Kehancuran yang Siska alami setelah kehilangan sang bayi, hasil dari pelecahan yang ia alami. Dan juga sang kekasih yang masuk ke dalam penjara atas pembalasan dendam yang ia lakukan atas pembunuhan anak dari Siska sendiri. Membuat Siska depresi dan memilih jalan pintas untuk bunuh diri, agar semua masalah di hidupnya berakhir dengan cepat. Justru membuat dia hidup dalam lembaran yang baru dan dengan identitas baru setelah kehilangan ingatannya. Dan semua masa masa kelam serta kebahagiaan yang ia alami sebelumnya.
Siska mengalami amnesia dan menikah dengan pria yang sebelumnya melamarnya. Hingga hidup bahagia bersamanya, sebelum takdir kembali mempertemukan dia dengan orang yang ia cintai, yang baru saja bebas dalam penjara. Dan hal itu membuat Siska merasa ada hal yang aneh ketika ia melihatnya, sampai tanpa sadar Siska kembali teringat sesuatu tentang pria bernama Hamdi tersebut, yang membuat degub jantungnya kembali berdetak tak seperti sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sari Nurdiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cium kening?
Siska merasa kepalanya begitu sakit dan pusing, apalagi kala ia kembali mencoba mengingat apapun yang tak ia ingat saat ini.
Jonathan masih berusaha untuk menenangkan Siska, memeluknya dan bahkan mencium keningnya meskipun wanita itu terus saja berontak dan ingin menjauh darinya..namun Jonathan masih bersikukuh untuk menenangkannya dan membuat Siska kembali tenang seperti sebelumnya.
Jonathan merasa apa yang menimpa Siska bukanlah salahnya. Namun iapun tak bisa terus terusan diam seperti ini ketika Siska merasa cemburu ,.meskipun ini di picu oleh dirinya.
"jangan lakukan apapun sayang..jangan lukai dirimu.. aku minta maaf ya..aku minta maaf. Aku dan Nadin tak punya hubungan apa apa, Jadi Jangan kau berpikir untuk menyakiti dirimu lagi" pinta Jonathan yang membuat Siska pun sedikit reda.
"lalu siapa Hamdi? Kenapa kamu malah mengungkitnya lagi? Aku tak tahu siapa dia! Aku tak tahu dia yang mana dan aku tak tahu apa yang harus aku perbuat lagi setelah kamu mengatakan itu, karena aku pun tak tahu apapun tentang masa laluku. tolong jangan buat aku berada di situasi yang membingungkan Jo..aku tak ingat apapun tapi aku melihat ada sedikit hal yang ganjal dari tatapan mu pada wanita bernama Nadin itu. apalagi saat ku tahu kau begitu menginginkan anak setelah kamu bertemu dengan putri kecil itu. Aku curiga jika kamu memiliki hubungan dengan dia aku curiga kala kamu Memang pernah memiliki hubungan dengannya..benar begitu bukan?" tanya siska kembali memastikan.
Jonathan sejenak terdiam sebelum akhirnya menggelengkan kepala. Ia tak tahu harus mengatakan hal sejujurnya pada Siska setelah apa yang dia perbuat sebelumnya. namun ketakutan Jonathan untuk kehilangan Siska begitu besar sehingga ia pun tak mau jujur mengatakannya.
"aku bersumpah bahwa aku tak punya hubungan apapun di masalalu dengan dia. Jadi jangan katakan hal itu lagi..jangan bahas Nadin lagi di rumah ini, dan jangan katakan curiga lagi. Mengerti?" tanya pria itu pada Siska yang hanya mengangguk.
********
Siang ini Jonathan sengaja pergi menuju mall terdekat untuk membeli ponsel baru yang akan ia isi dengan kartu yang telah ia berikan nomornya pada Nadin, jiak sewaktu waktu wanita itu membutuhkan uang untuk anak mereka yang bahkan belum di ketahui benar atau tidaknya itu adalah anak dari Jonathan sendiri..
Namun dari wajah anak itu, Jonathan pun telah mengerti dan sadar jika itu adalah anaknya sendiri. karena ada beberapa bagian wajah yang cukup mirip dengannya dan ada tanda lahir yang sama juga di daerah leher Cia yang sama persis seperti yang di miliki Jonathan.
"yang ini kayaknya bagus" gumam Jonathan pelan sebelum akhirnya ia pun meminta sang pelayan untuk membungkus handphone pilihannya dan ia pun membuat sesuai dengan nominalnya
Jonathan menenteng ponsel itu dengan santai dan memasukkan nota pembeliannya ke dalam saku jas kerjanya. Sebelum ia pun berniat untuk mencari makanan siap saji untuk ia makan siang ini. Sebab Siska tak membuatkannya tadi pagi.
Jonathan melangkahkan kaki menuju salah satu gerai ayam goreng, dan memesan dua potong ayam serta satu bungkus kentang untuknya makan di tempat tersebut sendiri. Sebelum akhirnya seorang wanita dengan anak kecil pun berlari ke arahnya dan hal itu membuat Jonathan cukup terkejut tentunya.
"ayah!" teriak Cia dengan kencang, yang membuat Jonathan pun membuatkan matanya dan terkejut setelah melihatnya.
anak itu tanpa basa basi memeluk tubuhnya dan meminta untuk duduk di atas pangkuannya. Padahal Nadin telah melarang anak itu untuk bersikap terlalu berlebihan pada Jonathan..sebab ia pun tak enak jika sampai Siska melihatnya.
"cia mau gendong ayah! Mau gendong!" rengek anak itu pada Jonathan, yang tersenyum dan lantas memangkunya
Nadin tampak celingukan ke kanan dan ke kiri, seolah mencari sesuatu yang tak ia lihat saat ini. Hingga Jonathan pun peka dengan apa yang wanita itu lakukan di depannya saat ini, sampai akhirnya ia pun bertanya apa yang Nadin tengah cari.
"kau sedang cari siapa? Kamu kemari dengan seorang pria?" tanya Jonathan pada Nadin yang lantas menatap ke arahnya.
"eh maaf, tidak. Aku tidak sama siapapun..aku hanya takut jika istrimu itu marah dan salah paham dengan apa yang aku lakukan bersama dengan Cia padamu. Aku tak mau rumah tangga mu hancur karena ku jadi aku mau pergi lagi seorang Jo" jawab wanita itu dengan pelan.
"aku kemari hanya sendiri juga. Ini baru beli ponsel baru untuk ku taruh kartu khsus untuk menghubungimu" ungkap Jonathan yang membuat Nadin pun terkejut.
"menghubungiku?" tanya wanita itu memastikan.
"ah maksudku untuk menghubungi anakku. aku kemarin memberikan kartu nama kantor padamu jadi pastinya Siska akan tahu pesan kita ataupun telpon yang mungkin kau lakukan, karena dia sering memakai ponselku juga. Aku tak ingin Siska salah paham dengan hubungan kita yang hanya terikat oleh Cia saja,jadi aku ingin menggunakan ponsel khusus untuk menghubungimu ketika rindu pada Cia dan kau paham kan maksudku Nad?"
"kamu membeli ponsel baru tapi memakai kartu itu. Lebih baik kamu beli saja Stau lagi nomor telpon untuk menghubungiku, karena suatu saat pasti istrimu itu akan sadar jika kartu yang ada di ponselnmu itu hilang dan nomor itu penting juga bukan untuk menghubungi klien penting" Saran Nadin yang baru terpikirkan oh Jonathan.
"ayah cia boleh makan ayam punya ayah?" tanya anak itu dengan lucu yang tentu saja di perbolehkan oleh pria itu.
"tentu saja, kamu boleh minta apapun sama ayah. Kamu mau es krim juga? Ayah akan pesankan"
"kamu mau makan juga nad? Biar aku pesan sekalian" sambung jonathan dengan ramah, pada wanita yang telah melahirkan keturunan untuknya.
"ah aku tidak lapar, aku sudah makan tadi. Cia pun sudah ku berikan makan tadi di ruang, namun entah kenapa dia malah meminta makananmu maafkan aku ya Jo" jawab wanita itu yang membuat Jonathan tersenyum.
"tak papa, dia memang pantas untuk meminta apapun yang dia mau padaku. Aku ayahnya dan dia punya hak untukku dan apapun yang aku punya..aku akan membelikan es krim untuk mu dan kita bisa makan bersama nanti. Tunggu ya"
Jonathan pergi berlalu meninggalkan Nadin dan juga anaknya di meja itu. sedangkan dia pergi menuju restoran dan membeli tiga es krim rasa strawberry untuk putrinya dan juga Nadin, dan tentunya untuk dirinya sendiri juga .
"jadi berapa mbak?" tanya Jonathan seraya mengeluarkan kartu ATM nya.
"jadi empat puluh tujuh ribu tiga ratus pak" jawab wanita bertopi itu pada Jonathan yang dengan cepat memberikan kartu tersebut.
"Terimakasih"
Jonathan kembali masukkan dompet itu ke dalam saku celananya dan dengan hati hati memegang ketiga es krim itu di tangannya. Namun belum sempat ia berjalan ke meja dimana Nadin dan anak itu berada. Tiba tiba ia di kejutkan oleh Zidan yang terlihat sedang berjalan dengan beberapa kliennya.
Jonathan tentu saja panik dan terkejut sampai pucat pasi. Ia takut jika Zidan sampai tahu bahwa ia sata ini tengah bersama dengan wanita lain, dan tengah bersama anak kecil yang tak lain adalah anaknya sendiri. sehingga ia pun berpura pura untuk tak melihatnya kini. Dan memilih untuk membalikan badan serta memakan satu cone es krim di tangannya sekarang.
Dingin dan ngilu sudah pasti ia rasakan saat itu..namun tak ada pilihan lain selain dia memakan es krim itu dengan cepat, agar Zidan tak curiga jika dia membawa es krim tiga sedangkan meskipun dengan Siska pasti mereka berdua hanya membeli dua.buah saja.
Jonathan mengelap mulutnya yang sebelumnya tampak belepotan dengan es krim di sudut bibirnya. Dan mulai kembali memegang dua es krim itu seperti biasa, sebelum akhirnya ia pun brani menghadapi Zidan yang juga sadar akan hadirnya.
"eh kamu disini Jo? Sedang apa? Oh libur kerja? Siskanya mana?" tanya pria itu tanpa henti, seraya menyalami Jonatan dan meminta Jonathan untuk bersalaman dengan kolega di dekatnya.
dengan sebelah tangan memegang dua eskrim, Jonathan tampak tersenyum pada mereka saat ini, dan berbicara pada Zidan, menjelaskan situasi yang ada.
"ah itu, Siska ada di toilet. Kebetulan hari ini Siska gak masak makanan untuk makan siang, jadi aku beli saja disini sekaligus ajak dia jalann jalan" jawab jonathan dengan berbohong tentunya..
"Oalah ternyata kamu ini masih saja suka bersikap manis, walaupun usia pernikahan kalian sudah menginjak satu tahun lamanya. Gak salah aku pilih kamu sebagai adik iparku. Oh ya, salam untuk Siska ya, nanti hari Minggu main ke rumahku karena akan ada makan makan disana sama ibu. aku permisi dulu ya Jo" ucap Zidan sebelum pergi meninggalkannya sekarang.
Jonathan tersenyum getir menatap nya yang sebentar lagi akan berjalan melewati Nadin dan juga Cia, dan saya Zidan melewatinya, Cia pun menoleh ke arah Jonathan. Dan berteriak memanggilnya sebagai ayah.
"ayah!" teriak Cia kencang yang membuat Zidan menatap ke arah Jonathan dan Jonathan pun terkejut bukan main tentunya.
Nadin yang melihat wajah Jonathan pucat, latasmecegah Cia untuk turun dari bangkunya. sedangkan Zidan masih melihat ke arahnya dengan tatapan tajam. sebelum akhirnya ia pun melihat ke arah belakang Jonathan yang terdapat seorang pria tengah membawa boneka di tangannya, sehingga ia pun mengira jika pria itu adalah orang yang cia maksud .
Zidan tersenyum dan kembali berjalan bersama senang klien kliennya, sebelum akhirnya Jonathan pun bisa bernafas lega karena tak jadi mati hari ini di tangan Kaka iparnya. sampai ia pun mengelus dada dengan pelan dan duduk di bngku Nadin dengan lutut yang terasa lemas.
"ini es krimnya, makan dan habiskan ya sayang" ucap Jonathan sebelum mendapatkan pernyataan dari Nadin sekarang.
"itu yang tadi kakaknya Siska ya? Mas Zidan? Untung saja tak ketahuan" lirih wanita itu yang juga takut jika sampai Jonathan mendapatkan masalah.
"jika saja pria itu mengetahui hal ini maka mati lah aku Nad" ucap Jonathan seraya terkekeh ke arah wanita yang tampak tersenyum di depannya.
"oh ya kamu makan ini ya, sama cia. Aku akan balik lagi ke kantor sekarang. Aku hanya akan ambil ini satu dan jangan sisakan kecuali tulangnya saja ya" canda jonathan pada Cia yang tersenyum menatapnya.
"tapi es krim ayah mana?" tanya gadis kecil itu yang membuat Jonathan mengelus pucuk kepalanya.
"tadi ayah haus, jadi ayah makan di jalan sebelum kemari. Kamu jaga ibu ya. Ayah mau kerja dulu. Bye bye" ungkap Jonathan yang membuat cia pun cemberut.
"kenapa? Kenapa kamu cemberut? Nanti ayah telpon kamu ya sayang. jangan marah"
Cia tampak terdiam sejenak sebelum mengungkapkan isi hatinya.
"cia pengen di cium pipi sama ayah. Cia pengen kaya Azura"
Sontak saja Jonathan terdiam, begitu juga dengan Nadin sekarang..
Jonathan mendekatkan wajahnya ke arah pipi anak itu sebelum menciumnya dan kini ia pun tersenyum melihatnya.
"lalu cium kening ibu" pinta Cia yang jelas tak bisa di realisasikan oleh Jonathan saat ini.
"maaf ayah gak bisa"
"kenapa gak bisa? Ayah Azura saja tiap pagi cium kening ibu Azura!" bentak anak itu dengan bibir kecilnya..