Nura sangat membenci Viona seorang gadis sholehah, cantik dan berprestasi di sekolahnya. Di hari ulang tahunnya, Nura merencanakan sesuatu yang jahat kepada Viona.
Dan akhirnya karena perbuatan Nura, Viona menyerahkan kesuciannya kepada pemuda asing.
Viona terpaksa menikah dengan pemuda lumpuh. Setelah hamil, Viona memutuskan lari meninggalkan suaminya dan mencari ayah dari anaknya.
Berhasilkah Viona menemukan ayah dari anaknya?
Ikut ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 Rully
Perjalanan rumah tangga Alvaro dan Viona semakin harmonis. Alvaro memperlakukan Viona seperti seorang ratu di dalam rumahnya. Alvaro tidak mengizinkan Viona mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Kehidupan Alvaro semakin membaik setelah ada Viona. Rezeki Alvaro juga semakin lancar. Viona selalu mengingatkan Alvaro selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah beri dengan berbagi kepada sesama.
Di hari Jumat berkah, Alvaro, Viona, Carlo, Talita, Warda dan Bima berkunjung ke sebuah panti asuhan. Mereka membagikan sembako dan juga memberikan dana untuk keperluan panti asuhan. Tidak lupa anak-anak panti mereka berikan uang jajan di dalam amplop yang mereka bagikan.
Semua pengurus dan anak-anak panti asuhan memberikan doa mereka agar keluarga Alvaro dan Viona selalu diberikan kemudahan dalam segala hal.
"Terima kasih Viona, berkat kamu, kami untuk pertama kalinya menginjakkan kaki ke panti asuhan. Sebelum-sebelumnya kami hanya menitipkan sumbangan kami kepada para karyawan," ucap Carlo.
"Mama jadi terharu lihat anak-anak panti. Semoga kita selalu bisa berbagi kepada mereka," Talita tidak kuasa meneteskan air mata.
"Alhamdulillah Ma, Pa. Alva sangat bersyukur mempunyai istri seperti Viona," tanpa malu-malu Alvaro memeluk Viona di depan keluarganya.
Dari kejauhan Arya menyaksikan kemesraan Alvaro dan Viona. Arya mengepalkan tangannya. Arya tidak percaya Viona kembali pada Alvaro. Padahal sebelumnya Arya berhasil meracuni pikiran Viona.
"Tuhan sangat tidak adil. Mengapa kamu mengirimkan musibah itu kepada kami! Kamu telah memisahkan aku dan Viona!" Arya memaki dan mengacungkan jarinya ke langit.
JGEEEEEER!
Tiba-tiba saja di siang hari yang panasnya membara, kilatan cahaya membelah angkasa. Bunyi gemuruh menggelegar dan petir menyambar sebuah pohon besar di ujung jalan.
CRACK!
Sepotong dahan pohon jatuh mengenai kepala Arya. Arya menjerit sangat kencang. Arya takut ketahuan. Arya masuk ke dalam mobil dan melaju dengan kencang meninggalkan panti asuhan.
Arya bukannya sadar diri, Arya malah mengumpat menyalahkan dahan pohon yang membuat keningnya berdarah. Arya menepikan mobilnya. Arya mengambil kotak obat dan mengobati kepalanya.
Pada saat yang bersamaan, Arya mendapatkan telepon dari Syakira. Syakira sudah mendapatkan informasi siapa yang menghabiskan malam panas beberapa bulan yang lalu dengan Viona di kamar hotel.
"Siapa?" tanya Arya sambil melilitkan perban di atas kepalanya.
"Lu pasti tidak menyangka," terdengar suara Syakira dari balik telepon.
"Siapa!" Arya penasaran.
"Ternyata, laki-laki itu adalah Alva. Aaaaaaaaaa!" Syakira dengan kasar mematikan teleponnya.
"Apa? Jadi Ayah anak yang ada di dalam perut Viona adalah Alva? Kok bisa? Bagaimana mungkin!" Arya memukul setir mobilnya.
Arya kembali memaki, hidup sangat tidak adil. Mengapa Viona harus menjadi milik Alvaro. Apa yang membuat Alvaro lebih unggul darinya.
Arya kemudian menghubungi Raka. Arya ingin bertemu dengan Raka di tempat karaoke miliknya. Setibanya di sana, Arya masuk ke dalam ruangan khusus untuk dirinya.
Arya menyanyikan beberapa buah lagu slow. Arya merokok dan juga minum minuman keras. Pintu terbuka, Raka masuk ke dalam dan duduk di samping Arya.
"Raka, apa benar anak yang dikandung Viona adalah anak Alva?" Arya menatap ke arah Raka.
"Benar Tuan. Ini semua gara-gara Nura. Tapi walaupun begitu, kami berterima kasih kepada Nura. Berkat Nura, Tuan Alvaro dan Nyonya Viona bertemu," ucap Raka.
"Dan, apa Viona sudah tau semuanya?" Arya kembali meneguk minuman keras.
"Iya, Tuan Alva setelah menemukan Nyonya Viona mengakui perbuatannya pada malam itu. Awalnya Nyonya kaget menjauh dari Tuan. Tapi setelah mendengarkan penjelasan dan melihat rekaman CCTV, Nyonya akhirnya menerima Tuan."
"Mengapa Nura membenci Viona? Apa sebenarnya rencana Nura?"
"Nura iri melihat Nyonya yang selalu saja mendapatkan peringkat pertama. Orang tuanya menginginkan Nura harus mendapatkan peringkat pertama. Dan Nura membayar seorang preman untuk merampas kesucian Nyonya pada malam itu. Tapi kenyataannya, Tuan lah yang bersama Nyonya di malam itu."
"Mengapa Alva selalu saja merebut orang yang aku sukai?"
"Maaf Tuan Arya. Tuan Alva lah yang pertama kali bertemu dengan Nyonya. Bukannya Tuan Arya yang mencoba merebutnya dari Tuan Alva?"
"AAAAAAA!"
CRAAANG!
Arya melempar gelas ke lantai. Arya menatap tajam ke arah Raka. Raka berdiri dan dengan cepat meninggalkan Raka. Dan di depan pintu, Raka melihat Nura bersama teman-temannya.
Nura memperhatikan Raka, seperti pernah melihat sebelumnya.
"Apa Anda temannya Tuan Arya?" Raka menunjuk ke dalam.
Nura mengintip ke dalam ruangan. Dan ternyata di dalam ada Arya yang sedang duduk sendirian. Nura tersenyum kepada Raka dan masuk ke dalam ruangan. Raka menutup pintu untuk mereka.
Nura melihat Arya yang meneguk beberapa gelas minuman. Nura duduk di sampingnya. Arya memperhatikan Nura.
"Siapa kamu?"
"Kak Arya masa lupa sih. Aku Nura, sepupu Ka Syakira," jawab Nura.
"Kamu Nura?" timbul niat jahat di benak Arya.
Nura memanfaatkan keresahan hati Arya. Nura mendekati Arya dan menuangkan segelas minuman untuk Arya. Arya juga menuangkan segelas minuman untuk Nura. Mereka minum bersama.
Arya membuat Nura lengah. Arya memasukkan sesuatu ke dalam minuman Nura. Arya bertingkah layaknya orang mabuk. Nura mulai berani memeluk Arya dan mengendus-endus aroma tubuh Arya.
Arya dengan wajah penuh emosi mengikuti permainan Nura. Arya dengan sangat terpaksa memeluk Nura. Dan Nura mulai merasakan pandangannya menghitam. Nura tertidur pulas di pelukan Arya.
Arya dengan kasar melepaskan pelukannya. Nura terjatuh ke lantai dengan pulasnya. Arya memanggil karyawannya dan mencek CCTV, Nura datang bersama siapa.
Setelah mencek CCTV, karyawan Arya memanggil teman-teman Nura dan mengatakan Nura pingsan. Teman-teman Nura masuk ke ruangan Arya dan membawanya pergi.
"Ih, apa-apaan sih Nura pake acara pingsan segala. baru setengah jam sing a song!" kesal Mia.
"Gak seru amat sih!" kesal Olive.
"Sudah biar gue az yang bawa Nura. Kalian happy-happy az di dalam sampai pagi juga. Tolongin gue dulu, masukin Nura ke belakang," kata Rully.
Teman-teman Nura kegirangan. Mereka membantu memasukan Nura ke kursi tengah mobil.
"Val, lu jagain anak cewek sama Edo sana. Nura biar bersama gue," Rully mengedipkan matanya.
Rikval dan Edo sangat mengerti. Rully mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dan memberikan kepada Rikval dan Edo. Rully dengan senyuman melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan tempat karaoke.
Rully jauh melarikan mobilnya sampai keluar kota. Dan sampailah mereka di sebuah rumah besar. Rully masuk ke dalam pekarangan yang luas dan memarkirkan mobilnya.
Rully membuka pintu rumah. Rully kembali ke mobil dan menggendong Nura masuk ke dalam rumah. Rully dengan perlahan membaringkan Nura di atas tempat tidur. Rully sedikit berlari menutup dan mengunci rapat pintu utama dan mematikan lampu.
Rully masuk kembali ke dalam kamar. Rully memperhatikan Nura yang sangat pulas tertidur. Rully mulai menjalankan aksi mesumnya. Selama ini Nura selalu saja menolaknya karena Nura sudah jatuh hati pada orang lain.
"Nura, kali ini, kamu tidak akan bisa lari," Rully mulai menciumi Nura yang terlelap.
Rully mulai melepas semua pakaiannya. Rully mulai mencumbu Nura dengan lembut. Terlihat Rully sangat menyayangi Nura. Tapi hanya ini yang bisa membuat Nura terjerat.
Rully mulai melepas satu persatu pakaian Nura. Ternyata, tubuh Nura merespon setiap sentuhan Rully. Rully mulai menyesap leher Nura dan meninggalkan jejak-jejak merah di tubuh Nura. Rully mulai kehilangan kendali. Rully menyalurkan semua hasratnya pada Nura yang masih tertidur lelap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...