Apa jadinya jika seorang gadis remaja sudah bisa mengeluarkan ASI? Ya hal itu yang dialami oleh Shireen. Entah keajaiban darimana, tiba-tiba gadis berparas cantik nan manis itu bisa mengeluarkan ASI. Ia sadar dengan keanehannya, setelah sesaat ia bangun dari koma. Ia memberikan ASInya itu kepada bayi kembar seorang duda. Siapa sangka justru pertemuan Shireen dengan Sugar Daddy itu menjadi sebuah ikatan cinta.
Lantas siapakah seorang duda itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama Memijat
Shireen memang bodoh. Seakan menceburkan diri sendiri ke dalam kolam buaya. Kini, gadis itu tengah berdebar tak karuan di saat ia harus menyentuh tubuh Samuel.
'Demi mengambil hati Om Sam, dengan bodohnya ide buat mijitin dia sampe ke otak. Mana gak bisa mijit lagi,' batinnya merutuki diri sendiri.
"Ayo tunggu apa lagi? Badanku terasa pegal semua," ucap Samuel. Ia mengetahui bahwa gadis yang berada di hadapannya ini sedang gugup untuk mendekat dan menyentuh dirinya.
Shireen mulai mendekati Samuel yang tengah berada di sofa, yang dengan santainya pria itu bersandar seakan sudah siap untuk dipijit.
"Kemarikan kaki Om, pasti yang paling pegal kaki 'kan?"
"Tidak! Yang kurasakan sekarang, badanku yang sangat pegal. Jadi, kau pijat punggungku dan dadaku saja."
'Mampus lu Shireen,' umpat dalam hati Shireen.
"Oke, tapi jujur Shireen gak ada bakat pijat memijat Om, hehe ...."
"Aku tidak perduli, sekarang kau pijat badanku cepat. Tadi 'kan kau yang menawarkan sendiri."
Sekarang gadis itu sudah tidak bisa mengelak lagi. Ia harus melakukan apa yang diucapkannya.
Shireen menghampiri, dan ia duduk timpu di depan Samuel yang sudah memejamkan mata dengan bersandar di sandaran sofa.
Dengan gemetar dan sedikit berdebar, gadis itu mulai mengolesi minyak pijat di badan tuannya. Samuel merasa keenakan, karena tangan lembut Shireen begitu halus menulusuri dadanya.
"Om, nanti kalo kenapa-napa setelah Shireen pijat, Om gak salahin aku 'kan?" ujar Shireen.
Dengan hati-hati gadis itu mulai memijat punggung tuannya. Posisi Shireen saat ini, duduk menekuk lutut di samping Samuel yang berselonjor. Mereka sama-sama berada di atas sofa.
"Aku tidak menyalahkanmu, tapi aku meminta pertanggungjawabanmu."
"Masa iya abis dipijitin langsung hamil?" gumamnya dengan lirih.
Samuel merutuki kebodohan Shireen dalam hati. 'Sungguh polos dan sedikit bodoh,' batin pria itu.
"Om punggungnya sudah enakan? Gimana, aku bisa 'kan mijitin. Wah, bisa buka cabang pemijatan ini." Lihatlah gadis ini, berceloteh dengan kekehannya yang terdengar sungguh konyol.
Samuel mengarahkan tangan Shireen untuk memijat bagian dadanya. Tidak munafik, ia mengakui pijatan gadis ini begitu menenangkan. Walaupun terasa lambat atau gerakan pijatan yang lembek, tapi mampu menghilangkan rasa pegal-pegal di tubuhnya.
Shireen semakin berdenyut-denyut dalam hatinya. Ia merasakan langsung tonjolan di dada bidang Samuel. Mungkin ini adalah suatu keberuntungannya dari para jal*ng di club yang sangat gatal menyentuhnya.
Tubuh atletis dan perut sixpack yang begitu tercetak jelas benjolan di sana, membuat pikiran Shireen melayang bagaikan dibawa kuyang. Uhh, sungguh sempurna bentuk tubuh duren ini.
Samuel membuka matanya, ia melihat kaki Shireen yang bertekuk lutut itu seakan tidak bisa diam. Ia tahu, pasti gadis ini merasa pegal. Jika keram bagaimana? Samuel pun menegakkan badannya, kemudian memegang pinggang langsingnya.
"Om!"
Shireen pun terkejut dengan perlakuan Samuel. Saat ini dirinya sudah duduk di pangkuan pria itu. Jelas ketar-ketir, terlebih ada sesuatu yang membuat nyaman di sana.
"Ini memudahkanmu. Jika keram, pasti kau tidak akan bisa bergerak dengan posisi seperti tadi," ujar pria itu. Jujur saja, memang benar Shireen bisa kesemutan jika terus berdeku dalam posisi itu.
Namun, Shireen gelisah. Pasalnya ada sesuatu yang mengganjal di bawah sana. Ia tahu itu apa, karena merasa gugup akhirnya ia beranjak dari posisi itu dan menyudahi kegiatan memijatnya itu.
"Hmm Om udah ya. Shireen masih ada PR yang belum dikerjakan!" Dengan terburu-buru gadis lari terbirit.
Saat itu Samuel justru tersenyum. Ia mengerti apa yang dirasakan Shireen. Ia hanya merasa lucu saja dengan ekspresi gugup gadis itu.
"Astaga, banyak wanita malam yang menggodaku dengan berbagai cara pemanasan mereka. Namun, hanya diduduk saja saat ini gairahku keluar. Untungnya aku tidak benar-benar meminta pertanggungjawabannya," gumamnya.
Akhirnya pria itu pun melangkah menuju kamar mandi. Ya tempat pelampiasannya hanya di sana.
***
Shireen bersandar di dinding dengan mengatur napasnya. Ia merasa nadinya berhenti sejenak.
"Ohooo, tadi apa bestieh?" gumamnya.
"Nona kenapa?" Tiba-tiba Inah datang dan menanyakan apa yang terjadi dengan gadis aneh ini.
"Eh Bibik. Enggak, tadi aku kaget liat kecoa, dan hampir injak jadi sekarang masih ngos-ngosan. Kecoanya gede banget sama yang kayak di film si botak kembar."
Inah tertawa kecil, ia merasa lucu dengan ucapan konyol dari Shireen itu. "Mana ada kecewa Nona," ucapnya terkekeh.
"Hmm, Bibik mau apa bawa-bawa wadah itu? Ada yang sakit siapa?"
Shireen terfokus dengan sebuah wadah yang dibawa oleh Inah. "Oh ini untuk mengompres nona kembar yang sedang demam, Nona."
"Lia Lisa sakit?"
"Iya Nona, seharian tadi mereka tidak keluar kamar, sekolah pun izin tidak masuk."
'Hmm, kasihan juga tuh' lambe turah. Bantu deh' pasti Bik Inah juga kerepotan,' batinnya.
"Boleh aku ikut melihat mereka?"
"Ya, silahkan Nona. Mari!"
Shireen pun mengintil dari belakang. Ia mengikuti Inah yang ingin mengompres kedua adik kembar Samuel.
Benar saja, Shireen melihat kedua gadis kembar di sana tengah menggigil sepertinya kemarin. Mereka sama-sama terbalut selimut tebal.
"Biar aku yang kompres Lia, Bibik kompres Lisa ya."
"Tapi tidak apa-apa Nona? Ini pekerjaan saya."
"Nggak apa-apa kok Bik, kasihan mereka Bik kayak meriang banget badannya."
Shireen pun mengompres kepala Lia, dengan telaten gadis itu juga memberikan selimut yang tebal agar menghangatkan tubuh keduanya.
"Terima kasih Nona," ucap Inah.
Mungkin jika kedua gadis kembar itu membuka matanya, Shireen akan disuruh keluar dari kamarnya dengan kasar. Mengingat mereka yang membenci keberadaan Shireen, sudah pasti mereka melakukan itu.
"Sama-sama Bik."
Shireen dan Inah keluar dari kamar.
"Sebenarnya kenapa mereka bisa demam tinggi kayak gitu Bik?" tanya Shireen.
"Semenjak tuan mengetahui kejadian yang di mana mereka menyalahkan Nona, tiba-tiba semua fasilitas mereka diblacklist sebagai hukuman sudah menuduh Nona. Jadi, mereka kemarin sempat kehujanan selepas pulang sekolah, karena mereka tak diantar jemput dengan supir," jelas Inah.
"Issh kok Om tega banget ya!"
"Memangnya Nona tidak kesal dengan tuduhan mereka, yang jelas-jelas Nona tidak salah?"
"Kesal Bik, tapi hukuman kayak gitu tuh' keterlaluan. Lagian aku udah maafin mereka kok, walaupun mereka gak minta maaf langsung ke aku," seloroh Shireen.
'Jarang gadis sekarang mempunyai kepribadian seperti Nona,' batin Inah.
***
Keesokan paginya.
Shireen mengangkat kedua bayi yang tengah celam-celam meminta untuk disusui.
Dengan satu persatu Shireen menyusui mereka secara bergantian. Namun tiba-tiba kedua bayi kembar itu melepaskan guluman mulutnya dari pu*ing Shireen. Entah kenapa ini tidak seperti biasa.
"Astaga, ternyata air susu gue gak keluar lagi," gumamnya terkejut saat melihat tak ada air susu yang menetes sedikit pun.
Bersambung ...