NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Sambung Sahabatku

Menjadi Ibu Sambung Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Duda / Ibu Pengganti / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: AgviRa

Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan ayah dari sahabatnya sendiri karena sebuah kesalahpahaman. Apakah dirinya dapat menjalani kehidupannya seperti biasanya atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AgviRa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Weekend

Hari demi hari pun berlalu. Setelah 5 hari ospek maba. Kini Azalea menikmati weekend bersama keluarga kecilnya. Papa Damian mengajak Azalea dan Dina ke sebuah taman. Mereka bertiga kini sudah berada di taman.

"Wah, mas. Ada jajanan kuliner juga di sana. Kita jajan dulu aja yuk!!" Ucap Azalea yang matanya berbinar ketika melihat banyaknya grobak jajanan berjejer-jejer di sebelah taman tersebut.

"Eh bentar Zaa." Ucap Dina yang tiba-tiba menyahut ucapan Azalea dan menahan Azalea untuk menghentikan langkahnya. Papa Damian pun juga ikut menggentikan langkahnya.

"Ada apa, Din?" Tanya Azalea.

"Pa, papa, bawa uang cash kan?" Tanya Dina pada papanya.

Dina khawatir, karena disana yang berjualan tak menggunakan mesin gesek atau aplikasi, nanti saat sudah jajan banyak tapi gak bawa uang.

Azalea pun mengangguk, dia juga langsung melihat suaminya. Takutnya yang dikhawatirkan Dina benar.

"Nah, untung kamu menanyakannya, sayang. Kalau enggak, kita gak jadi jajan. hehe." Ucap papa Damian. "Ya udah, papa nyari ATM dulu ya sayang!! Dek, sebentar ya. Sepertinya tadi di sebelah tempat parkir ada ATM Bersama. Kalian pesan dulu aja, takutnya kalau nunggu kelamaan lagi." Sambung papa Damian dan keduanya pun mengangguk menyetujui ucapan papa Damian.

Papa Damian pun langsung pergi ke ATM untuk mengambil uang. Sementara Azalea dan Dina kini memesan berbagai jajanan pasar seperti telur dadar gulung, bakso bakar, lumpia, sempol, dan masih banyak lagi.

Papa Damian pun tak lama sudah menyusul mereka berdua.

"Kalian pesan apa aja?" Ucap papa Damian.

"Nih, mas. Tolong bayarin ya mas. hihi." Ucap Azalea pada suaminya.

Papa Damian yang melihat banyaknya yang mereka bawa pun sedikit melongo. Papa Damian pun membayar jajanan yang sudah mereka pesan tadi.

"Kalian yakin mau makan sebanyak itu?" Ucap papa Damian.

"Tenanglah, pa. Kita pastikan semua ini akan ludes sekali babat. Emang papa gak mau?" Ucap Dina yang yakin 100℅ dengan apa yang dia katakan.

"Iya, mas. Ini mah belum seberapa. Nanti kalau kurang, beliin lagi ya mas." Ucap Azalea.

"Makanan sebanyak ini apa gak bikin kenyang duluan nanti?" Tanya papa Damian yang mengambil kantong bawaan mereka berdua.

"Kita kan hidup di Indonesia, mas. Kalau belum makan nasi mah mana bisa kenyang. Bener gak, Din." Ucap Azalea.

"Yo'i, mom." Jawab Dina singkat.

Mereka bertiga kini beralih ke pedagang minuman. Azalea dan Dina memimpin jalan sedang papa Damian hanya mengekori mereka berdua. Berasa momong anak aja.

Setelah mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Mereka langsung mencari gubuk-gubukan yang belum ditempati orang.

Benar kata Dina dan Azalea. Jajanan sebanyak itu pun ludes sekali babat. Papa Damian benar-benar tak habis pikir dan hanya geleng-geleng kepala.

*Muat-muatnya perut mereka. Punya badan kecil tapi makannya pada banyak.* Batin papa Damian.

Tak terasa waktu cepat berlalu. Kini jam sudah menunjukkan pukul 13.00 WIB. Mereka pun memutuskan untuk menjalankan ibadah shalat dzuhur terlebih dahulu.

"Kita mau makan dimana enaknya, mas, Din?" Ucap Azalea.

"Gimana kalau kita ke mall aja!! Terus, nanti kita nonton bioskop. Kan kita sudah lama banget gak nonton bareng, Zaa. Papa, mau kan?" Ucap Dina memberikan saran.

"Boleh, hari ini lakukanlah sesuai keinginan kalian." Jawab papa Damian.

Azalea dan Dina pun bersorak ria. Kapan lagi kan ada waktu ngumpul begini?

Akhirnya mereka pun makan di salah satu tempat makan di dalam mall tersebut. Mereka memesan makanan sesuai selera masing-masing.

"Loh, Dina, Zaazaa. Kalian juga di sini? Ucap Aldo tiba-tiba datang menghampiri meja mereka bertiga.

"Eh, kak Aldo. Sama siapa ka?" Jawab Dina dengan balik bertanya.

"Tuh, sama mereka berdua." Jawab Aldo.

"Siapa, sayang?" Tanya papa Damian.

"Kenalin pa. ini ka Aldo senior kita berdua di kampus." Ucap Dina yang memperkenalkan Aldo pada papa Damian.

"Om, saya Aldo." Aldo menyalami tangan papa Damian mengajak berkenalan.

"Saya papanya Dina. Panggil saja Pak Damian." Ucap papa Damian dan dibalas anggukan oleh Aldo.

"Kalau begitu saya ijin pamit, pak, Din, Zaa. Mau gabung kembali sama teman-teman di meja sana." Ucap Aldo berpamitan dengan sopan.

"Ya, silahkan." Jawab papa Damian singkat. Dina dan Azalea hanya mangguk-mangguk.

Setelah Aldo berpamitan, pesanan mereka bertiga pun datang. Mereka langsung menikmati makan siang dengan hening.

Tanpa mereka sadari. Alex yang duduk di meja seberang bersama Aldo dan Gery pun diam-diam melirik Azalea. Tadinya Alex ingin ikut menghampiri mereka. Namun, karena ada laki-laki berusia matang bersama mereka berdua, niatnya dia urungkan.

Setelah selesai makan. Seperti rencana awal mereka akan menonton bioskop. Mereka langsung naik ke lantai 5. Azalea dan Dina memutuskan untuk menonton film horror. Pikir mereka sih pasti seru. Papa Damian ngikut saja apa yang mereka mau. Mereka langsung memesan tiket dan cemilan serta minuman di sana. Dirasa sudah, mereka pun masuk dan duduk di kursi yang sudah mereka pesan.

Sebenarnya papa Damian seram jika harus menonton film horror. Tapi, karena tak mau malu di depan istri dan anaknya, mau tak mau papa Damian pasrah dan mengikuti apa yang mereka mau.

Film pun dimulai. Azalea dan Dina terlihat fokus menonton, sedang papa Damian merasa dingin karena merinding. Apalagi ketika hantu tiba-tiba muncul dan menampakkan diri dan diiringi suara keras mengagetkan. Papa Damian begitu tegang. Azalea yang menyadari telapak tangan suaminya dingin pun menengok ke samping. Yah, mereka berdua sedari awal berpegangan tangan, karena itulah Azalea menyadari perubahan suhu suaminya.

"Mas, mas baik-baik aja?" Tanya Azalea.

"Em anu dek, mas hanya sedikit tegang dan kaget saat hantunya keluar tadi. hehe." Jawab papa Damian yang memang merasa sedikit tegang.

Azalea pun tersenyum dan langsung mempererat genggamannya. Azalea juga menyandarkan kepalanya pada lengan suaminya. Azalea benar-benar bisa mendengar detak jantung suaminya yang begitu cepat.

"Mas merem aja dan berpura-pura tidur aja, biar gak tegang begini. Nanti kalau Dina tau papanya begini bisa diketawain." Ucap Azalea memberi saran.

Papa Damian pun menuruti ucapan istrinya. Benar juga, nanti kalau anaknya tahu pasti dia akan menjadi bahan ejekan.

Film pun selesai. Papa Damian yang tadi berpura-pura ketiduran pun kini menggeliatkan badan dan membuka mata dan terbangun seolah tadi tidur beneran. Dina pun berfikir kalau papanya tadi beneran ketiduran. Azalea yang tahu suaminya sedang berdrama pun menahan tawanya dan hanya tersenyum kecil.

Setelah menonton, mereka pun memutuskan untuk pulang saja. Tapi, sebelum meninggalkan mall, Azalea meminta suaminya untuk menemani dirinya membeli beberapa makanan ringan untuk cemilan di rumah. Dina yang sedikit mengantuk pun langsung ke parkiran dan menunggu papa mamanya di dalam mobil.

Azalea dan papa Damian kini masuk ke sebuah swalayan. Papa Damian mengambilkan troli untuk istrinya. Azalea memilih-milih makanan ringan dan memasukkannya ke dalam troli yang papa Damian ambil. Dirasa sudah cukup, mereka berdua mendorong troli bersama menuju kasir.

Tapi, tiba-tiba ada yang menghentikan langkah mereka.

"Damian, tunggu." Seorang wanita memanggil papa Damian.

Azalea dan papa Damian pun menghentikan langkahnya. Papa Damian yang merasa dipanggil pun menengok ke arah belakang untuk melihat siapa yang telah memanggil namanya.

"Damian, lama tak bertemu. Aku kangen banget." Ucap wanita tersebut dengan tiba-tiba memeluk papa Damian. Papa Damian yang merasa dapat pelukan secara mendadak pun kaget. Papa Damian melirik istrinya yang hanya diam mematung, sadar akan diamnya istrinya itu sontak papa Damian langsung melepaskan pelukan wanita tersebut, sedikit memaksakan sih sebenarnya.

"Damian, kenapa lama banget gak pernah main ke rumah lagi? Ayah nanyain kabar kamu terus tau." Ucap wanita itu.

"Aku sibuk, Sin. Lagi pula aku dulu ke rumah kamu karena ada urusan sama ayah kamu kan? Sekarang sudah gak lagi, jadi aku gak kesana lagi." Ucap papa Damian menjelaskan.

"Ih Damian, padahal ayah mau ngomong serius sama kamu. Ayah mau kamu melamar aku. Dan maunya secepatnya kamu menikah denganku. Ayah udah cocok banget sama kamu." Ucap Sinta, wanita yang mengenal papa Damian lewat sang ayah. Mereka bisa saling mengenal karena dulunya sang ayah dan papa Damian terikat suatu pekerjaan.

Azalea yang mendengar ucapan wanita tersebut langsung melotot. Papa Damian yang sadar akan reaksi istrinya langsung menggenggam tangan istrinya.

"Oh iya, Sin. Kenalin, ini Zaazaa, istri aku." Papa Damian mengenalkan istrinya pada Sinta.

"Tolong bilang sama ayah kamu, kalau aku kini sudah punya istri, jadi tak akan pernah menikah lagi dengan wanita mana pun lagi." Ucap Damian tegas.

"Kamu udah nikah? Dia? Gak mungkin, kamu nikah sama bocah begini? Apa kamu ngaco? Masih mending aku kemana-mana, Damian." Ucap Sinta dengan tak percaya dengan apa yang dia dengar. Sinta menatap Azalea sengit.

"Iya dia istriku. Aku gak ngaco apalagi menghalu ataupun berdrama. Kami menikah hampir sebulan ini." Ucap papa Damian.

"Tidak, tidak, tidak. Gak bisa, gak bisa. Mana bisa kamu menikah dengan bocah begini, Damian? Atau kamu udah kena pelet cewek ini? Atau dia mengejar-ngejar kamu sampai sudah memuaskanmu sebelumnya?" Ucap Sinta yang masih tak percaya.

"Tak apa kamu tak percaya dengan apa yang aku katakan. Aku dan istriku pamit duluan. Anakku sudah menunggu di parkiran." Pamit papa Damian dan mengajak istrinya meninggalkan Sinta.

Sinta yang masih tak percaya dan terima pun mengepalkan tangannya dengan kuat.

*Aku gak akan biarkan kamu dimiliki wanita lain Damian, hanya aku, hanya aku wanita yang akan memilikimu.* Batin Sinta.

Setelah membayar barang belanjaan. Azalea dan papa Damian langsung ke parkiran. Saat masuk mobil. Ternyata Dina sedang tidur. Jadi, mereka aman untuk tidak perlu menjelaskan kepada anaknya itu kenapa belanjanya bisa lama.

Selama di perjalanan pulang, papa Damian menyadari akan perubahan sikap istrinya. Sedari tadi Azalea hanya diam.

Wah, bakal jadi PR papa Damian menghadapi mood labil istrinya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!