Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ungkapan Cinta Yang Sia-sia
Ketika dunia tidak pernah berpihak padanya, semu harapan yang dia perjuangkan, harus hilang dalam sekejap. Hancur berantakan, dan semuanya menjelma kabut dan hilang dari pandangan. Sudah tidak ada lagi harapan yang perlu diperjuangkan. Sekarang hanya perlu pergi dan biarkan dia bersama dengan perempuan yang dicintainya.
Waktu berlalu, tanpa bisa menghindari perasaan cinta. Dunia seakan berubah dalam waktu sekejap, namun hati dan perasaannya masih saja sama. Sekarang yang tidak bisa dihindari adalah luka yang masih tersisa.
Seorang perempuan berdiri di balik kaca jendela sebuah kamar. Setelah keadaannya pulih, akhirnya dia bisa kembali dengan kehidupan yang mungkin akan jauh berbeda dari sebelumnya. Dunianya akan berubah sejak dia memutuskan untuk pergi dan meninggalkan pria yang paling dicintainya.
"Memulai lagi hidup baru, kamu pasti bisa Airin. Ini bukan hal yang berat seharusnya, karena kamu sudah terbiasa memendam semuanya sendiri dan menjalani hidupnya seorang diri"
Airin menghembuskan nafas panjang, dia berbalik dan berjalan ke arah sofa, mengambil handuk yang tadi sempat dia letakan disana. Lalu pergi ke kamar mandi. Hari ini adalah hari pertama dia memualai aktivitas baru dalam hidupnya, setelah dua bulan dia hanya berdiam diri untuk pemulihan dirinya pasca melakukan operasi.
Airin sudah siap dengan pakaian kerja yang biasa dia gunakan. Mengmabil map berwarna coklat berisi lamaran kerja yang akan dia bawa. Sekarang Airin akan memulai bekerja lagi, mencari pekerjaan baru lebih tepatnya. Karena dia juga belum tahu akan bekerja dimana, di tempat dan daerah yang baru ini.
Airin mengambil ponselnya, menelepon Ayahnya. Meski tidak telalu dekat dengan sang Ayah, Airin tetap mengabari. Dia hanya mengatakan jika ini sudah menjadi keputusannya, Airin hanya bilang dia ingin pisah dengan Lion dan akan memulai hidup baru. Dan memohon pada Ayahnya untuk tidak memberitahu keluarga Demitri siapapun itu dengan keberadaannya ini.
"Pa, Perusahaan apa yang Papa ucapkan kemarin? Aku lupa. Sekarang aku akan pergi mencari pekerjaan"
"Kamu yakin akan langsung mencari pekerjaan? Keadaanmu?"
"Aku sudah baik-baik saja, Pa"
Airin tetap merasa hangat ketika Papanya masih saja menunjukan sedikit peduli padanya. Meski terkadang itu terasa canggung bagi mereka yang tidak mempunyai kedekatan seperti Ayah dan anak pada umumnya.
Akhirnya setelah Papa mengatakan nama Perusahaan yang dia cukup kenal dengan pemiliknya, maka Airin pergi kesana untuk memasukan lamaran kerja.
Turun dari taksi, Airin menatap bangunan gedung di depannya ini. Menghembuskan nafas panjang untuk menyemangati dirinya sendiri. "Baiklah Airin, saatnya memulai kembali hidup yang baru dan dunia yang baru"
Airin melangkahkan kakinya masuk ke dalam Perusahaan itu. Hal yang akan merubah dunianya. Airin akan kembali pada Airin yang hanya sendiri, tidak mempunyai suami, dan menjalani kehidupannya sendiri.
*
Dunia yang sama-sama berubah, namun berbeda. Disini, Lion masih dengan rasa penyesalannya dan mencari keberadaan Airin. Meski belum mendapatkan kabar apapun tentang pencarian Airin, namun dia tetap berusaha.
Hidupnya tetap berjalan, tapi terasa hampa. Seolah tidak ada lagi tujuan sekarang, dia hanya pergi ke Kantor dan kembali ke rumah setelah bekerja. Wajahnya dingin, namun menunjukan kesedihan yang mendalam. Mulai membangun dinding tinggi dari semua orang, menutup diri, dan jadi Lion yang lebih pemarah.
Baiklah, dunianya memang telah hancur sejak kepergian istrinya. Sebuah penyesalan yang membelenggu hatinya sampai sekarang. Rasa sakit semakin terasa, ketika dia mengingat semuanya tentang Airin.
Brak... Seseorang yang berdiri di depan meja kerja pemimpin Perusahaan ini sampai terlonjak kaget dengan gebrakan meja itu. Tangannya bergetar, bahkan kakinya seolah tidak bisa lagi menopang berat tubuhnya.
"Berani sekali kau mencuri 10% dari dana Perusahaan untuk pembangunan Mal itu. Kau pikir kami tidak tahu dengan ulahmu"
Tatapan yang tajam di balik kacamata itu begitu tajam dan menusuk. Membuat si lawan bicara tidak mampu mengatakan apa-apa. Sudah bergetar ketakutan lebih dulu.
"Ma-maafkan saya, Tuan. Sa-saya akan mengganti.."
"Mengganti kau bilang?! 10% dari dana yang disediakan, itu bukan jumlah yang sedikit. Dan kau menggunakan uang itu demi kepentingan diri sendiri!"
Lion berjalan ke arahnya dengan membawa map laporan keuangan ditangannya. Dia melemparkan map itu tepat ke wajah pria yang bertugas bertanggung jawab atas proyek baru Perusahaannya.
"Yuka, serahkan semua bukti dan bawa dia ke Kantor Polisi"
Pria itu langsung luruh, dia berlutut di depan Lion. Memegang kaki panjangnya. Memohon dengan sangat. "Saya mohon Tuan, tolong jangan laporkan saya ke polisi. Saya punya keluarga dan saya harus membiayai mereka. Jangan laporkan saya ke polisi, Tuan. Saya mohon"
Lion hanya tersenyum tipis, dia menendang tubuh pria itu hingga terjengkang. "Kau pikir kau siapa bisa memohon padaku? Jika kau tidak ingin menerima konsekuensinya, maka jangan pernah berlaku curang di Perusahaanku! Yuka, bawa dia keluar, aku muak melihat wajahnya"
"Baik Tuan"
Lion berbalik dan melangkah menuju jendela ruang kerjanya ini. Berdiri dengan kedua tangan berada di saku celana. Tatapannya terlihat dingin, namun kesepian, pancaran kesedihan belum hilang di balik wajahnya yang terlihat tenang. Lion melirik ke arah meja kerjanya, disana terpajang foto dirinya dan Airin saat mereka berada di Pantai. Benar, foto itu hanya menjadi kenangan sekarang.
"Kapan kamu kembali? Masih belum puaskah marah padaku?"
Lion menghembuskan nafas kasar, dia menatap pemandangan diluar jendela. Orang-orang di bawah sana seperti bidak catur dalam pandangannya. Dunia terlihat sibuk, tapi Lion tetap terjebak dalam rasa kesepian. Sejak kepergian Airin dua bulan lalu, maka hidupnya tidak lagi sama. Dunianya seolah hancur berantakan dan tidak ada lagi sebuah tujuan. Hatinya terasa kosong, dan hanya kerinduan yang membelenggu.
Lion berjalan ke arah meja kerjanya, duduk dan mengambil figura foto yang berada di atas meja. Menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Mengingat jika saat itu, dia membawa Airin kesana bukan karena dia ingin mengenang Verina. Namun, dia sengaja ingin mengukir kenangan baru dengan Airin. Ketika hatinya sudah mulai terbuka dan menerima Airin.
Hanya saja, dia terlambat menyadari dan mengungkapkan perasaannya.
"Sayang, jika marahmu sudah reda, kembalilah. Aku merindukanmu. Aku berjanji akan merubah semuanya, aku akan membuatmu bahagia. Kembalilah Airin Sayang"
Seandainya dia ucapkan semua itu di saat Airin masih berada disampingnya. Mungkin istrinya akan bertahan dengannya. Salahnya karena sempat goyah hanya karena mengetahui Verina berada di kota ini dan sedang sakit. Namun, perasaannya untuk Verina benar-benar sudah hilang sejak dia menyadari jika kehilangan Airin lebih menakutkan.
Dan ketika dia berada disini, ketika dia menyadari semua perasaannya, Airin sudah pergi. Dia sudah menyerah dengan luka dan rasa sakitnya. Airin telah memilih menyerah dengan dunia pernikahan yang hanya menyakitinya.
Dan ... penyesalan terbesar Lion adalah membuatnya terluka sampai sedalam itu. Mengabaikan perempuan yang mencintainya dengan begitu tulus.
"Aku mencintaimu, Airin. Kembalilah dan aku akan perbaiki semuanya"
Ungkapan yang sudah sia-sia, hanya melayang di udara tanpa ada yang mendengarnya.
Bersambung
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...