Bagaimana jadinya jika seorang muslimah bertemu dengan mafia yang memiliki banyak sisi gelap?
Ketika dua hati berbeda warna dan bertemu, maka akan terjadi bentrokan. Sama seperti iman suci wanita muslimah asal Indonesia dengan keburukan hati dari monster mafia asal Las Vegas. Pertemuannya dengan Nisa membawa ancaman ke dunia gelap Dom Torricelli.
Apakah warna putih bisa menutupi noda hitam? Atau noda hitam lah yang akan mengotori warna putih tersebut? Begitulah keadaan Nisa saat dia harus menjadi sandera Dom Torricelli atas kesaksiannya yang tidak sengaja melihat pembunuhan yang para monster mafia itu lakukan.
°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°~°
Mohon Dukungannya ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LiBaW — BAB 33
KEINGINAN TERSELUBUNG
Dari arah jendela, Ada melihat kepergian Mike bersama dengan Nisa dan Ellie. Tentu saja wanita itu berkerut alis penuh tanya namun juga tersenyum kecil saat dia mulai merasa lega karena Dom tidak akan tinggal lama di mansion Vesper.
“Ya, pergilah... Dan jangan kembali atau Christian itu akan kolot dengan anak-anakku!” gumam Ada menatap tajam.
Namun sayangnya, Ada tidak tahu kalau suaminya juga melihat kepergian mereka. Tentu saja Christian tak tinggal diam saat tahu bahwa istri dari putranya itu pergi bersama Mike dan kepala pelayan. Bukankah itu sudah jelas bahwa mereka akan meninggalkan Vesper.
Tit! [“Ikuti mereka ... ”] Pinta Christian dengan tatapan marah. Mau tak mau dia juga harus menerima Nisa sebagai menantunya jika ingin merebut hati Dom kembali.
.
.
.
Sementara di sepanjang perjalanan yang hening dengan langit biru gelap bercampur terang, sungguh membuat Nisa tak berhenti tersenyum dan bersyukur saat dia bisa merasakan hawa sejuk di pagi hari.
Hingga wanita cantik itu menatap ke arah spion dan melihat Mike yang tengah menyetir. “Kita akan pergi ke mana? Dan ada apa dengan bosmu?” tanya Nisa sedikit tegas.
“Tuan Dom akan membawa Anda tinggal di mansion yang ada di pulau milik Torricelli. Setidaknya di sana Anda akan aman.” Jelas Mike sebisa mungkin, namun mendengar itu Nisa benar-benar terkejut.
Siapa yang ingin Dom hindari sampai harus tinggal di pulau.
“Allah... Allah... ” Gumam Nisa berpaling menatap ke jendela mobil sembari memijit keningnya yang terasa pening.
Sedangkan Ellie yang duduk di sebelahnya, wanita tua itu nampak menatap sendu sekaligus tegas ke Nisa.
Tak berselang lama menempuh perjalanan menuju ke bandara yang Dom maksudkan. Nisa malah berkernyit dahi ketika dia rupanya akan benar-benar pergi ke Pulau dengan pesawat pribadi. Sungguh! Dia berpikir bahwa Dom akan mengembalikannya ke Indonesia dan melepaskannya, ternyata tidak.
“Nyonya, Anda baik-baik saja?” tanya Ellie yang saat ini berjalan sejajar dengan Nisa.
“No.” Jawab jujur dan singkat dari Nisa, sehingga kepala pelayan tadi langsung terdiam dan kembali menatap lurus.
Terlihat di sana, Dom berdiri menunggu nya. Pria tampan dengan kaos hitam di masukkan rapi di celana hitamnya serta arloji di pergelangan tangan kirinya.
Nisa yang menatapnya tajam semakin berkerut alis saat dia semakin mendekat ke arahnya dan melihat jelas adanya luka dan darah yang merembes di lengan kanan pria itu.
“Bagaimana bisa kau tidak sadar Mike! Ada seseorang yang mengikuti.” Ujar Dom dengan suara tegasnya yang membuat Mike tersentak dan langsung menoleh ke dua pria yang kini berjalan menghampiri mereka.
Ya! Itu adalah Itt dan satu anak buah Christian juga.
Sungguh, Mike tidak sadar bahwa dia diikuti secara halus. Mungkin karena terlalu fokus saat menyetir. “Maafkan saya Tuan!” ucap pria itu dengan penuh penyesalan.
“Kenapa minta maaf, kita sampai dengan selamat itu lebih baik!” balas Nisa membuat Dom meliriknya tajam dan wanita itu sekilas ikut melirik ke mata silver suaminya, lalu berpaling malas.
Dom berjalan maju, menghampiri kedua anak buah ayahnya, menatap angkuh sehingga kedua pria tadi harus berhati-hati saat bicara.
“Maaf Tuan, kami terpaksa mengikuti Anda. Ini perintah dari tuan Christian, tetaplah tinggal di mansion Vesper. Anggap saja ini keinginan nyonya Amor!” jelas Itt membuat Dom malah geram.
“Fuck him!” umpat Dom tak peduli. “Katakan kepada nya. Jangan pernah menyangkut kan nama ibuku lagi.” Lanjutnya hingga berbalik dan hendak melangkah ke arah jet pribadi nya.
“Tuan Christian akan siap memenuhi permintaan Anda jika Anda bersedia tinggal di mansion Vesper.” Ucap Itt yang masih enggan menyerah dan semua yang dia ucapkan memang seperti apa yang Christian perintahkan.
Mendengar itu, Dom mengehentikan langkahnya.
Nisa terlihat semakin penasaran dengan percakapan tadi. Kenapa semaunya terdengar seperti ada rahasia. -‘Dia sendiri yang membunuh ibunya, lalu kenapa tidak terima saat seseorang menyangkutkan ibunya?’ batin Nisa penuh keheranan.
Ya, Nisa masih tidak tahu, bahwa ibu yang Dom maksud adalah ibu tirinya, Amor—sekaligus wanita yang dibunuh sendiri oleh Dom, padahal pria itu sangat menyayanginya hingga saat ini.
Dom berbalik dan menatap kembali ke kedua pria tadi, hingga terlihat Itt semakin panik sendiri saat pria itu masih diam. “Kalau begitu, suruh dia menemui ku di PUB Divine atau tidak sama sekali.” Pinta Dom dengan peringatan bahwa dia juga tak ingin menunggu lama.
Entah apa yang Dom inginkan dari Christian sehingga dia menerima negosiasi tersebut.
Tak menunggu waktu lama, anak buah Christian segera pergi dari sana menuju ke mansion Vesper lagi. Mereka tidak boleh terlambat, atau mereka yang akan terkena imbasnya juga.
...***...
Sementara di mansion Vesper sendiri. Ada yang nampak berbinar karena senang usia memiliki kabar baik dipagi hari. Wanita itu baru saja menghampiri Campbell yang berada di area dapur.
“Selamat pagi Nyonya! Anda terlihat lebih, lebih muda pagi ini!” puji si mulut pedas, Campbell itu tersenyum lebar ke Ada.
Tentu saja Ada tersenyum manis mendengar pujian itu. “Kita harus selalu tersenyum di pagi hari! Katakan kepadaku, apakah Jones sudah kembali ke rumah?!”
Senyuman Campbell seketika pudar dalam sekejap, saat dia teringat soal semalam. Bagaimana Jones hampir melecehkan istrinya tuan Dom.
“Em.. i-iya Nyonya, dia... Dia sudah kembali malam tadi.”
“Ada apa denganmu? Kenapa kau tergagap seperti orang bodoh huh?!” gertak Ada dengan kesal hingga senyuman sudah tidak terlihat lagi.
“Amm... Bukan begitu, tuan Jones sedang tertidur karena efek alkohol yang terlalu banyak dan hampir membuatnya tamat...” Jelas melantur Campbell membuat Ada semakin berkerut alis.
Wanita itu segera pergi menemui putranya, dan Campbell tak bisa lagi menutupi nya ataupun berani menghentikan langkah majikannya tadi.
“Jones!” panggil Ada dengan suara lantang saat wanita itu berjalan masuk ke kamar putranya. Dan benar saja, Jones masih terlelap dalam keadaan tengkurap dan bertelanjang dada.
Ada menatap marah hingga ia menarik selimut tersebut. “Jones! Get up!” pintanya agar pria itu segera bangkit dari tidurnya.
Mendengar suara ibunya, Jones langsung terbangun, namun dia duduk dengan wajah setengah sadar saat Ada berdiri di depannya.
“Ada apa denganmu dasar konyol! Jika tidak bisa minum alkohol berhentilah, jika ayahmu tahu dia akan marah kepadamu! Ayo cepat bangun dan bersiaplah menemuinya, sebentar lagi dia akan pergi ke kantor.” Jelas wanita berdress unggu tua itu.
“C'mon Mom! Aku masih ingin istirahat, kepala mu sangat pusing!” kesal Jones menatap ke ibunya sehingga kini Ada bisa melihat pipi Jones yang terlihat sedikit menjalar merah.
Wanita itu menangkup wajah anaknya dan melihatnya lebih jelas lagi. “Apa yang terjadi dengan pipi mu huh? Kau berkelahi dengan siapa? Apa ada musuh yang menghadang mu?” tanah kahwatir Ada yang benar-benar memanjakan putranya itu. Bahkan Sarai sendiri geram melihat nya.
Jones menepis kasar tangan Ada dan menatap marah. “Tentu saja pelayan sialan itu!”
“Apa? Maksudmu Campbell?! Dia yang memukulmu?” tegas Ada yang sudah terlihat marah.