NovelToon NovelToon
Jarum Penunggu

Jarum Penunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Fantasi Wanita
Popularitas:14.5k
Nilai: 5
Nama Author: Muliati Sherina

Betapa hancur hati seorang Alia ketika mendapat tuduhan sebagai pencuri dari Tantenya sendiri, namun yang paling menyakitkan adalah ketika Arya tunangannya percaya akan hal itu.
sehingga untuk membuktikan kebenarannya dilakukanlah ritual oleh seorang dukun, sebuah jarum dimasukkan kedalam sumur, dan siapapun yang menyentuh air sumur itu dan terbukti bersalah maka jarum akan menusuk tubuhnya sampai menemui ajal.
dan hingga akhirnya sampai alia meninggalkan kampung tersebut karena kenyataan anak dari Tantenya telah merebut sang kekasih darinya, dan bagaimana selanjutnya siapakah sebenarnya pencuri itu dan bagaimana kisah cinta dan kesuksesan Alia ikuti kisah serunya disini

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muliati Sherina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jangan ganggu Alia

Akhirnya waktu yang menjawab semuanya, tapi waktu tidak bisa mengembalikan kebersamaan yang pernah ada, ternyata benar penyesalan selalu ada di belakang.

Setelah Bu sari mengalami nasib naas, Arya seperti tersadar dari sebuah kehilafan, membuang batu berlian demi batu akik, tapi sudahlah batu akik juga berharga, setidaknya itu yang dirasakannya sekarang.

Dengan mudahnya dulu dia percaya pada kata kata ibu mertuanya, mencoba memperdayainya dengan fitnah belaka, tapi kalau di pikir pikir, siapa yang salah, dia sendiri yang tidak mencoba mencari kebenaran, hanya pasrah pada keadaan, "Arya...Arya, kamu terlalu bodoh", gumamnya sendiri.

Dan hari ini dia merajut kesendirian, istrinya sudah beberapa hari bersama ibunya, sedang dia sendiri malas berada di sana, mendengar celoteh dan omong besar mertuanya yang membuat telinganya sakit, padahal kenyataan sudah membuktikan kebenarannya.

Arya mengambil ponselnya di atas nakas, mengutak Atik dan mencoba menelpon seseorang, tapi tidak ada respon, "Mungkin dia memblokir nomorku", lirihnya.

Dia mencoba membuka laci nakas, dan menemukan sebuah kartu kecil, di masukkan kedalam hpnya dan mulai menelpon kembali, tertera nomor dilayar hpnya, Masih berdering.

...****************...

"Ayo Al, angkat hpnya", ucap pak Wisnu yang sedang duduk menikmati es teh buatan Bi Sul, usai mereka latihan silat.

"Nggak ada namanya pak!, Seru Alia.

"Angkat aja siapa tau penting, dari tadi bunyi terus", lanjut pak Wisnu.

Dengan malas Alia mengangkat ponsel yang tergeletak di meja plastik di depannya.

"Halo", ucapnya dengan suara acuh sambil menekan tombol loud speaker.

"Halo, Al, Alia tolong jangan matikan hpnya ini aku Arya, aku mau ngomong hal yang penting, please!", ucapnya.

"Mau ngomong apa lagi mas, aku rasa nggak ada lagi yang perlu di omongin, semua sudah usai", ucap Alia.

"Aku menyesal Al, sekarang aku baru tahu kalau ternyata aku mencintai kamu, dan sampai saat ini belum bisa melupakan semua yang pernah terjadi di antara kita, tutur Arya.

Alia bengong mendengar penuturan lelaki di seberang sana, andai lelaki itu ada di dekatnya ingin rasanya dia memuntahi wajahnya, jijik rasanya mendengar kata kata itu.

Sementara Wisnu yang duduk di sampingnya berusaha menahan amarah yang bergejolak di dadanya, tapi dia masih sabar, ingin tahu bagaimana reaksi gadis di sampingnya.

"Jijik aku mas, mendengar ucapanmu, asal kamu tahu, pintu hatiku telah tertutup rapat, namamu pun telah lama terhapus dari memoriku, jadi jangan bermimpi.

"Al, kamu serius, coba kamu pikirkan lagi, banyak wanita yang tergila-gila dan mengharapkan pria seperti aku, ganteng, mapan, berpendidikan, apalagi yang kurang", ucap Arya panjang lebar.

"Yang kurang moral dan etika kamu, katanya berpendidikan tapi kok hobinya selingkuh, mas, aku tahu bagaimana sakitnya di hianati jadi bagaimana mungkin aku bisa menghianati saudara aku sendiri".

"Bohong, kamu itu sok sok baik Al, lihat saja nanti kamu akan menyesal menolak tawaran aku".

Mendengar kata-kata arya, kuping pak Wisnu menjadi panas, dia meraih ponsel dari tangan Alia.

"Kamu itu laki laki ya, tapi tidak tau menghargai wanita, setelah menghianati Alia, sekarang mau menghianati istri kamu sendiri, kenapa tidak sekalian kamu nikahi keduanya, kalau istri kamu tahu apa ya yang akan dipikirkannya".

"Emang kamu siapa?, beraninya ikut campur urusan orang", ucap Arya lantang.

"Kamu mau tahu aku siapa?, pokoknya mulai sekarang kamu nggak usah ganggu ganggu Alia lagi apalagi berharap Alia mau kembali, tidak akan aku biarkan, ingat itu", balas pak Wisnu.

"Eh, emang punya hak apa kamu ngelarang larang aku, emang kamu bapaknya",

Pak Wisnu terkekeh mendengar ucapan Arya barusan, entah mengapa dia tidak terima kata kata Arya.

"Asal kamu tahu ya Alia itu milik aku, punya aku, kami saling mencintai, dan jangan pernah berpikir untuk mengganggunya atau kamu akan berhadapan denganku, dasar laki laki tidak tau malu", ucap pak Wisnu kemudian langsung mematikan ponsel tersebut.

Alia terdiam menatap pak Wisnu dalam, mencoba mencari sesuatu dari perkataan lelaki itu barusan, dia ingin berkata kata tapi bibirnya keluh tak mampu bersuara sepatah katapun.

"Apa maksudnya?", hanya kata itu yang akhirnya terucap.

"Maaf Al, aku cuma bercanda, semoga dengan begitu Arya tidak menggangu kamu lagi, itu saja tidak ada maksud lain, jawab pak Wisnu.

"Terimakasih karena bapak sudah rela berbohong demi kebaikan aku, tapi tidak usah berbohong, aku tidak suka lelaki pembohong, kalian semua laki laki sama saja", Alia kemudian berdiri meninggalkan pak Wisnu, yang tertegun tak mengerti mengapa wanita itu meninggalkannya begitu saja.

Pak Wisnu berdiri dari duduknya, seolah baru tersadar, diapun keluar mencari sosok Alia, tapi baru beberapa menit gadis itu menghilang entah kemana.

"Alia, Alia...Al, kamu dimana, teriaknya sambil celingukan, sibuk mencari, namun gadis itu benar benar menghilang di telan bumi.

Pak Wisnu kembali duduk di kursi plastik, menuang kembali es teh kegelasnya, mencoba memindai apa yang baru saja terjadi, apa ada yang salah, dia hanya ingin menolong agar lelaki pengganggu itu tidak lagi mengganggu, tapi kenapa Alia pergi begitu saja.

Tapi kenapa sekarang seperti ada yang hilang baru beberapa menit lalu mereka bersama, kenapa sekarang hati pak Wisnu terasa hampa, dia kemudian meraih ponselnya dan mencoba menelpon gadis yang telah mengganggu pikirannya.

Beberapa menit berlalu, ponsel berdering tapi tidak di angkat, hatinya semakin risau, dia pun mencoba mengingat ingat kata kata yang tadi di ucapkannya.

Sekarang dia ingat kata-katanya, bahwa dia mencintai Alia, tapi sejujurnya sejak hari di mana mereka pergi bersama, dia mulai merasa ada sesuatu dalam hatinya,

Sesuatu yang terasa indah, dia selalu ingin mengharapkan kebersamaan, mendengar suara gadis itu membuat hatinya bahagia, dan pak Wisnu tahu bahwa itu adalah benih benih cinta.

Dan dia tidak ingin mengingkari itu, tidak ingin membohongi perasaannya, sungguh baginya mencintai seseorang itu sangatlah sulit, dan ketika perasaan itu hadir, dia akan bersyukur dan menikmatinya, lalu bagaimana dia bisa membiarkan orang lain merayunya walaupun itu Arya, lelaki yang pernah menyakitinya.

setelah menghabiskan segelas es teh pak Wisnu pamit pada bi Suli, dan pak satpam, dia segera melarikan motornya kerumah Bu dian, budenya, dia sangat penasaran dengan sikap Alia yang tiba tiba meninggalkannya.

Setelah pagar dibuka, pak Wisnu memarkirkan motornya di halaman, mendekati Bu dian yang sibuk menyirami bunga bunga kesayangannya.

"Wisnu, keponakan bude tumben, ucap bu dian, melihat keponakannya mendekat dan mencium punggung tangannya.

"Iya Bude, lagi sibuk ya, nggak mau kerumah nemuin mama?", ucap pak Wisnu.

"Mau nu, tapi sekarang bude bingung mikirin tari, katanya udah mau balik ke Indonesia, eh, gimana kalau kita ngobrol didalam, ajak Bu Dian.

"Tan,. boleh nggak aku bicara sama Alia.

Bu Dian mengernyitkan dahinya, merasa aneh, "jadi Wisnu kemari untuk Alia", batinnya

Tak disangka gadis itu muncul secara mengejutkan, dan Bu Dian pun meninggalkan mereka berdua.

"Kenapa kamu ninggalin aku begitu saja", ucap pak Wisnu tanpa basa-basi.

"Maaf tadi aku sudah tidak tahan lagi, daripada aku ee disitu mending ambil langkah seribu.

"Kok nggak bilang sih, di situ kan ada toilet juga".

"Iya tapi WC duduk, aku kan nggak biasa pak.

Pak Wisnu tertawa mendengar kalimat Alia barusan, tapi sesungguhnya dia tertawa bukan karena itu, tapi karena merasa apa yang tadi hilang, kini telah di temukannya kembali, dan dari balik tembok Bu indah memperhatikan dua insan itu.

1
Wanita Aries
Ih dasar pembantu wisnu kurang ajar songong bgt.

Wahh meleyot gak tu si alya
Indriani Kartini
haha akhirnya cair juga egonya
Muliati Sherina
makasih komennya
Muliati Sherina
Alhamdulillah, memang yang namanya cinta ya, indah banget
𝐈𝐬𝐭𝐲
aliya yg di tembak kok aku yg bahagia dan senyum²🤣🤣🤣
R 💤
mending jangan datang aal...
R 💤
betul Al
Wanita Aries
Siapa tuhh
R 💤
tapi takutt Al, kamu harus hati2
R 💤
mau kasihan tapi gimana ga.....
R 💤
betul Alia, dia bisa berbuat yg lebih jika dibebaskan
Muliati Sherina
lanjut dong, kan ada mbak yang selalu nyemangati, terimakasih/Pray//Pray//Pray/
Wanita Aries
Lnjut thor
R 💤
itu sudah pasti Al...
R 💤
huffft hampir saja
Wanita Aries
Rasain noh bu sari.. pny mulut asal ngomong aj
Muliati Sherina: akhirnya dapat balasan juga
total 1 replies
Muliati Sherina
Semangat masih diangka 50, perlu tambahan semangat lagi
Muliati Sherina
Masih belajar, masih cupu, terimakasih, perlu belajar dari suhu
Muliati Sherina
Terimakasih kritikannya ya , sangat membangun nanti akan coba saya koreksi
R 💤
semangatt terus thorr ✊🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!