosi lagi, suasana malah jadi kacau. Anto menunggu di halaman depan di bawah pohon mangga sambil mengobrol dengan Maya. Tak lama berselang, datang orang tua bunga dari sawah, mereka tampak terburu buru dengan wajah khawatir terhadap bunga.
setelah orang tua bunga memasuki rumah, menyusul orang tua Bahrudin. Anto tidak curiga sama sekali dengan ke datangan orang tua Bahrudin. Ibu sarmi ibu nya bunga langsung masuk ke kamar bunga. Nampak lah bunga yang baru sadar dari pingsan nya nampak bingung dengan ke adaan rumah nya yang penuh dengan warga.
" buk... Ada apa ini...?
kok rumah kita banyak tamu buk..?
Tanya bunga ke pada ibu nya, tetapi bukanya menjawab pertanyaan bunga,, ibu sarmi malah menangis dan memeluk bunga.
" nak.. Yang sabar ya nak.. Semoga Bahrudin mau bertanggung jawab atas perbuatan nya. Bapak mu akan mengusahakan supaya Bahrudin mau tanggung jawab nak.."
Bunga yang mendengar perkataan ibu nya malah jadi semakin bingung.
" buk... Ada apa ini sebenarnya...? Mengapa pula dengan Bahrudin buk..?
Bu Sarmi semakin sedih dengan ke adaan bunga yang seperti orang bingung. Bu Sarmi mengira bunga mendapat masalah ingatan nya akibat perbuatan Bahrudin. Bu Sarmi pun semakin sedih dan memeluk bunga semakin erat.
kita tinggalkan dulu Bu Sarmi yang sedang salah paham dengan bunga anak nya.
kini kita ke tempat pak sarmo yang membahas ke jadian yang di dengarkan dari salah satu warga yang menyusul nya ke sawah tadi.
" pak Mansyur.. Seperti yang saya dengar dari laporan warga tadi bahwa Bahrudin anakmu telah menggauli anak ku.
sekarang , kita tanyakan langsung ke pada anak mu.
seperti apa pengakuan nya.."
Pak sarmo selaku sesepuh kampung tidak ingin menekan Bahrudin untuk langsung mengakui perbuatan nya. Tetapi pak sarmo ingin pengakuan secara jujur tanpa paksaan dari Bahrudin.
" nak Bahrudin.. Bapak ingin kamu berbicara jujur kepada bapak. Apakah benar kalau nak Bahrudin telah menggauli anak saya di kamarnya di saat anak saya pingsan..? Katakan nak.. Apapun perkataan mu,, saya akan menghargai ucapan nak Bahrudin."
Bahrudin yang memang sudah merencanakan semua perbuatan nya, Bahrudin mengakui perbuatan yang tidak di lakukan nya
" benar sekali pak.. Maaf saya.. Saya telah khilaf pak.. Tetapi saya akan bertanggung jawab dengan perbuatan saya pak.. Secepat mungkin, saya akan melamar bunga anak bapak sebelum terjadi apa apa pada Bu ga pak.."
Pak sarmo pun bernapas lega dengan perkataan Bahrudin. Pak sarmo tidak tahu, bahwa bunga telah jatuh hati dengan dengan Anto, dan hanya ingin menikah dengan anto.
" pak Mansyur dengar sendiri pengakuan anak bapak bukan...
selanjutnya terserah kapan bapak akan melamar anak saya.. Saya tidak ingin anak saya menanggung malu akibat perbuatan anak bapak."
Pak Mansyur pun menyadari akan kesalahan anak nya, apa lagi pak sarmo adalah sesepuh di kampung itu, tentu saja pak Mansyur tidak bisa mengelak nya.
" baik pak sarmo. Minggu depan langsung kita nikah kan anak kita pak, masalah beaya, biar saya yang menanggung nya semua nya pak sarmo.. Bagaimana pak..?"
Pak sarmo pun menyetujui dengan keputusan pak Mansyur. Tercapai lah ke sepekatan pernikahan dan bunga akan di langsungkan Minggu depan. Karena telah di temukan ke mufakatan, akhir nya pak Mansyur undur diri hendak mulai mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan anak nya Minggu depan. Dan akhirnya semua bubar pulang ke rumah masing masing, termasuk juga Anto.
Anto sebenarnya di suruh mampir dulu oleh pak sarmo, tetapi Anto menolak nya. Karena Anto masih malu dengan ke jadian tadi di kamar bunga.
Anto berniat akan pulang kerumah, walau bagaimana pun .. Anto masih mempunyai keluarga. Ayah, ibu, juga adik perempuan yang selalu manja kepada Anto. Setiba nya di rumah.. Anto langsung di seret adik nya.
". Mas... Ikut saya mas... Kita ke sawah lihat pohon padi di sawah bapak.. Kamu harus tahu kondisi nya mas.. Kasihan bapak yang telah susah payah bekerja menanam padi.. Tapi semua hancur mas.."
Anto terdiam melihat sawah nya yang hancur karena tikus.
sebenarnya bukan hanya sawah yang di garap bapak nya saja yang di ganggu hama tikus. Tapi entah kenapa bagian sawah bapak nya yang paling parah akibat ulah para tikus.
" iya melati... Sawah kita yang paling parah di serang tikus melati..kasihan bapak.."
Entah mengapa setelah melihat sawah bapak nya yang rusak parah, hati Anto tergerak untuk membantu bapak nya. Biasa nya Anto akan selalu malas bila ada pekerjaan.
"Kita pulang dulu melati,, biar ini menjadi urusan mas."
kata Anto mengajak melati pulang, Anto akan me datangi sawahnya lagi. nanti malam.
" iya mas.. Semoga mas bisa mengatasi ini.. Kasihan bapak mas.."
Anto pun mengajak melati pulang kerumah sambil bercerita kejadian bunga di rumah tadi.
" mas... Aku tak menyangka mas.. Kalau Bahrudin bisa sejahat itu .. Kasihan bunga ya mas.."
Kata melati menimpali cerita Anto setelah Anto selesai bercerita.
" iya melati,, maka nya kamu hati hati melati.. apa lagi kamu cantik tidak kalah dengan bunga lho melati.. Mas tak ingin, ke jadian yang sama menimpa mu juga.."
Saking asyik nya bercerita, Anto dan melati. sudah sampai di rumah. Terlihat ayah dan ibu Anto pulang dari rumah bunga.
" lho... Kok baru tiba pak... Kan urusan bunga sudah selesai sejak tadi pak...?"
Tanya Anto. yang heran melihat bapak dan ibu nya baru tiba di rumah.
" iya to... bapak tadi bantu bantu bersih bersih to.. Kasihan pak sarmo sekeluarga sedang berduka..."
Kata pak sarmo kepada Anto. Lalu Anto pun menanyakan perihal sawah nya yang di serang hama tikus.
" pak.. Memang sejak kapan sawah kita di ganggu hama tikus pak...?
Mendengar pertanyaan Anto.. Wajah ayah Anto menjadi muram.
Sawah yang dekat hutan itu sudah tiga kali tanam habis di rusak oleh hama tikus tok..
sudah berbagai upaya telah bapak lakukan. Tetapi para tikus itu malah semakin mengganas tok.. Coba kamu atasi tok.. Mungkin para Danyang sungai itu mau membantu kita. untuk mengusir hama tikus itu tok..
Ayah nya Anto akhirnya mengeluh kepada Anto tentang sawah nya yang selalu di ganggu hama tikus.
" iya pak,, nanti malam akan saya datangi sawah kita pak, Anto penasaran.... Kenapa hanya sawah kita yang di rusak nya pak.. Anto curiga kalau tikus tikus itu ada yang ngangon pak."
Ucap Anto kepada ayah nya. Dan nampak ayah Anto juga menyetujui pendapat Anto.
dan persiapan pun di lakukan untuk bertarung dengan tikus nanti malam.
Apakah yang di temui Anto nanti malam.. ?
kita sambung lagi di bab selanjutnya.