NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Ke Tahun 1980

Reinkarnasi Ke Tahun 1980

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Dikelilingi wanita cantik / Anak Genius / Mengubah Takdir / Kebangkitan pecundang / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Jin kazama

Bayu. Seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang berkuliah di Universitas ternama yang ada di Indonesia meninggal setelah kejatuhan pohon besar yang tersambar petir saat dia pulang dari kerja paruh waktunya.



Dia kira dirinya sudah benar-benar mati. namun alangkah terkejutnya dirinya saat menyadari jika dia belum mati dan kembali terlahir di tubuh seorang bocah berusia 10 tahun yang namanya sama dengan dirinya yaitu Bayu. parahnya lagi dia terlempar sangat jauh di tahun 198. Anehnya Dia memiliki ingatannya di kehidupan sebelumnya di tahun 2025. berdasarkan ingatan Itu Bayu mulai menjalani kehidupan barunya dengan penuh semangat. jika di kehidupan sebelumnya dirinya sangat kesulitan mencari uang di kehidupan ini dia bersumpah akan berusaha menjadi orang kaya dan berdiri di puncak.

Hanya dengan menjadi kaya baru bisa berkecukupan!

Hanya dengan menjadi kaya batu bisa membeli apapun yang diinginkan!

Hanya dengan menjadi kaya aku bisa membahagiakan orang-orang yang aku sayangi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Kehidupan Baru Di Tempat Yang Baru.

Bab 22. Kehidupan Baru Di Tempat Yang Baru.

Baru saja beberapa langkah ia berjalan, tiba-tiba perutnya berbunyi, menyadari hal itu Bayu hanya tersenyum kecil.

Dia memang merasa lapar, karena mulai dari selepas jam tujuh malam kemarin hingga hari ini, ia belum makan sama sekali. Karena itu, ia melangkahkan kakinya menuju ke sebuah warung nasi pecel.

Kebetulan, tidak jauh dari tempatnya berdiri, ada sebuah warung. Hanya bukan hanya satu, akan tetapi banyak juga warung warung yang lain yang sudah buka.

Hal ini bisa disadari karena kawasan ini merupakan kota besar yang bisa dibilang cukup ramai, sehingga membuka usaha warung bisa dikatakan sangat prospek.

Sementara itu di tempat lain.

Di rumah Bayu yang lama, di desa Cipayung.

Seorang wanita saat ini sedang duduk termenung sambil terus menangis tersedu sedu setelah membaca sebuah surat yang ditemukan di meja belajar anaknya. Atau bisa dikatakan anak laki-laki semata wayangnya.

Matanya terus berjatuhan, bahkan saat membacanya tubuhnya bergetar, sehingga membuat kegaduhan di seisi rumah. Bahkan Bagas sang suami, dan juga intan anak pertamanya, yang saat ini kondisinya sudah mulai membaik juga sangat terkejut melihat suara isak tangis yang begitu memilukan dan penuh kesedihan itu.

Wanita yang tidak lain adalah Ratna.

Sebelumnya Bagas juga merasa bingung kenapa tiba-tiba istrinya menangis. Namun, saat membaca sebuah surat yan tergeletak di atas meja, tiba-tiba tubuhnya membeku.

Bukan hanya membeku, tapi juga mulai bergetar dengan hebat dan tanpa sadar, air mata juga mulai menggenang di pelupuk matanya.

Seumur-umur, dia tidak pernah menangis. Tetapi untuk pertama kalinya, dia benar-benar menangis. Dan tidak tahu harus berbuat apa.

"Ayah! ..Bayu Yah..Bayu!" ucap Ratna sambil terus menangis sesenggukan, bahkan ia sampai tidak mampu teruskan kata-katanya.

Iya bu..aku tahu.." kata Bagas sambil memeluk tubuh istrinya, mencoba menenangkannya Degan terus menerus menepuk punggungnya dengan lembut, meskipun saat ini hatinya saat dilanda oleh kekacauan yang luar biasa.

Sementara itu, di tempat lain, lebih tepatnya di desa Cilangkap, pagi itu dikejutkan dengan penemuan jenazah dengan kondisi yang sangat mengenaskan.

Wajahnya hancur tak bisa dikenali lagi. Sementara bagian tubuh lainnya juga tak kalah mengenaskannya, entah itu tangan kaki atau bagian tubuh yang lain semua tulangnya patah dan hancur. Bahkan orang-orang yang pertama kali melihatnya langsung muntah ditempat Karena tidak tahan melihat betapa parahnya kondisi sang jenazah.

Dan ini membuktikan jika sebelum meninggal korban dibantai dengan sangat kejam.

Polisi sendiri juga segera melakukan evakuasi dan identifikasi terhadap korban. Setelah melakukan penyelidikan akhirnya diketahui jika korban tersebut adalah seorang remaja yang umurnya mungkin sekitar 16 tahun kelas 2 SMP bernama Rio.

Pihak kepolisian sendiri mengalami beberapa kendaraan saat melakukan proses identifikasi. Dikarenakan wajah korban yang hancur, maka pihak kepolisian tidak bisa mengandalkan pengenalan visual.

Oleh karena itu, mereka memeriksa barang-barang yang ditemukan di lokasi kejadian. Sebuah tas sekolah yang tergeletak tidak jauh dari tubuh korban menjadi petunjuk awal untuk melakukan identifikasi. Di dalamnya ditemukan beberapa buku catatan, sumber jadwal pelajaran, dan sebuah dompet kecil yang berisi kartu pelajar dengan nama Rio Wicaksana.

Jika hanya itu, maka kesimpulannya masih sangat lemah. Karenanya, mereka juga mulai bergerak untuk menghubungi pihak sekolah dan keluarga untuk pencocokan data. Ada sebuah laporan dari pasangan suami istri yang menyatakan jika mereka kehilangan anak mereka sejak semalam.

Pihak kepolisian juga mulai memintai keterangan dari berbagai pihak mengenai ciri-ciri fisik dan barang bawaan serta juga segala sesuatu yang mengarah pada korban.

Ada juga pencocokan catatan medis dan gigi dari puskesmas tempat korban pernah berobat. Hasilnya, susunan gigi dan bekas tampilan di gigi geraham kiri bagian bawah cocok dengan catatan yang dimiliki dokter gigi tersebut. Dengan bukti-bukti tersebut, identitas korban akhirnya dipastikan dan dia memang benar-benar Rio.

Orang tua korban, terutama ibunya, benar-benar menangis dan meraung seperti orang kesurupan. Anak semata wayangnya meninggal dengan kondisinya begitu mengenaskan, tanpa bisa diketahui siapa pembunuhnya.

Wanita itu meraung dan menangis jadi-jadinya seperti kuntilanak merah yang kehilangan arah.

Dia memukul-mukul dada suaminya.

"Siapa? Siapa yang melakukan ini kepada anakku? Aku ingin pelakunya ditemukan. Aku ingin mencabik-cabik tubuhnya dan memakan jantungnya."

"Aku ingin dia merasakan penderitaan yang lebih buruk daripada kematian." raungnya dengan mata merah. Air mata terus mengalir, membasahi wajahnya.

Orang mendengar raungan wanita itu, tubuh mereka semua bergetar dan mereka bergidik ngeri. Bayangkan wanita ini ingin mencabik-cabik pelakunya dan memakan jantungnya. Ucapan seperti itu sungguh benar-benar menakutkan.

Sementara, sang suami hanya terdiam, namun yang jelas ada api kemarahan yang melintas di matanya yang tajam. Melihat kondisi jenazah anaknya yang begitu tragis dan mengenaskan, tangannya terkepal erat dan ia bersumpah. Pasti akan menemukan pelaku yang melakukan hal ini kepada anaknya dan membalasnya seratus kali lipat.

Jika mengidentifikasi korban bisa dilakukan, akan tetapi untuk menangkap pelaku kali ini pihak kepolisian benar-benar mengalami kesulitan.

Ini karena perbuatan pelaku dilakukan di sebuah gang yang benar-benar sepi. Tidak ada saksi mata, atau satu pun petunjuk yang mengarah kepada sang pelaku pembunuhan.

Jadi, polisi menyimpulkan jika hal ini dilakukan oleh seorang psikopat sadis yang memiliki hobi menyiksa dan membunuh. Untuk kedepannya, penyelidikan masih akan terus dilakukan.

Faktanya, mereka tidak akan menduga jika yang melakukannya adalah Bayu, yang mana dia adalah seorang anak yang masih berusia 13 tahun. Untungnya Bayu melilit kedua tangannya dengan rantai sepeda, sehingga saat memukuli tubuh Rio itu bisa menutupi jejaknya karena kulit Rio berbenturan dengan besi bukan langsung berbenturan dengan kulitnya secara langsung.

Kembali ke Desa Cipayung. Di mana sebuah keluarga yang dulunya harmonis dan ramai dengan gelak tawa. Kini menjadi sangat sepi dan hening.

Itu tidak lain adalah keluarga Ratna dan Bagas. Suami istri itu kini lebih banyak termenung tanpa terdiam, tenggelam dalam pikiran masing-masing.

Namun yang jelas, semua hal ini dikarenakan kesedihan dan ketidakberdayaan mereka yang begitu mendalam. Atas segala permasalahan yang begitu rumit bahkan dalam imajinasi terliar mereka sekalipun mereka tidak bisa membayangkan hal ini akan terjadi.

Mereka sangat menyadari apa yang dilakukan oleh Bayu, anak mereka.

Jika itu menyangkut keadilan untuk kakaknya, dimana hukum tidak bisa memberikan keadilan dengan benar artinya anaknya benar-benar melakukan tindakan kriminal, yaitu pembunuhan.

Dan bukti itu diperkuat dengan ditemukannya jenazah Rio, sang pelaku pembulian yang sebelumnya menyiksa kakaknya dengan sangat kejam. Berita ini bahkan sudah menyebar di berbagai surat kabar yang pastinya sudah diketahui di berbagai macam tempat.

Orang-orang kampung sendiri juga sangat terguncang dengan kabar ini. Namun, tidak ada sedikit pun yang mencurigai jika Bayu yang melakukannya. Tetangga-tetangga Ratna hanya bertanya ke mana Bayu pergi karena dia tidak terlihat beberapa hari ini.

Mereka bertanya bukan karena kecurigakan, tetapi karena Bayu memang anak yang sangat ramah kepada siapapun. Sehingga ketidak hadirannya benar-benar membuat perubahan suasana yang begitu mencolok dan terasa agak janggal.

Mendengar itu. Ratna hanya tersenyum dan mengatakan, Jika Bayu tinggal di rumah kerabat suaminya dan mungkin nanti akan meneruskan sekolah di sana.

Mendengar hal itu, sang tetangga hanya menangguk-anggukkan kepalanya tanpa menaruh kecurigaan sedikit pun.

Faktanya, saat mengatakan itu, Ratna sekuat tenaga menahan tangis, hatinya terasa teriris. Seolah ada ratusan benda tajam yang menancap di dalam hatinya.

Rasa sakit. Rasa kehilangan. Dan entah bagaimana nasib anaknya itu yang terkatung-katung dengan tidak jelas, dan kemungkinan menjadi buronan di luar sana. Benar-benar menjadi beban pikiran yang menjadi pergulatan hebat di dalam hatinya.

Di sisi lain, Intan sang kakak, saat ini juga lebih banyak diam dan merenung. Saat membaca surat dari adiknya, dirinya juga tak kuasa menahan tangis. Tubuhnya bahkan mulai gemetar hebat. Dan saat itu juga, rasa trauma dan mentalnya yang sebelumnya lemah seolah terbangkitkan kembali.

Adiknya, adik sematawayangnya, bahkan dalam melakukan hal yang begitu besar kepadanya. Pengorbanan yang dia sendiri bahkan tak pernah bisa membayangkannya.

Tidak mengatakan apapun, tetapi faktanya, kata-kata yang diucapkan oleh Bayu mengenai

"Mulai sekarang, kakak bisa hidup dengan tenang, karena tidak akan ada yang mengganggumu lagi."

Benar-benar menjadi kalimat penghibur sekaligus kalimat yang begitu menyayat hati baginya. Begitu besar pengorbanannya dilakukan oleh adiknya untuk menghilangkan rasa traumanya.

Akhirnya, setelah menghapus air matanya dengan kasar, tangannya mulai terkepal dan ia mulai berdekat.

"Aku tidak boleh lemah. Aku harus kuat, aku harus belajar dengan rajin, aku harus membuktikan jika aku hidup dengan baik. Agar jika suatu saat nanti Bayu pulang, dia bisa merasa lega karena melihat kondisi kakaknya sudah baik-baik saja sesuai dengan yang dia inginkan."

"Bayu, terima kasih banyak, Dek. Semoga Allah selalu melindungimu dimanapun kamu berada. Kakak tidak tahu harus berkata apa dengan semua pengorbanan yang kamu lakukan. Namun kakak berharap kamu selalu sehat." ucapnya, dan detik kemudian air matanya mulai jatuh berderai.

Ya, lagi-lagi Intan menangis, sekuat apapun ia menahan air matanya. Pada akhirnya air mata itu jatuh dan mengalir dengan sendirinya. Seperti hujan yang tidak bisa dicegah.

Jika saat ini Intan berusaha menguatkan hatinya untuk bangkit dari keterpurukan. Berbeda jauh dengan sahabatnya yang bernama Bella.

Membaca surat kabar tentang kematian Rio yang pembunuhnya tidak jelas membuat pikirannya menjadi kacau. Sejenak berbagai dugaan liar mulai menari-nari di pikirannya.

"Apakah Bayu yang melakukannya?"

"Ah...Tidak mungkin! Apa sih yang aku pikirkan?!"

"Bayu kan masih anak-anak. Mana mungkin dia berani melakukannya."

Pemikiran semacam itu terus menerus memenuhi kepalanya, hingga pada akhirnya dia menghala napas panjang dan berusaha mengabaikannya.

Terlepas dari itu semua, dia sangat bersyukur dan berbahagia untuk sahabatnya karena saat ini orang yang menjadi sumber trauma-nya sudah meninggal dunia sehingga kehidupannya bisa menjadi jauh lebih tenang.

Sementara siswa menjadi korban penindasan dan para siswi yang menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh Rio di waktu dia masih hidup benar-benar menangis bahagia karena merasa bersyukur karena sosok iblis yang selama ini mengganggu mereka benar-benar telah lenyap dari dunia ini.

Alih-alih mengutuk sang pelaku, mereka justru sangat berterima kasih dan mendoakan sang pelaku di mana dia berada. Semoga dia baik-baik saja. Jika di mata orang lain pelaku itu adalah orang jahat, akan tetapi di mata mereka sang pelaku itu adalah Malaikat Perlindung yang membela keadilan ketika hukum tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Ketika hukum tidak bisa membela mereka dan justru berpihak pada mereka yang lebih kaya dan lebih berkuasa.

Memang demikian, ketika hukum dan para penegak hukum bisa dibeli dan dimanipulasi, maka saat itulah salah satu pilar yang menopang negara ini akan runtuh.

Jangan pernah mengharapkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa, jika tindakan seperti ini masih merajalela.

Mari kembali ke Bayu.

Setelah selesai makan dengan kenyang, akhirnya Bayu memutuskan untuk berjalan-jalan atau sekedar nongkrong di area dekat dengan stasiun.

Hanya dengan nongkrong di tempat seperti ini dan melihat situasinya secara nyata, barulah ia bisa merasakan betapa kerasnya kehidupan di jalanan.

Baru saja dia menemukan tempat yang nyaman untuk duduk. Tiba-tiba terdengar teriakan dari seorang wanita paruh baya.

"Tolong! Tolong! Copet! Copet! Ada Copet!"

Seketika Bayu mengedarkan penglihatannya, dan akhirnya dengan jelas ia melihat jika saat ini ada seorang remaja berusia sekitar 19 tahunan sedang berlari kencang sambil membawa sebuah tas.

Gerakannya sangat gesit dan lincah seperti seekor Cheetah.. bahkan beberapa orang yang mengejarnya dari belakang merasa kewalahan.

"Menarik." ucapnya Bayu sambil mengangkat sudut bibirnya.

Ia mulai berlari mengejar remaja tersebut dengan kecepatan yang cukup untuk membuat orang-orang takjub.

1
Pakde
up
Pakde
up dong thor
EsTehPanas SENJA
laporin! usut! keluarin! penjara! dulu kan ada penjara khusus anak ... buat model gini nih! hobby kok bullying 😳😳😳
EsTehPanas SENJA
betul..InsyaAllah berlipat ganda kalau rajin sedekah 🤲🏻👍🏻
Pakde
lanjut
Pakde
up
Pakde
lanjut
Pakde
up
Pakde
lanjut thor
EsTehPanas SENJA
kaya gimana ya pasar pondok gede tahun 80an? mamak pindah ke jatiwaringin itu 1990 tadinya rumah mamak di Benhil
EsTehPanas SENJA
weh weh weh tubrukan bibir 🤣
EsTehPanas SENJA
sama ini thor jaman 80an kata mamaku masih SMA . belum pakai SLTA. sama aja nanti ada SMEA, STM,SMIP,SMF Karena belum pakai SMK 🤭
Pakde
up lagi dong thor
Pakde
wah bagus sekali thor
EsTehPanas SENJA
niat baik pasti hasilnya bakal lebih kok 👍🏻
EsTehPanas SENJA
nah iya... ingat jualan ingat berbagi 👍🏻👍🏻👍🏻
EsTehPanas SENJA
kata SLTP itu baru dipakai pertengahan 90an thor .. kalau 80an yah istilahnya SMP 🙏🏻
🟡@🍾⃝ ͩAᷞғͧɪᷡғͣ Gemoy DLUNA: iyakah..oke...nnt di perbaiki.. terimakasih atas koreksinya😊
total 1 replies
EsTehPanas SENJA
iya opungku ( nenek ) tahun segituan jajannya 75 rupiah itu udah bisa dipake nabung lho sisanya 🤣
EsTehPanas SENJA
nah iya bawa banyakan lagi lah buat besok 👍🏻
Pakde
up thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!