Ayah Anakku Ternyata ... Suamiku
Viona membuka mata. Viona merasakan sakit di kepala dan sekujur tubuhnya. Betapa terkejutnya Viona saat membuka selimut, tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhnya.
Viona beranjak dari tempat tidur, Viona kembali merasakan sakit di area bawah bagian intinya. Viona melihat ada banyak bercak merah di leher dan bagian dadanya.
"Ya Allah apa yang terjadi? Mengapa bisa begini?" Viona berjalan menuju kamar mandi.
Viona membersihkan bercak merah yang ada di leher dan dadanya. Viona terus saja menangis. Viona sama sekali tidak ingat apa yang barusan terjadi.
Viona ingat terakhir kali, mengantarkan pesanan kue ke rumah langganan ibunya. Sepulang dari sana, Viona mendapatkan telepon dari teman sekolahnya yang bernama Nura. Viona datang ke pesta ulang tahun yang di adakan secara dadakan oleh Nura. Viona datang dengan pakaian seadanya tanpa kado ke hotel.
Acara ulang tahun diisi dengan tiup lilin dan makan-makan. Viona meminum minuman yang diberikan Nura khusus untuknya. Setelah itu Viona merasakan sakit kepala. Viona perlahan meninggalkan kamar yang dipesan Nura bersama teman-temannya.
Saat Viona menyusuri lorong hotel, tangan Viona tanpa sengaja membuka salah satu kamar yang ada di sana. Viona terjatuh di lantai kamar sambil memperhatikan sekelilingnya yang terasa berputar. Pandangannya menghitam. Terakhir kali yang Viona rasakan, tubuhnya diangkat seseorang.
Viona memakai pakaian dan menutupi rambutnya yang basah dengan jilbab. Viona mengambil tasnya yang ada di lantai. Viona menemukan kartu debit berwarna hitam dengan secarik kertas bertuliskan 'Di dalam kartu ini ada sejumlah uang, PINnya 424242'.
"Aku bukan gadis semacam itu!"
Kembali Viona menangis meratapi nasibnya. Viona merasa jijik dan kotor. Viona meninggalkan hotel. Di depan hotel Viona bertemu dengan Nura dan teman-temannya.
"Viona, kemana aza kamu?" Nura menghampiri Viona.
Viona hanya diam, Nura mengantarkan Viona pulang ke rumahnya. Dan di sepanjang jalan Viona tidak juga membuka mulutnya. Viona mengucapkan terima kasih dan bergegas masuk ke dalam rumahnya.
Sementara itu Nura tersenyum sinis ke arah Viona. Nura yakin sudah terjadi sesuatu kepada Viona gadis cantik, pintar dalam segala hal, sholehah pokoknya segala hal positif tentang Viona Aisyah.
Nura iri dengan Viona yang selalu mendapatkan peringkat pertama di sekolah. Nura selalu menjadi nomor dua. Padahal Nura lebih cantik dan lebih kaya dari Viona.
"Hallo," Nura mengangkat teleponnya.
"Mana gadis yang kamu janjikan itu? Sudah berapa lama aku menunggu. Kamu gak lagi bercanda kan!" terdengar suara dari balik telepon.
"Lho bukannya tadi dia bersama Abang?" Nura mengernyitkan keningnya.
"Pokoknya ganti rugi! Atau kamu yang akan aku makan!"
Nura mematikan teleponnya. Jadi selama berjam-jam Viona tadi ke mana. Nura membuang handphonenya ke kursi belakang mobil.
Nura berniat menghancurkan kehidupan Viona dengan mengumpankan Viona kepada lelaki hidung belang untuk melepas segel keperawanan Viona. Ternyata rencananya gagal. Nura melajukan mobilnya meninggalkan rumah Viona.
Sedangkan di tempat lain. Seorang pemuda ditemani seorang dokter di sebuah ruangan rumah sakit, terbaring lemah tak berdaya. Pemuda itu baru saja mengalami kecelakaan mobil.
Dari alam bawah sadarnya, pemuda itu mengingat kembali kejadian beberapa waktu yang lalu. Dia bertemu dengan seorang gadis di sebuah kamar hotel. Gadis itu tertidur di lantai. Dia yang pada saat itu dalam keadaan sedikit mabuk, mengangkat gadis itu ke tempat tidur.
Entah apa yang merasukinya, saat itu dia begitu bernafsu memandangi gadis yang terbalut pakaian tertutup. Perlahan dia membuka penutup kepalanya. Nampak lah rambut panjang bergelombang miliknya.
Pemuda itu memandangi wajah gadis itu, hidung mancung, alis matanya tebal bak semut beriring, bibirnya merah seperti buah ceri yang matang. Pemuda itu tanpa sadar membelai lembut wajah gadis itu.
Dan di luar dugaan, gadis itu menarik tangannya. Gadis itu seperti hilang kendali. Gadis itu mengecup bibir dan menciumi pipi pemuda itu. Pemuda itu tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya.
Dan sesuatu yang seharusnya tidak pernah terjadi pada malam itu akhirnya terjadi. Si pemuda di bawah pengaruh alkohol sedangkan si gadis di bawah pengaruh obat perangsang. Mereka berdua melakukan hubungan intim di luar pernikahan.
Selang beberapa jam kemudian, pemuda itu mulai tersadar. Dia sangat menyesali perbuatannya. Sebelum gadis itu terbangun dari tidurnya. Pemuda itu mengeluarkan sebuah kartu dan menulis sesuatu di selembar kertas dan memasukkannya ke dalam tas ransel milik gadis itu.
Pemuda itu melihat tanda pengenal gadis itu kemudian dia memotretnya dengan ponselnya. Pemuda itu bergegas meninggalkan kamar hotel.
Rasa penyesalan teramat sangat menyerang pikiran dan hati pemuda itu. Dia pulang ke rumah. Dia masuk ke dalam rumah dan mencari kedua orang tuanya.
"Ma, Pa, Alva ingin menikah."
"Alva kok tiba-tiba?" Mama Alva memegang kening Alvaro.
"Alva, apa kamu telah berbuat sesuatu?" Papa Alvaro menatap tajam ke arahnya.
"Alva ingin menikahi gadis ini. Ma, Pa, please," sambil memohon Alvaro menunjukkan ponselnya.
"Alva, kamu kenapa? Sebelumnya Mama dan Papa sudah banyak mengenalkan gadis-gadis kepadamu tapi selalu saja kamu tolak. Kenapa harus dia?" Mama Alvaro takut anaknya kena santet.
Alvaro memandangi Mama dan Papanya. Alvaro takut berkata jujur. Alvaro telah merenggut kesucian seseorang. Alvaro harus bertanggung jawab. Tapi, Alvaro tidak sanggup berkata jujur.
Alvaro berlari keluar rumah. Alvaro masuk ke dalam mobilnya. Alvaro mengebut di jalan raya. Dan Alvaro tabrakan dengan mobil yang melaju kencang dari arah depannya.
"Dokter bagaimana keadaan Alva?" tanya Papa Alvaro.
"Cukup parah. Kakinya untuk sementara tidak bisa berjalan," jawab Dokter.
"Tolong Dok, kami ingin Alva sehat kembali," mohon Mama Alvaro.
"Alva selalu menyebut nama Viona. Siapa dia? Saya rasa Alva ingin sekali bertemu dengannya," kata Dokter.
Mama dan papanya Alvaro saling berpandangan. Ke mana mereka harus mencari gadis yang bernama Viona.
🌑 Di rumah Viona.
Viona kembali ke rumah di saat orang tua dan kakaknya sedang tertidur lelap. Viona kembali menangis. Viona sungguh tidak ingat apa yang telah terjadi.
Viona memandangi kartu yang ada di tangannya. Viona ingin sekali bertemu dengan orang yang telah meninggalkan jejak merah di tubuhnya. Viona ingin tahu alasan dia melakukan itu pada dirinya.
Ingin rasanya Viona curhat kepada mamanya seperti biasa. Tapi kali ini rasanya tidak mungkin. Viona mengambil air wudhu, Viona melaksanakan sholat isya. Viona mencurahkan segalanya kepada Sang Pencipta.
"Ya Allah, ampuni dosa hamba. Bagaimana hamba menjalani ini semua. Kasihani lah orang tua hamba. Jangan seret mereka ke dalam dosa hamba. Jangan jadikan hamba penghalang mereka untuk masuk ke dalam surga-Mu. Berikan hamba kekuatan menjalani hidup."
Viona terus berdoa dan tidak henti-hentinya memohon ampun. Masih memakai mukena, Viona tertidur di atas sajadah merah. Viona bermimpi berada di tempat luas yang penuh dengan bunga-bunga.
Viona mendengar suara yang berbisik kepadanya.
"Sabarlah, akan datang sebuah berita untukmu. Terimalah dia, jangan kamu tolak, jangan kamu hindari. Dia akan menjawab semua pertanyaanmu."
Viona terbangun dari tidur singkatnya.
"Berita apa? Apakah ini sebuah petunjuk? Aku akan menunggunya," Viona melepas mukena dan sajadahnya. Viona kembali memejamkan mata menunggu hari esok.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Queen
Jangan jadikan hamba penghalang mereka mask surga 😭😭😭😭. Sholehah.
2025-03-06
7
Queen
Ini namanya bukan iri tapi dengki
2025-03-06
1
Queen
Iya unboxing ank org 😱😱😱
2025-03-06
1